CONGENITAL GLAUCOMA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2018
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya lah kami, penulis, dapat menyelesaikan tugas student project kami
yang berjudul “Congenital Glaucoma”. Tak lupa juga kami ucapkan terimakasih
kepada supervisor kami, yaitu dr. I Wayan Eka Sutyawan, Sp.M yang telah
membantu dan membimbing kami mulai dari awal pembuatan student project ini
sampai akhirnya dapat menyelesaikannya tepat pada waktunya. Tanpa bimbingan
beliau, tentu akan jauh lebih sulit untuk kami sebagai penulis dalam menyelesaikan
tugas ini.
Student project ini kami buat untuk mengetahui lebih dalam mengenai
glaukoma kongenital dimana glaukoma kongenital merupakan suatu keadaan
dimana terdapat tekanan bola mata yang meninggi, yang akan menimbulkan
kerusakan pada mata dan memburuknya tajam penglihatan pada waktu permulaan
masa bayi atau pada masa kanak-kanak. . Jika pada masa kanak-kanak terjadi
kerusakan pada mata, tentu dampaknya akan sangat besar pada pertumbuhan
manusia tersebut. Oleh karena itu, kami rasa penting untuk membahas topik ini.
Kami sebagai penulis berharap student project ini dapat bermanfaat bagi
semua pembaca dari tulisan ini. Kami juga sadar, bahwa tugas ini juga masih
memiliki banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritikan dan saran yang membangun agar dapat memperbaiki tulisan
kami di masa yang akan datang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I: PENDAHULUAN
2.1 Definisi……………………………………………………………...5
2.2 Epidemiologi……………………………………………………......5
2.5 Patofisiologi………………………………………………………...7
2.6 Diagnosis…………………………………………………………...7
2.8 Penatalaksanaan…………………………………………………....11
2.9 Pencegahan………………………………………………………...12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….......15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
ISI
2.1 Definisi
2.2 Epidemiologi
5
diturunkan secara resesif. Kira-kira 3% dari saudara kandung dapat mempengaruhi
jika dia laki-laki dan 0% bila dia perempuan.4
Apabila sel dan jaringan mata bayi tidak tumbuh dan berkembang sewajarnya
di dalam kandungan, bayi mungkin memiliki masalah drainase mata setelah ia lahir.
Namun, sebenarnya penyebab glaukoma kongenital primer belum diketahui secara
pasti. Beberapa kasus merupakan kondisi keturunan, sementara kasus lainnya tidak.
Kebanyakan kasus glaukoma kongenital primer ini terjadi secara sporadik. Kira-
kira 10% dari kasus ditemukan berhubungan dengan gen autosom resesif. Pada
keadaan ini, kedua orang tua biasanya carrier heterozigot yang tidak memiliki sakit
ini. Penelitian lain menunjukkan bahwa glaukoma kongenital ini dapat diturunkan
melalui pola poligenetik. Hal ini mengacu pada persentase pria yang terpengaruh
dan keterlibatan saudara kandung 3-11% dibanding dengan 25% yang diturunkan
secara resesif. Kira-kira 3% dari saudara kandung dapat mempengaruhi jika dia
laki-laki dan 0% bila dia perempuan. Pada awal 1998, dua gen glaukoma kongenital
autosomal resesif dapat diidentifikasi yaitu: GLC3A pada kromosom 2p2l dan
GLC3B pada kromosom lp36.5Faktor pemicu
6
dan menyebabkan pembesaran mata bayi, bagian depan mata berair dan tidak tahan
terhadap cahaya. Pada umumnya glaukoma yang mempengaruhi anak-anak
dibawah 3 tahun adalah kornea dan mata membesar. Gejala klinis yang terjadi
antara lain1:
a. Edema kornea: Disebabkan oleh peningkatan tekanan intra okular (TIO) dan
dapat berupa onset halus dan bertahap atau mendadak. Edema kornea sering
disertai dengan istirahat lengkung di membran Descemet (Haab striae),
yang tetap selama sisa hidup pasien.1
b. Buphthalmos: Pembesaran bola mata akibat adanya TIO meningkat. Semua
bagian mata dapat meregang sebagai respons terhadap peningkatan TIO
sampai usia 3 atau 4 tahun. Pada anak-anak yang sehat, diameter kornea
horizontal normal adalah 9,5 hingga 10,5 mm untuk bayi baru lahir dan 10,0
hingga 11,5 mm pada usia 1 tahun. Diameter yang lebih dari 1,0 mm di atas
kisaran normal menjadi perhatian. Glaukoma harus dicurigai pada setiap
anak dengan diameter kornea lebih dari 13,0 mm. Buphthalmos ditandai
dengan epifora, photophobia dan blepharosparm.1
c. Epifora: Air mata keluar berlebihan karena saluran air mata tidak berfungsi
normal.2
d. Photophobia: Pengembangan intoleransi cahaya.2
2.5 Patofisiologi
Glaukoma kongenital primer terbatas pada kelainan perkembangan yang
mempengaruhi trabecular meshwork. Ini berfungsi untuk membedakannya dari
glaukoma masa kanak-kanak lain yang terkait dengan kelainan kongenital okular
dan sistemik lainnya, serta glaukoma masa kanak-kanak yang mungkin sekunder
akibat gangguan okular lainnya, seperti peradangan, trauma, dan tumor.6
7
optik) ketika media cukup jelas. Diagnosis ditegakkan dengan peningkatan TIO
dengan temuan kornea (pembesaran diameter, edema epitel, horizontal breaks di
membran Descemet), peningkatan panjang aksial sesuai usia, dan peningkatan rasio
cup / disk lebih dari 0,3.
8
meningkatnya ketebalan lensa karena perkembangan katarak dapat
menghasilkan sudut tertutup.
2.6.2 Tonometri
Hasil penelitian dilakukan dalam jumlah subyek yang besar menunjukkan
bahwa distribusi Tekanan Intra Okuler miring terhadap nilai yang lebih
tinggi dan tidak menunjukkan distribusi normal sepenuhnya. Rata-rata TIO
normal (± standar deviasi) berada di area tersebut dari 15,5 (± 2,6 mmHg),
dan yang ditentukan secara statistik nilai batas atas TIO normal sekitar 21
mmHg. Selanjutnya, TIO juga menunjukkan variasi musiman, dengan
tekanan menjadi lebih tinggi di musim dingin dan lebih rendah di musim
panas.
Faktor yang memainkan peran dalam TIO termasuk usia,jenis kelamin,
refraksi, ras, postur, latihan, tekanan darah , tekanan kelopak mata, dan
gerakan okular. Selain itu, berbagai obat dapat mempengaruhi TIO.
2.6.3 Gonioskopi
Gonioskopi sangat diperlukan dalam perawatan dan diagnosis glaukoma.
Dalam gonioskopi, itu penting untuk mengenali berbagai struktur dengan
tepat yang menyusun sudut ruang anterior, seperti garis Schwalbe,
trabecular meshwork, skleral spur , dan Ciliary band . Temuan patologi
gonioskopi termasuk iskemik okular temuan seperti retinopati diabetik,
vena retina oklusi, dan oklusi arteri karotis internal, dan neovaskularisasi
juga dapat terjadi pada sudut ruang anterior. Dari sudut pandang fisiologis ,
neovaskularisasi dapat diamati di sudut ruang anterior, dengan pembuluh
darah mengikuti alur yang konsentris atau memancar. Neovaskularisasi
patologis
melibatkan jalur melengkung yang tidak beraturan, dengan banyak bifurkasi
dalam banyak kasus, dan mungkin juga disertai dengan synechiae anterior
perifer.
2.6.4 Ophthalmoscopy
9
Dalam mendiagnosis glaukoma, deteksi perubahan morfologi pada optic
disc atau lapisan serat saraf retina sangat penting. Meskipun temuan
patologis dari disk optik atau lapisan serat saraf retina terkait dengan
stadium penyakit glaukoma.7
2.7 Diagnosis Banding
10
2.8 Penatalaksanaan
Pada umumnya, pasien kogenital glukoma menjalani pengobatan yang
dibedakan menjadi 3 yakni, terapi dengan penggunaan obat, operasi pembedahan,
dan terakhir yaitu metode laser.
11
lubang pada trabekulum Meshwork sehinggga terdapat saluran pembuangan humor
aquos. Proses goniotomi direkomendasikan bagi anak lebih kecil dari 2-3 tahun
dengan kornea jernih sedangkan trabekulotomi direkomendasikan anak lebih dari
2-3 tahun dan pada semua umur dengan kornea berkabut yang menghalangi
visualisasi adekuat.
Namun jika kedua cara ini gagal, dapat melakukan metode laser. Terapi laser
dibagi menjadi 3 yakni
12
13
BAB III
KESIMPULAN
Tipe infantile
Tipe yang berhubungan dengan kelainan kongenital lainnya.
Tanda dan gejala klinis glaucoma kongenital ini mencakup 3 tanda klasik berupa:
Epifora,
Fotofobia, dan
Blepharospame
14
DAFTAR PUSTAKA
15