LAPANG PANDANG
Penulis : Xinbo Zhang, Anna Dastiridou, Brian A. Francis, Ou Tan, Rohit Varma, David S.
Oleh
406192039
Pembimbing
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
dr. Saptoyo Argo Morosidi, Sp.M dr. Saptoyo Argo Morosidi, Sp.M
Judul jurnal
Penulis
Xinbo Zhang, Anna Dastiridou, Brian A. Francis, Ou Tan, Rohit Varma, David S. Greenfield,
Joel S. Schuman, David Huang
Sumber
LATAR BELAKANG
OCT sudah sering digunakan untuk mengukur ketebalan dari lapisan serabut saraf
dan kompleks sel ganglion yang berhubungan erat dengan tingkat keparahan penyakit
glaukoma. OCT dipecaya dapat mendiagnosis glaukoma dengan objektif dan memiki akurasi
yang baik, serta dapat memprediksi kemungkinan tingkat keparahan dari penyempitan lapang
pandang. Baru baru ini pemeriksaan lapang pandang dipercaya lebih informative untuk
glaukoma yang sudah tahap lanjut . OCT didpercaya lebih baik untuk mendeteksi glaukoma
pada tingkat keparahan yang lebih ringan. OCT biasa digunakan klinisi untuk memonitor
progresivitas glaukoma karena lebih objektif jika dibandingkan dengan pemeriksaan lapang
pandang.
TUJUAN
METODOLOGI
Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan evaluasi berkala selama 5 kali (setiap
6 bulan) menggunakan OCT untuk mengukur ketebalan dari kompleks sel ganglion, dan
lapisan serabut saraf peripapilar dengan menggunakan pemeriksaan lapang pandang.
Penelitian ini dilakukan pada tiga kelembagaan yaitu Doheny Eye Institute at the University
of Southern California, the University of Pittsburgh Medical Center, and Bascom Palmer
Eye Institute at the University of Miami.
Progresivitas glaukoma di analisis dengan membagi subjek penelitian menjadi 2
kelompok yaitu perimetric glaucoma (PG) dengan pre-perimetric glaucoma (PPG). Pada
kelompok PPG, tidak terdapat adanya gangguan lapang pandang, namun sudah tampak
adanya tampakan glaukoma pada diskus optikus dan cup-disc ratio. Sedangkan pada
kelompok PG akan dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan tingkat keparahannya,
yaitu tingkat ringan, sedang, dan berat.
Akan digunaka 5 kali visit pada penelitian ini, pengukuran yang pertama kali
akan digunakan sebagai baseline dan 4 sisanya adalah pengukuran ulang. Untuk
mempertahankan penelitian dari adanya bias, maka hanya pengukuran dengan kedua alat di
hari yang sama yang hasilnya akan diambil. Peneliti juga mengeksklusi subjek dengan
penyakit katarak.
Kriteria Inklusi :
Kriteria Eksklusi :
HASIL
Dari total 663 pasien PPG, hanya ada 356 yang memenuhi kriteria inklusi dan
menjadi subjek penelitian, dan didapatkan 153 dari 377 subjek untuk PG. Serta setelah
melakukan eksklusi pada 3% pasien dengan katarak. Penelitian dilakukan selama 54,1 + 16,2
bulan untuk pasien PPG, dan 56,7 + 16,0 bulan untuk pasien PG. Tidak didapatkan adanya
perbedaan umur, ras, jenis kelamin, dan riwayat glaukoma di keluarga pada kedua kelompok.
Peneliti melakukan investigasi pada tebal kompleks sel ganglion, lapisan sel
serabut saraf peripapiler dan melihat hubungannya dengan progresivitas glaukoma.
Didapatkan nilai p yang signifikan untuk kedua parameter pada uji OCT (p<0.001, p<0.001
untuk kompleks sel ganglion, dan p=0.034, p<0.001 untuk lapisan serabut saraf). Dengan
menggunakan satu parameter saja yaitu kompleks ganglion retina pada kedua kelompok
sudah terlihat adanya perbedaan yang bermakna (p=0.042, p=0.034). Untuk kedua parameter,
terdapat nilai signifikansi yang sama dalam menentukan progresivitas penyakit.
Gambar 1 Karakteristik Subjek Penelitian
Penggunaan OCT memiliki kelebihan dalam akurasi dan kecepatan identifikasi progresivitas
glaukoma pada seluruh tingkat keparahan penyakit, terutapa pada suspek glaukoma dan
glaukoma derajat ringan. Pada OCT, parameter yang cukup sensitif untuk melihat keparahan
glaukoma adalah ketebalan dari kompleks sel ganglion.