Anda di halaman 1dari 11

JURNAL PENELITIAN

TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN GLAUKOMA TENTANG CARA PENGGUNAAN DAN


PENYIMPANAN OBAT TETES MATA TIMOLOL DI POLI MATA RSUD ULIN BANJARMASIN

DOSEN PENGAMPU : NS. DITA AMITA S.KEP, M.KEP


KELOMPOK 3
DISUSUN OLEH :
•ANDELA NUR SAFITRI
•CINDI NARA CINTA
•HESTI KISMITA
•OKTARIANA
•SELINDA LESTARI
•YOGA KRISTIANTO
No. Item Ringkasan Jurnal Analisis
1 Abstrak Obat tetes mata Timolol merupakan salah satu obat Apakah abstrak sudah menjelaskan hal yang
yang paling sering digunakan untuk pengobatan melatarbelakangi penelitian, metode, hasil dan
glaukoma. Pasien glaukoma di Poli Mata RSUD Ulin kesimpulan.
Banjarmasin cenderung meningkat salah satu Latar belakang :
penyebabnya karena kurangnya pengetahuan pasien Obat tetes mata Timolol merupakan salah satu obat
tentang cara pengobatan yang sedang mereka lakukan. yang paling sering digunakan untuk pengobatan
Informasi cara pakai tetes mata yang umum glaukoma. Pasien glaukoma di Poli Mata RSUD Ulin
menyebabkan tidak sedikit pasien keliru dalam Banjarmasin cenderung meningkat salah satu
penggunaannya. Oleh karena itu penelitian ini penyebabnya karena kurangnya pengetahuan pasien
dilakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat tentang cara pengobatan yang sedang mereka lakukan.
pengetahuan pasien glaukoma tentang cara penggunaan Informasi cara pakai tetes mata yang umum
dan penyimpanan obat tetes mata Timolol. Penelitian ini menyebabkan tidak sedikit pasien keliru dalam
merupakan penelitian observasional yang dilaksanakan penggunaannya. Oleh karena itu
secara prospektif Tujuan :
penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui
tingkat pengetahuan pasien glaukoma tentang cara
penggunaan dan penyimpanan obat tetes mata Timolol.
dilakukan selama bulan Januari-Maret 2019. Populasi Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang
dalam penelitian ini adalah pasien yang berkunjung ke Poli dilaksanakan secara prospektif dengan penyajian data secara
Mata RSUD Ulin yang memenuhi kriteria inklusi dan deskriptif. Penelitian ini dilakukan selama bulan Januari-Maret
eksklusi. Pengambilan sampel menggunakan metode 2019. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang berkunjung
sampling jenuh. Pengambilan data dilakukan dengan cara ke Poli Mata RSUD Ulin yang memenuhi kriteria inklusi dan
wawancara menggunakan kuesioner yang telah lulus uji eksklusi. Pengambilan sampel menggunakan metode sampling jenuh.
validitas dan reliabilitas. Data yang terkumpul kemudian Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara menggunakan
diolah dan disajikan dalam bentuk persentase. Hasil dan kuesioner yang telah lulus uji validitas dan reliabilitas. Data yang
kesimpulan dari penelitian menunjukkan tingkat terkumpul kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk persentase.
pengetahuan tentang penggunaan dan penyimpanan obat  
tetes mata Timolol dari 54 responden yang diteliti yaitu HASIL DAN KESIMPULAN :
kategori tingkat pengetahuan baik sebanyak 42 pasien Hasil dan kesimpulan dari penelitian menunjukkan tingkat
(77,78%), kategori tingkat pengetahuan cukup sebanyak 9 pengetahuan tentang penggunaan dan penyimpanan obat tetes mata
pasien (16,67%) dan kategori tingkat pengetahuan kurang Timolol dari 54 responden yang diteliti yaitu kategori tingkat
sebanyak 3 pasien (5,55%). pengetahuan baik sebanyak 42 pasien (77,78%), kategori tingkat
pengetahuan cukup sebanyak 9 pasien (16,67%) dan kategori tingkat
pengetahuan kurang sebanyak 3 pasien (5,55%).
2 Latar Belakang Data statistik dari World Health Organization (WHO)  Apakah data yang disajikan dalam latar belakang
atau Badan Kesehatan Dunia menyebutkan penyakit akurat dan relevan dengan masalah penelitian?
glaukoma mengakibatkan kebutaan pada 3,2 juta orang Iya
di dunia.3 Kebutaan karena glaukoma prevalensinya  Apakah masalah penelitian cukup jelas
masih menjadi masalah di Indonesia. Hasil Riset dirumuskan
Kesehatan Dasar tahun 2018, prevalensi kebutaan  Apakah masalah penelitian aktual dan penting
berdasarkan pengukuran tajam penglihatan atau visus untuk diteliti
kurang dari 3/60 di Indonesia adalah 0,9% dari  Badan Kesehatan Dunia menyebutkan penyakit
responden yang berumur 6 tahun keatas yang glaukoma mengakibatkan kebutaan pada 3,2 juta
memenuhi kriteria dengan jumlah 924.780 orang.4 orang di dunia.3 Kebutaan karena glaukoma
Penyebab kebutaan kedua terbanyak setelah katarak prevalensinya masih menjadi masalah di Indonesia.
adalah glaukoma, berbeda dengan katarak atau  Apakah menantang?
gangguan mata lainnya masih bisa disembuhkan melalui Iya karena glukoma menyebabkan buta secara
operasi, kebutaan yang diakibatkan glaukoma bersifat permanan.
permanen atau tidak dapat disembuhkan (irriversible)
meskipun dengan jalan operasi.5
 
3 Metodologi Penelitian ini merupakan penelitian  Apakah metode yang digunakan sesuai
observasional yang dilaksanakan secara dengan masalah penelitian?
prospektif dengan penyajian data secara Iya, metode yang digunakan sesuai dengan
deskriptif. Data di kumpulkan dari hasil masalah penelitian
pengisian kuesioner oleh pasien glaukoma  Apakah instrumen atau perlakuan yang
pengguna obat tetes mata Timolol di Poli digunakan sesuai?
Mata RSUD Ulin Banjarmasin. Iya
Waktu penelitian dilakukan pada bulan  Apakah sampelnya
Januari - Maret tahun 2019. Penelitian memadahi/mewakili
dilakukan di Poli Mata RSUD Ulin Iya kerena, Teknik pengambilan sampel
Banjarmasin dengan menggunakan metode sampling
Teknik pengambilan sampel dengan jenuh.
menggunakan metode sampling jenuh.  Apakah analisis data yang
digunakan sesuai ?
Iya, analisis data sesuai dengan metode
penelitian.
4 Hasil Tingkat Pengetahuan Pasien Apakah hasil disajikan dengan
menarik dan mudah dipahami?
Menurut Arikunto (2010), pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
Hasil sulit untuk dipahami
menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden kedalam pengetahuan
kerena di gabung dengan
yang ingin diukur dan disesuaikan dengan tingkatannya.17
pembahasan.
Tabel I. Tingkat Pengetahuan Pasien Glaukoma tentang cara Penggunaan dan Penyimpanan Obat Tetes Mata
Timolol di Poli Mata RSUD Ulin Banjarmasin Secara Keseluruhan.
 
Tingkat Pengetahuan Pasien berdasarkan umur
Tabel.2 Tingkat Pengetahuan Pasien berdasarkan umur
Rentang umur responden paling besar persentasenya adalah yang berumur 36-45 tahun sebanyak
11 pasien. Dengan kategori tingkat pengetahuan baik 11 responden (100%), tingkat pengetahuan cukup 0
responden (0%) dan tingkat pengetahuan kurang 0 responden (0%). Data responden yang rentang umur
respondennya paling kecil persentasenya adalah yang berumur 46-55 tahun sebanyak 18 pasien. Dengan
kategori tingkat pengetahuan baik 12 responden (66,67%), tingkat pengetahuan cukup 5 responden (27,78%)
dan tingkat pengetahuan kurang 1 responden (5,55%).
 
Tingkat Pengetahuan Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel III. Tingkat Pengetahuan Pasien berdasarkan Jenis Kelamin

Hasil data dari penilaian tingkat pengetahuan responden berdasarkan karakteristik jenis kelamin
menunjukkan bahwa secara umum perempuam memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan laki-
laki. Perempuan secara psikologi lebih termotivasi, lebih rajin dan memiliki tingkat konsentrasi yang lebih
baik dalam hal belajar dan bekerja daripada laki- laki.20
 
Tingkat Pengetahuan Pasien berdasarkan Pendidikan

Tabel IV. Tingkat Pengetahuan Pasien berdasarkan Pendidikan


Hasil data dari penilaian tingkat pengetahuan responden berdasarkan karakteristik
pendidikan menunjukkan tingkat pengetahuan yang beragam. Hal ini terjadi karena
responden yang datang ke Poli Mata RSUD Ulin untuk tiap-tiap kategori pendidikan
diwakili responden dengan jumlah yang tidak merata atau sama.
 
 
 
Tingkat pengetahuan pasien terhadap pekerjaan
Tabel V. Tingkat Pengetahuan Pasien berdasarkan Pekerjaan
Hasil data dari penilaian tingkat pengetahuan responden berdasarkan karakteristik
pekerjaan menunjukkan hasil tingkatpengetahuan yang beragam. Hal ini terjadi karena
responden yang datang ke Poli Mata RSUD Ulin untuk tiap- tiap kategori pekerjaan diwakili
responden dengan jumlah yang tidak merata atau sama. Peneliti menggambarkan responden
yang memiliki pekerjaan cenderung menunjukkan lebih banyak berada dalam tingkat
pengetahuan kategori baik karena lebih banyak berinteraksi dibandingkan dengan yang
tidak bekerja

 
Tabel VI. Tingkat pengetahuan pasien terhadap item pernyataan
Distribusi tingkat pengetahuan pasien glaukoma tentang cara penggunaan dan
penyimpanan obat tetes mata Timolol seperti yang ditunjukkan pada tabel 10 menunjukkan
tentang penggunaan dan penyimpanan obat tetes mata persentasi tertinggi yaitu pada
pernyataan 2 dan 10.
5 Pembahasan Tabel 1.  Apakah konsep/teori yang mendasari penelitian ini?
Menurut Notoatmojo (2010), pengetahuan adalah hasil penginderan manusia atau Iya
hasil tau seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,  Apakah pembahasan sesuai dengan hasil penelitian?
telinga dan sebagainya). Pengetahuan ini membentuk keyakinan tertentu sehingga Iya
seseorang berperilaku sesuai dengan keyakinan tersebut. Bertambahnya usia  Apakah membandingkan dengan hasil penelitian lain
seseorang juga akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental).19 Tidak ada
Tabel.2 Rentang umur responden paling besar persentasenya adalah yang berumur  Apakah ada hasil penelitian sejenis lain yang Anda
36-45 tahun sebanyak ketahui
11 pasien. Dengan kategori tingkat pengetahuan baik 11 responden (100%), tingkat Tidak ada
pengetahuan cukup 0 responden (0%) dan tingkat pengetahuan kurang 0  
responden (0%). Data responden yang rentang umur respondennya paling kecil
persentasenya adalah yang berumur 46-55 tahun sebanyak 18 pasien. Dengan
kategori tingkat pengetahuan baik 12 responden (66,67%), tingkat pengetahuan
cukup 5 responden (27,78%) dan tingkat pengetahuan kurang 1 responden
(5,55%).

Tabel.3 Paling besar persentasenya adalah karakteristik jenis kelamin perempuan


sebanyak 23 pasien. Dengan kategori tingkat pengetahuan baik 19 responden
(82,60%), tingkat pengetahuan cukup 2 responden (8,70%) dan tingkat
pengetahuan kurang 2 responden (8,70%).
 
Tabel.4
Pendididkan sangat penting. Pendidikan merupakan upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi
oranglain baik individu maupun kelompok masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang
diharapkan oleh pelaku pendidikan.19 Pengetahuan tidak hanya diperoleh dari pendidikan formal akan
tetapi juga diperoleh melalui non formal seperti pengalaman pribadi, media, lingkungan dan penyuluhan
kesehatan.19
Tabel 5.
Tingkat pengatahuan responden berdasarkan karakteristik pekerjaan paling besar persentasenya adalah
karakteristik pekerjaan karyawan swasta sebanyak 9 pasien. Dengan kategori tingkat pengetahuan baik
9 responden (100%), tingkat pengetahuan cukup 0 responden (0%) dan tingkat pengetahuan kurang 0
responden (0%). Data responden yang paling kecil persentasenya adalah pekerjaan Buruh/Tani sebanyak
7 pasien. Dengan kategori tingkat pengetahuan baik 3 responden (42,86%), tingkat pengetahuan cukup 4
responden (57,14%) dan tingkat pengetahuan kurang 0 responden (0%).

Tabel 6.
Hal ini menyimpulkan bahwa informasi dan pengalaman yang diperoleh dari berbagai macam sumber
misalnya dari informasi petugas kesehatan, internet, media massa, media elektronik, media poster,
kerabat dekat dan lain-lain sudah diterapkan dengan baik. Sedangkan pengetahuan responden mengenai
penggunaan dan penyimpanan obat tetes mata persentase terendah yaitu pada pernyataan 4 dan 8.
6 Kesimpulan Kesimpulan hasil penelitian tingkat  Apakah kesimpulan sudah sesuai
pengetahuan pasien glaukoma di Poli dengan tujuan penelitian ?
Mata RSUD Ulin Banjarmasin yang Iya, Kesimpulan sesuai dengan tujuan
mengetahui penggunaan dan penelitian.
penyimpanan obat tetes mata Timolol
menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan pasien kategori baik
sebanyak 42 responden (77,78%),
tingkat pengetahuan pasien kategori
cukup sebanyak 9 responden(16,67%)
dan tingkat pengetahuan pasien
kategori kurang sebanyak 3 responden
(5,55%).

 
7 Implikasi  Apakah hasil penelitian bisa diterapkan dalam praktek keperawatan?
Iya, karena pengetahuan sangat mempengaruhi dalam praktik keperawatan, seseorang
dengan tingkat pengetahuan yang lebih luas akan mudah menerima informasi dan
edukasi yang di sampai kan oleh tenaga kesehatan, sedangkan orang yang memiliki
tingkat pengetahuan yg tidak luas akan sulit menerima dan memahami tentang
informasi yang di berikan oleh tenaga kesehatan
 
 Apa saran Anda terhadap hasil penelitian tersebut bagi penelitian selanjutnya atau
bagi pelayanan perawatan?
Saran yang dapat di sampaikan dalam artikel ini untuk penelitian selanjutnya yaitu harus
dapat meningkat kan pengetahuan responden terutama laki laki, karena dalam hasil
penelitian kaum laki laki cenderung memiliki tingkat pengetahuan yang kurang luas
sehingga masih banyak responden yang menjawab salah terhadap pertanyaan yang di
berikan, sebaik nya sebagai garda terdepan yaitu tenaga kesehatan harus sesering
mungkin melakukan promosi kesehatan agar dapat meningkat kan pengetahuan
kepada masyarakat atau responden dan menjelaskan kepada responden bahwa
informasi tidak hanya di terima dari pendidikan sekolah, melainkan banyak media
yang dapat meningkat kan pengetahuan, seperti pengalaman, Televisi, Media sosial dll

Anda mungkin juga menyukai