Ringan = ≤-3.0 D
Sedang = -3.0 sampai -6,0 D
berat = >-0,6 D
Diperkirakan 1-5 orang dengan myopia akan berkembang mejadi myopia berat
(>-0,6 D) yang dapat menyebakan hilangnya penglihatan akibat ablasi retinal,
neovascularization, cataract, glaucoma.
Prevalensi
● Pada sebuah literatur myopia bisa terjadi pada berbagai kelompok etnic ,
dimana myopia lebih sering terjadi pada anak-anak dia asia timur
dibandingkan pada kelompok anak-anak di eropa
● Sebuah studi juga mengatakan bahwa miopia terjadi 33–60% pada anak
yang orang tuanya juga menderita myopia. Dan apabila hanya salah satu
dari orang tuanya menderita myopia maka 23–40% akan terjadi pada
anaknya. Sedangkan pada orang tua yang tidak menderita myopia makan
insiden yang akan terjadi pada anaknya sebesar 6–15%.
Risk Factors for Myopia in Young Adults
● Pada tahun 80 an, Near work telah ● Sebuah study menjelaskan bahwa,
dipertimbangkan sebagai kunci pada orang yang menghabiskan 10
faktor risiko terjadinya myopia. Pada jam untuk membaca perminggu
tahun selanjutnya, sebuah penelitian meningkatkan risiko progresivitas
menganalisa tehadap efek jumlah terhadap terjadinya myopia dengan
jam dilakukannya near work diopitri -0,08.
terhadap terjadinya myopia pada
anak ● Sebuah study juga dilakukan di
polandia, menunjukkan peningkatan
● Secara statistic myopia lebih sering ganda terjadinya miopia di kalangan
terjadi pada anak yang mahasiswa kedokteran
menghabiskan lebih dari 0,8 jam (48 dibandingkan dengan orang-orang
menit) jam didepan layar komputer pada usia yang sama tetapi tidak
dan membaca/menulis selama 2 jam belajar.
per hari.
The Effect of Electronic Devices on Myopia
● Studi terbaru menunjukkan bahwa melihat dan membaca teks dalam font kecil di
smartphone dapat menyebabkan ketegangan pada mata, penglihatan kabur, pusing,
dan kekeringan pada mata.
● Selain itu dalam beberapa tahun terakhir, teknologi head-mouth display (HMD)
dikembangkan, yang memungkinkan pengguna mengalami realisasi virtual . Orang yang
menggunakan HMD dapat menyebabkan ketidaknyamanann visual (sakit kepala,
penglihatan kabur) dan keteganggan pada mata.
The Effect of Electronic Devices on Myopia
● Han et al. Melakukan sebuah analisis subjektif dan objektif dari ketidaknyamanan
visual dan ketegangan mata yang disebabkan oleh penggunaan HMD dan
smartphone .Eksperimen ini menunjukkan bahwa penggunaan baik HMD dan
smartphone dapat menyebabkan miopia, meskipun pengguna tidak dapat melihat
hilangnya kualitas penglihatan. Perubahan ringan ini bersifat sementara, dan
mereda dalam beberapa menit. Hasil dari penelitian ini didapatkan pengguna HMD
dan smartphome mengalami ketidaknyamanan visual dan ketengangan pada mata
pada saat mereka menggunakannya.
● HMD tidak menyebabkan ketegangan pada mata secara signifikan, tetapi dapat
menyebabkan mata menjadi kering yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi
pada mata.
Relation between High Level of Intelligence and
Myopia
● Colom et al, mendefinisikan intelegensi secara umum, kemampuan mental
untuk bernalar, memecahkan masalah, dan belajar
● Hubungan antara miopia dan tingkat kecerdasan telah diteliti oleh banyak
ilmuwan. Studi pertama yang dilakukan pada tahun 1995 menunjukkan
korelasi positif yang kuat antara miopia dengan tingkat kecerdasan yang
tinggi
● Sebuah studi juga dilakukan di singapore terhadap 1204 anak china yang
berusia 10-12 tahun, penelitian ini dilakukan dengan menganalisa
hubungan antara myopia dengan IQ. Tidak hanya dari IQ ada beberapa
parameter lain yang dinilai seperti usia, jenis kelamin, tipe sekolah,
keluarga dengan riwayat myopia, tingkat pendidikan ayah, berapa jumlah
buku yang dibaca perminggu. Dari hasil penelitian ini didapatkan yaitu
anak dengan IQ yang tinggi dapat mengakibatkan terjadinya myopia yang
berat.
Intervensi dini dan terapi non-
farmakologi pada myopia
01
Kaca mata dan lensa kontak dalam
pengembangan myopia
● Untuk menghilangkan atau memperlambat progresifitas dari myopia
beberapa studi telah diuji, termasuk dalam penggunaan lensa
kontak, lensa spectacle bifocal dan multifokal, dan kacamata
pinhole.
● Dari berbagai Studi retrospektif dan studi kasus yang dilakukan sejauh ini
menunjukkan bahwa metode ortokeratologi modern memungkinkan untuk
menghambat progresifitas dari miopia pada anak-anak.
Kaca mata dan lensa kontak dalam
pengembangan myopia
● Salah satu metode terapi untuk mengobati miopia ringan dan sedang pada anak-anak dan
remaja adalah dengan menggunakan lensa kontak Rigid Gas Permeable (RGP) yang
didesain agar permukaan kornea sentral pada myopia menjadi lebih datar setelah lensa
dilepas, dimana metode ini disebut orthokeratologi. Orthokeratologi adalah proses
pembentukan kembali permukaan anterior kornea .Lensa orhokeratologi digunakan setiap
malam menjelang tidur untuk mengurangi kelainan refraksi pada pagi.Ortho-koreksi dapat
diterapkan pada miopia yang nilai dioptrinya antara 1D dan 5D
● Latihan mata Tiongkok adalah jenis pijatan pada titik-titik akupunktur yang mengelilingi
mata, dan itu berasal dari pengobatan Tiongkok tradisional
Ada 16 titik akupunktur yang terletak secara simetris di dalam wajah manusia.
○ Titik BL-2 terletak di ujung tengah alis; BL-1 terletak di sudut medial mata; ST-2 terletak
di garis pupil, setinggi lubang hidung; EX-HN5 terletak di dahi; dan TE-23, EX-HN4,
GB-1, dan ST-1 terletak di sekitar rongga mata
○ Poin BL-2, BL-1, dan ST2 harus ditekan selama 1 menit, sedangkan yang lainnya
selama 30 detik
● Berdasarkan sebuah studi, dimana ada 190 pasien yang berpartisipasi
dalam penelitian ini. Enam puluh tiga pasien melakukan latihan 5 menit
setiap hari, sebelum pergi ke sekolah. Terapi poin BL-2 dan ST-1 dapat
memicu sekresi air mata, meningkatkan level laktoferin, dan memberi efek
terhadap tekanan intraokular. Laktoferin adalah elemen penting dari sistem
kekebalan tubuh, yang mungkin terkait dengan afinitas zat besi. \ Dengan
mengambil dan mengikat zat besi dalam tubuh, itu mencegah bakteri dari
memiliki akses ke ion yang diperlukan untuk pengembangan dan
pertumbuhan mereka.
● Latihan mata Cina dapat meningkatkan aliran darah ke bola mata dan dan
meningkatkan respons sistem saraf parasimpatis otot ciliary dengan
stimulasi area mata dan karena itu dapat memberi efek pada proses
akomodasi.
● Sebuah studi di dilakukan pada 201 siswa
sekolah dasar, dimana siswa melakukan
latihan selama 5 menit setidaknya satu kali
sehari selama 2 tahun. setelah 2 tahun, para
ilmuwan mengamati perkembangan miopia
yang sedikit lebih lambat (0,15D) pada
mereka yang melakukan dengan benar
dibandingkan pada peserta yang tidak
melakukan latihan dengan benar
● Pada sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 29 kelompok orng dewasa muda
dengan myopia. Dalam penelitian ini, 15 pasien menjadi subjek satu sesi
pengobatan manipulatif osteopatik (OMT). Setelah perawatan ini, para peneliti
mengamati peningkatan ketajaman visual dari jarak jauh dan peningkatan ukuran
pupil. Ada dua mekanisme potensial untuk menjelaskan peningkatan ketajaman
visual.
● Pertama, otot-otot bola mata, orbit, dan otot yang berdekatan(disekitarnya)
terhubung dengan tulang sphenoid. Perubahan posisi dari tulang spenoid yang
terhubung dengan otot mata (dengan manipulasi kranial), dapat menyebabkan
terjadinya pemanjangan aksial
● Kedua, inervasi parasimpatis mata dipersarafi oleh saraf oculomotor dan cabang
okular dari saraf trigeminal, yang berjalan melalui fisura tulang sphenoid.
Manipulasi tulang sphenoid dapat mengembalikan fungsi normal sistem otonom
dengan mengurangi aktivitas serabut saraf aferen saraf oculomotor dan saraf
trigeminal
Kesimpulan
Myopia merupakan kelainan refraksi yang sering terjadi, terutama onsetnya itu
terjadi pada usia muda. Tidak ada metode yang efektif untuk mencegah terjadinya
kelainan refraksi pad anak-anak dan dewasa muda.
Myopia biasanya diterapi dengan penggunaan kacamata, lensa kontak dan juga
terapi pembedahan. Namun beberapa terapi yang dijelaskan diatas bertujuan
untuk menguragi kerusakan dari pada myopia bukan untuk mecegah terjadinya
myopia
Thank you!