Penulis : Yong-Hao Gu, Gen-Jie Ke, Lin Wang, Qi-Hong Gu, En-Liang Zhou, Hong-Biao
Kandidat :
Rifal Akbar
406182068
Pembimbing :
JAKARTA
FAKTOR RISIKO ABLASIO RETINA REGMATOGEN DISERTAI
ABLASIO KOROID PADA PASIEN DI CHINA
Penulis : Yong-Hao Gu, Gen-Jie Ke, Lin Wang, Qi-Hong Gu, En-Liang Zhou, Hong-
Biao Pan, Shi-Ying Wang
LATAR BELAKANG
TUJUAN
Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis secara komprehensif faktor risiko CD
pada RRD untuk meningkatkan pemahaman dan penatalaksanaan untuk kondisi tersebut.
METODOLOGI
2
penglihatan, pemeriksaan slitlamp, oftalmoskopi indirek binokular, tonometri, USG tipe A
(untuk mengukur axial length), USG tipe B, Ultrasound Biomicroscope (UBM) untuk
mendiagnosis CD ).
Data dianalisis menggunakan software SPPS versi 19. Data kuantitatif dinilai
menggunakan analisis Kolmogrov Smirnov. Sedangkan data kualitatif diuji dengan fisher
exact test/x2 test. Setelah itu dilakukan regresi logistik untuk menentukan faktor risiko dari
CD. Faktor risiko dikatakan signifikan bila P <0,05.
Kriteria Inklusi
Kriteria eksklusi
HASIL
Dari hasil penelitian dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama terdiri dari 52
mata (19,62%) yang merupakan grup RRD disertai dengan CD (grup RRDCD). Sedangkan
kelompok kedua terdiri dari 213 mata (80,38%) yang merupakan grup RRD tanpa adanya CD
(grup RRD).
3
Tabel 1 perbandingan pasien dengan CD dan tanpa CD
4
Sepuluh faktor terkait dimasukkan dalam analisis regresi logistik bertahap. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa miopia tinggi, TIO rendah, dan tingkat ablasio retina yang
lebih besar adalah faktor signifikan untuk berkembangnya CD.
Insiden CD dalam RRD dalam penelitian ini adalah 19,62%, yang mana lebih tinggi
dari laporan sebelumnya di negara-negara barat. Hal tersebut mungkin disebabkan oleh
prevalensi miopia yang lebih tinggi di Cina dan juga karena penggunaan Ultrasound
BioMicroscope (UBM) yang sangat baik dalam mendiagnosis CD. UBM dapat mendeteksi
terlepasnya badan siliaris dan koroid anterior, yang sulit dinilai jika menggunakan
oftalmoskopi indirek dan USG tipe-B. UBM dapat mengurangi tingkat false negative
RRDCD.
Miopia tinggi, setidaknya -6,0 D atau panjang axial lebih dari 26,0 mm menyebabkan
pencairan vitreus lebih rentan terjadi dan mata dengan miopia tinggi memeiliki koroid yang
tipis, sehingga penurunan TIO di RRDCD dapat memperburuk transudasi cairan dan
menghasilkan CD.
Tingkat ablasi retina yang jauh lebih besar ditemukan pada pasien RRDCD, sebuah
temuan yang belum dijelaskan oleh penelitian lain sebagai faktor risiko. Ablasio retina yang
besar sering melibatkan makula. Hal tersebut mungkin menjelaskan tajam penglihatan yang
lebih buruk pada pasien RRDCD. RD dan lubang multipel yang lebih luas akan mengekspos
lebih banyak sel epitel pigmen retina ke cairan vitreous atau subretinal, yang dapat
menyebabkan peradangan mata yang lebih parah dan lebih banyak aliran cairan melalui RPE
yang berperan dalam CD.
Menurut penelitian ini, beberapa faktor lain diantaranya usia ≥ 60 tahun, gangguan
tajam penglihatan yg berat, pseudofakia, multiples hole, dan makular hole terkait dengan
RRDCD, namun memang tidak signifikan menjadi faktor risiko.
Pada penelitian ini dan penelitian lain didapatkan bahwa RRDCD sering ditemukan
pada usia ≥ 60 tahun, namun pada penelitian ini tidak ditemukan hubungan yang signifikan
antara usia dan RRDCD.
Hasil penelitian ini menunjukan pseudofakia terkait dengan RRDCD. Operasi katarak
dapat mengganggu vitreous dan menyebabkan traksi, yang dapat menginduksi lubang
makula, robekan retina multipel, atau perluasan ablasi retina yang lebih luas.
5
KESIMPULAN
Penelitian ini menunjukan bahwa terdapat beberapa faktor risiko yang secara
signifikan dapat menyebabkan Choroidal Detachment pada pasien dengan Rhegmatogenous
Retinal Detachment, faktor-faktor tersebut diantaranya adalah miopoia berat, TIO yg rendah,
dan luasnya ablasio retina. Disamping itu terdapat faktor lain yg diduga terkait dengan
choroidal detachment yaitu usia ≥ 60 thn, gangguan tajam penglihatan yg berat, pseudofakia,
multiples hole, & makular hole.
Dari penelitian ini dapat dipelajari bahwa, pasien dengan ablasio retina regmatoid
memiliki risiko terjadinya ablasio koroid terutama bila memiliki 3 faktor risiko utama yaitu
miopia berat, TIO yg rendah, dan ablasio retina yg luas.
Selain itu terdapat beberapa faktor yang terkait dengan RRDCD meskipun bukan
merupakan faktor yang signifikan yaitu usia ≥ 60 tahun, gangguan tajam penglihatan yang
berat, pseudofakia, multiples hole, dan makular hole.
Disamping itu kita juga bisa melakukan edukasi kepada pasien-pasien yg memiliki
riwayat faktor risiko diatas untuk tidak membiarkan dan sesegera mungkin menyarankan
untuk dilakukan pemeriksaan dan penatalaksanaan yg tepat agar jangan sampai terjadi ablasio
koroid.