Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMERIKSAAN VISUS DENGAN SNELLEN CHART

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I


Dosen Pengampu : Rohmani,S.Kep.,Ns.,M.Kep,Sp.KMB

Disusun Oleh :

MUH AGUNG C PRASETYO SALSA


NUR AULIA SAFITRI YOTANIUS
ENJELO MESOKNE
GRAVELIA KARTINI
STEVANI DOZA

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA
TAHUN 2023

1
LAPORAN PENDAHULUAN
PEMERIKSAAN VISUS DENGAN SNELLEN CHART

A. Pengertian

Pemeriksaan visus adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai adanya gangguan
ketajaman penglihatan pada pasien. Pemeriksaan ini bertujuan melihat kemampuan resolusi
spasial mata dalam membedakan 2 titik, serta kemampuan membedakan bentuk dan detail
suatu objek pada jarak tertentu.

Pemeriksaan visus dilakukan pada pasien yang datang dengan gangguan penglihatan yang
memerlukan evaluasi ketajaman penglihatan, seperti nyeri pada mata, cedera
mata, floaters/flashes, pandangan kabur, atau mata merah. Pemeriksaan ini juga dilakukan
pada kondisi berikut ini:
Catatan awal ketajaman penglihatan pada mata yang sehat
Penilaian visus pada gangguan refraksi atau bukan refraksi (misalnya ablatio
retina atau retinopati)
Menilai dan mengevaluasi hasil tindakan pembedahan pada daerah mata, misalnya
akibat katarak atau glaukoma

 Pemeriksaan visus tidak memiliki kontraindikasi, tetapi perlu diperhatikan bahwa


pemeriksaan ini hanya akan memberikan hasil akurat bila dilakukan pada pasien yang
kooperatif, sehingga tidak dapat dilakukan pada pasien dengan gangguan
kesadaran, gangguan kognitif, atau tidak kooperatif. Selain itu, pada kasus tertentu seperti
cedera kimia, perlu dilakukan tata laksana awal seperti irigasi, lalu pemeriksaan visus
dilakukan setelahnya.
 Secara garis besar, pemeriksaan visus dibedakan menjadi pemeriksaan ketajaman mata jarak
jauh dan jarak dekat. Pemeriksaan ini dapat dilakukan secara manual maupun dengan alat
otomatis atau autorefraktometer. Pemeriksaan dengan autorefraktometer dapat digunakan
untuk memeriksa ketajaman jarak mata jauh dan dekat secara bersamaan.
 Pada pemeriksaan jarak jauh dapat dilakukan dengan menggunakan daftar huruf
dengan Snellen Chart, daftar tanda dengan Landolt chart atau E Chart, atau daftar gambar
dengan Allen Picture yang diposisikan pada jarak 6 meter dari kursi pemeriksaan pasien
sedangkan LogMar chart pada jarak 4 meter dari kursi pemeriksaan pasien. Untuk
pemeriksaan jarak dekat dengan Jaeger chart atau Roman test, daftar akan diposisikan pada
jarak pandang sekitar 25–33 cm.
 Secara umum, pemeriksaan visus, baik manual maupun otomatis, tergolong sebagai
pemeriksaan yang aman untuk dilakukan dan tidak menimbulkan komplikasi

2
B. Etiologi

Umur (paling umum)

Pemakaian steroid yang lama

kelainan metabolisme bawaan

Pajanan kronis terhadap sinar ultra violet (sinar matahari )

Riwayat katarak pada keluarga

Myopia (rabun jauh)

Konsumsi alkohol

Nutrisi

Kebiasaan merokok

Konsumsi ultivitamin

3
C. Patofisiologi
Lensa yang normal dapat ditandai dengan struktur posterior iris yang jernih,
transparan, berbentuk seperti kancing baju dan mempunyai daya refraksi yang baik.
Lensa tersusun dari tiga komponen anatomis. Pada daerah tengah terdapat nukleus
yang dilapisi korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan
posterior. Dengan bertambahnya usia, nukleus mengalami opasitas atau perubahan
warna menjadi coklat kekuningan. Di sekitar opasitas terdapat densitas menyerupai
duri di daerah anterior dan posterior nukleus. Opasitas pada kapsul posterior
merupakan bentuk katarak yang paling bermakna. Perubahan fisik dan kimia dalam
lensa mengakibatkan hilangnya transparansi. Perubahan pada serabut halus multipel
yang memanjang dari badan silier menuju daerah di luar lensa dapat menyebabkan
distorsi penglihatan. Perubahan kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan
koagulasi atau penggumpalan sehingga menghambat jalannya cahaya menuju retina,
akibatnya klien mengalami gangguan penglihatan, mulai dari gangguan penglihatan
sebagian sampai kebutaan total (Smeltzer & Bare, 2013).

D. Pemeriksaan Penunjang

a. Kartu mata snellen : Untuk mengetahui kerusakan kornea, lensa,


cairan vitreus humor dan retina.
b. Lapang pandang : Penurunan penglihatan dapat disebabkan karena adanya
massa tumor, karotis dan glaukoma.
c. Pengukuran tonografi : Mengukur Tekanan Intra Okular (12-25 mmHg)
d. Pengukuran Gonioskopi : Untuk membedakan sudut terbuka dari sudut
tertutup glukoma.
e. Tes provokatif : Menentukan adanya glukoma
f. Oftalmoskopi : Mengkaji struktur internal okuler, atrofi
g. lempeng optik, pepiledema dan perdarahan.
h. Darah lengkap : Menunjukan anemi sistemik dan infeksi
i. Tes toleransi glukosa : Kontrol DM

4
E. Penatalaksanaan

Black dan Hawks (2014) menyatakan bahwa tidak ada terapi lain untuk
mencegah atau mengurangi pembentukan katarak selain dengan pembedahan.
Tetes mata praoperasi seperti tropikamid (mydriaciyl) adalah termasuk agen
dilator untuk memfasilitasi pembedahan. Siklopentolat merupakan agen
sikloplegik (cyclogyl) yang dapat diberikan untuk melumpuhkan otot siliaris.
Pembedahan katarak dapat dilakukan dengan teknik anestesi topikal
menggunakan agen tetes mata ataupun dengan injeksi retrobulbar sebagai
larutan anestesi lokal. Pengangkatan katarak diawali dengan membuat irisan
kecil pada bagian kornea. Katarak dipecah menjadi partikel-partikel
mikroskopik dengan menggunakan probe ultrasonic (suara berenergi tinggi).
Suatu lensa lipat buatan ditanam melalui celah irisan mikro tersebut, kemudian
lipatannya dibuka dan difiksasi pada posisi permanen. Irisan ini akan sembuh
dengan sendirinya tanpa perlu dijahit. Irisan ini akan tetap tertutup erat karena
adanya tekanan alami dari dalam mata. Tipe irisan ini sembuh lebih cepat dan
memberikan kondisi yang lebih nyaman.

5
SOP PEMERIKSAAN SNELLEN CHART

Prosedur:
a. Alat dan Bahan:
- Optotipe Snellen/Snellen Chart
- Alat petunjuk
- Alat tulis
Petugas yang melaksanakan:
Programer indra
b. Langkah – Langkah:

1. Cuci tangan

2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan

3. Berikan intruksi kepada pasien dengan jelas dan sopan

4. Mintalah pasien untuk duduk dengan jarak 5 atau 6 meter dari optotipe
snellen/snellen chart

5. Minta pasien untuk menutup satu matanya tanpa menekan bola matanya,
mulai pemeriksaan pada mata sebelah kanan pasien

6. Minta pasien untuk melihat kedepan dengan rileks tanpa melirik atau
mengerutkan kelopak mata

7. Minta pasien untuk menyebut huruf, angka atau symbol yang ditunjuk

8. Tunjuk huruf, angka tau symbol pada optotipe snellen/snellen chart dari atas
kebawah dengan menggunakan alat penunjuk

9. Lakukan pengulangan beberapa kali pada baris yang sama pada optotipe
snellen/snellen chart bila pasien salah menyebutkan angka, huruf atau
symbol pada optotipe snellen/snellen chart, dan lanjutkan penunjuk
kebawah bila pasien dapat menyebutkan dengan benar

10. Informasikan hasil pemeriksaan pada pasien

11.Catat

12. Cuci tangan

Anda mungkin juga menyukai