Anda di halaman 1dari 6

MODUL KETERAMPILAN

INSPEKSI LENSA MATA

Oleh:

ACHMAD YUDI ALBARI POHAN


NIM : 1107101010063

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
TAHUN 2015

KETERAMPILAN
INSPEKSI LENSA MATA
Tujuan
1. Mahasiswa mampu mamahami anatomi, histologi, dan fisiologi lensa mata
2. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan inspeksi lensa mata dengan cara
yang tepat
Pendahuluan
Lensa mata merupakan struktur mata bikonveks, tidak memiliki pembuluh
darah (avaskular), tak berwarna, dan hampir transparan sempurna. Memiliki
ketebalan sekitar 4 mm dan berdiameter 9 mm. Lensa digantung oleh serat-serat
zonula yang menghubungkannya dengan korpus siliar. Pada bagian depan
(anterior) lensa terdapat akueus humor dan pada bagian belakang (posterior)
terdapat korpus vitreus. Lensa memiliki sifat semipermeabel terutama pada bagian
kapsulnya, sehingga ion-ion elektrolit maupun air mudah melewatinya.(1)
Lensa mata juga dilengkapi dengan selapis epitel subkapsular. Nukleus pada
lensa lebih keras daripada korteksnya namun seiring bertambahnya usia serat-serat
lamelar subepitel terus diproduksi sehingga lama kelamaan lensa menjadi lebih
besar dan kurang elastik. Komponen lensa terdiri dari 65% air, 35% protein, dan
sisanya berupa mineral, kalium, asam askorbat, dan glutation yang biasa ada di
jaringan tubuh lainnya. Lensa merupakan bagian dari mata yang sangat unik
karena pada lensa tidak dilengkapi dengan pembuluh darah maupun pembuluh
saraf sehingga tidak memungkinkan lensa mengalami suatu nyeri.(2)

Gambar 1. Anatomi lensa mata(3)

Secara histologi lensa mata diklasifikasikan sebagai media refraksi bersama


dengan kornea, kamera okuli anterior/bilik mata depan, kamera okuli
posterior/bilik mata belakang, dan korpus vitreus. Jika dilihat melalui penampang
histologinya, lensa mata terdiri atas tiga komponen yaitu kapsul lensa, endotel
subkapsularis, dan substansi lensa. Kapsul lensa meliputi lensa dengan ketebalan
sekitar 10 m pada permukaan anteriornya tetapi pada bagian posterior hanya
sekitar 5-6 m. Kapsul lensa bersifat homogen dan elastis serta mengandung
glikoprotein dan kolagen tipe IV. Pada bagian kapsul pula, serat zonula yang
menyangga lensa melekat menuju korpus siliar. Sementara itu, endotel
subkapsular merupakan bagian yang terletak tepat setelah kapsul lensa,
merupakan suatu lapisan sel kuboid/kubus yang mana epitelnya semakin
meninggi apabila ke arah ekuator. Bagian ketiga dari lensa adalah substansi lensa
yang terdiri dari serat lensa yang masing-masing berbentuk sebagai prisma
heksagonal. Memiliki panjang sekitar 8-10 mm, lebar 8-10 m, dan tebal sekitar 2
m. Sebagian besar serat tersusun secara konsentris dan sejajar permukaan lensa.
(4)
Lensa sama sekali tanpa pembuluh darah sehingga lensa mendapatkan
pasokan nutrisi dari akueus humor dan korpus vitreus. Lensa bersifat tembus
cahaya dan membran plasma serat lensanya sangat tidak permeabel. Terdapat teori
bahwa sifat tembus cahaya lensa tergantung pada ketidak tembusan membran oleh
ion kecil dan bahwa gangguan pada sifat ini mengakibatkan pembentukan katarak.
Katarak merupakan kekeruhan pada lensa yang sering dijumpai pada orang tua,
yang akan mengakibatkan gangguan penglihatan atau bila berkembang terus dapat
menjadi buta total.(2,4)

Gambar 2. Histologi lensa mata(5)

Fungsi utama lensa mata adalah memfokuskan berkas cahaya ke retina.


Untuk memfokuskan cahaya yang datang dari jauh, otot-otot siliaris akan
berelaksasi, menegangkan serat zonula dan memperkecil diameter anteroposterior
lensa sampai ukurannya yang terkecil. Dalam posisi tersebut, daya refraksi lensa
diperkecil sehingga berkas cahaya paralel akan terfokus ke retina.(1)
Inspeksi Lensa Mata
Penting sekali oleh pemeriksa memperhatikan kekeruhan, distorsi,
dislokasi, dan anomali geometrik saat melakukan inspeksi pada lensa mata. Pasien
yang mengalami gangguan-gangguan tersebut mengalami kekaburan penglihatan
tanpa nyeri. Jangan lupa pula setiap akan melakukan pemeriksaan pada mata,
pemeriksa sebaiknya menanyakan riwayat penyakit penyerta maupun riwayat
herediter serta riwayat penggunaan obat yang telah atau sedang dikonsumsi oleh
pasien. Penting untuk diketahui obat-obat apa saja yang sedang diminum oleh
pasien karena banyak obat dapat memengaruhi fungsi mata.(1)
Pemeriksaan yang dilakukan pada pasien dengan gangguan lensa mata
adalah pemeriksaan ketajaman penglihatan dan dengan melihat lensa melalui
slitlamp, oftalmoskop, senter tangan, atau kaca pembesar, yang dilakukan
sebaiknya saat pupil berdilatasi.(4,7)
Pemeriksaan Ketajaman Penglihatan
Tajam penglihatan diungkapkan dalam suatu rasio, seperti 20/20. Angka
pertama merupakan jarak baca pasien terhadap peraga sedangkan angka kedua
merupakan jarak terbacanya peraga oleh mata normal. Pemeriksaan ini dapat
dilakukan dengan menggunakan Snellen chart, kartu tajam penglihatan saku,
membaca jari-jari tangan, atau dengan pemakaian huruf E dalam macam ukuran
dan arah. Keempat cara tersebut dapat dilakukan secara berurutan, dan cara yang
terakhir dilakukan apabila pasien tidak dapat membaca tiga jenis pemeriksaan
sebelumnya.(7)

Gambar 3. Snellen chart(6)

Pemeriksaan Slitlamp
Slitlamp merupakan sebuah mikroskop binokuler yang terpasang pada meja
dengan sumber cahaya khusus yang dapat diatur. Sebuah berkas linier sempit
cahaya lampu dijatuhkan pada bola mata, menyinari potongan optik mata. Selama
pemeriksaan, pasien duduk dan kepala ditopang dengan penunjang dagu yang
dapat diatur dan penahan dahi. Berkas celah cahaya menampakkan potongan
melintang optik mata, lokasi antero-posterior kelainan secara tepat dapat
ditetapkan pada setiap struktur mata yang bening termasuk lensa mata.(7)
Pemeriksaan Oftalmoskop
Pemeriksaan oftalmoskop merupakan pemeriksaan standar pemeriksaan
medis umum untuk mata. Melalui oftalmoskop dapat dilihat berbagai komponen
mata seperti fundus dan segmen anterior mata. Pemeriksaan oftalmoskop kini
sering digunakan selain karena sederhana namun dapat melihat keadaan patologis
interna mata. Oftalmoskop dipegang menggunakan tangan kanan di depan mata
kanan pemeriksa apabila hendak memeriksa mata kanan pasien dan sebaliknya.
Pasien diminta untuk melihat lurus kedepan dan mata terfiksasi pada sasaran yang
jauh.(1,7)
Pemeriksaan Menggunakan Senter Sederhana
Pemeriksaan yang lebih sederhana lagi adalah pemeriksaan menggunakan
sentolop namun akurasinya juga sangat minimal. Pemeriksaan ini hanya sebatas
melihat apakah lensa keruh atau tidak. Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan
yang paling sering dilakukan.(7)
Keadaan patologis lensa mata yang tersering adalah katarak. Katarak
berarti kekeruhan lensa. Katarak memiliki derajat kepadatan yang sangat
bervariasi dan dapat disebabkan oleh berbagai hal, tetapi biasanya berkaitan
dengan penuaan. Lensa katarak memiliki ciri berupa edema lensa, perubahan
proein, peningkatan proliferasi, dan kerusakan kontinuitas normal serat-serat
lensa. Secara umum, edema lensa bervariasi sesuai stadium perkembangan
katarak. Katarak imatur (insipien) hanya sedikit opak sedangkan katarak matur
keruh total dengan mengalami sedikit edema.(1,8)

Gambar 4. Katarak/ kekeruhan pada lensa mata(5)

Referensi
1. Vaughan DG, Asbury T, Eva PR. Oftalmologi Umum Edisi 14. Jakarta : Widya
Medika; 2000: p. 11-12
2. Leeson CR, Leeson TS, Paparo AA. Buku Ajar Histologi Edisi 15. Jakarta :
EGC; 1996: p. 550-554
3. http://www.eyecalcs.com/DWAN/pages/v8/v8c010.html (diakses pada tanggal
10 Februari 2015)
4. Delaye M and Tardieu A. Short-range order of crystallin proteins accounts for
eye lens transparency. Nature. 1983; 302: p. 415-417
5.

http://www.lab.anhb.uwa.edu.au/mb140/corepages/eye/images/len20he.jpg
(diakses pada tanggal 10 Februari 2015)

6. http://www.monroecc.edu/depts/pstc/backup/snellen.gif (diakses pada tanggal


10 Februari 2015)
7. Swartz MH. Buku Ajar Diagnostik Fisik. Jakarta : EGC; 2005: p.103
8. Bloemendal H, Zweers A, Vermoken F, Dunia I, Benedetti EL. The Plasma

Membranes of Eye Lens Fibres. Biochemical and Strutural Characterization.


Science Direct. 1972; 1(2): p. 91-106

Anda mungkin juga menyukai