PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelainan refraksi adalah keadaan dimana bayangan tegas tidak dibentuk pada retina.
Pada kelainan refraksi terjadi ketidakseimbangan sistem optik pada mata sehingga
menghasilkan bayangan kabur. Pada mata normal, kornea dan lensa membelokkan sinar pada
titik fokus yang tepat pada sentral retina. Keadaan ini memerlukan susunan kornea dan lensa
yang sesuai dengan panjangnya bola mata. Pada kelainan refraksi, sinar tidak di biaskan tepat
pada makula lutea, tetapi dapat di depan atau dibelakang makula. Bentuk kelainan refraksi
Presbopi adalah kehilangan akomodasi lensa yang berhubungan dengan usia sehingga
menyebabkan ketidakmampuan mata untuk fokus pada jarak dekat. Presbiopi adalah
perubahan fisiologis yang paling umum terjadi pada mata orang dewasa dan diperkirakan
menyebabkan gangguan penglihatan dekat pada usia lanjut. Seseorang dengan presbiopi akan
mengeluh sakit kepala dan ketegangan mata, dan mengarahkan benda-benda secara progresif
menjauh dari mata agar bisa memusatkan perhatian mereka. Penatalaksanaan yang paling
umum adalah sepasang kacamata baca. Kini semakin diakui bahwa presbiopia adalah aspek
kesalahan refraktif yang perlu diatasi. Penglihatan dekat yang baik itu penting, terutama di
Prevalensi presbiopi lebih tinggi pada negara dengan jumlah populasi lanjut usia yang
lebih tinggi karena presbiopi sangat berhubungan dengan usia tua. Pada tahun 2005,
diperkirakan 1.04 juta orang didunia telah mengalami presbiopi. Dan 410 juta diantaranya
94 % penderita presbiopi yang kurang mendapatkan koreksi yang tepat berasal dari negara
berkembang. Usia rata-rata mulai munculnya symptom presbiopi ialah 42-44 tahun, dan
hilangnya akomodasi secara komplit biasanya mulai muncul pada usia 50-55 tahun.3,4
menyebabkan penderitanya untuk lebih berusaha dalam melihat dan membaca pada jarak
yang dekat, dan hal ini mengakibatkan kelehahan mata dan sakit kepala . Penglihatan dekat
yang tetap bagus sangat diperlukan pada populasi untuk menunjang pekerjaan. Presbiopi
seseorang.5
Makalah ini membahas tentang Presbiopi mulai dari definisi hingga tatalaksana dan
prognosis.
Tujuan penulisan dari makalah ini untuk menambah pengetahuan dan pemahaman
tentang Presbiopi.
Makalah ini ditulias dengan menggunakan metode tinjauan pustaka yang merujuk dari
berbagai literatur.
Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk informasi dan pengetahuan
tentang Presbiopi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi
Hasil pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh media penglihatan yang terdiri atas
kornea, aqueous humor (cairan mata), lensa, badan vitreous (badan kaca), dan panjangnya
bola mata. Pada orang normal susunan pembiasan oleh media penglihatan dan panjang bola
mata sedemikian seimbang sehingga bayangan benda setelah melalui media penglihatan
dibiaskan tepat di daerah makula lutea. Mata yang normal disebut sebagai mata emetropia
dan akan menempatkan bayangan benda tepat di retinanya pada keadaan mata tidak
KORNEA
Bola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm. Bola mata di bagian
depan (kornea) mempunyai kelengkungan yang lebih tajam. Kornea (latin cornum = seperti
Tanduk) adalah selaput bening mata. Kornea transparan (jernih), bentuknya hampir sebagian
lingkaran terdiri dari 5 lapis dengan indeks bias 1,375. Sifat kornea yang dapat ditembus
cahaya ini disebabkan oleh struktur kornea yang seragam, avaskuler dan diturgesens (keadaan
dehidrasi jaringan kornea relatif yang dipertahankan oleh pompa bikarbonat aktif pada
Kornea merupakan bagian mata yang tembus cahaya dan menutup bola mata di
sebelah depan. Pembiasan sinar terkuat dilakukan oleh kornea, dimana 40 dioptri dari 50
dioptri pembiasan sinar masuk kornea dilakukan oleh kornea.1 Kornea merupakan lapis
jaringan yang menutup bola mata sebelah depan dan terdiri atas lapis.6
Epitel: Bentuk epitel gepeng berlapis tanpa tanduk. Bersifat larut dalam lemak. Ujung
saraf kornea berakhir di epitel oleh karena itu pada kelainan epitel akan menyebabkan
gangguan sensibilatas korena dan rasa sakit dan mengganjal. Daya regenerasi cukup
Besar, perbaikan dalam beberapa hari tanpa membentuk jaringan parut. Tebalnya
0.05mm, terdiri atas sel epitel tidak bertanduk yang saling tumpang tindih, satu lapis
merupakan kolagen yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian
depan stroma. Ia mempertahankan bentuk kornea. Lapis ini tidak mempunyai daya
Stroma : Lapisan yang paling tebal dari kornea yaitu 90% dari total kornea . Bersifat
larut dalam air. Terdiri atas jaringan kolagen yang tersusun atas lamel-lamel, pada
permukaan terlihat anyaman yang teratur. Stroma bersifat higroskopis yang menarik
udara, kadar air diatur oleh fungsi pompa sel endotel dan penguapan oleh sel epitel.
stroma kornea
Membran Descemet : Lapisan yang bersifat kenyal, kuat, tidak berstruktur dan
mengatur cairan di dalam stroma kornea, tidak mempunyai daya regenerasi, pada
kerusakan bagian ini tidak akan lagi yang normal. Dapat rusak atau terganggu
fungsinya akibat trauma bedah, penyakit intra okuler dan usia lanjut. Berasal dari
mesotalium, berlapis satu bentuk heksagonal besar 20-40um. Endotel melekat pada
Aqueous humor mengandung zat-zat gizi untuk kornea dan lensa, keduanya tidak
memiliki pasokan darah. Adanya pembuluh darah di kedua struktur ini akan mengganggu
lewatnya cahaya ke fotoreseptor. Aqueous humor dibentuk dengan kecepatan 5 ml/hari oleh
jaringan kapiler di dalam korpus siliaris, turunan khusus lapisan koroid di sebelah anterior.
Cairan ini mengalir ke suatu saluran di tepi kornea dan akhirnya masuk ke darah. Jika
aqueous humor tidak dikeluarkan sama cepatnya dengan pembentukannya (sebagai contoh,
karena sumbatan pada saluran keluar), kelebihan cairan akan tertimbun di rongga anterior dan
Lensa
Lensa merupakan suatu struktur bikonveks avaskular tidak bewarna dan hampir
transparan yang berasal dari ektoderm permukaan serta dapat menebal dan menipis pada saat
terjadinya akomodasi. Pada lensa juga tidak terdapat serat nyeri, pembuluh darah atau saraf.
Tebal lensa sekitar 5 mm dengan diameter 9 mm. Di belakang iris, lensa digantung oleh
zonula yang menghubungkannya dengan korpus siliare. Pada bagian anterior lensa terdapat
aquous humor dan di posteriornya terdapat vitreus humor. Daya refraksi lensa ialah (+16)
a. Kapsul
Lensa dikelilingi oleh membran basalis elastik yang disebut dengan kapsul lensa.
Kapsul bersifat semipermeabel sehingga mempermudah air dan elektrolit masuk. Kapsul
terbentuk dari zat kolagen serta terdiri dari kapsul anterior dan posterior. Di bagian kapsul
anterior terdapat satu lapis sel epitel (epitel subkapsuler) yang kearah ekuator menghasilkan
serabut (serat lamellae) lensa yang terus diproduksi sehingga lama kelamaan lensa menjadi
lebih besar dan kurang elastik. Serabut yang usianya tertua ditemukan di sentral dan
membentuk nukleus lensa sedangkan yang lebih muda terletak di perifer (di bagian luar
b. Epithelium
Epithelium merupakan lapisan tunggal dari sel epitel yang menutupi bagian anterior
lensa. Sel ini memiliki kapasitas metabolik maksimal dan berperan dalam regulasi air dan
sedangkan yang terletak dibelakangnya disebut korteks posterior. Nukleus lensa mempunyai
Lensa ditahan oleh sebuah ligamentum yaitu zonula zinni yang tersusun dari banyak
fibril dari permukaan korpus siliare dan menyisip kedalam equator lensa. 65% lensa terdiri
dari air dan sekitar 35% nya terdiri dari protein (kandungan protein yang tertinggi di antara
jaringan tubuh) dan sedikit mineral. Kandungan kalium lebih tinggi daripada di kebanyakan
jaringan lain.
Badan vitreous menempati daerah mata di balakang lensa. Struktur ini merupakan gel
transparan yang terdiri atas air (lebih kurang 99%), sedikit kolagen, dan molekul asam
hialuronat yang sangat terhidrasi. Badan vitreous mengandung sangat sedikit sel yang
menyintesis kolagen dan asam hialuronat.9 Peranannya mengisi ruang untuk meneruskan
sinar dari lensa ke retina. Kebeningan badan vitreous disebabkan tidak terdapatnya pembuluh
darah dan sel. Pada pemeriksaan tidak terdapatnya kekeruhanbadan vitreous akan
Panjang bola mata menentukan keseimbangan dalam pembiasan. Panjang bola mata
seseorang dapat berbeda-beda. Bila terdapat kelainan pembiasan sinar oleh karena kornea
(mendatar atau cembung) atau adanya perubahan panjang (lebih panjang atau lebih pendek)
bola mata, maka sinar normal tidak dapat terfokus pada mekula. Keadaan ini disebut sebagai
antara prosesus siliaris. Otot ini mengubah tegangan pada kapsul lensa, sehingga lensa dapat
mempunyai berbagai focus baik untuk objek dekat maupun yang berjarak jauh dalam
lapangan pandang. Ada beberapa teori mengenai mekanisme akomodasi, antara lain:7
a. Teori Helmholtz. Jika mm.siliaris berkontraksi maka iris dan korpus siliaris
digerakkan ke depan bawah, sehingga zonulla Zinnii menjadi kendor, lensa menjadi
cembung.
b. Teori Schoen. Terjadi akibat mm.siliaris pada bola karet yang dipegang dengan kedua
c. Teori dari Tichering. Jika mm.siliaris berkontraksi maka iris dan korpus siliaris
perifer lensa juga menjadi tegang, sedangkan bagian tengahnya didorong ke sentral
Punctum remotum (R) adalah titik terjauh yang dapat dilihat dengan nyata tanpa
akomodasi. Pada emetrop letak R adalah tak terhingga. Punctum proksimum (P) adalah titik
terdekat yang dapat dilihat dengan akomodasi maksimal. Daerah akomodasi adalah daerah di
antara titik R dan titik P. Lebar akomodasi (A) adalah tenaga yang dibutuhkan untuk melihat
daerah akomodasi. Lebar akomodasi dinyatakan dengan dioptri, besarnya sama dengan
kekuatan lensa konfeks yang harus diletakkan di depan mata yang menggantikan akomodasi
A = 1/P1/R
Kekuatan akomodasi makin berkurang dengan bertambahnya umur dan punctum
proksimumnya (P) semakin menjauh. Hal ini disebabkan oleh karena berkurangnya elastisitas
Dua struktur yang paling penting dalam kemampuan refraktif mata adalah kornea dan
lensa. Permukaan kornea, struktur pertama yang dilalui cahaya sewaktu masuk mata, yang
melengkung berperan besar dalam reftraktif total karena perbedaan densitas pertemuan
udara/kornea jauh lebih besar dari pada perbedaan densitas antara lensa dan cairan yang
kornea tidak pernah berubah. Sebaliknya kemampuan refraksi lensa dapat di sesuaikan
struktur refraksi pada mata harus membawa bayangan cahaya terfokus di retina agara
penglihatan jelas. Apabila bayangan sudah terfokus sebelum bayangan mencapai retina atau
belum terfokus sebelum mencapai retina, bayangan tersebut tampak kabur. Untuk mata
tertentu, jarak antara lensa dan retina selalu sama. Untuk membawa sumber cahaya jauh dan
dekat terfokus di retina (dalam jarak yang sama), harus dipergunakan lensa yang lebih kuat
untuk sumber dekat. Kekuatan lensa dapat disesuaikan melalui proses akomodasi.7
2.3 Definisi
Presbiopia adalah kondisi yang muncul akibat proses penuaan dimana terjadi
hilangnya daya akomodasi untuk jarak dekat pada pasien yang gangguan refraksi jauhnya
telah diperbaiki.10
2.4 Epidemiologi
Prevalensi presbiopi lebih tinggi pada negara dengan jumlah populasi lanjut usia yang
lebih tinggi karena presbiopi sangat berhubungan dengan usia tua. Pada tahun 2005,
diperkirakan 1.04 juta orang didunia telah mengalami presbiopi. Dan 410 juta diantaranya
94 % penderita presbiopi yang kurang mendapatkan koreksi yang tepat berasal dari negara
berkembang. Usia rata-rata mulai munculnya symptom presbiopi ialah 42-44 tahun, dan
hilangnya akomodasi secara komplit biasanya mulai muncul pada usia 50-55 tahun.3,4
b. Lensa mata tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya akibat sklerosis lensa
presbiopi, timbulnya masalah pada akomodasi lebih awal juga dipengaruhi oleh penyakit
sistemik, medikasi, dan trauma, seseorang yang sering menggunakan penglihatan dekat juga
akan menyadari gejala presbiopi lebih awal daripada individu dengan usia yang sama.11
Tabel 2.1. Faktor Risiko Presbiopi
(pendek, menopause)
Ocular disease atau trauma mata Mengubah lensa, zonula, otot siliaris
2.6 Patogenesis
Pada mekanisme akomodasi yang normal terjadi peningkatan daya refraksi mata
karena adanya perubahan keseimbangan antara elastisitas matriks lensa dan kapsul sehingga
lensa menjadi cembung. Dengan meningkatnya umur maka lensa menjadi lebih keras
a. Penurunan tajam penglihatan pada jarak dekat terutama jika pencahayaan kurang1
b. Nyeri kepala dapat terjadi setelah pasien melakukan tindakan yang memerlukan
1. Anamnesa gejala-gejala dan tanda-tanda presbiopi (mata lelah, berair, kesulitan pada
punggungnya atau menjauhkan obyek yang dibacanya agar lebih jelas membaca)1,2
2. Pemeriksaan Oftalmologi
visus (tidak dikoreksi atau dengan koreksi saat ini) dan koreksi ketajaman
penglihatan dekat memberikan indikasi kesalahan refraktif atau penyakit mata dan
dengan miopia yang tidak dikoreksi atau kurang dikoreksi cenderung tidak
b) Refraksi Periksa mata satu per satu, mulai dengan mata kanan. Pasien diminta
untuk memperhatikan kartu Jaeger dan menentukan kalimat terkecil yang bisa
duksi dan versi, tes tutup dan tes tutup-buka, tes Hirschberg, amplitud dan fasilitas
2.9 Pemeriksaan
a. Alat
- Kartu Snellen
- Bingkai percobaan3
a. Teknik
- Penderita yang akan diperiksa penglihatan sentral untuk jauh dan diberikan kacamata
huruf terkecil pada kartu baca dekat dan kekuatan lensa ini ditentukan
b. Nilai
2.10 Penatalaksanaan
Diberikan penambahan lensa sferis positif sesuai pedoman umur yaitu umur 40 tahun
(umur rata rata) diberikan tambahan sferis + 1.00 dan setiap 5 tahun diatasnya ditambahkan
2.11 Komplikasi
2.12 Prognosis
Prognosis quo ad vitam dan sanationam adalah bonam, namun quo ad fungsionamnya
3. Tidak ada terapi medikamentosa, termasuk diet dan latihan yang dapat
1. Ilyas, Sidarta, 2005. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Bagian Ilmu Penyakit Mata
3. Gary L. Mancil. Optometric Clinical Practice Guideline Care of The Patient With
4. Holden BA, Fricke TR, Ho SM, Wong R, Schlenther G, Cronj S, Burnett A, Papas
E, Naidoo KS, Frick KD. Global vision impairment due to uncorrected presbyopia.
6. Riordan, Paul, Whitcher, John P. 2000. Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum.
Jakarta: EGC. Hal: 401-402.
7. Sherwood, L. Fisiologi Manusia;dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta; EGC ; 2001.
9. Junqueira, Luiz Carlos. Histologi Dasar: Teks & Atlas. Edisi ke-10. Jakarta: Penerbit
10. Pambudy IM, Irawati Y. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Keempat. FKUI: Jakarta;
2014.
11. Peter, Natalie Afshari, MD FACS. January 20, 2015. Presbyopia. American
Academy of Ophtalmolog. http://eyewiki.aao.org/Presbyopia#cite_note-four-4
12.