SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)
Oleh :
Shela Ayu Puryandini
NIM : 1111101000060
i
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN
Skripsi, Juni 2016
ABSTRAK
ii
ISLAMIC STATE UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE
PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM
DEPARTMENT OF ENVIRONMENTAL HEALTH
Undergraduate Thesis, June 2016
ABSTRACT
References: 45 (1999-2014)
Keywords: Density Level of Aedes aegypti mosquito’s eggs, PSN, ovitrap
iii
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
ix
1.6 Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 11
x
5.1 Gambaran Umum Wilayah ........................................................................52
5.2.4 Gambaran Perilaku Memperbaiki Saluran Air yang Tidak Lancar ..... 56
6.2 Gambaran Tingkat Densitas Telur Nyamuk Aedes aegypti pada Ovitrap di
RW 01 Kelurahan Pamulang Barat ............................................................63
LAMPIRAN ..........................................................................................................84
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
serta semakin meningkatnya jumlah penduduk yang terkena. Lebih dari 2,5
miliar penduduk dunia berisiko terkena penyakit DBD dengan mayoritas atau
akut yang disertai sakit kepala, nyeri otot, sendi, dan tulang penurunan jumlah
sel darah putih dan ruam-ruam (Sucipto, 2011). Penyakit DBD menyerang
semua orang tidak terbatas oleh kelompok umur tertentu. Hingga saat ini
proporsi kasus DBD yang terbanyak adalah pada golongan anak-anak. Namun
dalam dekade ini proporsi kasus DBD pada golongan umur dewasa cenderung
Penyakit DBD disebabkan oleh infeksi virus dengue yang terdiri dari
empat tipe, yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4, dan ditularkan melalui
12
13
gigitan nyamuk betina Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang telah
terinfeksi oleh virus dengue dari penderita DBD lainnya. Virus penyebab
DBD adalah virus dengue anggota dari genus flavivirus (Arbovirus group B).
Maksud dari Arbovirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang
atau membeli air di penjual air sehingga bak mandi atau drum/tempayan
vektor yaitu nyamuk betina Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Di Indonesia
nyamuk Aedes agypti tesebar luas di seluruh pelosok tanah air, baik di kota
ataupun di desa kecuali di wilayah yang ketinggiannya lebih dari 100 meter
diatas permukaan laut. Aedes aegypti adalah salah satu vektor yang efisien
untuk arbovirus karena nyamuk ini sangat antropofilik dan hidup dekat
karena terdapat genangan air bersih yang dapat menjadi tempat berkembang
biak nyamuk betina Aedes aegypti. Selain nyamuk betina Aedes aegypti,
nyamuk Aedes albopictus juga salah satu vektor penyebar penyakit demam
dengan nyamuk Aedes aegypti hal tersebut karena nyamuk tersebut tinggal di
a. Ada virus dengue pada orang yang dihisap darahnya, yaitu orang sakit
DBD, 1-2 hari sebelum demam atau 4-7 hari selama demam.
b. Nyamuk hanya akan bisa menularkan penyakit apabila umurnya lebih dari
10 hari, oleh karena masa inkubasi extrinsik virus di dalam tubuh nyamuk
8-10 hari. Untuk nyamuk bisa mencapai umur lebih dari 10 hari perlu
rendah nyamuk akan mati kering. Tempat hinggap tersedia oleh adanya
pekarangan).
d. Untuk bisa bertahan hidup maka jumlah nyamuk harus banyak karena
vektor tidak selalu berarti pemberantasan nyamuk bisa juga dengan cara
mengurangi salah satu dari 5 (lima) syarat tadi. Bila banyak nyamuk Aedes
aegypti belum tentu merupakan musim penularan, karena kalau tidak ada
sumber penularan atau umur nyamuk pendek tidak bisa menjadi vektor.
bagian tubuh nyamuk Aedes aegypti dewasa secara umum terdiri atas
kepala, dada (thorax), dan perut (abdomen). Tanda khas Aedes aegypti
sepasang garis putih yang sejajar di tengah dan garis lengkung putih
yang lebih tebal pada setiap sisinya. Probosis berwarna hitam, skutelum
bersisik lebar berwarna putih dan abdomen berpita putih pada bagian
Gambar 2.1
Morfologi Nyamuk Aedes aegypti
Dewasa
memerlukan waktu sekitar 10-12 hari dan hanya nyamuk betina saja
(Ginanjar, 2008).
Sumber:
Gambar Kemenkes
2.2 RI, 2013
Siklus Hidup Nyamuk Aedes
Gambar 2.3 aegypti
Telur Aedes sp.
1. Telur
Nyamuk Aedes aegypti betina dapat bertelur rata-rata 100
Telur tersebut menetas dalam satu sampai dua hari menjadi larva
18
2. Larva (Jentik)
Setelah telur menetas tumbuh menjadi larva yang disebut
pelana yang terbuka, bulu sifon satu pasang, dan gigi sisir yang
Gambar 2.4
Larva Aedes sp.
3. Pupa
Pupa nyamuk berbentuk seperti koma. Kepala dan dadanya
adalah stadium tak makan. Jika terganggu dia akan bergerak naik
turun di dalam wadah air. Dalam waktu lebih kurang dua hari, dari
Gambar 2.5
Pupa Aedes sp.
4. Nyamuk Dewasa
Nyamuk setelah muncul dari kepompong akan mencari
Sumber: http://www.nacionaltucuman.com
Gambar 2.6
Nyamuk Aedes sp. Dewasa
(WHO, 2004);
21
1. Perilaku Makan
biasanya mulai dari pagi sampai sore hari dengan dua puncak
berulang kali (multiple bites) atau lebih dari satu orang. Menurut
(multiple bites) atau lebih dari satu orang adalah untuk memenuhi
2. Perilaku Istirahat
3. Jarak Terbang
nyamuk ini dapat menyebar lebih dari 400 meter terutama untuk
dilakukan dengan cara survei telur, survei jentik, dan survei nyamuk, seperti;
A. Survei Telur
Survei telur dilakukan dengan memasang Oviposition Trap atau
aegypti yang sangat reproduktif dan efisien di wilayah perkotaan dan juga
tabung gelas kecil bermulut lebar yang di cat hitam bagian luarnya.
Tabung gelas tersebut dilengkapi dengan tongkat kayu (pedel) yang dijepit
telah direndam selama tujuh hari dan ditempatkan di lokasi yang diduga
Sumber http://www.contracostamosquito.com
Gambar 2.7
Ovitrap dan Padel dengan Telur Aedes aegypti
B. Survei Jentik
Metode survei ini dilakukan dengan cara melakukan pengamatan
selama 3-5 menit menggunakan senter. Hasil survei jentik dicatat dan
secara acak.
28
C. Survei Nyamuk
Survei nyamuk dilakukan dengan cara menangkap nyamuk yang
(man bitting rate/ MBR), dan angka hinggap di dinding ( resting rate/ RR)
seperti;
3) Resting Rate/ RR
individu atau biomas populasi per satuan aeral atau volume. Kerapatan
kelimpahan atau kepadatan jumlah telur pada ovitrap dapat dihitung dengan
2014) yaitu;
respon terhadap stimulus tersebut. Jadi, dapat diartikan bahwa perilaku adalah
kegiatan atau aktivitas manusia itu sendiri yang dapat diamati (Notoatmodjo,
31
2007).
nyamuk Aedes, antara lain tempat penampungan air (TPA) untuk keperluan
32
penelitin yang dilakukan oleh Riyadi, dkk (2012) menyatakan bahwa tindakan
dapat menampung air di dalam, di luar atau sekitar rumah serta tempat- tempat
dan lainnya).
dinding bagian dalam dari bak mandi, dan semua tempat penyimpanan air
telur nyamuk.
yang rapat pada tempat air ditampung seperti bak mandi, kendi, gentong
aegypti.
karena penutup TPA jarang tertutup dengan baik dan sering dibuka untuk
mengambil air didalamnya. TPA yang tutupnya longgar seperti itu, lebih
densitas larva Aedes aegypti. Hal tersebut berbeda dengan penelitian yang
tempat penampungan air bersih dan yang tidak beralaskan tanah, seperti
bak mandi, drum dan kaleng bekas, tempat minum burung dan pot
genangan air. Genangan air tersebut dijadikan sebagai breeding place atau
Penggantian air pada vas bunga dan tempat minuman hewan dapat
air yang baru secara rutin minimal seminggu sekali. Hal tersebut
dilakukan agar telur nyamuk yang terdapat dalam vas bunga atau tempat
2013). Nyamuk Aedes aegypti tidak hanya berkembang biak pada air
bersih, namun dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hadi (2006) air
antara pelaksanaan memperbaiki saluran air dan talang air yang tidak
selain bak mandi, drum dan kaleng bekas, tempat minum burung dan pot
seperti bak mandi, drum air, kaleng bekas, ketiak daun, dan lubang lubang
batu.
butir pasir dengan dosis 1 ppm artinya 1 bagian abate dalam satu juta
bagian air atau I gram Temefos SG (sand granuler) 1% per 10 liter air.
parasit, bakteri, sebagai musuh alami stadium pra dewasa vektor DBD.
DBD, tidak adanya hubungan tersebut karena kasa anti nyamuk belum
f. Menggunakan Kelambu
Pontianak.
jam, hari, bulan yang lalu (recall). Pengukuran perilaku juga dapat dilakukan
saluran air yang tidak lancar dan perilaku secara langsung dilakukan dengan