Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

VULNUS MORSUM

No. Dokument : 00/ Admin/2023

No. Revisi :
Tanggal Terbit : 2 Januari 2023

Halaman :1/3

UPTD Puskesmas I
dr.Ni Komang Yulia Restu Ayu Ningsih
Melaya NIP. 19830710 200902 2 0097
1. Pengertian Keadaan terjadinya diskontinuitas jaringan, dapat ditimbulkan oleh berbagai
macam akibat gigitan hewan atau manusia.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam tatalaksana Vulnus Morsum

3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesms I Melaya Nomor : 00/PUSK I


MELAYA/2023, tentang……………………………………..
4. Refrensi Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/1186/2022
tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama
Buku Saku Petunjuk Teknis Penatalaksanaan Kasus Gigitan Hewan
Penular Rabies Di Indonesia Tahun 2016
5. Anamnesis Terjadi trauma, ada jejas, luka terbuka yang disebabkan oleh gigitan hewan
atau manusia
6. Pemeriksaan Fisik Inspeksi: adanya kerusakan jaringan didaerah trauma, ada perdarahan,
edema sekitar area trauma, kulit warna kemerahan sampai kehitaman.
Palpasi: nyeri tekan, atau anestesi.
7. Kriteria Diagnosis Adanyan riwayat luka karena gigitan hewan
1.Gejala Lokal
a.Nyeri terjadi karena kerusakan ujung- ujung saraf sensoris.
Intensitas atau derajat rasa nyeri berbeda-beda tergantung pada berat/ luas
kerusakan ujung-ujung saraf dan lokasi luka.
b.Perdarahan, hebatnya perdarahan tergantung pada lokasi luka, jenis
pembuluh darah yang rusak.
c.Diastase yaitu luka yang menganga atau tepinya saling melebar
d.Gangguan fungsi, fungsi anggota badan akan terganggu baik oleh karena
rasa nyeri atau kerusakan tendon.
2.Gejala umum
Gejala/tanda umum pada perlukaan dapat terjadi akibat penyulit/komplikasi
yang terjadi seperti syok akibat nyeri dan atau perdarahan yang hebat.
Pada kasus vulnus diagnosis pertama dilakukan secara teliti untuk
memastikan apakah ada pendarahan yang harus dihentikan. Kemudian
ditentukan jenis trauma apakah trauma tajam atau trauma tumpul,
banyaknya kematian jaringan, besarnya kontaminasi dan berat jaringan
luka.
8. Diagnosis Vulnus Morsum
9. Diagnosis Banding 1.Vulnus Punctum (Luka Tusuk)
2.Vulnus Scissum/Insivum (Luka Sayat)
3.Vulnus Schlopetorum (Luka Tembak)
4.Vulnus Apertum (Luka Terbuka)
5.Vulnus Perforatum (Luka Tembus)
6.Vulnus Laceratum (Laserasi/Robek)
7.Vulnus Excoriasi (Luka Lecet)
8.Vulnus Contussum (Luka Kontusio)
9.Vulnus Combustion (Luka Bakar)
10. Pemeriksaan -
Penunjang
11. Terapi 1.Pencucian luka dengan menggunakan sabun merupakan hal yang sangat
penting dan harus segera dilakukan setelah terjadi pajanan (jilatan,
cakaran atau gigitan) terhadap riwayat gigitan hewan, untuk membunuh
virus rabies yang berada sekitar luka gigitan. Pencucian luka dilakukan
sesegera mungkin dengan sabun dibawah air mengalir selama kurang lebih
15 menit
2. Pemberian Antiseptik
Setelah dilakukan pencucian luka sebaiknya diberikan antiseptik untuk
membunuh virus rabies yang masih tersisa di sekitar luka gigitan. Antiseptik
yang dapat diberikan diantaranya povidon iodine, alkohol 70%, dan zat
antiseptik lainnya.
3. Pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR) Dan Serum Anti Rabies (SAR)
Tujuan pemberian vaksin anti rabies adalah untuk membangkitkan sistem
imunitas dalam tubuh terhadap virus rabies dan diharapkan antibodi yang
terbentuk akan menetralisasi virus rabies

Tatacara Pemberian VAR:

Tatacara Pemberian SAR:

Jika Pasien sebelumnya pernah mendapatkan VAR dan saat ini kembali
digigit maka :

12. Edukasi Memberikan informasi


1. Luka risiko tinggi
yang dimaksud dengan luka risiko tinggi adalah jilatan/luka pada mukosa,
luka di atas daerah bahu (leher, muka dan kepala), luka pada jari tangan
dan jari kaki, luka di area genitalia, luka yang lebar/dalam, atau luka multiple
(multiple wound).
2. Luka risiko rendah
Yang dimaksud luka risiko rendah adalah jilatan pada kulit terbuka atau
cakaran/ gigitan yang menimbulkan luka lecet (ekskoriasi) di area badan,
tangan dan kaki.
3. Observasi hewan
Kandangkan atau ikat hewan yang melakukan gigitan dan lakukan
pengamatan selama 14 hari.
4. Hentikan pemberian Vaksin Anti Rabies bila :
• hasil observasi hewan menunjukkan hewan sehat,
• hasil pemeriksaan laboratorium terhadap spesimen otak hewan
menunjukkan hasil negatif.
13. Prognosis Tergantung dari luas, kedalaman serta, waktu gigitan dan awal mendapat
terapi. Jika diterapi semakin awal setelah gigitan dubia at bonam, jika sudah
muncul gejala rabies pada pasien maka dubia ad malam

Anda mungkin juga menyukai