Anda di halaman 1dari 6

TATA CARA PEMBERIAN VAKSIN

STANDAR SERUM ANTI RABIES


PROSEDUR
OPERASIONAL No. Dokumen :
KS.01.01.02/519a/PKMKOPO/IX/2022
No. Revisi : 01
Tanggal Terbit: 07 januari 2023

UPT PUSKESMAS KOPO


HALAMAN : 1/5 dr. Ike Puri Purnama Dewi
NIP.1980318 200603 2 006
.
Penyakit anjing gila adalah penyakit infeksi akut pada susunan
saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies, dan
1. PENGERTIAN
ditularkan melalui gigitan hewan penular rabies terutama
anjing, kucing dan kera kepada manusia

Sebagai acuan langkah-langkah pencegahan, penularan


2. TUJUAN
dan terjadinya Rabies
SK Kepala UPTD Puskesmas Nomor
3. KEBIJAKAN KS.01.01.02/519a/PKMKOPO/IX/2022 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis di UPTD Puskesmas Kopo
4. REFERENSI Undang-undang Nomor 16 tahun 1992 tentang Karantina
Hewan, Ikan dan Tumbuhan. (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3495);

Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 1991 tentang


Penanggulangan Wabah Penyakit Menular. (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3447);
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501 Tahun 2010
tentang jenis penyakit tertentu yang dapat menimbulkan wabah
dan upaya penanggulangannyan

Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia, Nomor


487/Kpts/UM/6/1981 tentang Pencegahan, Pemberantasan dan
Pengobatan Penyakit Hewan Menular.
Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia, Nomor
363/Kpts/UM/5/1982 tentang Pedoman Khusus Pencegahan
dan Pemberantasan Rabies
1. Persiapan Alat dan Bahan :
a. Ballpoint
b. Alat Kesehatan: Senter
c. Kartu rekam medis
d. Kertas resep
e. Komputer/ Laptop
2. Petugas yang melaksanakan :
a. Dokter Umum
3. Langkah-Langkah :
a. Dokter menerima kartu rekam medis pasien dari
perawat
b. Dokter memanggil pasien
c. Dokter memberi salam kepada pasien
d. Dokter menanyakan identitas pasien
e. Dokter mencocokan identitas pasien dengan yang
tertulis di kartu rekam medis
PROSEDUR f. Dokter menanyakan keluhan pasien, adakah
LANGKAH - LANGKAH
keluhan seperti berikut :
g. Dokter Anamnesa : Adanya kontak ,jilatan atau
gigitan. Kejadian didaerah tertular/terancam/bebas,
didahului tindakan provokatif/tidak.
h. Hewan yang menggigit menunjukkan gejala rabies,
i. Hewan yang menggigit
j. Hilang, lari dan tidak dapat ditangkap atau
dibunuh.
k. Hewan yang menggigit mati, tapi masih diragukan
menderita rabies.
l. Penderita luka gigitan pernah di VAR dan kapan
?.
m. Hewan yang menggigit pernah di VAR dan kapan ?
n. Pemeriksaan Fisik : Identifikasi luka gigitan (status
lokalis)
 Bila ada indikasi pemberian vaksin anti rabies, maka
terhadap luka resiko rendah diberi VAR saja. Yang
termasuk luka yang tidak berbahaya adalah jilatan
pada kulit luka, garukan atau lecet, luka kecil
disekitar tangan, badan dan kaki.
 Terhadap luka resiko tinggi, selain VAR juga
diberi SAR. Yang termasuk luka berbahaya adalah
jilatan/luka pada mukosa, luka diatas daerah bahu
(muka,kepala,leher), luka pada jari tangan/kaki,
genitalia, luka yang lebar/dalam dan luka yang banyak
(multiple).

Tatalaksana
1) Penanganan luka gigitan hewan penular rabies :
 Cuci luka gigitan hewan tersangka rabies dengan air
(sebaiknya air yang mengalir), dengan sabun atau
detergent selama 10 – 15 menit.
 Beri antiseptik (alkohol 70 %, betadine, obat merah dan
lain-lain).Luka gigitan tidak dibenarkan untuk dijahit,
kecuali jahitan situasi.
2) Dosis dan cara pemberian vaksin anti rabies :
Dosis dan cara pemberian Serum Anti Rabies ( SAR ).
Serum heterolog ( Kuda ), mempunyai kemasan bentuk
vial 20 ml ( 1ml=100 IU).
 Cara pemberian ; disuntikkan secara infiltrasi
disekitar luka sebanyak mungkin, sisanya
disuntikkan intra muscular.
 Dosis 40 Iu/KgBB diberikan bersamaan dengan
pemberian VAR hari ke 0, dengan melakukan skin
test terlebih dahulu.
1) Serum homolog, mempunyai kemasan bentuk vial 2 ml
( 1 ml=150 IU).
 Cara pemberian ; disuntikkan secara infiltrasi
disekitar luka sebanyak mungkin, sisanya
disuntikkan intra muscular.
2) Dosis 20 Iu/kgBB diberikan bersamaan dengan
pemberian VAR
hari ke 0, dengan sebelumnya dilakukan skin test.
 cara pemberian VAR untuk pengebalan sebelum digigit
(Pre Exposure Immunization).
3) Vaksin PVRV ( Purufied Vero Rabies Vaccine) terdiri dari
vaksin kering dalam vial dan pelarut sebanyak
0,5 ml dalam syringe.
 Cara pemberian
Hari Pertama disuntikkan secara intra muskular (im)
didaerah deltoideus. Dosisnya ; dasar digunakan
dua dosis masing-masing 0,5 ml pemberian pada hari 0,
kemudian hari ke 28 dengan dosis 0,5 ml. Diberikan
Ulangan pada 1 tahun seteleh
pemberian I dengan dosis 0,5 ml dan ulangan selanjutnya
0,5 ml tiap tiga tahun. Cara pemberian
Hari Kedua disuntikkan secara intra kutan (dibagian
fleksor lengan bawah) dengan dosis dasar 0,1 ml
pemberian hari ke kemudian hari 7 dan hari ke 28
dengan dosis 0,1 ml. Ulangan diberikan tiap 6 bulan –
satu tahun dengan dosis 0,1 ml. Vaksin SMBV
( Suckling Mice Brain Vaccine ), terdiri dari dus
yang berisi 7 vial 1 dosis dan 7 ampul pelarut @ 2 ml,
dus berisi 5 ampul 1 dosis intrakutan dan 5 ampula
pelarut @ 0,4 ml. Cara pemberian ; disuntikkan secara
intrakutan (ic) di bagian fleksor lengan bawah.
Dosis dasar 0,1 ml untuk anak dan 0,25 nl untuk
dewasa, pemberian
hari 21 dan hari 42. Untuk ulangan dosis 0,1 ml untuk
anakda 0,,25 untuk dewasa setiap 1 tahun.
1. Jaga privasi pasien selama melakukan anamnesa.
5. HAL-HAL YANG PERLU 2. Catat setiap informasi yang diberikan oleh pasien ke dalam
DIPERHATIKAN
tekap medis
2. Pemberian Vaksin anti rabies di sesuaikan dengan
persediaan yang ada

- Poli MTBS
6. UNIT TERKAIT - Poli Umum
- UGD
- Farmasi
7. DOKUMEN TERKAIT

8. REKAMAN HISTORIS
PERUBAHAN

Anda mungkin juga menyukai