Anda di halaman 1dari 3

TATA CARA PEMBERIAN VAKSIN

ANTI RABIES DAN SERUM ANTI


RABIES
No. Dokumen G/ /SOP/HC-LA/I/2017
No. Revisi 01
Tanggal Terbit 25 Januari 2017
SOP
Tanggal Mulai 26 Januari 2017
Berlaku
Halaman 1/3
UPTD
dr. Hj. Nurafiah
PUSKESMAS
NIP:196611081998032003
LUBUK ALUNG

2. Pengertian o Tata cara pemberian vaksin anti rabies adalah cara pemberian vaksin anti
rabies yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya Rabies atau Penyakit
Anjing Gila.
o Penyakit anjing gila adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat
yang disebabkan oleh virus rabies, dan ditularkan melalui gigitan hewan
penular rabies terutama anjing, kucing dan kera.

4. Tujuan Meningkatkan pencapaian terhadap kemungkinan pencegahan, penularan dan


terjadinya Rabies di UPTD Puskesmas Lubuk Alung

5. Kebijakan Surat Kebijakan Kepala UPTD Puskesmas No. G/ 1/SK/HC-LA/I/2017 tentang


Pelayanan Klinis Puskesmas Lubuk Alung
7. Referensi 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2014,
tentang Puskesmas;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2015,
tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;
9. Prosedur / Uraian Umum
Langkah – Dalam pelaksanaan kegiatan pemberian vaksin anti rabies ini , dilakukan
Langkah beberapa langkah, diantaranya :
o Anamnesa : Adanya kontak,jilatan atau gigitan. Kejadian didaerah
tertular/terancam/bebas, didahului tindakan provokatif/tidak. Hewan yang
menggigit menunjukkan gejala rabies, hewan yang menggigit hilang, lari dan
tidak dapat ditangkap atau dibunuh. Hewan yang menggigit mati, tapi masih
diragukan menderita rabies. Penderita luka gigitan pernah di VAR dan
kapan ?. Hewan yang menggigit pernah di VAR dan kapan ?.
o Pemeriksaan Fisik : Identifikasi luka gigitan (status lokalis)

o Bila ada indikasi pemberian vaksin anti rabies, maka terhadap luka resiko
rendah diberi VAR saja. Yang termasuk luka yang tidak berbahaya adalah
jilatan pada kulit luka, garukan atau lecet, luka kecil disekitar tangan, badan
dan kaki.
o Terhadap luka resiko tinggi, selain VAR juga diberi SAR. Yang termasuk
luka berbahaya adalah jilatan/luka pada mukosa, luka diatas daerah bahu
(muka,kepala,leher), luka pada jari tangan/kaki, genitalia, luka yang
lebar/dalam dan luka yang banyak (multiple).
Prosedur
1) Penanganan luka gigitan hewan penular rabies :
o Cuci luka gigitan hewan tersangka rabies dengan air (sebaiknya air yang
mengalir), dengan sabun atau detergent selama 10 – 15 menit.
o Beri antiseptik (alkohol 70 %, betadine, obat merah dan lain-lain).

o Luka gigitan tidak dibenarkan untuk dijahit, kecuali jahitan situasi.

2) Dosis dan cara pemberian vaksin anti rabies :


o Vaksin PVRV ( Purufied Vero Rabies Vaccine) terdiri dari vaksin kering
dalam vial dan pelarut sebanyak 0,5 ml dalam syringe.
 Dosis dan cara pemberiannya sesudah digigit adalah ; Cara
pemberiannya adalah disuntikkan secara intra muskular (im)
didaerah deltoideus / lengan atas kanan dan kiri. Dosis untuk anak
dan dewasa sama yaitu 0,5 ml dengan 4 kali pemberian yaitu hari
ke 0 (dua kali pemberian sekaligus), hari ke 7 satu kali pemberian
dan hari ke 21 satu kali pemberian.
 Dosis dan cara pemberian VAR bersamaan dengan SAR sesudah
digigit ; cara pemberiannya sama diatas. Dosis untuk anak dan
dewasa sama yaitu Dasar 0,5 ml dengan 4 kali pemberian yaitu
hari ke 0 (dua kali pemberian sekaligus), hari ke 7 satu kali
pemberian dan hari ke 21 satu kali pemberian. Ulangan 0,5 ml
sama pada anak dan dewasa pada hari ke 90.
o Suckling Mice Brain Vaccine (SMBV) mempunyai kemasan yang terdiri
dari dos berisi 7 vial @ 1 dosis dan 7 ampul pelarut @ 2 ml dan Dos
berisi 5 ampul @ 1 dosis intra kutan dan 5 ampul pelarut @ 0,4 ml.
 Dosis dan cara pemberian susudah digigit adalah ; cara pemberian
untuk vaksinasi dasar disuntikkan secara subcutan (sc) disekitar
pusar. Sedangkan untuk vaksinasi ulang disuntikkan secara
intracutan (ic) dibagian fleksor lengan bawah. Dosis untuk
vaksinasi dasar pada anak adalah 1 ml, dewasa 2 ml diberikan 7
kali pemberian setiap hari, untuk ulangan dosis pada anak 0,1 ml
dan dewasa 0,25 ml diberikan pada hari ke 11, 15, 30 dan hari ke
90.
 Dosis dan cara pemberian bersamaan dengan SAR sesudah digigit ; cara
pemberian sama dengan diatas. Dosis dasar untuk anak 1 ml, dewasa 2
ml, diberikan 7 kali pemberian setiap hari, untuk ulangan dosis pada
anak 0,1 ml dan dewasa 0,25 ml diberikan pada hari ke 11, 15, 25, 35
dan hari ke 90.
3) Dosis dan cara pemberian Serum Anti Rabies ( SAR ).
o Serum heterolog ( Kuda ), mempunyai kemasan bentuk vial 20 ml
( 1ml=100 IU). Cara pemberian ; disuntikkan secara infiltrasi disekitar
luka sebanyak mungkin, sisanya disuntikkan intra muscular. Dosis 40
Iu/KgBB diberikan bersamaan dengan pemberian VAR hari ke 0, dengan
melakukan skin test terlebih dahulu.
o Serum homolog, mempunyai kemasan bentuk vial 2 ml ( 1 ml= 150 IU).
Cara pemberian ; disuntikkan secara infiltrasi disekitar luka sebanyak
mungkin, sisanya disuntikkan intra muscular. Dosis 20 Iu/kgBB diberikan
bersamaan dengan pemberian VAR hari ke 0, dengan sebelumnya
dilakukan skin test.
4) Dosis dan cara pemberian VAR untuk pengebalan sebelum digigit (Pre
Exposure Immunization).
o Vaksin PVRV ( Purufied Vero Rabies Vaccine) terdiri dari vaksin kering
dalam vial dan pelarut sebanyak 0,5 ml dalam syringe. Cara pemberian
Pertama ; disuntikkan secara intra muskular (im) didaerah deltoideus.
Dosisnya ; dasar digunakan dua dosis masing-masing 0,5 ml pemberian
pada hari 0, kemudian hari ke 28 dengan dosis 0,5 ml. Diberikan ulangan
pada 1 tahun seteleh pemberian I dengan dosis 0,5 ml dan ulangan
selanjutnya 0,5 ml tiap tiga tahun. Cara pemberian Kedua ; disuntikkan
secara intra kutan (dibagian fleksor lengan bawah) dengan dosis dasar,
0,1 ml pemberian hari ke 0, kemudian hari 7 dan hari ke 28 dengan dosis
0,1 ml. Ulangan diberikan tiap 6 bulan – satu tahun dengan dosis 0,1 ml.
Vaksin SMBV ( Suckling Mice Brain Vaccine ), terdiri dari dus yang berisi 7
vial @ 1 dosis dan 7 ampul pelarut @ 2 ml, dus berisi 5 ampul @ 1 dosis
intrakutan dan 5 ampula pelarut @ 0,4 ml. Cara pemberian ; disuntikkan secara
intrakutan (ic) di bagian fleksor lengan bawah. Dosis dasar 0,1 ml untuk anak
dan 0,25 nl untuk dewasa, pemberian hari 0, hari 21 dan hari 42. Untuk ulangan
dosis 0,1 ml untuk anak dan 0,25 untuk dewasa setiap 1 tahun.
11. Bagan Alur
13. Dokumen Rekam Medis.
Terkait
15. Unit Terkait 1. UGD
2. Poli Umum

Anda mungkin juga menyukai