Anda di halaman 1dari 4

FRAKTUR TERBUKA

No. Dokumen : SOP/UKP/03/110


No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 1/3/2016
Halaman : 1/3

PUSKESMAS ….………………………
Bantul II NIP…………………….

1.Pengertian Fraktur terbuka adalah terputusnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi,
tulang rawan epifisis baik yang bersifat total maupun parsial. Fraktur
terbuka adalah suatu fraktur dimana terjadi hubungan dengan lingkungan
luar melalui kulit sehingga terjadi kontaminasi bakteri sehingga timbul
komplikasi berupa infeksi.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menentukan diagnosis dan
penatalaksanaan fraktu rterbuka.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor 445/029 Tahun 2016 tentang
Kebijakan Pelayanan Klinis Puskesmas Bantul II
4. Referensi KMK Nomor 514 Tahun 2015
5. Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesis ( keluhan utama, riwayat penyakit
sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat alergi dan riwayat
penyakit keluarga ), adanya keluhan patah tulang terbuka setelah
terjadinya trauma, nyeri, sulit digerakkan, deformitas, bengkak,
perubahan warna, gangguan sensibilitas dan kelemahan otot
2. Petugas melakukan pemeriksaanVital Sign yang diperlukan.
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik yang harus dilakukan/yang
sesuai :
a. Inspeksi (look)
Adanya luka terbuka pada kulit yang dapat berupa tusukan tulang
yang tajam keluar menembus kulit atau dari luar oleh karena
tertembus, misalnya oleh peluru atau trauma langsung dengan
fraktur yang terpapar dengan dunia luar.
b. Palpasi (feel)
1. Robekan kulit yang terpapar dunia luar
2. Nyeri tekan

1/1
3. Terabanya jaringan tulang yang menonjol keluar
4. Adanya deformitas
5. Panjang anggota gerak berkurang dibandingkan sisi
yang sehat
c. Gerak (move)
Umumnya tidak dapat digerakkan
4. Petugas menegakkan diagnosis dan atau differential diagnosis
berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan vital sign, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang (jika diperlukan).
Petugas melakukan klasifikasi fraktur terbuka. Klasifikasi fraktur
terbuka :
a. Grade I
1. Fraktur terbuka dengan luka kulit kurang dari 1 cm dan bersih
2. Kerusakan jaringan minimal, frakturnya simple atau oblique dan
sedikit kominutif.
b. Grade II
1. Fraktur terbuka dengan luka robek lebih dari 1 cm, tanpa ada
kerusakan jaringan lunak,
2. Flap kontusio avulsi yang luas serta fraktur kominutif sedang dan
kontaminasi sedang.
c. Grade III
Fraktur terbuka segmental atau kerusakan jaringan lunak yang
luas atau amputasi traumatic, derajad kontaminasi yang berat dan
trauma dengan kecepatan tinggi.
Frakturgrade III dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Grade IIIa :Fraktur segmental atau sangat kominutif penutupan
tulang dengan jaringan lunak cukup adekuat.
2. Grade IIIb : Trauma sangat berat atau kehilangan jaringan lunak
yang cukup luas, terkelupasnya daerah periosteum dan tulang
tampak terbuka, serta adanya kontaminasi yang cukup berat.
3. Grade IIIc :Fraktur dengan kerusakan pembuluh darah.
5. Petugas memberikan terapi penatalaksanaan :
a. Pembersihan terhadap luka fraktur, dengan cara irigasi dengan
NaCl fisiologis secara mekanis untuk mengeluarkan benda asing

2/1
yang melekat.
b. Balut luka untuk menghentikan perdarahan, pada fraktur dengan
tulang menonjol keluar sedapat mungkin dihindari memasukkan
komponen tulang tersebut kembalike dalam luka.
c. Fraktur dengan luka yang berat memerlukan suatu traksi skeletal.
Fraktur grade II dan III sebaiknya difiksasi dengan fiksasi eksterna.
d. Pemberian antibiotika: merupakan cara efektif mencegah
terjadinya infeksi pada fraktur terbuka. Antibiotika yang diberikan
sebaiknya dengan dosis yang besar. Untuk fraktur terbuka
antibiotika yang dianjurkan adalah golongan cephalosporin, dan
dikombinasi dengan golongan aminoglikosida.
e. Pencegahan tetanus: Semua penderita dengan fraktur terbuka
perlu diberikan pencegahan tetanus. Pada penderita yang telah
mendapat imunisasi aktif cukup dengan pemberian toksoid tapi
bagi yang belum, dapat diberikan 250 unit tetanus imunoglobulin
(manusia).
6. Petugas memberikan edukasi kepada pasien dan atau
keluarganya indikasi untuk dirujuk
7. Petugas melakukan rujukan kepelayanan kesehatan yang lebih
tinggi( RumahSakit) setelah kondisi stabil.
8. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis,
pemeriksaan, diagnosa, terapi, rujukan yang telah dilakukan dalam
rekam medis pasien.
9. Petugas menyerahkan rekam medis ke petugas simpus untuk di
entry.
10. Petugas mendokumentasikan hasil pemeriksaan, diagnose dan
terapi yang sudah tercatat dalam rekam medis ke data simpus
6. Unit Terkait Ruang Tindakan

Rekaman historis perubahan

3/1
No Isi Perubahan Tgl Mulai Diberlakukan

4/1

Anda mungkin juga menyukai