Anda di halaman 1dari 4

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

TATALAKSANA VULNUS

No. Dokumen : 440/ /SOP/PKM-GM/ /2020

No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit : 10 Januari 2020

Halaman : 1-2

UPTD Puskesmas H. Sayuti, SKM., M.Kes


Gedung Meneng NIP.197309102000121001

1. Pengertian Kulit merupakan bagian tubuh yang paling luar yang berguna melindungi
diri dari trauma luar serta masuknya benda asing. Apabila kulit terkena
trauma, maka dapat menyebabkan luka/vulnus. Luka tersebut dapat
merusak jaringan, sehingga terganggunya fungus tubuh serta dapat
mengganggu aktifitas sehari-hari.
Tipe-tipe vulnus:
1.Vulnus Laceratum adalah luka dengan tepi yang tidak beraturan atau
compang-camping biasanya karena tarikan atau goresan benda tumpul.
2. Vulnus Punctum (luka tusuk) Penyebab adalah benda runcing tajam
atau sesuatu yang masuk ke dalam kulit, merupakan luka terbuka dari luar
tampak kecil tapi di dalam mungkin rusak berat
3. Vulnus Scissum/Insivum (Luka Sayat) Penyebab dari luka jenis ini
adalah sayatan benda tajam atau jarum merupakan luka terbukaakibat dari
terapi untuk dilakukan tindakan invasif, tepi luka tajamdan licin.
4. Vulnus Schlopetorum (Luka Tembak) Penyebabnya adalah tembakan,
granat. Pada pinggiran luka tampak kehitam-hitaman, bisa tidak teratur
kadang ditemukan corpus alienum.
5. Vulnus Morsum (Luka Gigitan) Penyebab adalah gigitan binatang atau
manusia, kemungkinan infeksi besar bentuk luka tergantung dari bentuk
gigi. 
6. Vulnus Perforatum (Luka Tembus) Luka jenis ini merupakan luka
tembus atau luka jebol. Penyebab oleh karena panah, tombak atau proses
infeksi yang meluas hingga melewati selaput serosa/epithel organ jaringan.
7. Vulnus Amputatum (Luka Terpotong) Luka potong, pancung dengan
penyebab benda tajam ukuran besar/berat, gergaji. Luka membentuk
lingkaran sesuai dengan organ yang dipotong. Perdarahan hebat, resiko
infeksi tinggi,
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah penatalaksanaan vulnus
dalam rangka peningkatan mutu dan kinerja di Puskesmas Gedung
Meneng
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.
Tentang Penanganan Pasien Gawat Darurat
4. Referensi Permenkes nomor 75 tahun 2014
5. Prosedur/ Langkah 1. Alat dan Bahan
2. Petugas yang melaksanakan
3. Langkah-langkah
1. Anamnesa keluhan pasien.
2. Mencatat hasil anamnesa di kartu status pasien
3. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi:
tekanan darah, nadi , pernafasan. Pemeriksaan khusus:
a. Inspeksi (look)
Adanya luka robek pada kulit
b. Palpasi (feel)
1. Robekan kulit yang terpapar dunia luar
2. Nyeri tekan
c. Gerak (move)
Umumnya terasa nyeri saat digerakkan
4. Penegakan Diagnosis
5. Penatalaksanaan
a. Tindakan Antiseptik
Daerah yang akan dibersihkan harus lebih besar dari diameter luka.
Prinsip saat menyucihamakan kulit adalah mulai dari tengahdan
bekerja ke arah luar dengan pengusapan secara spiral dimana
daerah yang telah dibersihkan tidak boleh diusap lagi
menggunakan kassa yang telah digunakan tersebut. Larutan
antiseptik yang digunakan adalah povidone iodine 10% atau
klorheksidine glukonat 0,5%.
b. Pembersihan Luka
 Irigasi sebanyak-banyaknya dengan tujuan untuk membuang
jaringan mati dan benda asing (debridement) sehingga akan
mempercepat penyembuhan. Irigasi dilakukan dengan
menggunakan cairan garam fisiologis atau air bersih. Lakukan
secara sistematis dari lapisan superfisial ke lapisan yang lebih
dalam.
 Hilangkan semua benda asing dan eksisi semua jaringan mati.
Tepi yang compang-camping sebaiknya dibuang.
 Beri antiseptik.
 Bila perlu tindakan penjahitan, perlu diberikan anestesia lokal.
c. Penjahitan Luka
Luka bersih dan diyakini tidak mengalami infeksi serta berumur
kurang dari 8 jam boleh dijahit primer. Sedangkan luka yang
terkontaminasi berat dan/atau tidak berbatas tegas sebaiknya
dibiarkan sembuh per secundam atau per tertiam.
Pada luka infeksi misalnya insisi abses, dipasang drain. Drain dapat
dibuat dari guntingan sarung tangan.fungsi drain adalah untuk
mengalirkan cairan keluar (darah atau serum) pada dead space.
d. Penutupan Luka
Prinsip dalam menutup luka adalah mengupayakan kondisi
lingkungan yang baik pada luka sehingga proses penyembuhan
berlangsung optimal. Fungsi kulit adalah sebagai sarana pengatur
penguapan cairan tubuh dan sebagai barier terhadap bakteri
patogen. Pada luka fungsi ini menurun oleh karena proses inflamasi
atau bahakan hilang sama sekali (misalnya pasa kehilangan kulit
akibat luka bakar) sehingga untuk membantu mengembalikanfungsi
ini, perlu dilakukan penutupan luka. Penutupan luka yang terbaik
adalah dengan kulit (skin graft, flap). Bila tidak memungkinkan
maka sebagai alternatif digunakan kassa (sampai luka menutup dan
dilakukan pentupan dengan kulit).
e. Pembalutan
Fungsi balutan antara lain:
- Sebagai pelindung terhadap penguapan, infeksi.
- Mengupayakan lingkungan yang baik bagi luka dalam proses
penyembuhab, menciptakan kelembaban, sebagai kompres,
menyerap eksudat/produk lisis jaringan (adsorben).
- Sebagai fiksasi, mengurangi pergerakan tepi-tepi luka sampai
pertautan terjadi.
- Efek penekanan mencegah berkumpulnya rembesan darah
yang menyebabkan hematom.
Pertimbangan dalam menutup dan membalut luka
sangatbergantung pada penilaian kondisi luka. Luka sayat,
bersih, ukuran kecil yang dapat mengalami oroses
penyembuhan primam tidak perlu penutup/pembalut.
Sebaliknya pada luka luas dengan kehilangan kulit atau
disertai eksudasi dan produk lisis jaringan memerlukan
penggantian balutan sampai 5-6 kali sehari.
f. Pemberian Antibiotik dan ATS/Toksoid
Prinsipnya adalah pada luka bersih tidak perlu diberikan
antibiotik dan pada luka terkontaminasi atau kotor maka perlu
diberikan antibiotik. Luka merupakan media yang baik bagi
perkembanganbiakan bakteri-bakteri anaerob (misalnya luka
tusuk, luka menggaung, terkontaminasi bahan-bahan yang
merupakan media yang baik untuk berkembangnya kuman
anaeron seperti karat, kotoran kuda) memerlukan pemberian
ATS/Toksoid.
6. Bagan Air
Anamnesa & Pemeriksaan fisik Kartu
Status
Penegakan diagnose :
anemia defisiensi besi Form Hasil
Pemeriksaan

a. Tindakan antiseptis
b. Pembersihan Luka Kartu
c. Penjahitan luka Status
d. Penutupan luka
e. Pembalutan
f. medikamentosa

KIE

Apotek resep

Selesai
7. Hal-hal yang
perlu diperhatikan
8. Unit Terkait 1. Pendaftaran dan Rekam Medik
2. Poli Umum
3. Apotek
9. Dokumen Terkait
10. RekamanHistorisPeru Tanggal mulai
No. Yang dirubah Isi perubahan
bahan diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai