Anda di halaman 1dari 4

SOP KIPI PASCA PEMBERIAN

VAKSINASI COVID-19

1..Pengertian Kejadian Ikutan Pasca Vaksinasi atau biasa disebut KIPI merupakan kejadian medik
yang terjadi setelah imunisasi dapat berupa reaksi vaksin, reaksi suntikan, kesalahan
prosedur ataupun koinsidens sampai ditentukan adanya hubungan kausal.
2. Tujuan 1. Mendeteksi dini, merespon kasus KIPI dengan cepat dan tepat, mengurangi
dampak negatif vaksinasi.
2. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan KIPI
3. Sarana 1. Jenis vaksin yang diberikan, dosis, nomor batch
2. Pemberi imunisasi dan dokter yang bertanggung jawab
3. Format pencatatan dan pelaporan KIPI
4. Formulir investigasi KIPI
5. Isi dari Kit Anafilaktik terdiri dari :
 Satu ampul epinefrin 1 : 1000
 aminofilin ampul, difenhidramin vial, dexamethasone ampul
 Beberapa spuit 1 mL
 Beberapa infus set
 Beberapa kantong NaCl 0.9 % 500 ml
 Tabung Oksigen
Pemantauan KIPI
4.Langkah-langkah 1. Pemantauan kasus KIPI dimulai langsung setelah vaksinasi, pasien diminta untuk
menunggu 30 menit untuk melihat adanya reaksi cepat yang terjadi setelah
vaksinasi. Bila tidak ada reaski cepat, pasien bisa pulang.
2.Puskesmas menerima laporan KIPI dari sasaran yang di vaksinasi/
masyarakat/kader.
3. Setiap fasyankes harus menetapkan contact person yang dapat dihubungi apabila
ada keluhan dari penerima vaksin.
4. Penerima vaksin yang mengalami KIPI dapat menghubungi contact person
fasyankes tempat mendapatkan vaksin Covid-19
5. Selanjutnya, fasilitas pelayanan kesehatan akan melaporkan ke Puskesmas,
sementara Puskesmas dan rumah sakit akan melaporkan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
6. Untuk kasus diduga KIPI serius maka Dinas kesehatan Kabupaten/Kota akan
melakukan konfirmasi kebenaran kasus diduga KIPI serius tersebut berkoordinasi
dengan Pokja KIPI/ Dinas Kesehatan Kabupaten Kota atau dengan Komda PP-
KIPI/ Dinas Kesehatan Provinsi.
7. Kemudian bila perlu dilakukan investigasi (Lampiran Formulir Investigasi KIPI),
maka Dinas Kesehatan Provinsi akan berkoordinasi dengan Komda PP-KIPI dan
Balai Besar POM Provinsi serta melaporkan ke dalam website keamanan vaksin
untuk dilakukan kajian oleh Komite Independen (Komnas dan/atau Kompa PP-
KIPI)
8. Pasien yang mengalami gangguan kesehatan di duga akibat KIPI diberikan
pengobatan dan perawatan selama proses investigasi dan pengkajian kausalitas
berlangsung.

Pelacakan KIPI
A. Pastikan informasi pada laporan
1. Pemantauan kasus KIPI dimulai langsung setelah vaksinasi.
2. Dapatkan catatan medik pasien (atau catatan klinis lain)
3. Periksa informasi tentang pasien dari catatan medik dan dokumen lain
4. Isi setiap kelengkapan yang kurang dar fomulir laporan KIPI
5. Tentukan informasi dari kasus lain yang dibutuhkan untuk melengkapi pelacakan.

Lacak dan kumpulkan Data Tentang Pasien


1. Kronologis vaksinasi saat ini yang diduga menimbulkan KIPI
2. Riwayat medis sebelumnya, termasuk riwayat vaksinasi sebelumnya dengan
reaksi yang sama atau reaksi alergi lain.
3. Tentang vaksin yang diduga menimbulkan KIPI
4. Prosedur pengiriman vaksin, kondisi penyimpanan, dan catatan suhu pada lemari
es
5. Tentang kondisi sasaran lainnya yang mendapatkan vaksin yang sama
6. Adakah sasaran lain yang mendapat vaksin dari vaksin dengan nomor batcj yang
sama dan menimbulkan gejala yang sama
7. Evaluasi pelayanan vaksin.

Penanganan KIPI
1. Petugas menegakkan diagnosis yang diduga KIPI :
 Reaksi lokal : Nyeri, kemerahan,, bengkak didaerah bekas suntikan, selulitis
 Reaksi Sistemik : Demam, Nyeri otot seluruh tubuh, nyeri sendi, badan
lemas, sakit kepala, diare.
 Reaksi Lain : Urtikaria , oedem, reaksi anafilaksis, syncope
2. Petugas membuat rencana terapi dengan melibatkan pasien
 Petugas menjelaskan hasil pemeriksaan fisik
 Petugas menjelaskan terapi atau tindakan yang akan diberikan
3. Petugas memberikan terapi dan atau tindakan medis dengan persetujuan pasien
 Reaksi Lokal : Kompres dingin pada lokasi, pemberian anti nyeri
 Reaksi sistemik : Minum lebih bayak air, beristirahat, pakaian nyaman,
kompres dingin pada lokasi, paracetamol jika demam, anti diare jika
diperlukan.
 Reaksi Lain : Diberikan antihistamin, dan obat suportif lainnya. Syok
Anafilaksis sesuai alur penanganan Syok Anafilaksis.
i. Catat tanda-tanda vital (kesadaran, frekuensi denyut jantung, frekuensi
pernafasan, denyut nadi) setiap waktu dan catat dosis setiap pengobatan yang
diberikan. Yakinkan catatan detail tersebut juga dibawa bersama pasien ketika
dirujuk.
ii.Tandai catatan/kartu vaksinasi dengan jelas, sehingga pasien tersebut tidak boleh
lagi mendapatkan jenis vaksin tersebut.

5. Unit terkait Kepala Puskesmas, Penanggung Jawab Program, Pelaksana Program, Petugas Pi-
Care pencatatan.
6. .Referensi 1. Departemen Kesehatan RI, Dirjen Yanmed, 1991, Prosedur Perawatan
Dasar, Direktorat Rumah Sakit dan Pendidikan
2. Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 percepatan pengadaan vaksin dan
pelaksanaan imunisasi covid
3. KMK No. HK.01.07-MENKES-12757-2020 ttg Penetapan Sasaran
Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19
4. PMK No. 28 Th 2020 ttg Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka
Penanggulangan COVID-19
5. Teknis Pelaksanaan Vaksin Covid dan Antisipasi KIPI. Sukamto Koesnoe,
Satgas Imunisasi Dewasa PB PAPDI

Anda mungkin juga menyukai