Anda di halaman 1dari 3

PENANGAN KIPI

No. Dokumen :
No revisi :

SOP Tanggal Terbit : Januari 2023


Jumlah :
halaman
UPT Ratna Tiurlan, SKM
Puskesmas NIP.
Muara Lawai 196906101991032010
Semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam masa 1 bulan
setelah imunisasi. Pada kejadian tertentu lama pengamatan KIPI dapat
1. Pengertian mencapai masa 42 hari (arthritis kronik pasca imunisasi rubella), atau
sampai 6 bulan (infeksi virus campak vaccine-strain pada resipien non
imunodefisiensi atau resipien imunodefisiensi pasca vaksinasi polio).
Mendeteksi dini, merespon kasus KIPI dengan cepat dan tepat,
2. Tujuan mengurangi dampak negatif imunisasi untuk kesehatan individu dan pada
program imunisasi dan merupakan indikator kualitas program
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Muara Lawai Nomor 445/ / /PKM-
3. Kebijakan
ML/2023/ tentang Penanganan KIPI.
Petunjuk teknis pencatatan dan pelaporan upaya penguatan surveilans
4. Referensi
KIPI, Direktorat Jenderal PP & PL Kementrian Kesehatan RI,2014.
5. Langkah- 1. Survailans KIPI :
langkah a. Mendeteksi, memperbaiki, dan mencegah kesalahan program
/Prosedur b. Mengidentifikasi peningkatan resiko KIPI yang tidak wajar pada
batch vaksin atau merk vaksin tertentu
c. Memastikan bahwa suatu kejadian yang diduga KIPI merupakan
koinsidens (suatu kebetulan)
d. Menimbulkan kepercayaan masyarakat pada program imunisasi
dan memberikan respons yang tepat terhadap perhatian orang
tua/masyarakat tentang keamanan imunisasi di tengah kepedulian
(masyarakat dan professional) tentang adanya risiko imunisasi
e. Memperkirakan angka kejadian KIPI (rasio KIPI) pada suatu
populasi
2. Pelaporan KIPI :
a. Identitas : nama anak, tanggal dan tahun lahir (umur), jenis kelamin,
nama orang tua dan alamat
b. Jenis vaksin yang diberikan, dosis, nomor batch, siapa yang
memberikan

1/4
c. Nama dokter yang bertanggung jawab
d. Riwayat KIPI terdahulu
e. Gejala klinis yang timbul, pengobatan yang diberikan dan
perjalanan penyakit, hasil laboratorium yang pernah dilakukan.
Serta jika ada penyakit lain yang menyertai.
f. Waktu pemberian imunisasi (tanggal, jam)
g. Berapa lama interval waktu antara pemberian imunisasi dengan
terjadinya KIPI
h. Apakah terdapat gejala sisa, setelah dirawat dan sembuh
i. Cara menyelesaikan masalah KIPI (kronologis)
j. Adakah tuntutan dari keluarga
3. Tatalaksana Kasus KIPI :
a. Vaksin Reaksi local ringan: kompres hangat, jika nyeri mengganggu
dapat diberikan parasetamol, -1 tablet.Pengobatan dapat dilakukan
oleh guru UKS/orangtua
b. Timbul <48 jam setelah imunisasi : kompres hangat, parasetamol -1
tablet, jika tidak ada perubahan hubungi Puskesmas terdekat
c. Reaksi Arthus : kompres, parasetamol, -1 tablet, dirujuk dan dirawat
RS
d. Reaksi umum (sismetik), kolaps/keadaan seperti syok : memberi
minum hangat dan selimut, rangsang dengan wangian atau bahan
yang merangsang, parasetamol, -1 tablet. Bila belum dapat diatasi
dalam waktu 30 menit segera rujuk ke Puskesmas terdekat
e. Sindrom Gullain-Barre (jarang terjadi) : rujuk segera ke RS untuk
perawatan dan pemeriksaan lebih lanjut, perlu untuk survey AFP
f. Neuritis brakial : parasetamol,-1 tablet, bila gejala menetap rujuk ke
RS untuk fisioterapi
g. Syok anafilaksis : suntikan adrenalin 1:1.000, dosis 1-0,3 ml. Jika
pasien membaik dan stabil dilanjutkan dengan suntikan
deksametason (1amp) secara IV/IM, segera pasang infuse NaCl
0,9% 12 tetes/menit. Rujuk ke RS terdekat
4. Tatalaksana Program
a. Abses dingin : kompres hangat, parasetamol,-1 tablet, jika tidak ada
perubahan hubungi Puskesmas terdekat
b. Pembengkakan : kompres hangat, jika tidak ada perubahan, hubungi
Puskesmas terdekat
c. Sepsis : kompres hangat, parasetamol,-1 tablet, rujuk ke RS terdekat
d. Tetanus : Rujuk ke RS terdekat

2/4
e. Kelumpuhan/kelemahan otot : Rujuk ke RS terdekat untuk fisioterapi
5. Faktor penerima pejamu
a. Alergi : suntikan deksametason 1 amp im/iv. Jika berlanjut pasang
infuse NaCl 0,9% 12 tetes/menit, tanyakan pada orangtua adakah
penyakit alergi
b. Faktor psikologis : tenangkan penderita, member minum air hangat,
memberi wewangian/alcohol, setelah sadar beri minum the manis
hangat
1. Koinsidens (faktor kebetulan) : tangani penderita sesuai gejala, cari
informasi apakah ada kasus lain di sekitarnya pada anak yang tidak
diimunisasi. Kirim ke RS untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Survailans KIPI

Melaporan kasus KIPI

Melakukan tatalaksana
kasus KIPI

6. Bagan Alir
Melakukan tatalaksana
program

Faktor penerima jamu

7. Unit terkait Poli Anak

3/4

Anda mungkin juga menyukai