Anda di halaman 1dari 3

SIFILIS STADIUM I

No. Dokumen :
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :3
UPT PUSKESMAS dr. H. Trijono Patono Putro, M.Kes
LOK BAHU NIP. 19741116200641011
SAMARINDA

1. Pengertian Sifilis ialah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Treponema pallidum,
bersifat kronik dan sistemik. Sifilis dibagi dua yaitu :
1. Sifilis kongenital.
2. Sifilis akuisita / didapat.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanganan penyakit
sifilis Stadium I.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor.......... Tentang Standar Pelayanan Klinis.
4. Referensi 1. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Tahun 2014.
2. Pedoman Nasional Penanganan IMS Kemenkes Indonesia tahun
2011.
5. Prosedur / 1. Melakukan komunikasi dasar dokter dan pasien.
Langkah-langkah 2. Melakukan anamnesa :
a. Menanyakan keluhan?
b. Sejak kapan terjadi gejala? Apakah terdapat gejala lain yang
menyertai? (rasa terbakar, nyeri di daerah kemaluan / perut
bagian bawah, gatal)
c. Apakah terdapat gejala yang sama pada pasangan?
d. Apakah sudah pernah mengalami gejala serupa sebelumnya?
e. Apakah sudah meminum obat?
3. Mencuci tangan.
4. Melakukan pemeriksaan fisik meliputi tanda-tanda vital (suhu,
tekanan darah, laju pernapasan, nadi), pemeriksaan fisik
generalisata (kepala, Thorax, Abdomen, Ekstremitas).
5. Mencuci tangan setelah melakukan pemeriksaan fisik.
6. Melakukan konseling pra tes.
7. Jika diagnosa mengarah ke sifilis sekunder, sifilis tersier, sifilis
kongenital, petugas menyiapkan formulir rujukan eksternal dan
petugas memberikan edukasi mengenai pengalihtugasan ke
tempat medis yang lebih spesialistik. Proses selesai.
8. Menyiapkan kertas resep :
a. Pengobatan Farmakologis :
 Penisilin G benzatin dosis 4.8 juta unit suntik IM 1 x
seminggu 1 x.
 Penisilin G prokain dalam akua dengan dosis total 6 juta
unit, cara pemberian : 0.6 juta unit / hari selama 10 hari.
 PAM (Penisilin prokain + 2 % aluminium monostrerat)
dengan dosis total 4,8 juta unit, cara pemberian : 1,2 juta
unit / x diberikan 2 x seminggu.
 (Jika alergi penisilin / stok tidak ada) Doksisiklin 2 x 100
mg / hr selama 15 hari.
b. Nonfarmakologis :
 Dianjurkan untuk tidak melakukan senggama selama
pengobatan.
 Pengobatan juga diberikan kepada pasangan untuk
mencegah infeksi pingpong.
 Hindari pemakaian barang bersama yang mudah
menimbulkan transmisi.
c. Tindak lanjut : Jika selama 1 serial pengobatan keluhan belum
teratasi, maka suspect diagnosis ke arah urethritis non gonorea
dan pengobatan NGU dengan metronidazole dosis tunggal 2
gram atau 3 x 500 mg per hari selama 7 hari.
9. Melakukan konseling post tes dan edukasi.
10. Memberikan kondom.
11. Memberi kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan apa
yang belum jelas.
12. Mencatat di rekam medis dan Buku Register Harian.
6. Diagram Alir

7. Unit Terkait Semua Ruang Pemeriksaan.

Anda mungkin juga menyukai