Anda di halaman 1dari 3

PENANGANAN KEJADIAN PENANGANAN PASCA

IMUNISASI (KIPI)
No. Dokumen : 282/SOP.UKP/TT/2021
No. Revisi :1
SOP Tanggal Terbit : 04-02-2021
Halaman : 1/3
FERI FERDIANSYAH
UPT PUSKESMAS
NIP.
TANAH TINGGI
197911162009021001
Semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam masa 1 bulan setelah
imunisasi. Pada kejadian tertentu lama pengamatan KIPI dapat mencapai masa 42
1.Pengertian hari (arthritis kronik pasca imunisasi rubella), atau sampai 6 bulan (infeksi virus
campak vaccine-strain pada resipien non imunodefisiensi atau resipien
imunodefisiensi pasca vaksinasi polio).
Mendeteksi dini, merespon kasus KIPI dengan cepat dan tepat, mengurangi dampak
2. Tujuan negatif imunisasi untuk kesehatan individu dan pada program imunisasi dan
merupakan indikator kualitas program
Keputusan Kepala Puskesmas Nomor : 002/SK/TT/2021 Tentang Jenis Jenis
3. Kebijakan
Pelayanan selama Masa Pandemi Covid-19 di UPT Puskesmas Tanah Tinggi
Petunjuk teknis pencatatan dan pelaporan upaya penguatan surveilans KIPI,
4. Referensi
Direktorat Jenderal PP & PL Kementrian Kesehatan RI,2014.
5. Langkah -langkah 1. Survailans KIPI :
a. Petugas mendeteksi, memperbaiki, dan mencegah kesalahan program
b. Petugas mengidentifikasi peningkatan resiko KIPI yang tidak wajar pada
batch vaksin atau merk vaksin tertentu
c. Petugas memastikan bahwa suatu kejadian yang diduga KIPI merupakan
koinsidens (suatu kebetulan)
d. Petugas menimbulkan kepercayaan masyarakat pada program imunisasi dan
memberikan respons yang tepat terhadap perhatian orang tua/masyarakat
tentang keamanan imunisasi di tengah kepedulian (masyarakat dan
professional) tentang adanya risiko imunisasi
e. Petugas memperkirakan angka kejadian KIPI (rasio KIPI) pada suatu
populasi
2. Pelaporan KIPI :
a. Identitas : nama anak, tanggal dan tahun lahir (umur), jenis kelamin, nama
orang tua dan alamat
b. Jenis vaksin yang diberikan, dosis, nomor batch, siapa yang memberikan
c. Nama dokter yang bertanggung jawab
d. Riwayat KIPI terdahulu
e. Gejala klinis yang timbul, pengobatan yang diberikan dan perjalanan
penyakit, hasil laboratorium yang pernah dilakukan. Serta jika ada penyakit
lain yang menyertai.
f. Waktu pemberian imunisasi (tanggal, jam)

1/3
g. Berapa lama interval waktu antara pemberian imunisasi dengan terjadinya
KIPI
h. Apakah terdapat gejala sisa, setelah dirawat dan sembuh
i. Cara menyelesaikan masalah KIPI (kronologis)
j. Adakah tuntutan dari keluarga
3. Tatalaksana Kasus KIPI :
a. Vaksin Reaksi local ringan: kompres hangat, jika nyeri mengganggu dapat
diberikan parasetamol, -1 tablet.Pengobatan dapat dilakukan oleh guru
UKS/orangtua
b. Timbul <48 jam setelah imunisasi : kompres hangat, parasetamol -1 tablet,
jika tidak ada perubahan hubungi Puskesmas terdekat
c. Reaksi Arthus : kompres, parasetamol, -1 tablet, dirujuk dan dirawat RS
d. Reaksi umum (sismetik), kolaps/keadaan seperti syok : memberi minum
hangat dan selimut, rangsang dengan wangian atau bahan yang
merangsang, parasetamol, -1 tablet. Bila belum dapat diatasi dalam waktu 30
menit segera rujuk ke Puskesmas terdekat
e. Sindrom Gullain-Barre (jarang terjadi) : rujuk segera ke RS untuk perawatan
dan pemeriksaan lebih lanjut, perlu untuk survey AFP
f. Neuritis brakial : parasetamol,-1 tablet, bila gejala menetap rujuk ke RS untuk
fisioterapi
g. Syok anafilaksis : suntikan adrenalin 1:1.000, dosis 1-0,3 ml. Jika pasien
membaik dan stabil dilanjutkan dengan suntikan deksametason (1amp)
secara IV/IM, segera pasang infuse NaCl 0,9% 12 tetes/menit. Rujuk ke RS
terdekat
4. Tatalaksana Program
a. Abses dingin : kompres hangat, parasetamol,-1 tablet, jika tidak ada
perubahan hubungi Puskesmas terdekat
b. Pembengkakan : kompres hangat, jika tidak ada perubahan, hubungi
Puskesmas terdekat
c. Sepsis : kompres hangat, parasetamol,-1 tablet, rujuk ke RS terdekat
d. Tetanus : Rujuk ke RS terdekat
e. Kelumpuhan/kelemahan otot : Rujuk ke RS terdekat untuk fisioterapi
5. Faktor penerima pejamu
a. Alergi : suntikan deksametason 1 amp im/iv. Jika berlanjut pasang infuse NaCl
0,9% 12 tetes/menit, tanyakan pada orangtua adakah penyakit alergi
b. Faktor psikologis : tenangkan penderita, member minum air hangat, memberi
wewangian/alcohol, setelah sadar beri minum the manis hangat
c. Koinsidens (faktor kebetulan) : tangani penderita sesuai gejala, cari informasi
apakah ada kasus lain di sekitarnya pada anak yang tidak diimunisasi. Kirim ke
RS untuk pemeriksaan lebih lanjut.

6. Unit Terkait Poli Anak

7. Dokumen Terkait Format pelaporan KIPI

2/3
8. Rekaman Historis Tanggal mulai
No Yang diubah Isi perubahan
perubahan diberlakukan

3/3

Anda mungkin juga menyukai