Anda di halaman 1dari 3

PENANGANAN KIPI

(KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI)


No. Dokumen
No.Revisi
SOP
Tanggal Terbit
Halaman

PUSKESMAS Suminah, SKM. M.Kes


PONDOK PUCUNG NIP 19650104 198412 2 004

PENGERTIAN Penanganan dan pemantauan kejadian ikutan pasca imunisasi (yang timbul
setelah pemberian imunisasi) dan sesuai dengan klasifikasinya : KIPI ringan dan
berat.

TUJUAN Untuk mendeteksi dini, merespon KIPI dengan cepat dan tepat, mengurangi
dampak negatif imunisasi terhadap kesehatan individu dan terhadap imunisasi.

KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas Pondok Pucung Tentang Standar Layanan Klinis

REFERENSI Buku Pedoman Standart Puskesmas Tahun 2013

1 Penanganan prosedural :
1.1 Setiap KIPI yang dilaporkan oleh petugas/masyarakat harus
PROSEDUR dilacak,dicatat,dan ditanggapi oleh pelaksana imunisasi.
1.2 KIPI harus dilaporkan oleh pelaksana ke tingkat administrasi yang
lebih tinggi (puskesmas ke Dinkes Kota)
1.3 KIPI yang memerlukan pengobatan/perawatan dilaksanakan di
fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah
1.4 Untuk setiap KIPI masyarakat berhak untuk mendapatkan
penjelasan resmi atas hasil analisis resmi yang diberikan Komda PP
KIPI atau Komnas PP KIPI
1.5 Hasil kajian KIPI oleh Komda PP KIPI atau Komnas PP KIPI
dipergunakan untuk perbaikan imunisasi
1.6 Pemerintah dan pemerintah daerah turut bertanggungjawab dalam
penanggulangan KIPI di daerahnya atau sistem penganggaran
lainnya

2.Penanganan Kasus :
2.1 Vaksin: Reaksi lokal ringan :
 Gejala:Nyeri,eritema,bengkak didaerah bekas suntikan < 1
cm ,Timbul < 48 jam setelah imunisasi
 Tindakan : Kompres hangat,Jika nyeri mengganggu dapat
diberikan parasetamol 10 mg/kgBB/kali pemberian.< 6 bln:
60 mg/kali pemberian.6-12 bln : 90 mg/kali pemberian.1-3
thn : 120 mg/kali pemberian.
 Pengobatan dapat dilakukakn oleh guru UKS/orang tua.Dan
berikan pengertian pada ibu/keluarga bahwa hal dapat
sembuh sendiri walaupun tanpa obat.

2.2 Reaksi lokal berat (jarang terjadi) :


 Gejala : Eritema/indurasi > 8 jam,nyeri,bengkak dan
manifestasi sistemik
 Tindakan : Kompres hangat,parasetamol
 Jika tidak ada perubahan hubungi puskesmas setempat
2.3 Reaksi arthus :
 Gejala : Nyeri, bengkak,indurasi dan edema, terjadai akibat
reimunisasi pada pasien dengan kadar antibodi yang masih
tinggi, timbul beberapa jam dengan puncaknya 12-36 jam
setelah imunisasi
 Tindakan : Kompres hangat, parasetamol, dirujuk dan dan
dirawat di RS.
2.4 Reaksi umum (sistemik) :
 Gejala : demam, lesu, nyeri otot, nyeri kepala dan
menggigil.
 Tindakan : Berikan minum hangat dan selimut, parasetamol.
2.5 Kolaps/Syok :
 Gejala : Episode hipotonik-hiporesponsif, anak tetap sadar
tetapi tidak bereaksi terhadap rangsangan. Pada
pemeriksaan frekwensi, amplitudo dadi serta tekanan darah
tetap dalam batas normal
 Tindakan : Rangsang dengan wangian atau bauan yang
merangsang. Bila belum dapat diatasi dalam waktu 30 menit
segera rujuk ke Puskesmas terdekat.
2.6 Reaksi Khusus (syndrom Guilain Barre/jarang terjadi) :
 Gejala : Lumpuh layu, simetris, asenden (menjalar keatas)
biasanya tungkai bawah. Ataksia, penurunan refleksi
tendon, gangguan menelan, gangguan pernafasan, parastesi,
meningismus, tidak demam, peningkatan protein dalam
cairan serebrospinal tanpa pleositosis, terjadinya antara 5
hari – 6 minggu setelah imunisasi, perjalanan penyakit dari
satu s/d 3-4 hari. Prognosis umumnya baik.
 Tindakan : Rujuk segera ke RS untuk perawatan dan
pemeriksaan lebih lanjut.
 Perlu untuk dilakukan survei AFP.
2.7 Neuritis Brakhialis (Neuropati plexus brakhialis ) :
 Gejala : Nyeri dalam terus menerus pada daerah bahu dan
lengan atas.Terjadi 7 jam s/d 3 minggu setelah imunisasi.
 Tindakan : Parasetamol,bil;a gejala menetap rujuk ke RS
untuk fisio therapi.
2.8 Syok Anafilaktik :
 Gejala : Terjadi mendadak,gejala klasiknya kemerahan
merata, edema, urticaria, sembab pada kelopak mata,
sesak,n afas berbunyi, jantung berdebar kencang, tekanan
darah menurun, pingsan/tidak sadar. Dapat pula terjadi
langsung berupa tekanan darah menurun dan pingsan tanpa
didahului oleh gejala lain
 Tindakan : Suntikan adrenalin 1 : 1000 dosis 0,1 – 0,3 ml
sub kutan/IM.Jika pasien membaik dan stabil dianjurkan
dengan suntikan dexamethason (1 ampul) secara
IV/IM.Segera pasang infus NaCl 0,9 % 12 tts/menit.Rujuk
ke RS terdekat.
 Setiap petugas yang berangkat ke lapangan harus membawa
emergensy kit yang berisi : Epinefrin, dexamethason dan
anti histamin.
2.9 Abces Dingin :
 Gejala : bengkak dan keras,nyeri bekas daerah suntikan,
terjadi karena vaksin disuntikan masih dingin
 Tindakan : Kompres hangat, parasetamol
 Jika tidak ada perubahan hubungi puskesmas terdekat
2.10 Pembengkakan:
 Gejala : bengkak di sekitar suntikan, terjadi karena
penyuntikan kurang dalam.
 Tindakan : kompres hangat
 Jika tidak ada perubahan hubungi puskesmas terdekat.
2.11 Sepsis :
 Gejala : bengkak disekitar bekas suntikan,demam,terjadi
karena jarum suntik tidak steril, gejala timbul 1 minggu atau
lebih setelah penyuntikan.
 Tindakan : Kompres hangat,parasetamol,rujuk ke RS
terdekat.
2.12 Tetanus :
 Gejala : Kejang, dapat disertai dengan demam, anak tetap
sadar.
 Tindakan : Rujuk ke RS terdekat
2.13 Kelumpuhan/kelemahan otot :
 Gejala : Lengan sebelah (daerah yang disuntikan) tidak bisa
digerakkan. Terjadi karena di daerah penyuntikan salah
(bukan pertengahan musculus deltoid)
 Tindakan : Rujuk ke RS terdekat untuk difisio therapi
2.14 Faktor penerima/pejamu alergi :
 Gejala : pembengkakan bibir dan tenggorokan, sesak nafas,
eritema, papula, terasa gatal, tekanan darah menurun.
 Tindakan : suntikan dexamethason 1 ampul IM/IV ,jika
berlanjut pasang infus NaCl 0,9%
 Tanyakan pada orang tua adakah penyakit alergi
2.15 Faktor Psikologis :
 Gejala : Ketakutan, berteriak, pingsan
 Tindakan : tenangkan penderita,beri minum air hangat
setelah sadar, beri wangian/alkohol.
 Sebelum penyuntikan guru sekolah dapat memberikan
pengertian dan menenangkan murid. Bila berlanjut hubungi
puskesmas
2.16 Koinsiden (faktor kebetulan) :
 Gejala : terjadi secara kebetulan bersamaan waktu dengan
imunisasi,gejala dapat berupa salah satu gejala KIPI
tersebut atau bentuk lain
 Tindakan : tangani penerita sesuai dengan gejala,cari
informasi di sekitar anak apakah ada kasus yang mirip tetapi
anak tidak diimunisasi. Kirim ke RS untuk pemeriksaan
lebih lanjut.

Unit Terkait Bidan, Perawat, Bidan Praktek Swasta, Klinik

Dokumen Terkait Kohort Bayi, Buku KIA, format laporan bulanan

Anda mungkin juga menyukai