Anda di halaman 1dari 4

JUDUL LOGO

No. Dokumen : PUSKESMAS


LOGO No. Revisi :
PEMDA SPO Tanggal
:
Terbit
Halaman :

NAMA NAMA KEPALA


TTD KEPALA PUSKESMAS
PUSKESMAS PUSKESMAS
NIP.
Semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam
masa 1 bulan setelah imunisasi. Pada kejadian tertentu
lama pengamatan KIPI dapat mencapai masa 42 hari
1. Pengertian (arthritis kronik pasca imunisasi rubella), atau sampai 6
bulan (infeksi virus campak vaccine-strain pada resipien
non imunodefisiensi atau resipien imunodefisiensi pasca
vaksinasi polio).
Mendeteksi dini, merespon kasus KIPI dengan cepat dan
tepat, mengurangi dampak negatif imunisasi untuk
2. Tujuan
kesehatan individu dan pada program imunisasi dan
merupakan indikator kualitas program
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Abcd Nomer
3. Kebijakan
440/014/435.102.112/2019 tentang Jenis-Jenis Pelayanan.
Petunjeuk teknis pencatatan dan pelaporan upaya
4. Referensi penguatan surveilans KIPI, Direktorat Jenderal PP & PL
Kementrian Kesehatan RI,2014.
1. Jenis vaksin yang diberikan, dosis, nomor batch
5. Alat dan
2. Pemberi imunisasi dan dokter yang bertanggung jawab
bahan
3. Blangko/format KIPI
6. Langkah- 1. Survailans KIPI :
langkah a. Mendeteksi, memperbaiki, dan mencegah
kesalahan program
b. Mengidentifikasi peningkatan resiko KIPI yang tidak
wajar pada batch vaksin atau merk vaksin tertentu
c. Memastikan bahwa suatu kejadian yang diduga
KIPI merupakan koinsidens (suatu kebetulan)
d. Menimbulkan kepercayaan masyarakat pada
program imunisasi dan memberikan respons yang
tepat terhadap perhatian orang tua/masyarakat
tentang keamanan imunisasi di tengah kepedulian
(masyarakat dan professional) tentang adanya
risiko imunisasi
e. Memperkirakan angka kejadian KIPI (rasio KIPI)
pada suatu populasi
2. Pelaporan KIPI :
a. Identitas : nama anak, tanggal dan tahun lahir
(umur), jenis kelamin, nama orang tua dan alamat
b. Jenis vaksin yang diberikan, dosis, nomor batch,
siapa yang memberikan
c. Nama dokter yang bertanggung jawab
d. Riwayat KIPI terdahulu
e. Gejala klinis yang timbul, pengobatan yang
diberikan dan perjalanan penyakit, hasil
laboratorium yang pernah dilakukan. Serta jika ada
penyakit lain yang menyertai.
f. Waktu pemberian imunisasi (tanggal, jam)
g. Berapa lama interval waktu antara pemberian
imunisasi dengan terjadinya KIPI
h. Apakah terdapat gejala sisa, setelah dirawat dan
sembuh
i. Cara menyelesaikan masalah KIPI (kronologis)
j. Adakah tuntutan dari keluarga
3. Tatalaksana Kasus KIPI :
a. Vaksin Reaksi local ringan: kompres hangat, jika
nyeri mengganggu dapat diberikan parasetamol, -1
tablet.Pengobatan dapat dilakukan oleh guru
UKS/orangtua
b. Timbul <48 jam setelah imunisasi : kompres hangat,
parasetamol -1 tablet, jika tidak ada perubahan
hubungi Puskesmas terdekat
c. Reaksi Arthus : kompres, parasetamol, -1 tablet,
dirujuk dan dirawat RS
d. Reaksi umum (sismetik), kolaps/keadaan seperti
syok : memberi minum hangat dan selimut,
rangsang dengan wangian atau bahan yang
merangsang, parasetamol, -1 tablet. Bila belum
dapat diatasi dalam waktu 30 menit segera rujuk ke
Puskesmas terdekat
e. Sindrom Gullain-Barre (jarang terjadi) : rujuk segera
ke RS untuk perawatan dan pemeriksaan lebih
lanjut, perlu untuk survey AFP
f. Neuritis brakial : parasetamol,-1 tablet, bila gejala
menetap rujuk ke RS untuk fisioterapi
g. Syok anafilaksis : suntikan adrenalin 1:1.000, dosis
1-0,3 ml. Jika pasien membaik dan stabil dilanjutkan
dengan suntikan deksametason (1amp) secara
IV/IM, segera pasang infuse NaCl 0,9% 12
tetes/menit. Rujuk ke RS terdekat
4. Tatalaksana Program
a. Abses dingin : kompres hangat, parasetamol,-1
tablet, jika tidak ada perubahan hubungi Puskesmas
terdekat
b. Pembengkakan : kompres hangat, jika tidak ada
perubahan, hubungi Puskesmas terdekat
c. Sepsis : kompres hangat, parasetamol,-1 tablet, rujuk
ke RS terdekat
d. Tetanus : Rujuk ke RS terdekat
e. Kelumpuhan/kelemahan otot : Rujuk ke RS terdekat
untuk fisioterapi
5. Faktor penerima pejamu
a. Alergi : suntikan deksametason 1 amp im/iv. Jika
berlanjut pasang infuse NaCl 0,9% 12 tetes/menit,
tanyakan pada orangtua adakah penyakit alergi
b. Faktor psikologis : tenangkan penderita, member
minum air hangat, memberi wewangian/alcohol,
setelah sadar beri minum the manis hangat
c. Koinsidens (faktor kebetulan) : tangani penderita
sesuai gejala, cari informasi apakah ada kasus lain di
sekitarnya pada anak yang tidak diimunisasi. Kirim ke
RS untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Melaporan kasus KIPI

Melakukan tatalaksana
kasus KIPI

7. Bagan Alir

Melakukan tatalaksana
program

8. Unit terkait Poli Anak


9. Dokumen
Format pelaporan KIPI
terkait
Mulai
10. Rekaman No. Yang diubah Isi Perubahan diberlakukan
historis Tanggal

Anda mungkin juga menyukai