No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT dr.Liza Restiana
PUSKESMAS NIP.198408212012112001
CIDERUM
1 Pengertian Suatu tindakan pemberian vaksin polio pada bayi umur (0-11 bulan)
pada imunisasi rutin dan umur 0-59 bulan saat PIN.
2 Tujuan Sebagai acuan dalam pemberian imunisasi polio agar anak mempunyai
daya tahan terhadap penyakit polio.
3 Kebijakan
4 Referensi 1. Kemenkes No. 75 th. 2014 tentang Puskesmas
2. SOP Penyelenggaraan Imunisasi, Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, tahun 2012
5 Prosedur 1. Pinset/Gunting keci
2. Vaksin Polio
3. Pipet Polio
6 Langkah – 1. Petugas mencuci tangan
langkah 2. Petugas memakai APD level 2
3. Petugas Memastikan Vaksin polio dalam keadaan baik
(Perhatikan nomor, kadaluarsa dan VVM/Vaksin Vial Monitor)
4. Buka tutup vaksin dengan menggunakan pinset/gunting kecil
5. Pasang pipet diatas botol vaksin.
6. Letakkan anak pada posisi senyaman mungkin.
7. Buka mulut anak dan teteskan vaksin polio sebanyak 2 tetes.
8. Pastikan vaksin yang telah diberikan ditelan oleh anak yang di
imunisasi.
9. Jika dimuntahkan atau dikeluarkan oleh anak, ulangi lagi
penetesannya.
10. Saat meneteskan vaksin ke mulut, agar vaksin tetap dalam
kondisi steril.
11. Rapikan alat.
7 Bagan Alur
Mencuci tangan
8 Hal yang perlu Observasi pasien 5-15 menit setelah diberikan imunisasi polio.
diperhatikan
9 Unit terkait Bidan Desa
11 Rekaman
Historis NO Yang dirubah Isi perubahan Tanggal Mulai
perubahan diberlakukan
PEMBERIAN IMUNISASI
POLIO
Unit : ……………………………………………………………………
Jumlah
………………………………..,…………..
Pelaksana / auditor
……………………………………….
NIP: ………………..........................
11 Rekaman
Historis N Yang dirubah Isi perubahan Tanggal Mulai
perubahan O diberlakukan
PEMBERIAN IMUNISASI
CAMPAK
Unit : ……………………………………………………………………
Jumlah
………………………………..,…………..
Pelaksana / auditor
……………………………………….
NIP: ………………..........................
PEMBERIAN IMUNISASI BCG
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT
dr.Liza Restiana
PUSKESMAS
NIP.198408212012112001
CIDERUM
1 Pengertian Suatu tindakan pemberian vaksin BCG pada bayi umur 0-11 bulan.
2 Tujuan Sebagai acuan dalam pemberian Vaksin Bacillus Calmete-Guerin
(BCG) agar anak mempunyai daya tahan terhadap penyakit
Tuberculosis (TBC).
3 Kebijakan
4 Referensi 1. Kemenkes No. 75 th. 2014 tentang Puskesmas
2. SOP Penyelenggaraan Imunisasi, Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, tahun 2012
5 Prosedur Alat :
1. Spuit Dispossible 1 ml
2. Spuit Dispossible 5 ml
Bahan :
1. Vaksin BCG
2. Pelarut vaksin BCG
3. Kapas
5. Air hangat
6 Langkah – 1. Petugas mencuci tangan.
langkah 2. Petugas Memakai APD Level 2
3. Pastikan vaksin, pelarut dan spuit yang digunakan dalam kondisi
baik.
4. Larutkan vaksin BCG dengan pelarut BCG dengan spuit 5 ml.
5. Pastikan anak belum pernah diberi BCG dengan menanyakan pada
orang tua anak tersebut
6. Ambil 0,05 cc vaksin BCG yang sudah dilarutkan dengan spuit 1 ml.
7. Bersihkan lengan atas bayi dengan kapas yang telah dibasuhiair
hangat.
8. Suntikkan vaksin sepertiga lengan kanan atas (Insertio Musculus
Deltoideus
9. Merapikan alat
7 Bagan Alur
Petugas mencuci tangan dan memastikan Vaksin
BCG dengan pelarut BCG dan spuit dalam
keadaan baik .
11 Rekaman
Historis N Yang dirubah Isi perubahan Tanggal Mulai
perubahan O diberlakukan
PEMBERIAN IMUNISASI
BCG
Unit : ……………………………………………………………………
Jumlah
………………………………..,…………..
Pelaksana / auditor
……………………………………….
NIP: ………………..........................
PELAPORAN KIPI
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT
PUSKESMAS
dr.Liza Restiana
CIDERUM
NIP.198408212012112001
1 Pengertian Suatu tindakan pelayanan yang dilakukan untuk melaporkan saat ada
kejadian kasus KIPI.
2 Tujuan Sebagai acuan dalam pelayanan yang dilakukan untuk melaporkan saat
ada kejadian kasus KIPI.
3 Kebijakan
4 Referensi Petunjuk teknis kampanye imunisasi campak tahun 2006, subdit
imunisasi, Departemen Kesehatan RI
5 Prosedur 1. KIPI non serius :
a. Puskesmas : Formulir KIPI non serius
b. Kabupaten / Kota dan Provinsi : EPI Info
2. KIPI serius :
a. Formulir KIPI serius
b. Formulir Investigasi/Otopsi Verbal
6 Langkah – Tahapan
langkah 1. KIPI non serius :
a. Puskesmas
1) Lakukan rekapitulasi laporan KIPI dari setiap tempat
pelayanan imunisasi dengan menggunakan formulir KIPI non
serius.
2) Laporkan rekapitulasi tersebut ke Kabupaten / Kota setiap
tanggal 5 bersamaan dengan laporan bulanan rutin cakupan
imunisasi.
b. Kabupaten/Kota
1) Lakukan rekapitulasi laporan KIPI dari setiap Puskesmas
2) Masukkan rekapitulasi tersebut ke dalam program EPI info
3) Laporkan ke Provinsi setiap tanggal 10 bersamaan dengan
laporan bulanan rutin cakupan imunisasi.
c. Provinsi
1) Lakukan rekapitulasi laporan KIPI dalam EPI info dari setiap
Kabupaten/Kota
2) Laporkan ke pusat setiap tanggal 15 bersamaan dengan
laporan bulanan rutin cakupan imunisasi
3) Bila diperlukan, lakukan analisa dari laporan KIPI yang
diterima (misalnya apabila terdapat perubahan pola KIPI
berdasarkan lokasi dan waktu) dan kemudian laporkan
hasilnya.
2.KIPI Serius
a. Lakukan laporan sementara via telepon secara berjenjang dalam
waktu 24 jam setelah laporan KIPI serius diterima (mulai dari
penerimaan laporan-kepala puskesmas/koordinator imunisasi
puskesmas-seksi imunisasiDinkes Kabupaten/Kota-seksi
imunisasi dinkes provinsi-subdit imunisasi kemkes RI)
b. Lakukan pelacakan oleh tim pelacakan
c. Lengkapi laporan KIPI serius dan formulir investigasi
d. Lakukan koordinator dengan komda PP-KIPI Provinsi untuk
menganalisa laporan yang telah diisi dan menentukan klasifikasi
lapangan laporan KIPI tersebut
e. Membuat kesimpulan hasil pelacakan
f. Lakukan penilaian pelayanan imunisasi
g. Buat saran perbaikan untuk kasus karena kesalahan prosedur
h. Mengirimkan laporan hasil pelacakan tersebut ke Subdit
Imunisasi Kemkes RI sebagai bahan kajian kausalitas yang akan
dilakukan oleh Komnas PP-KIPI
7 Hal yang 1. KIPI non serius : setiap bulan bersamaan dengan waktu pelaporan
perlu laporan rutin cakupan imunisasi.
diperhatikan 2. KIPI serius : laporan dibuat secepatnya sehingga pelacakan segera
dapat dilakukan kurun waktu pelaporan mengacu pada tabel di
bawah ini. Pada keadaan tertentu, laporan satu kasus KIPI dapat
dilaporkan beberapa kali sampai didapatkan kesimpulan akhir.
8 Unit terkait
Ruangan KIA
10 Rekaman
Historis N Yang dirubah Isi perubahan Tanggal Mulai
perubahan O diberlakukan
JAMINAN PEMBIAYAAN KIPI
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT
PUSKESMAS
dr.Liza Restiana
CIDERUM
NIP.198408212012112001
1 Pengertian Suatu tindakan pelayanan yang dilakukan untuk jaminan pembiayaan
KIPI.
2 Tujuan Suatu tindakan pelayanan yang dilakukan untuk jaminan pembiayaan
KIPI.
3 Kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 tahun 2013.
4 Referensi Petunjuk teknis kampanye imunisasi campak tahun 2006, subdit
imunisasi diktorat epim dan kesma, diktorat jendral PP dan PL
Departemen Kesehatan RI
5 Prosedur 1. Surat keterangan rawat
2. Formulir KIPI
6 Langkah –
langkah 1. Tahapan :
a. Tentukan apakah pasien memiliki jaminan pembiayaan
kesehatan
b. Bila ada, pembiayaan KIPI mengacu pada jaminan tersebut.
c. Bila tidak ada, lakukan koordinasi dengan pengelola program
imunisasi dan yankes di dinkes kabupaten/kota atau dinkes
provinsi, agar memuat surat permohonan jaminan pembiayaan
KIPI, yang ditujukan kepada direktur bina upaya kesehatan
rujukan Kemenkes RI, ditembuskan kepada Ka Subdit RSU
publik dan Ka Subdit Imunisasi.
7 Hal yang
perlu
diperhatikan
8 Unit terkait
Dokumen
Catatan pengambilan vaksin
9 Terkait
10 Rekaman
Historis N Yang dirubah Isi perubahan Tanggal Mulai
perubahan O diberlakukan
PEMELIHARAAN LEMARI ES
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT
PUSKESMAS
CIDERUM dr.Liza Restiana
NIP.198408212012112001
1 Pengertian Suatu tindakan dalam memelihara lemari es vaksin untuk menjaga
kualitas daya kerja sehingga vaksin tidak rusak dan dalam kondisi baik.
2 Tujuan Sebagai acuan dalam pemeliharaan lemari es vaksin.
3 Kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 tahun 2013.
4 Referensi Buku acuan vaksin dan cold chain untuk puskesmas, direktorat jendral
PP-PL Kementrian Kesehatan RI.
5 Prosedur 1. Pulpen
2. Obeng
3. Kuas lembut/spon busa
4. Lap kering, sabun
6 Langkah – Cara melakukan pemeliharaan lemari es :
langkah 1. Pemeliharaan harian
a. Lakukan pengecekan suhu dengan menggunakan thermometer
atau alat pemantau suhu digital setiap pagi dan sore, termasuk
hari libur.
b. Periksa apakah terjadi bunga es dan periksa ketebalan bunga es
apabila bunga es lebih dari 0,5 cm lakukan defrosing. Sesuai
dengan SOP defrosing
c. Lakukan pencatatan langsung setelah pengecekan suhu pada
kartu pencatatan suhu setiap pagi dan sore.
2. Pemeliharaan mingguan
a. Periksa steker jangan sampai kendor, bila kendor kencangkan
baut dengan obeng
b. Perhatikan adanya tanda-tanda steker hangus dengan melihat
perubahan warna pada steker, jika itu terjadi gantilah steker
dengan yang baru
c. Sebelum membersihkan badan lemari es cabut steker terlebih
dahulu agar tidak terjadi konsleting
d. Bersihkan seluruh badan lemari es dengan menggunakan lap
basah, kuas yang lembut/spon busa dan sabun
e. Keringkan kembali badan lemari es dengan lap kering
f. Selama membersihkan lemari es jangan membuka pintu lemari
es untuk menjaga suhu tetap 2-8 ⁰C
g. Colokkan kembali steker setelah selesai
h. Catat kegiatan pemeliharaan mingguan pada kartu pemeliharaan
lemari es
3. Pemeliharaan bulan
a. Sehari sebelum pemeliharaan bulanan, kondisikan cool pack
(kotak dingin cair), vaksin carrier atau cold box
b. Pindahkan vaksin ke dalam vaksin carrier atau cold box yang
telah berisi cool pack (kotak dingin cair)
c. Cabut steker untuk melakukan defrosting, sesuai dengan SOP
defrosting
d. Lakukan pembersihan kondensor, pada model terbuka gunakan
sikat yang lembut atau dengan tekanan udara, pada model
tertutup tidak perlu dilakukan pembersihan.
e. Periksa kerapatan pintu menggunakan selembar kertas, bila
kertas sulit ditarik berarti karet pintu masih baik, sebaliknya bila
kertas mudah ditarik berarti karet pintu sudah mengeras dan beri
bedak,
f. Bila ditemukan baut kendor pada engsel pintu kencangkan
dengan menggunakan obeng.
g. Colokkan kembali steker setelah selesai
i. Setelah suhu mencapai 2-8 ⁰C, susun kembali vaksin kedalam
lemari es.
7 Hal yang
perlu
diperhatikan
8 Unit terkait
UPT
PUSKESMAS
CIDERUM dr.Liza Restiana
NIP.198408212012112001
1 Pengertian Suatu tindakan pemberian vaksin pentavalent (DPT-HB-HIB)
2 Tujuan Sebagai acuan dalam pemberian vaksin pentavalent( DPT-HB-HIB)
agar anak mendapat daya tahan terhadap penyakit Difteri, Pertusis,
Tetanus, Hepatitis B, dan HIB (Haemofilus influenzae Type B)
3 Kebijakan
4 Referensi 1. Kemenkes No. 75 th. 2014 tentang Puskesmas
2. SOP Penyelenggaraan Imunisasi, Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, tahun 2012
5 Prosedur Alat
1. Spuit 0,5 ml
Bahan
1. Vaksin Pentavalent
2. Kapas
3. Air Hangat
6 Langkah – 1. Petugas mencuci tangan
langkah 2. Petugas Memakai APD Level 2
3. Pastikan Vaksin dan Spuit dispossible yang digunakan dalam
kondisi baik
4. Jelaskan pada orang tua tindakan yang akan dilakukan dan
manfaatnya
5. Ambil 0,5 cc Vaksin Pentavalent dengan Spuit 0,5 cc Dispossible
6. Bersihkan 1/3 paha luar anak dengan kapas air hangat.
7. Suntikan secara Intra Muscular (IM)
8. Rapikan Alat
7 Bagan Alur
Pasian mencuci tangan
8 Hal yang 1. Observasi pasien 5-15 menit anak setelah Vaksin diberikan.
perlu 2. Berikan antipiretik untuk mencegah panas
diperhatikan 3. Jarak antara penyuntikan Pentavalent yang pertama dan
selanjutnya minimal 4 minggu dan pasien dalam kondisi sehat.
9 Unit terkait
KIA
( DPT – HB – HIB )
UPT PUSKESMAS
CIDERUM dr.Liza Restiana
NIP. 198408212012112001
Unit : ……………………………………………………………………
6 Apakah Petugas membersihkan 1/3 paha luar anak dengan kapas air
hangat ?
Jumlah
………………………………..,…………..
Pelaksana / auditor
……………………………………….
NIP: ………………..........................
PEMBERIAN IMUNISASI TT
( TETANUS TOXOID )
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT
PUSKESMAS
CIDERUM dr.Liza Restiana
NIP.198408212012112001
1 Pengertian Suatu tindakan pemberian vaksin TT (Tetanus Toxoid) kepada Calon
Pengantin dan ibu hamil dan WUS.
2 Tujuan Sebagai acuan untuk melaksanakan suntikan TT untuk memberikan
kekebalan ektif terhadap penyakit tetanus
3 Kebijakan
4 Referensi 1. Kemenkes No. 75 th. 2014 tentang Puskesmas
2. SOP Penyelenggaraan Imunisasi, Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, tahun 2012
5 Prosedur Alat
a. Spuit 0,5 ml
Bahan
a. Vaksin Pentavalent
b. Kapas
c. Air Hangat
6 Langkah – 1. Petugas mencuci tangan
langkah 2. Petugas Memakai APD Level 2
3. Pastikan Vaksin dan Spuit dispossible yang digunakan dalam
kondisi baik
4. Buka Tutup Vaksin dengan pinset
5. Ambil 0,5 cc Vaksin TT dengan spuit 0,5 cc Dispossible.
6. Bersihkan lengan kiri bagian atas pasien dengan kapas dan air
hangat bersih
7. Suntikkan Vasin secara Intra Muscular (IM)
8. Rapihkan alat
7 Bagan Alur
Pasien mencuci tangan
8 Hal yang 1. Observasi pasien 5-15 menit anak setelah Vaksin diberikan.
perlu 2. Berikan antipiretik untuk mencegah panas
diperhatikan 3. Jarak antara penyuntikan Pentavalent yang pertama dan selanjutnya
minimal 4 minggu dan pasien dalam kondisi sehat.
9 Unit terkait
KIA
11 Rekaman
Historis N Yang dirubah Isi perubahan Tanggal Mulai
perubahan O diberlakukan
PEMBERIAN IMUNISASI TT
( TETANUS TOXOID )
UPT PUSKESMAS
CIDERUM dr.Liza Restiana
NIP. 198408212012112001
Unit : ……………………………………………………………………
Jumlah
………………………………..,…………..
Pelaksana / auditor
……………………………………….
NIP: ………………..........................
PEMBERIAN IMUNISASI HB0
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT
PUSKESMAS
CIDERUM dr.Liza Restiana
NIP.198408212012112001
1 Pengertian Suatu tindakan pemberian vaksin Hepatitis B pada bai baru lahir 0-7
hari.
2 Tujuan Memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit yang disebabkan oleh
Virus Hepatitis B.
3 Kebijakan
4 Referensi 1. Kemenkes No. 75 th. 2014 tentang Puskesmas
2. SOP Penyelenggaraan Imunisasi, Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, tahun 2012
5 Prosedur Alat
a. Sarung tangan
b. Alat Suntik Prefililed Injection Device (PID), jenis alat suntik
yang telahberisi vaksin tunggal dari pabriknya berisi vaksin
Hepatitis B 0,5 ml
Bahan
a. Kapas
b. Air Panas
6 Langkah – Persiapan
langkah 1. Memberitahukan ibu dan keluarga bahwa bayinya akan diberikan
vaksin hepatitis B dengan cara disuntik.
2. Posisikan bayi telentang.
Pelaksanaan
1. Patugas memakai APD level 2
2. Keluarkan PID dari kemasan.
3. Dorong dan tekan dengan ceat penutup jarum kedalam post.
4. Jarak anatara penutup jarum dengan post akan hilang dan terasa
ada klik.
5. Oleskan kapas air hangat di 1/3 paha luar bayi sebelah kanan.
6. Pegang paha bayi sebelah kanan dengan ibu jari dan jari telunjuk.
7. Keluarkan penutup jarum.
8. Pegang PID pada post dan suntikkan jarum dengan sudut 90° di
1/3 paha luar bayi sebelah kanan.
9. Tekan reservoir (Gelembung Vaksin) untuk mengeluarkan
vaksin.
10. Sesudah reservoir kempes, tarik PID keluar.
11. Tekan dengan kapas, bekas tempat suntikan.
7 Bagan Alur Bagan Alur
11 Rekaman
Historis N Yang dirubah Isi perubahan Tanggal Mulai
perubahan O diberlakukan
PEMBERIAN IMUNISASI HB0
UPT PUSKESMAS
CIDERUM
dr.Liza Restiana
NIP. 198408212012112001
Unit : ……………………………………………………………………
6 Apakah Petugas mengoleskan kapas air hangat di 1/3 paha luar bayi
sebelah kanan ?
8 Apakah Petugas megang PID pada post dan suntikkan jarum dengan
sudut 90° di 1/3 paha luar bayi sebelah kanan?
Jumlah
………………………………..,…………..
Pelaksana / auditor
……………………………………….
NIP: ………………..........................
PEMBERIAN PENCAIRAN BUNGA
ES
( DESFROSTING )
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT
PUSKESMAS
CIDERUM dr.Liza Restiana
NIP.198408212012112001
1 Pengertian Suatu tindakan untuk mencairkan bunga es agar lemari es berfungsi
dengan baik sehingga vaksin tidak rusak dan dalam kondisi baik.
10 Rekaman
Historis N Yang dirubah Isi perubahan Tanggal Mulai
perubahan O diberlakukan
PELACAKAN KASUS KIPI
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT
PUSKESMAS
CIDERUM dr.Liza Restiana
NIP.198408212012112001
1 Pengertian Suatu tindakan pelayanan yang dilakukan untuk melacak kasus KIPI.
6 Langkah – Tahapan
langkah a. Pastikan kebenaran laporan KIPI
b. Laporkan informasi KIPI pasa pimpinan setempat
c. Lakukan penilaian untuk melakukan apakah pelacakan dengan ti
atau tidak
d. Bila diperlukan pelacakan segera lakuakn koordinasi dengan
Tim pelacakan
e. Lakukan pelacakan segera setelah menerima laporan dengan
membawa formulir KIPI serius dan formulir investigasi
f. Kumpulkan data umum
g. Kumpulkan data kejadian penyakit
h. Kumpulkan data penunjangdiagnosa penyakit
i. Kumpulkan data tentang tersangka vaksin
j. Kumpulkan data tentang sasaran yang mendapatkan imunisasi
dari vial yang sama
k. Kumpulkan data orang lain yang tidak mendapatkan imunisasi
dengan penyakit yang sama
l. Kumpulkan data masalah medikolegal
m. Isilah formulir KIPI serius dan formulir investigasi dengan data
yang terkumpul
n. Lakukan koordinasi denga Komda PP-KPI Provinsi untuk
menganalisa laporan yang telah diisi dan menentukan klasifikasi
lapangan laporna KIPi tersebut
o. Membuat kesimpulan hasil pelcakan.
p. Lakukan penilaian pelayan imunisasi
q. Buat saran perbaikan untuk kasus kesalahan prosedur
r. Mengirimkan hasil pelacakan tersebut ke Komnas PP-KIPI
untuk dilakuakn kajian kausalitas.
7 Hal yang 1.Pelacakan dilakukan segera seelah laporan KIPI diterima (baik
perlu melalui lisan, SMS,atau telfon)
diperhatikan 2.Pelacakan dilakukan pada :
a) KIPI serius, yaitu setiap KIPI yang menyebabkan kematian,
rawat inap, atau perpanjang rawat inap, kecacatan yang menetap
atau signifikan, atau yang mengancam kehidupan, dan
b) KIPI yang menimbulkan perhatian serius / rumor pada keluarga
atau masyarakat.
3.Pelacakan dapat diulangi beberapa kali sesuai kebutuhan
8 Unit terkait
Ruangan KIPI
Dokumen
1. Rekam medis
9 Terkait
2. Buku pencatatan KIPI
10 Rekaman
Historis N Yang dirubah Isi perubahan Tanggal Mulai
perubahan O diberlakukan