Anda di halaman 1dari 52

PEMBERIAN IMUNISASI

POLIO ORAL
No. Dokumen : 800/ /PKM
SA/2022
SOP No. Revisi
Tanggal terbit
Halaman
UPT ASMARA JUITA,SKM
PUSKESMAS NIP.197807012006042017
SUNGAI ARE
1 Pengertian Suatu tindakan pemberian vaksin polio pada bayi umur (0-11 bulan) pada
imunisasi rutin dan umur 0-59 bulan saat PIN.
2 Tujuan Sebagai acuan dalam pemberian imunisasi polio agar anak mempunyai
daya tahan terhadap penyakit polio.
3 Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Sungai Are nomor: 800/ /PKM
SA/2022 tentang Uraian Tugas Pelaksana UKM UPT Puskesmas Sungai
Are
4 Referensi 1. Peraturan menteri kesehatan No. 43 th. 2019 tentang Puskesmas
2. Petunjuk teknis pelayanan imunisasi pada masa pandemi covid-19
3. SOP Penyelenggaraan Imunisasi, Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, tahun 2012
5 Prosedur 1. Pinset/Gunting keci
2. Vaksin Polio
3. Pipet Polio
6 Langkah – 1. Petugas mencuci tangan
langkah
2. Pastikan Vaksin polio dalam keadaan baik (Perhatikan nomor,
kadaluarsa dan VVM/Vaksin Vial Monitor)
3. Buka tutup vaksin dengan menggunakan pinset/gunting kecil
4. Pasang pipet diatas botol vaksin.
5. Letakkan anak pada posisi senyaman mungkin.
6. Buka mulut anak dan teteskan vaksin polio sebanyak 2 tetes.
7. Pastikan vaksin yang telah diberikan ditelan oleh anak yang di
imunisasi.
8. Jika dimuntahkan atau dikeluarkan oleh anak, ulangi lagi
penetesannya.
9. Saat meneteskan vaksin ke mulut, agar vaksin tetap dalam kondisi
steril.
10. Rapikan alat.
11. Petugas mencuci tangan.
7 Bagan Alur
Mencuci tangan

Memastikan vaksin dalam keadaan baik


.
Posisikan anak senyaman mungkin

Teteskan vaksin sebanyak 2 tetes pada


mulut anak

Pastikan vaksin telah ditelan oleh anak

Jika vaksin dimuntahkan atau


dikeluarkan berikan ulang

Rapihkan alat dan cuci tangan

8 Hal yang Observasi pasien 5-15 menit setelah diberikan imunisasi polio.
perlu
diperhatikan
9 Unit terkait Bidan Desa

Dokumen 1. Rekam medis


10
Terkait 2. Catatan tindakan
11 Rekaman
Historis N Yang dirubah Isi perubahan Tanggal Mulai
perubahan O diberlakukan
PEMBERIAN IMUNISASI
CAMPAK
No. Dokumen : 800/ /PKM
SA/2022
SOP No. Revisi
Tanggal terbit
Halaman
UPT ASMARA JUITA,SKM
PUSKESMAS NIP.197807012006042017
SUNGAI ARE
1 Pengertian Suatu tindakan pemberian vaksin campak pada bayi umur 9-11 bulan
untuk imunisasi rutin dan umur 15-36 bulan saat booster.
2 Tujuan Sebagai acuan dalam pemberian Vaksin campak agar anak mempunyai
daya tahan terhadap penyakit campak.
3 Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Sungai Are nomor: 800/ /PKM
SA/2022 tentang Uraian Tugas Pelaksana UKM UPT Puskesmas Sungai
Are
4 Referensi 1. Peraturan menteri kesehatan No. 43 th. 2019 tentang Puskesmas
2. Petunjuk teknis pelayanan imunisasi pada masa pandemi covid-19
3. SOP Penyelenggaraan Imunisasi, Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, tahun 2012
5 Prosedur Alat :
1. Pinset
2. Dispossible Spuit 5 cc
3. Dispossible Spuit 0,5 cc
Bahan :
1. Vaksin
2. Pelarut vaksin
3. Kapas yang telah dibasahi alkohol
6 Langkah – 1. Petugas mencuci tangan.
langkah 2. Pastikan vaksin dalam keadaan baik (no. Back/exp/VVM).
3. Pakai Handscoon.
4. Buka tutup vaksin dengan pinset.
5. Larutkan vaksin dengan pelarut yang sudah ada dengan dispossible
spuit 5 cc.
6. Ambil 0,5 cc vaksin campak yang telah dilarutkan tadi.
7. Bersihkan lengan kiri bagian atas anak dengan kapas yang telah
dibasahi alkohol
8. Suntikkan vaksin secara subcuttan.
9. Rapikan alat
10. Cuci tangan petugas.
7 Bagan Alur
Cuci tangan dan memastikan Vaksin dalam
keadaan baik

Siapkan vaksin masukkan kedalam spuit

Bersihkan lengan kiri atas anak dengan kapas


yang telah dibasahi air hangat.

Berikan vaksin secara subcuttan

Setelah selesai, rapihkan alat dan cuci tangan

8 Hal yang 1. Observasi pasien 5-15 menit setelah diimunisasi.


perlu 2. Sebelum menekan reservoir (Gelembung vaksin) pastikan tidak ada
diperhatikan darah yang keluar.
3. Jangan sekali-kali menyuntikkan vaksin ketika ada darah yang keluar
dari tempat yang akan dilakukan penyuntikkan.
9 Unit terkait
Unit IMUNISASI

Dokumen 1. Rekam medis


10 Terkait 2. Catatan tindakan
11 Rekaman
Historis N Yang dirubah Isi perubahan Tanggal Mulai
perubahan O diberlakukan

PEMBERIAN IMUNISASI
BCG
No. Dokumen : 800/ /PKM
SA/2022
SOP No. Revisi
Tanggal terbit
Halaman
UPT
ASMARA JUITA,SKM
PUSKESMAS
NIP.197807012006042017
SUNGAI ARE
1 Pengertian Suatu tindakan pemberian vaksin BCG pada bayi umur 0-11 bulan.
2 Tujuan Sebagai acuan dalam pemberian Vaksin Bacillus Calmete-Guerin (BCG)
agar anak mempunyai daya tahan terhadap penyakit Tuberculosis (TBC).
3 Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Sungai Are nomor: 800/ /PKM
SA/2022 tentang Uraian Tugas Pelaksana UKM UPT Puskesmas Sungai
Are
4 Referensi 1. Peraturan menteri kesehatan No. 43 th. 2019 tentang Puskesmas
2. Petunjuk teknis pelayanan imunisasi pada masa pandemi covid-19
3. SOP Penyelenggaraan Imunisasi, Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, tahun 2012
5 Prosedur Alat :
1. Spuit Dispossible 1 ml
2. Spuit Dispossible 5 ml
Bahan :
1. Vaksin BCG
2. Pelarut vaksin BCG
3. Kapas yang telah dibasahi alkohol
6 Langkah – 1. Petugas mencuci tangan.
langkah 2. Pastikan vaksin, pelarut dan spuit yang digunakan dalam kondisi baik.
3. Pakai Handscoon.
4. Larutkan vaksin BCG dengan pelarut BCG dengan spuit 5 ml.
5. Pastikan anak belum pernah diberi BCG dengan menanyakan pada
orang tua anak tersebut
6. Ambil 0,05 cc vaksin BCG yang sudah dilarutkan dengan spuit 1 ml.
7. Bersihkan lengan atas bayi dengan kapas yang telah dibasahi alkohol
8. Suntikkan vaksin sepertiga lengan kanan atas (Insertio Musculus
Deltoideus
7 Bagan Alur
Petugas mencuci tangan dan memastikan Vaksin
BCG dengan pelarut BCG dan spuit dalam
keadaan baik .

Larutkan Vaksin BCG dengan pelarut BCG


masukkan ke dalam spuit.

Memastikan anak belum mendapat BCG

Berikan Vaksin dengan cara menyuntikkan pada


sepertiga lengan akanan secara IC

Bereskan alat dan cuci tangan

8 Hal yang Observasi pasien 5-15 menit setelah Vaksin diberikan


perlu
diperhatikan
9 Unit terkait
Unit IMUNISASI

Dokumen 1. Rekam medis


10 Terkait 2. Catatan tindakan
11 Rekaman
Historis N Yang dirubah Isi perubahan Tanggal Mulai
perubahan O diberlakukan
PELAPORAN KIPI
No. Dokumen : 800/ /PKM
SA/2022
SOP No. Revisi
Tanggal terbit
Halaman
UPT
ASMARA JUITA,SKM
PUSKESMAS
NIP.197807012006042017
SUNGAI ARE
1 Pengertian Suatu tindakan pelayanan yang dilakukan untuk melaporkan saat ada
kejadian kasus KIPI.
2 Tujuan Sebagai acuan dalam pelayanan yang dilakukan untuk melaporkan saat
ada kejadian kasus KIPI.
3 Kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2017
4 Referensi Petunjuk teknis kampanye imunisasi campak tahun 2006, subdit
imunisasi, Departemen Kesehatan RI
5 Prosedur 1. KIPI non serius :
a. Puskesmas : Formulir KIPI non serius
b. Kabupaten / Kota dan Provinsi : EPI Info
2. KIPI serius :
a. Formulir KIPI serius
b. Formulir Investigasi/Otopsi Verbal
6 Langkah – Tahapan
langkah 1. KIPI non serius :
a. Puskesmas
1) Lakukan rekapitulasi laporan KIPI dari setiap tempat pelayanan
imunisasi dengan menggunakan formulir KIPI non serius.
2) Laporkan rekapitulasi tersebut ke Kabupaten / Kota setiap
tanggal 5 bersamaan dengan laporan bulanan rutin cakupan
imunisasi.
b. Kabupaten/Kota
1) Lakukan rekapitulasi laporan KIPI dari setiap Puskesmas
2) Masukkan rekapitulasi tersebut ke dalam program EPI info
3) Laporkan ke Provinsi setiap tanggal 10 bersamaan dengan
laporan bulanan rutin cakupan imunisasi.
c. Provinsi
1) Lakukan rekapitulasi laporan KIPI dalam EPI info dari setiap
Kabupaten/Kota
2) Laporkan ke pusat setiap tanggal 15 bersamaan dengan laporan
bulanan rutin cakupan imunisasi
3) Bila diperlukan, lakukan analisa dari laporan KIPI yang
diterima (misalnya apabila terdapat perubahan pola KIPI
berdasarkan lokasi dan waktu) dan kemudian laporkan hasilnya.

2.KIPI Serius
a. Lakukan laporan sementara via telepon secara berjenjang dalam
waktu 24 jam setelah laporan KIPI serius diterima (mulai dari
penerimaan laporan-kepala puskesmas/koordinator imunisasi
puskesmas-seksi imunisasi Dinkes Kabupaten/Kota-seksi
imunisasi dinkes provinsi-subdit imunisasi kemkes RI)
b. Lakukan pelacakan oleh tim pelacakan
c. Lengkapi laporan KIPI serius dan formulir investigasi
d. Lakukan koordinator dengan komda PP-KIPI Provinsi untuk
menganalisa laporan yang telah diisi dan menentukan klasifikasi
lapangan laporan KIPI tersebut
e. Membuat kesimpulan hasil pelacakan
f. Lakukan penilaian pelayanan imunisasi
g. Buat saran perbaikan untuk kasus karena kesalahan prosedur
h. Mengirimkan laporan hasil pelacakan tersebut ke Subdit Imunisasi
Kemkes RI sebagai bahan kajian kausalitas yang akan dilakukan
oleh Komnas PP-KIPI
7 Hal yang 1. KIPI non serius : setiap bulan bersamaan dengan waktu pelaporan
perlu laporan rutin cakupan imunisasi.
diperhatikan 2. KIPI serius : laporan dibuat secepatnya sehingga pelacakan segera
dapat dilakukan kurun waktu pelaporan mengacu pada tabel di bawah
ini. Pada keadaan tertentu, laporan satu kasus KIPI dapat dilaporkan
beberapa kali sampai didapatkan kesimpulan akhir.
8 Unit terkait
Ruangan IMUNISASI
Dokumen 1. Rekam medis
9 Terkait 2. Buku pencatatan kasus KIPI

10 Rekaman
Historis N Yang dirubah Isi perubahan Tanggal Mulai
perubahan O diberlakukan

JAMINAN PEMBIAYAAN KIPI


No. Dokumen : 800/ /PKM
SA/2022
SOP No. Revisi
Tanggal terbit
Halaman
UPT
ASMARA JUITA,SKM
PUSKESMAS
NIP.197807012006042017
SUNGAI ARE
1 Pengertian Suatu tindakan pelayanan yang dilakukan untuk jaminan pembiayaan
KIPI.
2 Tujuan Suatu tindakan pelayanan yang dilakukan untuk jaminan pembiayaan
KIPI.
3 Kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 tahun 2017.
4 Referensi Petunjuk teknis kampanye imunisasi campak tahun 2006, subdit imunisasi
diktorat epim dan kesma, diktorat jendral PP dan PL Departemen
Kesehatan RI
5 Prosedur 1. Surat keterangan rawat
2. Formulir KIPI
6 Langkah –
langkah 1. Tahapan :
a. Tentukan apakah pasien memiliki jaminan pembiayaan kesehatan
b. Bila ada, pembiayaan KIPI mengacu pada jaminan tersebut.
c. Bila tidak ada, lakukan koordinasi dengan pengelola program
imunisasi dan yankes di dinkes kabupaten/kota atau dinkes
provinsi, agar memuat surat permohonan jaminan pembiayaan
KIPI, yang ditujukan kepada direktur bina upaya kesehatan
rujukan Kemenkes RI, ditembuskan kepada Ka Subdit RSU publik
dan Ka Subdit Imunisasi.

7 Hal yang
perlu
diperhatikan
8 Unit terkait
-

Dokumen Catatan pengambilan vaksin


9 Terkait
10 Rekaman
Historis N Yang dirubah Isi perubahan Tanggal Mulai
perubahan O diberlakukan
PEMELIHARAAN LEMARI ES
No. Dokumen : 800/ /PKM
SA/2022
SOP No. Revisi
Tanggal terbit
Halaman
UPT
ASMARA JUITA,SKM
PUSKESMAS
NIP.197807012006042017
SUNGAI ARE
1 Pengertian Suatu tindakan dalam memelihara lemari es vaksin untuk menjaga
kualitas daya kerja sehingga vaksin tidak rusak dan dalam kondisi baik.
2 Tujuan Sebagai acuan dalam pemeliharaan lemari es vaksin.
3 Kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 tahun 2013.
4 Referensi Buku acuan vaksin dan cold chain untuk puskesmas, direktorat jendral
PP-PL Kementrian Kesehatan RI.
5 Prosedur 1. Pulpen
2. Obeng
3. Kuas lembut/spon busa
4. Lap kering, sabun
6 Langkah – Cara melakukan pemeliharaan lemari es :
langkah 1. Pemeliharaan harian
a. Lakukan pengecekan suhu dengan menggunakan thermometer
atau alat pemantau suhu digital setiap pagi dan sore, termasuk hari
libur.
b. Periksa apakah terjadi bunga es dan periksa ketebalan bunga es
apabila bunga es lebih dari 0,5 cm lakukan defrosing. Sesuai
dengan SOP defrosing
c. Lakukan pencatatan langsung setelah pengecekan suhu pada kartu
pencatatan suhu setiap pagi dan sore.
2. Pemeliharaan mingguan
a. Periksa steker jangan sampai kendor, bila kendor kencangkan baut
dengan obeng
b. Perhatikan adanya tanda-tanda steker hangus dengan melihat
perubahan warna pada steker, jika itu terjadi gantilah steker
dengan yang baru
c. Sebelum membersihkan badan lemari es cabut steker terlebih
dahulu agar tidak terjadi konsleting
d. Bersihkan seluruh badan lemari es dengan menggunakan lap
basah, kuas yang lembut/spon busa dan sabun
e. Keringkan kembali badan lemari es dengan lap kering
f. Selama membersihkan lemari es jangan membuka pintu lemari es
untuk menjaga suhu tetap 2-8 ⁰C
g. Colokkan kembali steker setelah selesai
h. Catat kegiatan pemeliharaan mingguan pada kartu pemeliharaan
lemari es

3. Pemeliharaan bulan
a. Sehari sebelum pemeliharaan bulanan, kondisikan cool pack
(kotak dingin cair), vaksin carrier atau cold box
b. Pindahkan vaksin ke dalam vaksin carrier atau cold box yang telah
berisi cool pack (kotak dingin cair)
c. Cabut steker untuk melakukan defrosting, sesuai dengan SOP
defrosting
d. Lakukan pembersihan kondensor, pada model terbuka gunakan
sikat yang lembut atau dengan tekanan udara, pada model tertutup
tidak perlu dilakukan pembersihan.
e. Periksa kerapatan pintu menggunakan selembar kertas, bila kertas
sulit ditarik berarti karet pintu masih baik, sebaliknya bila kertas
mudah ditarik berarti karet pintu sudah mengeras dan beri bedak,
f. Bila ditemukan baut kendor pada engsel pintu kencangkan dengan
menggunakan obeng.
g. Colokkan kembali steker setelah selesai
i. Setelah suhu mencapai 2-8 ⁰C, susun kembali vaksin kedalam
lemari es.
7 Hal yang
perlu
diperhatikan
8 Unit terkait
Dokumen Buku Suhu
9 Terkait
10 Rekaman
Historis N Yang dirubah Isi perubahan Tanggal Mulai
perubahan O diberlakukan
PEMBERIAN IMUNISASI
PENTAVALENT(DPT-HB-HIB)
No. Dokumen : 800/ /PKM
SA/2022
SOP No. Revisi
Tanggal terbit
Halaman
UPT
ASMARA JUITA,SKM
PUSKESMAS
NIP.197807012006042017
SUNGAI ARE
1 Pengertian Suatu tindakan pemberian vaksin pentavalent (DPT-HB-HIB)
2 Tujuan Sebagai acuan dalam pemberian vaksin pentavalent( DPT-HB-HIB) agar
anak mendapat daya tahan terhadap penyakit Difteri, Pertusis, Tetanus,
Hepatitis B, dan HIB (Haemofilus influenzae Type B)
3 Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Sungai Are nomor: 800/ /PKM
SA/2022 tentang Uraian Tugas Pelaksana UKM UPT Puskesmas Sungai
Are
4 Referensi 1. Peraturan menteri kesehatan No. 43 th. 2019 tentang Puskesmas
2. Petunjuk teknis pelayanan imunisasi pada masa pandemi covid-19
3. SOP Penyelenggaraan Imunisasi, Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, tahun 2012
5 Prosedur Alat
1. Spuit 0,5 ml
Bahan
1. Vaksin Pentavalent
2. Kapas yang telah dibasahi alkohol
6 Langkah – 1. Petugas mencuci tangan
langkah 2. Pastikan Vaksin dan Spuit dispossible yang digunakan dalam
kondisi baik
3. Jelaskan pada orang tua tindakan yang akan dilakukan dan
manfaatnya
4. Pakai handscoon
5. Ambil 0,5 cc Vaksin Pentavalent dengan Spuit 0,5 cc Dispossible
6. Bersihkan 1/3 paha luar anak dengan kapas yang telah
dibasahi alkohol
7. Suntikan secara Intra Muscular (IM).
8. Rapikan Alat
9. Petugas mencuci tangan
7 Bagan Alur Pasian mencuci tangan

Pastikan Vaksin dan Spuit dalam keadaan baik

Jelaskan manfaat dan tindakan yang akan


dilakukan

Masukkan Vaksin Kedalam Spuit

Berikan Vaksin dengan cara menyuntikkan s ecara IM


pada 1/3 pada luar anak

Pastikan Vaksin dan Spuit dalam keadaan baik

8 Hal yang 1. Observasi pasien 5-15 menit anak setelah Vaksin diberikan.
perlu 2. Berikan antipiretik untuk mencegah panas
diperhatikan 3. Jarak antara penyuntikan Pentavalent yang pertama dan selanjutnya
minimal 4 minggu dan pasien dalam kondisi sehat.
9 Unit terkait
IMUNISASI

Dokumen 1. Rekam medis


10 Terkait 2. Catatan tindakan
11 Rekaman
Historis N Yang dirubah Isi perubahan Tanggal Mulai
perubahan O diberlakukan
PEMBERIAN IMUNISASI TT
(TETANUS TOXOID)
No. Dokumen : 800/ /PKM
SA/2022
SOP No. Revisi
Tanggal terbit
Halaman
UPT
ASMARA JUITA,SKM
PUSKESMAS
NIP.197807012006042017
SUNGAI ARE
1 Pengertian Suatu tindakan pemberian vaksin TT (Tetanus Toxoid) kepada Calon
Pengantin dan ibu hamil dan WUS.
2 Tujuan Sebagai acuan untuk melaksanakan suntikan TT untuk memberikan
kekebalan ektif terhadap penyakit tetanus
3 Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas SUNGAI ARE nomor: 800/ /PKM
SA/2022 tentang Uraian Tugas Pelaksana UKM UPT Puskesmas
SUNGAI ARE.
4 Referensi 1. Peraturan menteri kesehatan No. 43 th. 2019 tentang Puskesmas
2. Petunjuk teknis pelayanan imunisasi pada masa pandemi covid-19
3. SOP Penyelenggaraan Imunisasi, Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, tahun 2012
5 Prosedur Alat
a. Spuit 0,5 ml
Bahan
a. Vaksin Pentavalent
b. Kapas yang telah dibasahi alkohol
6 Langkah – 1. Petugas mencuci tangan
langkah 2. Pastikan Vaksin dan Spuit dispossible yang digunakan dalam kondisi
baik
3. Buka Tutup Vaksin dengan pinset
4. Pakai Handscoon
5. Ambil 0,5 cc Vaksin TT dengan spuit 0,5 cc Dispossible.
6. Bersihkan lengan kiri bagian atas pasien dengan kapas yag telah
dibasahi alkohol
7. Suntikkan Vasin secara Intra Muscular (IM)
8. Rapihkan alat
9. Petugas Mencuci tangan.
7 Bagan Alur Pasien mencuci tangan

Pastikan Vaksin dan Spuit dalam keadaan baik

Jelaskan manfaat dan tindakan yang akan


dilakukan

Masukkan Vaksin Kedalam Spuit

Berikan Vaksin dengan cara menyuntikkan secara IM


pada lengan kiri bagian atas

Rapihkan alat dan cuci tangan

8 Hal yang 1. Observasi pasien 5-15 menit anak setelah Vaksin diberikan.
perlu 2. Berikan antipiretik untuk mencegah panas
diperhatikan 3. Jarak antara penyuntikan Pentavalent yang pertama dan selanjutnya
minimal 4 minggu dan pasien dalam kondisi sehat.
9 Unit terkait IMUNISASI

Dokumen 1. Rekam medis


10
Terkait 2. Catatan tindakan
11 Rekaman
Historis N Yang dirubah Isi perubahan Tanggal Mulai
perubahan O diberlakukan
PEMBERIAN IMUNISASI HB 0
No. Dokumen : 800/ /PKM
SA/2022
SOP No. Revisi
Tanggal terbit
Halaman
UPT
ASMARA JUITA,SKM
PUSKESMAS
NIP.197807012006042017
SUNGAI ARE
1 Pengertian Suatu tindakan pemberian vaksin Hepatitis B pada bai baru lahir 0-7 hari.
2 Tujuan Memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit yang disebabkan oleh
Virus Hepatitis B.
3 Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Sungai Are nomor: 800/ /PKM
SA/2022 tentang Uraian Tugas Pelaksana UKM UPT Puskesmas Sungai
Are
4 Referensi 1. Peraturan menteri kesehatan No. 43 th. 2019 tentang Puskesmas
2. Petunjuk teknis pelayanan imunisasi pada masa pandemi covid-19
3. SOP Penyelenggaraan Imunisasi, Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, tahun 2012.
5 Prosedur Alat
a. Sarung tangan
b. Alat Suntik Prefililed Injection Device (PID), jenis alat suntik yang
telah berisi vaksin tunggal dari pabriknya berisi vaksin Hepatitis B
0,5 ml
Bahan
a. Kapas yang telah dibasahi alkohol
6 Langkah – Persiapan
langkah
1. Memberikan informasi kepada ibu dan keluarga bahwa bayinya
akan diberikan vaksin hepatitis B dengan cara disuntik.
2. Posisikan bayi telentang.
Pelaksanaan
1. Pakai Handscoon
2. Keluarkan PID dari kemasan.
3. Dorong dan tekan dengan ceat penutup jarum kedalam post.
4. Jarak anatara penutup jarum dengan post akan hilang dan terasa
ada klik.
5. Oleskan kapas yang telah dibasahi alkohol di 1/3 paha luar bayi
sebelah kanan.
6. Pegang paha bayi sebelah kanan dengan ibu jari dan jari telunjuk.
7. Keluarkan penutup jarum.
8. Pegang PID pada post dan suntikkan jarum dengan sudut 90° di 1/3
paha luar bayi sebelah kanan.
9. Tekan reservoir (Gelembung Vaksin) untuk mengeluarkan vaksin..
10. Sesudah reservoir kempes, tarik PID keluar.
11. Tekan dengan kapas, bekas tempat suntikan.
7 Bagan Alur Bagan Alur
Beritahu ibu dan keluarga bayi aka diberikan vaksin
hepatitis B dengan cara disuntik.

Lalusiapkan vaksin dan PID

Oleskan kapas air hangat pada 1/3 paha luar bayi


sebelah kanan

Lakukan penyuntikan dengan sudut 90º

Tekan dengan kapas bekas tempat suntikan

8 Hal yang 1. Observasi Pasien antara 5 sampai 15 menit setelah imunisasi.


perlu 2. Sebelum menekan reservoir (gelembung vaksin) pastikan tidak ada
diperhatikan darah yang keluar.
3. Jangan sekali-kali menyuntikkan vaksin ketika ada darah yang keluar
dar tempat yang akan dilakukan penyuntikan.

9 Unit terkait IMUNISASI

Dokumen 1. Rekam medis


10
Terkait 2. Catatan tindakan
11 Rekaman
Historis N Yang dirubah Isi perubahan Tanggal Mulai
perubahan O diberlakukan
PENCAIRAN BUNGA ES
(DESFROSTING)
No. Dokumen : 800/ /PKM
SA/2022
SOP No. Revisi
Tanggal terbit
Halaman
UPT
ASMARA JUITA,SKM
PUSKESMAS
NIP.197807012006042017
SUNGAI ARE
1 Pengertian Suatu tindakan untuk mencairkan bunga es agar lemari es berfungsi
dengan baik sehingga vaksin tidak rusak dan dalam kondisi baik.

2 Tujuan Sebagai acuan dalam tindakan pencairan bunga es (desfrosting)


3 Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Sungai Are nomor: 800/ /PKM
SA/2022 tentang Uraian Tugas Pelaksana UKM UPT Puskesmas Sungai
Are.
4 Referensi Buku acuan vaksin dan cold chain untuk puskesmas, direktorat jendral PP-
PL Kementrian Kesehatan RI
5 Prosedur 1. Lap kering
2. Vaksin carrier atau Cold Box
3. Cool Pack
6 Langkah – 1. pencairan bunga es dilakukan minimal 1 bulan sekali atau ketika
langkah
bunga es mencapai ketebalan 0,5 cm
2. sehari sebelum pencairan bunga es kondisikan col pack, vaksin
carrier atau cold box
3. pindahkan vaksin delam vaksin carrier atau cold box yang telah
berisi cool pack
4. cabut steker untuk melakukan desfrosting
5. biarkan bunga es mencair sendiri atau siram dengan air hangat
6. setelah bunga es mencair, keringkan bagian dalam lemari es
termasuk evaporator dengan lap kering
7. pasang kembali steker dan tunggu suhu mencapai 2-8°C, tanpa
merubah posisi termostat
8. Setelah suhu mencapai 2-8º C, susun kembali vaksin kedalam
lemari es

7 Hal yang Bunga es terjadi karena sering nya buka tutup, karet sel tidak rapat dan
perlu setting termostat terlalu rendah, hal ini menyebabkan boros listrik,
diperhatikan
8 Unit terkait

Dokumen
9 Catatan pengambilan vaksin
Terkait
10 Rekaman
Historis N Yang dirubah Isi perubahan Tanggal Mulai
perubahan O diberlakukan
PELACAKAN KIPI
No. Dokumen : 800/ /PKM
SA/2022
SOP No. Revisi
Tanggal terbit
Halaman
UPT
ASMARA JUITA,SKM
PUSKESMAS
NIP.197807012006042017
SUNGAI ARE
1 Pengertian Suatu tindakan pelayanan yang dilakukan untuk melacak kasus KIPI.

2 Tujuan Sebagai acuan dalam tindakan pelacakan kasus KIPI


3 Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Sungai Are nomor: 800/ /PKM
SA/2022 tentang Uraian Tugas Pelaksana UKM UPT Puskesmas Sungai
Are.
4 Referensi Petunjuk teknik kampanye imunisasi campak tahun 2006 Subdit imunisasi
Direktorat Pim dan Kesma Direktorat Jendral PP dan PL Departemen
Kesehatan RI
5 Prosedur 1. Formulir KIPI serius
2. Formulir Investigasi/Otopsi Verbal
6 Langkah – Tahapan
langkah
a. Pastikan kebenaran laporan KIPI
b. Laporkan informasi KIPI pasa pimpinan setempat
c. Lakukan penilaian untuk melakukan apakah pelacakan dengan ti
atau tidak
d. Bila diperlukan pelacakan segera lakuakn koordinasi dengan Tim
pelacakan
e. Lakukan pelacakan segera setelah menerima laporan dengan
membawa formulir KIPI serius dan formulir investigasi
f. Kumpulkan data umum
g. Kumpulkan data kejadian penyakit
h. Kumpulkan data penunjangdiagnosa penyakit
i. Kumpulkan data tentang tersangka vaksin
j. Kumpulkan data tentang sasaran yang mendapatkan imunisasi dari
vial yang sama
k. Kumpulkan data orang lain yang tidak mendapatkan imunisasi
dengan penyakit yang sama
l. Kumpulkan data masalah medikolegal
m. Isilah formulir KIPI serius dan formulir investigasi dengan data
yang terkumpul
n. Lakukan koordinasi denga Komda PP-KPI Provinsi untuk
menganalisa laporan yang telah diisi dan menentukan klasifikasi
lapangan laporna KIPi tersebut
o. Membuat kesimpulan hasil pelcakan.
p. Lakukan penilaian pelayan imunisasi
q. Buat saran perbaikan untuk kasus kesalahan prosedur
r. Mengirimkan hasil pelacakan tersebut ke Komnas PP-KIPI untuk
dilakuakn kajian kausalitas.

7 Hal yang 1.Pelacakan dilakukan segera seelah laporan KIPI diterima (baik melalui
perlu
lisan, SMS,atau telfon)
diperhatikan
2.Pelacakan dilakukan pada :
a) KIPI serius, yaitu setiap KIPI yang menyebabkan kematian, rawat
inap, atau perpanjang rawat inap, kecacatan yang menetap atau
signifikan, atau yang mengancam kehidupan, dan
b) KIPI yang menimbulkan perhatian serius / rumor pada keluarga
atau masyarakat.
3.Pelacakan dapat diulangi beberapa kali sesuai kebutuhan

8 Unit terkait Ruangan KIPI

Dokumen 1. Rekam medis


9 Terkait
2. Buku pencatatan KIPI
10 Rekaman
Historis N Yang dirubah Isi perubahan Tanggal Mulai
perubahan O diberlakukan
PEMBERIAN IMUNISASI IPV
No. Dokumen : 800/ /PKM
SA/2022
SOP No. Revisi
Tanggal terbit
Halaman
UPT
ASMARA JUITA,SKM
PUSKESMAS
NIP.197807012006042017
SUNGAI ARE
1 Pengertian Pemberian Imunisasi IPV adalah satu upaya untuk menimbulkan/
meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap penyakit Polio
yang diberikan secara suntikan bersamaan dengan polio 4 tetes dan DPT
HB Hib pada bayi umur 0-11 bulan dengan 1 kali pemberian pada bayi
umur 4 bulan .
2 Tujuan Sebagai acuan kerja petugas di Puskesmas Sungai Are dalam melakukan
pelayanan imunisasi terhadap klien/pasien.
3 Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Sungai Are nomor: 800/ /PKM
SA/2022 tentang Uraian Tugas Pelaksana UKM UPT Puskesmas Sungai
Are.
4 Referensi 1. Peraturan menteri kesehatan No. 43 th. 2019 tentang Puskesmas
2. Petunjuk teknis pelayanan imunisasi pada masa pandemi covid-19
3. Permenkes No. 12 tahun 2017 tentang tentang penyelenggaraan
imunisasi.
5 Prosedur Alat dan bahan :
1. Coolpack, pelarut dan vaksin IPV dalam vaksin carier/ termos
pendingin
2. Alat suntik 0,5 cc
3. Hand scoon
4. Kapas steril/(air hangat )
5. Safety box
6. Alat tulis dan buku register
6 Langkah – 1. Klien/Pasien datang ke Poli Imunisasi.
langkah
2. Petugas memanggil pasien
3. Petugas melakukan komunikasi.
4. Petugas melakukan anamnesa.
5. Petugas mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, kemudian
mengeringkan tangan dengan kain bersih.
6. Petugas memakai sarung tangan. Petugas mengambil vaksin IPV dan
memastikan vaksin dalam keadaan baik (perhatikan VVM dalam
kondisi A dan B serta tanggal kadaluarsa) dari termos pendingin.
7. Petugas mengambil spuit 0,5 cc (ADS) dan menyedot vaksin IPV
sebanyak 0,5 cc.
8. Petugas mengambil kapas steril/basah dan membersihkan ½ paha kiri
bagian luar anak dengan kapas basah
9. Petugas menyuntikkan vaksin pada pada ½ paha kiri luar secara intra
muskuler.
10. Petugas membuang bekas jarum suntik langsung kedalam safety box
11. Petugas merapikan alat-alat
12. Petugas melepas sarung tangan.
13. Petugas mencuci tangan.
14. Petugas menganjurkan pada ibu bayi untuk imunisasi selanjutnya.
15. Petugas mencatat kedalam buku register, buku kohort dan KMS bayi.

7 Hal yang 1. Observasi Pasien antara 5 sampai 15 menit setelah imunisasi.


perlu
2. Sebelum menekan reservoir (gelembung vaksin) pastikan tidak ada
diperhatikan
darah yang keluar.
3. Jangan sekali-kali menyuntikkan vaksin ketika ada darah yang keluar
dar tempat yang akan dilakukan penyuntikan.
8 Unit terkait Ruangan IMUNISASI

Dokumen 1. Rekam medis


9 Terkait
2. Buku pencatatan KIPI
10 Rekaman
Historis N Yang dirubah Isi perubahan Tanggal Mulai
perubahan O diberlakukan
PENYIMPANAN VAKSIN SUHU
2-8 DERAJAT CELCIUS
No. Dokumen : 800/ /PKM
SA/2022
SOP No. Revisi
Tanggal terbit
Halaman
UPT
ASMARA JUITA,SKM
PUSKESMAS
NIP.197807012006042017
SUNGAI ARE
1 Pengertian Suatu sistem penyimpanan vaksin dan pelarut di dalam Vaccine
Refrigerator dengan suhu 2- 8 derajat celcius.
2 Tujuan Sebagai acuan kerja petugas di Puskesmas Sungai Are dalam menyimpan
vaksin sesuai standar dan menjaga kualitas vaksin hingga sampai waktu
kadaluarsa .
3 Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Sungai Are nomor: 800/ /PKM
SA/2022 tentang Uraian Tugas Pelaksana UKM UPT Puskesmas Sungai
Are.
4 Referensi 1. Peraturan menteri kesehatan No. 43 th. 2019 tentang Puskesmas
2. Permenkes No. 12 tahun 2017 Tentang penyelenggaraan imunisasi
3. Petunjuk teknis pelayanan imunisasi pada masa pandemi covid-19
5 Prosedur 1. Alat dan bahan :
a. Cold Chain atau Vaccine Refrigerator
b. Alat pemantau paparan suhu (Log Tag)
c. Grafik catatan suhu
d. Petunjuk bacaan VVM
2. Petugas yang melakukan
a. Petugas imunisasi
b. Petugas farmasi
3. Langkah-langkah
a. Petugas mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir
b. Petugas menggunakan masker dan sarung tangan
c. Pastikan alat Cold Chain atau Vaccine Refrigerator dalam kondisi
baik dengan thermometer suhu 2- 8 derajat celcius.
d. Meletakkan grafik catatan suhu pada bagian atas Cold Chain atau
Vaccine Refrigerator
e. Pastikan semua vaksin berada dalam dus kemasan vaksin
f. Meletakkan vaksin sesuai dengan sensitifitas
g. Pelarut disimpan pada suhu ruang terlindung dari paparan sinar
matahari langsung
h. Vaksin yang kadaluarsanya pendek atau vaksin yang diterima lebih
dulu diletakkan di sebelah kanan (FIFO)
i. Memberi jarak antar dus vaksin 1-2 cm untuk ruang sirkulasi
vaksin
j. Apabila ada vaksin yang dikembalikan maka vaksin diletakkan di
rak sebelah kanan dan digunakan lebih awal pada pemakaian
berikutnya
k. Petugas memeriksan suhu yang berada di dalam Cold Chain 2 kali
sehari untuk vaksin yang ada VVM nya.
l. Petugas melepas sarung tangan dan mencuci tangan dengan sabun
di bawah air mengalir.

6 Hal yang 1. Observasi Pasien antara 5 sampai 15 menit setelah imunisasi.


perlu
2. Sebelum menekan reservoir (gelembung vaksin) pastikan tidak ada
diperhatikan
darah yang keluar.
3. Jangan sekali-kali menyuntikkan vaksin ketika ada darah yang keluar
dar tempat yang akan dilakukan penyuntikan.
7 Unit terkait 1. Farmasi
2. Imunisasi
Dokumen 1. Rekam medis
8 Terkait
2. Buku pencatatan KIPI
9 Rekaman
Historis N Yang dirubah Isi perubahan Tanggal Mulai
perubahan O diberlakukan

PENANGANAN VAKSIN DALAM


KEADAAN BENCANA TINGKAT
PUSKESMAS DAN PUSTU
No. Dokumen : 800/ /PKM
SA/2022
SOP No. Revisi
Tanggal terbit
Halaman
UPT
ASMARA JUITA,SKM
PUSKESMAS
NIP.197807012006042017
SUNGAI ARE
1 Pengertian Penanganan vaksin dalam keadaan bencana agar bisa menyelamatkan
vaksin dan pendistribusian tetap berjalan lancar walaupun sedang terjadi
bencana .
2 Tujuan Sebagai acuan kerja petugas di Puskesmas Sungai Are sehingga dapat
menangani vaksin program imunisasi secara aman bila terjadi bencana
(gunung meletus, banjir, gempa bumi dsb.
3 Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Sungai Are nomor: 800/ /PKM
SA/2022 tentang Uraian Tugas Pelaksana UKM UPT Puskesmas Sungai
Are.
4 Referensi 1. Peraturan menteri kesehatan No. 43 th. 2019 tentang Puskesmas
2. Petunjuk teknis pelayanan imunisasi pada masa pandemi covid-19
3. Permenkes No. 12 tahun 2017 tentang tentang penyelenggaraan
imunisasi.
5 Langkah – a. Menggunakan lemari es kompresi dengan listrik 24 jam
langkah Periksa suhu pada termometer di lemari es, pastikan masih
berada pada +20C s/d +80C
Upayakan jangan membuka lemari es selama listrik padam
Lemari es yang/diisi cool pack pada saat listrik padam maka
akan berfungsi menahan dingin
Hidupkan generator bila ada.

b. Menggunakan lemari es absorpsi dengan listrik 24 jam


Periksa suhu pada termometer di lemari es, pastikan masih
berada pada +20C s/d +80C
Upayakan jangan membuka lemari es selama listrik padam
Bila menggunakan Lemari es type RCW 42 EK atau RCW 50
EK pada saat listrik padam maka akan berfungsi sebagai cool
box
Lemari es yang/diisi cool pack pada saat listrik padam maka
akan berfungsi menahan dingin
Siapkan pengoperasian dengan menggunakan nyala api minyak
tanah atau Gas, pastikan tangki minyak tanah atau volume gas
pada lemari es dalam keadaan cukup
Cabut steker lemari es yang menempel pada stop kontak listrik
Ikuti petunjuk tata cara mengoparasikan lemari es dengan
menggunakan minyak tanah atau Gas.

6 Unit terkait Pengelola vaksin program imunisasi

7 Rekaman
Historis N Yang dirubah Isi perubahan Tanggal Mulai
perubahan O diberlakukan
PENGAMBILAN VAKSIN DAN
PELARUT PROGRAM
IMUNISASI KE KABUPATEN /
KOTA
No. Dokumen : 800/ /PKM
SA/2022
SOP No. Revisi
Tanggal terbit
Halaman
UPT
ASMARA JUITA,SKM
PUSKESMAS
NIP.197807012006042017
SUNGAI ARE
1 Pengertian Pengambilan vaksin rutin sebagai upaya pencegahan dan penuruna
terhadap AKB dan mortilitas pada bayi .
2 Tujuan Sebagai acuan kerja petugas di Puskesmas Sungai Are dalam melakukan
pelayanan imunisasi di wilayah kerja Puskesmas SUNGAI ARE.
3 Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Sungai Are nomor: 800/ /PKM
SA/2022 tentang Uraian Tugas Pelaksana UKM UPT Puskesmas Sungai
Are.
4 Referensi 1. Peraturan menteri kesehatan No. 43 th. 2019 tentang Puskesmas
2. Petunjuk teknis pelayanan imunisasi pada masa pandemi covid-19
3. Permenkes No. 12 tahun 2017 tentang tentang penyelenggaraan
imunisasi.
5 Prosedur Alat dan bahan :
1. Coldbox atau vaksin carrier
2. Cool pack / kotak dingin cair
3. Alat pemantau paparan suhu beku (Freeze TagR)
4. Alat pemantau paparan suhu panas (Vaccine Cold Chain Monitor,
VCCM R)
6 Langkah – 1. Lakukan perhitungan kebutuhan vaksin
langkah 2. Buat surat permintaan vaksin dengan memperhitungkan sisa stok
3. Hubungi petugas kabupaten / kota tentang rencana pengambilan
vaksin
4. Siapkan coldbox atau vaksin carrier yang dilengkapi dengan
coolpack (kotak dingin cair) agar suhu terjaga antara 2-8oC
a. Bila yang digunakan coldbox maka dibutuhkan 12 buah
coolpack.
b. Bila yang digunakan vaksin carrier maka dibutuhkan 4 buah
coolpack.
5. Siapkan alat transportasi yang memadai.
6. Serahkan surat permintaan vaksin kepada petugas kabupaten / kota
dan kemudian cocokkan vaksin yang diserahkan dengan permintaan.
7. Periksa kondisi VVM dan masa kadaluarsa vaksin.
8. Tukarkan coolpack yang dibawa dari puskesmas dengan coolpack
yang telah dikondisikan di kabupaten / kota.
9. Susun coolpack kedalam coldbox atau vaksin carrier.
10. Masukkan vaksin ke dalam coldbox atau vaksin carrier yang telah
terisi coolpack
11. Vaksin yang sensitif beku diletakkan pada bagian tengah coldbox dan
vaksin yang sensitif panas menempel pada dinding coldbox.
12. Letakkan alat pemantau paparan suhu beku pada bagian tengah
diantara kotak vaksin dan VCCM didekat kotak vaksin BCG
13. Tutup rapat bagian atas coldbox atau vaksin carrier.
14. Selama perjalanan ke puskesmas, lindungi vaksin dari paparan sinar
matahari langsung
15. Sesampainya di puskesmas , buka coldbox atau vaksin carrier dan
periksa kembali kondisi VVM dan alat pemantau suhu beku.
16. Isi formulir Vaccine Arrival Report (VAR).
17. Masukkan vaksin kedalam lemari es.
18. Catat vaksin tersebut (jumlah, jenis, no batch, masa kadaluarsa,
kondisi VVM ) dalam buku stok vaksin sebagai penerimaan.

7 Hal yang Cara menyusun coolpack :


perlu - Dalam coldbox : 6 buah pada bagian dasar dan 6 buah pada bagian
diperhatikan atas susunan vaksin
- Dalam vaksin carrier : 1 buah pada setiap sisi

8 Unit terkait Ruangan Imunisasi

Dokumen
9 Terkait

10 Rekaman
Historis N Yang dirubah Isi perubahan Tanggal Mulai
perubahan O diberlakukan
PENYIMPANAN VAKSIN DAN
PELARUT PROGRAM
IMUNISASI TINGKAT
PUSKESMAS
No. Dokumen : 800/ /PKM
SA/2022
SOP No. Revisi
Tanggal terbit
Halaman
UPT
ASMARA JUITA,SKM
PUSKESMAS
NIP.197807012006042017
SUNGAI ARE
1 Pengertian Penyimpanan vaksin dan pelarut perlu diperhatikan agar tetap menjaga
kualitas vaksin .
2 Tujuan Sebagai acuan kerja petugas di Puskesmas SUNGAI ARE dalam
melakukan pelayanan imunisasi di wilayah kerja Puskesmas SUNGAI
ARE.
3 Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Sungai Are nomor: 800/ /PKM
SA/2022 tentang Uraian Tugas Pelaksana UKM UPT Puskesmas Sungai
Are.
4 Referensi 1. Peraturan menteri kesehatan No. 43 th. 2019 tentang Puskesmas
2. Petunjuk teknis pelayanan imunisasi pada masa pandemi covid-19
3. Permenkes No. 12 tahun 2017 tentang tentang penyelenggaraan
imunisasi.
5 Prosedur Alat dan bahan :
1. Lemari es
2. Cool pack / kotak dingin cair
3. Alat pemantau paparan suhu beku (Freeze TagR)
4. Alat pemantau paparan suhu panas (Vaccine Cold Chain Monitor,
VCCM R)
5. Thermometer
6. Grafik catatan suhu
7. Petunjuk pembacaan VVM (poster, leaflet)

6 Langkah – 1. Pastikan lemari es buka atas dalam kondisi baik dengan ketentuan
langkah sebagai berikut
a. Lemari es pada posisi datar
b. Terlindung dari sinar matahari langsung
c. Terdapat stabilisator pada setiap lemari es
d. Satu stop kontak untuk setiap lemari es
e. Jarak antara lemari es dengan dinding 15-20 cm
f. Jarak antar lemari es yang satu dengan yang lain 15-20 cm
g. Tidak terdapat bunga es yang tebal pada evaporator
2. Letakkan grafik catatan suhu pada bagian atas lemari es
3. Letakkan coolpack pada bagian dasar lemari es
4. Pastikan bahwa semua vaksin berada didalam dus vaksin
5. Letakkan vaksin sesuai dengan sensitifitasnya:
a. Sensitif panas (BCG, Campak dan Polio) dekat evaporator
b. Sensitif beku (Hepatitis B, DPT-HB, TT, DT dan Td) jauh
evaporator
6. Pelarut disimpan pada suhu ruang terlindung dari sinar matahari
langsung.
7. Vaksin dengan masa kadaluarsa pendek atau VVM B diletakkan
dibagian atas.
8. Beri jarak antar dus vaksin 1-2 cm untuk sirkulasi udara.
9. Letakkan 1 buah thermometer pada bagian tengah diantara vaksin
10. Letakkan 1 buah alat pemantau paparan beku diantara vaksin yang
sensitif beku
11. Letakkan VCCM pada tempat penyimpanan vaksin BCG
12. Periksa suhu lemari es 2 kali sehari pagi dan sore (termasuk hari libur)
kemudian catat pada grafik suhu

7 Hal yang
Jangan ada barang lain selain vaksin di dalam lemari es vaksin yang rusak
perlu
atau kadaluarsa jangan disimpan dalam lemari es
diperhatikan
8 Unit terkait Ruangan Imunisasi

Dokumen
9 Terkait

10 Rekaman
Historis N Yang dirubah Isi perubahan Tanggal Mulai
perubahan O diberlakukan
PENDISTRIBUSIAN VAKSIN KE
PELAYANAN LUAR GEDUNG
No. Dokumen : 800/ /PKM
SA/2022
SOP No. Revisi
Tanggal terbit
Halaman
UPT
ASMARA JUITA,SKM
PUSKESMAS
NIP.197807012006042017
SUNGAI ARE
1 Pengertian Pendistribusian bertujuan agar pelayanan kesehatan bisa diakses
meskipun diluar gedung puskesmas.
2 Tujuan Sebagai acuan kerja petugas di Puskesmas Sungai Are dalam melakukan
pelayanan imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Sungai Are.
3 Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Sungai Are nomor: 800/ /PKM
SA/2022 tentang Uraian Tugas Pelaksana UKM UPT Puskesmas Sungai
Are.
4 Referensi 1. Peraturan menteri kesehatan No. 43 th. 2019 tentang Puskesmas
2. Petunjuk teknis pelayanan imunisasi pada masa pandemi covid-19
3. Permenkes No. 12 tahun 2017 tentang tentang penyelenggaraan
imunisasi.
5 Prosedur Alat dan bahan :
1. Vaksin carrier
2. Coolpack (kotak dingin cair)
3. Alat pemantau paparan suhu beku (Freeze Tag R)
4. Catatan stok vaksin

6 Langkah – 1. Pelarut yang akan digunakan disimpan dalam lemari es sehari


langkah sebelumnya
2. Siapkan vaksin dan pelarutnya sesuai kebutuhan berdasarkan
sasaran dan jadwal pelayanan
3. Pastikan kondisi VVM vaksin A atau B, dan belum melewati masa
kadaluarsa.
4. Catat vaksin dan pelarut tersebut didalam buku stok vaksin sebagai
pengeluaran.
5. Letakkan coolpack pada setiap sisi vaksin carrier
6. Masukkan vaksin dan pelarut ke dalam vaksin carrier
7. Letakkan vaksin sesuai dengan sensitifitasnya:
a. Vaksin sensitif panas (BCG, Polio dan Campak) ditempatkan
pada bagian pinggir menempel pada coolpack
b. Vaksin sensitif beku (Hepatitis B, DPT-HB, TT,DT dan Td) serta
pelarut ditempatkan pada bagian tengah vaksin carrier.
8. Letakkan 1 buah alat pemantau paparan suhu beku diantara vaksin
sensitif beku
9. Letakkan spon pada bagian atas vaksin carrier
10. Tutup rapat vaksin carrier
11. Hindari vaksin carrier dari paparan sinar matahari langsung selama
perjalanan ketempat pelayanan
12. Periksa kembali kondisi VVM dan alat pemantau paparan suhu beku
setelah sampai ditempat pelayanan

7 Hal yang
Jangan menggunakan coldpack (kotak dingin beku/ batu es) di dalam
perlu
vaksin carrier
diperhatikan
8 Unit terkait Ruangan Imunisasi

Dokumen
9 Terkait

10 Rekaman
Historis N Yang dirubah Isi perubahan Tanggal Mulai
perubahan O diberlakukan

RUMUS PERENCANAAN VAKSIN


Data yang dibutuhkan :
1. Jumlah sasaran bayi, anak klas 1 SA, anak klas 2-3 SA, WUS
2. Indek Pemakaian vaksin tahun sebelumnya
3. Target cakupan
Cara perhitungan Indek Pemakaian Vaksin
Indek pemakaian vaksin adalah pemakaian riel setiap jenis vaksin.
Cara menghitung IP adalah dengan cara membagi cakupan dengan jumlah vaksin yang digunakan.
Contoh. Cakupan polio 1 = 50, polio 2 = 45, polio 3 = 45, polio 4 = 40, vaksin yang digunakan = 30 vial.
Maka IP vaksin adalah (50+45+45+40)/30 = 6

Rumus perhitungan kebutuhan vaksin:


1. Vaksin Hepatitis B
Jmlh. infant x target Hep. B
Vaksin Hep B = ---------------------------------
IP vaksin Hep. B

2. Vaksin BCG
Jmlh. infant x target BCG
Vaksin BCG = ----------------------------------
IP vaksin BCG

3. Vaksin Polio
( Jmlh.infant x target polio 1)+ (Surv. infant x (target (polio2+3+4))
Vaksin polio = -----------------------------------------------------------------------------
IP. Vaksin Polio

4. Vaksin DPT-HB
Jmlh. surv. infant x target (DPT-HB 1+2+3)
Vaksin DPT-HB = ---------------------------------------------------
IP. Vaksin DPT-HB

5. Vaksin Campak
Jmlh. surv. infant x target campak
Vaksin campak = ------------------------------------------
IP vaksin Campak

6. Vaksin Campak SA
Jmlh. anak klas 1 SA x target campak SA
Vaksin campak = ----------------------------------------------------
IP Vaksin campak SA

7. Vaksin DT
Jmlh. anak klas 1 SA x target DT SA
Vaksin DT = ----------------------------------------------
IP. Vaksin DT SA

8. Vaksin Td
Jmlh. anak klas 2-3 SA x target Td SA
Vaksin Td = ------------------------------------------------
IP Vaksin Td SA

9. Vaksin TT
Jmlh. WUS x target TT
Vaksin TT = ------------------------------------
IP vaksin TT

Keterangan :
Infant adalah keseluruhan bayi yang lahir
Survifing infant adalah jumlah keseluruhan bayi yang lahir dikurangi dengan kematian neonatal.
Rumus Surv. Infant = Infant – (Infant x Infant Mortalitty Rate)
PELAYANAN IMUNISASI OLEH
PETUGAS KESEHATAN DI
POSYANDU DAN PELAYANAN
LUAR GEDUNG LAINNYA
No. Dokumen : 800/ /PKM
SA/2022
SOP No. Revisi
Tanggal terbit
Halaman
UPT
ASMARA JUITA,SKM
PUSKESMAS
NIP.197807012006042017
SUNGAI ARE
1 Pengertian Pelayanan yang dilakukan oleh tenaga profesional harus memenuhi SOP
guna meminimalisirkan KIPI.
2 Tujuan Sebagai acuan kerja petugas di Puskesmas Sungai Are dalam melakukan
pelayanan imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Sungai Are.
3 Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Sungai Are nomor: 800/ /PKM
SA/2022 tentang Uraian Tugas Pelaksana UKM UPT Puskesmas Sungai
Are.
4 Referensi 1. Peraturan menteri kesehatan No. 43 th. 2019 tentang Puskesmas
2. Petunjuk teknis pelayanan imunisasi pada masa pandemi covid-19
3. Permenkes No. 12 tahun 2017 tentang tentang penyelenggaraan
imunisasi.
5 Prosedur Alat dan bahan :
 Alat transportasi dan kelengkapannya
 Buku kuning/buku kohort bayi dan kohort ibu
 Alat tulis
 Vaccine carrier dan cool pack
 ADS 0,05 ml, 0,5 ml, 5 ml dan safety box
 Vaksin dan pelarut, anafilaktik kit
 Sabun, kapas, kantong plastik dan air bersih

6 Langkah – 1. Sehari sebelum pelayanan, pastikan kepada kader bahwa semua


langkah
sasaran sudah mendapatkan informasi dan kesiapan pelaksanaan
posyandu.
2. 30 menit sebelum ke posyandu, pastikan semua vaksin dan logistik
(termasuk anafilaktik kit) dalam kondisi VVM A/B dan tidak
kadaluarsa, jumlah sesuai sasaran serta siap untuk dibawa.
3. Jangan lupa membawa surat tugas dan buku pencatatan hasil
imunisasi (buku kuning).
4. Pastikan kesiapan kendaraan yang akan digunakan ke posyandu.
5. Kemas semua peralatan dengan baik di kendaraan.
6. Setiba di posyandu, letakkan semua logistik ditempat yang aman
7. Vaksin carrier harus diletakkan pada meja yang tidak terpapar sinar
matahari langsung, disebelahnya diletakkan alat suntik, kapas, air
hangat, format pencatatan dan anafilaktik kit. Letakkan safety box dan
plastik sampah dibawah meja.
8. Cuci tangan dengan sabun setiap akan memberikan imunisasi
9. Lakukan skrinning setiap sasaran meliputi umur, riwayat imunisasi
sebelumnya, KIPI yang pernah dialami, riwayat penyakit, keadaan
kesehatan saat ini.
10. Tentukan dan informasikan kepada orang tuanya jenis dan manfaat
imunisasi yang akan diberikan saat ini.
11. Ambil vaksin yang akan diberikan dan pastikan kondisi VVM A/B,
tidak beku dan tidak kadaluarsa.
12. Untuk imunisasi oral, ambil alat penetes, keluarkan dari plastic
kemasan, buang kemasan kedalam plastic sampahh
13. Ambil alat suntik, pastikan bahwa tidak kadaluarsa, keluarkan dari
plastik kemasan, buang kemasan kedalam plastik sampah.
14. Buka tutup jarum suntik, buang tutup jarum suntik kedalam plastic
sampah.
15. Untuk vaksin yang membutuhkan pelarutan, larutkan vaksin sesuai
dengan SOP persiapan vaksin
16. Tusukkan jarum suntik kedalam botol vaksin pastikan ujung jarum
selalu berada didalam cairan vaksin, sedot vaksin sesuai dengan dosis
yang dibutuhkan,
17. Apabila terdapat gelembung pada alat suntik atau kelebihan dosis,
buang gelembung atau kelebihan dosis yang ada tanpa mencabut
jarum dari botol vaksin.
18. Lepaskan alat suntik dari botol vaksin,
19. Bersihkan lokasi penyuntikkan dengan kapas basah, tunggu hingga
kering.
20. Berikan vaksin sesuai dengan SOP cara pemberian vaksin.
21. Buang langsung alat suntik yang telah digunakan tanpa menutupnya
(non recapping) ke dalam safety box
22. Berikan informasi kepada orang tua tentang kapan kunjungan
berikutnya, dan kemungkinan efek simpang yang akan dialami oleh
anak sesudah imunisasi serta cara penanggulangannya.
23. Beritahu orangtua agar menunggu sekitar 30 menit di posyandu untuk
memantau kemungkinan terjadinya efek simpang.
24. Catat hasil imunisasi sesuai dengan kolom yang tersedia pada buku
kohort bayi/ibu/buku kuning
25. Pastikan limbah bukan tajam dimasukkan ke dalam kantong plastik.
26. Cuci tangan dengan sabun setiap selesai pemberian imunisasi.
27. Setelah selesai semua pelayanan, lakukan evaluasi kegiatan bersama
kader dengan tahapan:
a. Hitung jumlah sasaran yang datang untuk tiap jenis vaksin yang
diberikan
b. bandingkan dengan data target sasaran pada bulan ini, diskusikan
dengan kader kemungkinan penyebab ketidakhadiran sasaran.
c. Susun rencana tindak lanjut termasuk bagaimana memotivasi sasaran
yang tidak hadir.
28. Bawa pulang sisa logistik yang belum digunakan dan limbah ke
puskesmas.
29. Setiba di puskesmas, simpan kembali vaksin di dalam lemari es pada
tempat yang terpisah atau diberi tanda.
30. Catatan hasil imunisasi dan pemakaian logistic diserahkan kepada
koordinator imunisasi.
8 Unit terkait Ruangan Imunisasi

Dokumen
9 Terkait

10 Rekaman
Historis N Yang dirubah Isi perubahan Tanggal Mulai
perubahan O diberlakukan
PELAYANAN IMUNISASI OLEH
PETUGAS KESEHATAN DI
PUSKESMAS DAN FASILITAS
KESEHATAN LAINNYA
No. Dokumen : 800/ /PKM
SA/2022
SOP No. Revisi
Tanggal terbit
Halaman
UPT
ASMARA JUITA,SKM
PUSKESMAS
NIP.197807012006042017
SUNGAI ARE
1 Pengertian Pelayanan yang dilakukan oleh tenaga profesional harus memenuhi SOP
guna meminimalisirkan KIPI.
2 Tujuan Sebagai acuan kerja petugas di Puskesmas Sungai Are dalam melakukan
pelayanan imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Sungai Are.
3 Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Sungai Are nomor: 800/ /PKM
SA/2022 tentang Uraian Tugas Pelaksana UKM UPT Puskesmas Sungai
Are.
4 Referensi 1. Peraturan menteri kesehatan No. 43 th. 2019 tentang Puskesmas
2. Petunjuk teknis pelayanan imunisasi pada masa pandemi covid-19
3. Permenkes No. 12 tahun 2017 tentang tentang penyelenggaraan
imunisasi.
5 Prosedur Alat dan bahan :
 Buku bantu/buku kuning/buku kohort bayi
 Alat tulis
 Vaccine carrier dan safety box
 ADS 0,05 ml, 0,5 ml, 5 ml
 Vaksin dan pelarut, anafilaktik kit
 Sabun, kapas, kantong plastik dan air bersih

6 Langkah – 1. Sehari sebelum pelayanan, masukkan pelarut dan cool pack ke dalam
langkah
lemari es..
2. 30 menit sebelum pelayanan imunisasi, pastikan semua vaksin dan
logistik (termasuk anafilaktik kit) dalam kondisi VVM A/B dan tidak
kadaluarsa.
3. Siapkan buku pencatatan hasil imunisasi (buku kohort bayi/ibu).
4. Ambil vaksin dan pelarut dari lemari es sesuai dengan perkiraan
kebutuhan, dan masukkan kedalam vaksin carrier yang telah berisi cool
pack.
5. Vaksin carrier harus diletakkan pada meja yang tidak terpapar sinar
matahari langsung, disebelahnya diletakkan alat suntik, kapas, air
hangat, format pencatatan dan anafilaktik kit. Letakkan safety box dan
plastik sampah dibawah meja.
6. Cuci tangan dengan sabun setiap akan memberikan imunisasi
7. Lakukan skrinning setiap sasaran meliputi umur, riwayat imunisasi
sebelumnya, KIPI yang pernah dialami, riwayat penyakit, keadaan
kesehatan saat ini.
8. Tentukan dan informasikan kepada orang tuanya jenis dan manfaat
imunisasi yang akan diberikan saat ini.
9. Ambil vaksin yang akan diberikan dan pastikan kondisi VVM A/B,
tidak beku dan tidak kadaluarsa, serta tulis tanggal dan waktu pertama
kali digunakan.
10. Untuk imunisasi oral, ambil alat penetes, keluarkan dari plastic
kemasan, buang kemasan kedalam plastic sampahh
11. Ambil alat suntik, pastikan bahwa tidak kadaluarsa, keluarkan dari
plastik kemasan, buang kemasan kedalam plastik sampah.
12. Buka tutup jarum suntik, buang tutup jarum suntik kedalam plastic
sampah.
13. Untuk vaksin yang membutuhkan pelarutan, larutkan vaksin sesuai
dengan SOP persiapan vaksin
14. Tusukkan jarum suntik kedalam botol vaksin pastikan ujung jarum
selalu berada didalam cairan vaksin, sedot vaksin sesuai dengan dosis
yang dibutuhkan,
15. Apabila terdapat gelembung pada alat suntik atau kelebihan dosis,
buang gelembung atau kelebihan dosis yang ada tanpa mencabut jarum
dari botol vaksin.
16. Lepaskan alat suntik dari botol vaksin,
17. Bersihkan lokasi penyuntikkan dengan kapas basah, tunggu hingga
kering.
18. Berikan vaksin sesuai dengan SOP cara pemberian vaksin.
19. Buang langsung alat suntik yang telah digunakan tanpa menutupnya
(non recapping) ke dalam safety box
20. Berikan informasi kepada orang tua tentang kapan kunjungan
berikutnya, dan kemungkinan efek simpang yang akan dialami oleh
anak sesudah imunisasi serta cara penanggulangannya.
21. Beritahu orangtua agar menunggu sekitar 30 menit di Puskesmas untuk
memantau kemungkinan terjadinya efek simpang.
22. Catat hasil imunisasi sesuai dengan kolom yang tersedia pada buku
kohort bayi/ibu/buku kuning
23. Pastikan limbah bukan tajam dimasukkan ke dalam kantong plastik.
24. Cuci tangan dengan sabun setiap selesai pemberian imunisasi.
25. Vaksin sisa dan yang belum digunakan disimpan kembali di dalam
lemari es pada tempat yang terpisah dan diberi tanda.
26. Catatan hasil imunisasi dan pemakaian logistic diserahkan kepada
koordinator imunisasi.
8 Unit terkait Ruangan Imunisasi

Dokumen
9 Terkait

10 Rekaman
Historis N Yang dirubah Isi perubahan Tanggal Mulai
perubahan O diberlakukan
PENANGANAN VAKSIN BILA
LISTRIK PADAM TINGKAT
PROVINSI
No. Dokumen : 800/ /PKM
SA/2022
SOP No. Revisi
Tanggal terbit
Halaman
UPT
ASMARA JUITA,SKM
PUSKESMAS
NIP.197807012006042017
SUNGAI ARE
1 Pengertian Agar bisa mempertahankan suhu aman vaksin meskipun sedang terjadi
pemadaman.
2 Tujuan Dapat menangani vaksin program imunisasi secara aman bila listrik
padam.

3 Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas SUNGAI ARE nomor: 800/ /PKM
SA/2022 tentang Uraian Tugas Pelaksana UKM UPT Puskesmas Sungai
Are.
4 Referensi 1. Peraturan menteri kesehatan No. 43 th. 2019 tentang Puskesmas
2. Petunjuk teknis pelayanan imunisasi pada masa pandemi covid-19
3. Permenkes No. 12 tahun 2017 tentang tentang penyelenggaraan
imunisasi.
5 Langkah – I. DENGAN MENGGUNAKAN KAMAR DINGIN ATAU KAMAR
langkah BEKU
Saat listrik padam lakukan tindakan pengamanan sebagai berikut:
a. Periksa suhu pada termometer, pastikan suhu kamar dingin di
antara +20C s/d +80C dan suhu kamar beku di antara -150C s/d -
250C.
b. Jangan membuka pintu kamar dingin/beku.
c. Tunggu beberapa saat generator akan hidup secara otomatis

Bila generator tidak hidup secara automatis lakukan tindakan


a. Periksa accu pada generator, pastikan accu dalam kondisi baik
b. Periksa solar pada tangki generator, pastikan dalam keadaan
penuh
c. Hidupkan generator secara manual dengan memutar kunci start.

Setelah generator berfungsi, pastikan generator dapat


mensuplai listrik ke kamar dingin atau kamar beku dengan cara
memeriksa fan pada evapor telah berputar atau melihat lampu (light
control) pada cooling unit harus menyala.

II. DENGAN MENGGUNAKAN LAMARI ES/FREEZER


a. Jangan membuka pintu lemari es/freezer yang berisi vaksin
b. Periksa suhu pada termometer, pastikan suhu lemari es di
antara +20C s/d +80C dan suhu freezer di antara -150C s/d -
250C.
c. Hidupkan generator bila ada
d. Bila tidak ada generator, siapkan kotak dingin cair/beku
secukupnya
e. Apabila suhu lemari es sudah mendekati +80C masukkan kotak
dingin cair ke dalam lemari es yang berisi vaksin DPT, TT, HB,
DPT-HB, DT, Campak & BCG.
f. Apabila suhu freezer sudah mendekati 00C masukkan kotak
dingin beku ke dalam freezer yang berisi vaksin polio.
g. Tindakan ini hanya berlaku selama 2 x 24 jam
h. Selanjutnya setelah 2 x 24 jam selamatkan vaksin dengan
mengirim ke Kabupaten/Kota terdekat yang dapat menampung
i. Carilah informasi berapa lama aliran listrik kembali normal
6 Unit terkait Ruangan Imunisasi

7 Dokumen
Terkait

8 Rekaman
Historis N Yang dirubah Isi perubahan Tanggal Mulai
perubahan O diberlakukan
PENANGANAN VAKSIN BILA
LISTRIK PADAM TINGKAT
PUSKESMAS DAN PUSTU
No. Dokumen : 800/ /PKM
SA/2022
SOP No. Revisi
Tanggal terbit
Halaman
UPT
ASMARA JUITA,SKM
PUSKESMAS
NIP.197807012006042017
SUNGAI ARE
1 Pengertian Agar bisa mempertahankan suhu aman vaksin meskipun sedang terjadi
pemadaman.
2 Tujuan Dapat menangani vaksin program imunisasi secara aman bila listrik
padam.
3 Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Sungai Are nomor: 800/ /PKM
SA/2022 tentang Uraian Tugas Pelaksana UKM UPT Puskesmas Sungai
Are.
4 Referensi 1. Peraturan menteri kesehatan No. 43 th. 2019 tentang Puskesmas
2. Petunjuk teknis pelayanan imunisasi pada masa pandemi covid-19
3. Permenkes No. 12 tahun 2017 tentang tentang penyelenggaraan
imunisasi.
5 Langkah – 1. Menggunakan lemari es kompresi dengan listrik 24 jam
langkah Periksa suhu pada termometer di lemari es, pastikan masih berada
pada +20C s/d +80C
Upayakan jangan membuka lemari es selama listrik padam
Lemari es yang/diisi cool pack pada saat listrik padam maka akan
berfungsi menahan dingin
Hidupkan generator bila ada.
2. Menggunakan lemari es absorpsi dengan listrik 24 jam
a. Periksa suhu pada termometer di lemari es, pastikan masih berada
pada +20C s/d +80C
b. Upayakan jangan membuka lemari es selama listrik padam
c. Bila menggunakan Lemari es type RCW 42 EK atau RCW 50 EK
pada saat listrik padam maka akan berfungsi sebagai cool box
d. Lemari es yang/diisi cool pack pada saat listrik padam maka akan
berfungsi menahan dingin
e. Siapkan pengoperasian dengan menggunakan nyala api minyak
tanah atau Gas, pastikan tangki minyak tanah atau volume gas pada
lemari es dalam keadaan cukup
f. Cabut steker lemari es yang menempel pada stop kontak listrik
g. Ikuti petunjuk tata cara mengoparasikan lemari es dengan
menggunakan minyak tanah atau Gas.
6 Unit terkait Ruangan Imunisasi
7 Rekaman
Historis N Yang dirubah Isi perubahan Tanggal Mulai
perubahan O diberlakukan
PENANGANAN VAKSIN BILA
LISTRIK PADAM TINGKAT
KABUPATEN/KOTA
No. Dokumen : 800/ /PKM
SA/2022
SOP No. Revisi
Tanggal terbit
Halaman
UPT
ASMARA JUITA,SKM
PUSKESMAS
NIP.197807012006042017
SUNGAI ARE
1 Pengertian Agar bisa mempertahankan suhu aman vaksin meskipun sedang terjadi
pemadaman.
2 Tujuan Dapat menangani vaksin program imunisasi secara aman bila listrik
padam.
3 Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Sungai Are nomor: 800/ /PKM
SA/2022 tentang Uraian Tugas Pelaksana UKM UPT Puskesmas Sungai
Are.
4 Referensi 1. Peraturan menteri kesehatan No. 43 th. 2019 tentang Puskesmas
2. Petunjuk teknis pelayanan imunisasi pada masa pandemi covid-19
3. Permenkes No. 12 tahun 2017 tentang tentang penyelenggaraan
imunisasi.
5 Langkah – a. Jangan membuka pintu lemari es/freezer yang berisi vaksin
langkah b. Periksa suhu pada termometer, pastikan suhu lemari es di antara +2 0C
s/d +80C dan suhu freezer di antara -150C s/d -250C.
c. Hidupkan generator bila ada
d. Bila tidak ada generator, siapkan kotak dingin cair/beku secukupnya
e. Apabila suhu lemari es sudah mendekati +80C masukkan kotak dingin
cair ke dalam lemari es yang berisi vaksin DPT, TT, HB, DT-HB,
Campak & BCG
f. Apabila suhu freezer sudah mendekati 00C masukkan kotak dingin
beku ke dalam freezer yang berisi vaksin polio.
g. Tindakan ini hanya berlaku selama 2 x 24 jam
h. Selanjutnya setelah 2 x 24 jam selamatkan vaksin dengan mengirim ke
Puskesmas atau Kabupaten/Kota terdekat yang dapat menampung
i. Carilah informasi berapa lama aliran listrik kembali normal.

6 Unit terkait Ruangan Imunisasi

7 Rekaman
Historis N Yang dirubah Isi perubahan Tanggal Mulai
perubahan O diberlakukan
TEKNIK PENGELOLAAN
LIMBAH MEDIS IMUNISASI DI
PUSKESMAS
No. Dokumen : 800/ /PKM
SA/2022
SOP No. Revisi
Tanggal terbit
Halaman
UPT
ASMARA JUITA,SKM
PUSKESMAS
NIP.197807012006042017
SUNGAI ARE
1 Pengertian Pengelolaan limbah medis imunisasi perlu diperhatikan agar pembuangan
sampah medis tidak mencemari lingkungan dan tetap menjaga
keselamatan bersama.
2 Tujuan Dapat menangani limbah medis imunisasi dengan tepat dan baik.
3 Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Sungai Are nomor:800/ /PKM
SA/2022 tentang Uraian Tugas Pelaksana UKM UPT Puskesmas Sungai
Are.
4 Referensi 1. Peraturan menteri kesehatan No. 43 th. 2019 tentang Puskesmas
2. Petunjuk teknis pelayanan imunisasi pada masa pandemi covid-19
3. Permenkes No. 12 tahun 2017 tentang tentang penyelenggaraan
imunisasi.
5 Langkah – 1. Penanganan Limbah Menggunakan Safety Box
langkah a) Setelah melakukan penyuntikkan masukkan ADS bekas tanpa
melakukan penutupan kembali (recapping) ke dalam safety box.
b) Setelah safety box berisi maksimal ¾ bagian, tutup dan kirim safety
box ke sarana pemusnahan limbah medis yang memiliki
incinerator dengan suhu pembakaran minimal 1000 0C.
c) Apabila tidak memiliki incenerator dapat ditanam di dalam sumur
galian yang kedap air (silo). Teknis pembuatan sumur galian yang
kedap air dapat dilihat pada Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi.
2. Penanganan Limbah Menggunakan Needle Cutter
a) Setelah selesai melakukan penyuntikan patahkan jarum dengan
needle cutter.
b) Masukkan potongan jarum yang terkumpul pada wadah needle
cutter ke dalam needle pit. Needle pit merupakan lubang yang
terbuat dari beton atau pipa PVC, teknis pembuatan needle pit dapa
dilihat pada Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi
c) Masukkan bagian plastik dari alat suntik ke dalam safety box.
d) Setelah safety box berisi maksimal ¾ bagian, tutup dan kirim safety
box ke sarana pemusnahan limbah medis yang memiliki
incinerator dengan suhu pembakaran minimal 1000 0C.
3. Dengan Needle Burner atau Needle Destroyer,
a) Setelah selesai melakukan penyuntikan hancurkan jarum dengan
needle burner atau needle destroyer.
b) Masukkan bagian plastik dari alat suntik ke dalam safety box.
c) Setelah safety box berisi maksimal ¾ bagian, tutup dan kirim safety
box ke sarana pemusnahan limbah medis yang memiliki
incinerator dengan suhu pembakaran minimal 1000 0C.

6 Unit terkait Ruangan Imunisasi

7 Dokumen
Terkait

8 Rekaman
Historis N Yang dirubah Isi perubahan Tanggal Mulai
perubahan O diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai