Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis ucapkan terima kasih atas kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Konsep
Kesehatan Reproduksi”. Makalah ini disusun dalam rangka perkuliahan Kesehatan Reproduksi
PSKB 2 Reg A4.
Dalam penyusunan makalah ini, telah banyak bantuan khususnya materi dari dosen mata
kuliah Kesehatan Reproduksi. Penulis memberikan ucapan terima kasih kepada Ibu Sulhawa,
SST. M.Kes, Ibu Wargustini, M.Kes, dan Orang tua, serta teman-teman yang telah meluangkan
waktunya untuk memberi saran, dan dorongan dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu
sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan makalah ini
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik
dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa
yang akan datang.
Harapan penulis, semoga makalah yang sederhana ini, dapat memberi manfaat
tersendiri bagi pembaca tentang kesehatan reproduksi.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Palembang, Februari 2015

                               Penyusun

Konsep Kesehatan Reproduksi Page 1


DAFTAR ISI

Kata pengantar........................................................................................................... 1
Daftar Isi ................................................................................................................... 2
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 3
1.2 Tujuan Masalah............................................................................................. 4
1.3 Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
2. Pembahasan
2.1  Definisi Kesehatan Reproduksi..................................................................... 5
2.2  Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi........................................................ 5
2.3 Hak-Hak Reproduksi.................................................................................... 7
3. Penutup
3.1 Kesimpulan.................................................................................................... 10
3.2 Saran.............................................................................................................. 10
Daftar Pustaka

             

Konsep Kesehatan Reproduksi Page 2


KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI
Disusun oleh:
1. Yuliana Umrotun NPM 14.15401.13.38
2. Aprilita NPM 14.15401.13.10
3. Rika Anggriani NPM 14.15401.13.15

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi sekarang ini sangat
mendukung dalam kehidupan manusia di Indonesia bahkan di dunia, penemuan yang setiap
waktu terjadi dan para peneliti terus berusaha dalam penelitiannya demi kemajuan dan
kemudahan dalam beraktivitas.
Ilmu kedokteran khususnya ilmu kesehatan pun begitu cepat berkembang mulai dari
peralatan ataupun teori sehingga mendorong para pengguna serta spesialis tidak mau ketinggalan
untuk bisa memiliki dan memahami wawasan serta ilmu pengetahuan tersebut.
Terkait ilmu kesehatan dalam hal ini, yaitu kesehatan reproduksi banyak sekali teori-teori
serta keilmuan yang harus dimiliki oleh para pakar atau spesialis kesehatan reproduksi. Wilayah
keilmuan tersebut sangat penting dimiliki demi mengemban tugas untuk bisa menolong para
pasien yang mana demi kesehatan, kesejahteraan dan kelancaran pasien dalam menjalankan
kodratnya sebagai perempuan.
Pengetahuan kesehatan reproduksi bukan saja penting dimiliki oleh para bidan atau
spesialis tetapi sangat begitu penting pula dimiliki khususnya oleh para istri-istri atau perempuan
sebagai ibu atau bakal ibu dari anak-anaknya demi kesehatan, dan kesejahteraan meraka.
Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan secara fisik, mental dan kesejahteraan
sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi, serta proses
reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit atau kecacatan (ICPD,
1994).Implikasi definisi kesehatan reproduksi berarti bahwa setiap orang yang mampu memiliki
kehidupan seksual yang memuaskan dan aman bagi dirinya, juga mampu menurunkan serta
memenuhi keinginannya tanpa ada hambatan apapun, kapan, dan berapa sering untuk memiliki
keturunan.
Kesehatan seksual merupakan keharmonisan hubungan antar manusia, dimana setiap
individu merasa nyaman dengan seksualitasnya dan mampu mengkomunikasikan perasaan-
perasaan dan kebutuhan seksualnya serta menghormati kebutuhan seksual orang lain. (FWCW
Platform, 1996, ICPD).
Hak-hak seksual adalah termasuk hak asasi perempuan untuk dapat secara bebas dan
bertanggung jawab mengontrol dan memutuskan hal-hal yang terkait dengan seksualitasnya
termasuk kesehatan reproduksi dan seksual, bebas dari paksaan, diskriminasi dan kekerasan
(FWCW Platform, 1996).

1.2 Rumusan Masalah


Konsep Kesehatan Reproduksi Page 3
1. Apa pengertian kesehatan reproduksi?
2. Apa saja ruang lingkup kesehatan reproduksi?
3. Apa saja hak yang terkait dengan kesehatan reproduksi?

1.3 Tujuan penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian kesehatan reproduksi.
2. Untuk mengetahui ruang lingkup kesehatan reproduksi.
3. Untuk mengetahui hak yang terkait dengan kesehatan reproduksi.

2. PEMBAHASAN
Konsep Kesehatan Reproduksi Page 4
2.1 Definisi Kesehatan Reproduksi
Sehat adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial yang utuh, bukan hanya
bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem
reproduksi, fungsi serta prosesnya. (WHO, 1992)
Kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. (UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992)
Kesehatan Reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial secara utuh, yang
tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam semua hal yang berkaitan dengan
sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya. (Depkes, 2001)
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat mental, fisik dan kesejahteraan sosial
secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses dan bukan
hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta dibentuk berdasarkan atas
perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan material yang layak, bertakwa
pada Tuhan yang Maha Esa, spiritual memiliki hubungan yang serasi, selaras, seimbang antara
anggota keluarga dan antara keluarga dan masyarakat dan lingkungan. (BKKBN, 1996).

2.2 Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi


Ruang lingkup kesehatan reproduksi mencakup keseluruhan kehidupan manusia sejak lahir
sampai mati. Pelaksanaan kesehatan reproduksi menggunakan pendekatan siklus hidup (life
cycle approach) agar diperoleh sasaran yang pasti dan komponen pelayanan yang jelas serta
dilaksanakan secara terpadu dan berkualitas dengan memperhatikan hak reproduksi perorangan
dengan bertumpu pada program pelayanan yang tersedia.
Dalam pendekatan siklus hidup dikenal 5 tahap, beberapa pelayanan kesehatan reproduksi
dapat diberikan pada tiap tahapan berikut ini.
1. Konsepsi
a. Perlakukan sama terhadap janin laki laki/ perempuan.
b. Pelayanan antenatal, persalinan, dan nifas yang aman, serta pelayanan bayi baru lahir.
2. Bayi dan Anak
a. ASI ekslusif dan penyapihan yang layak.
b. Tumbuh kembang anak dan pemberi makanan dengan gizi seimbang.
c. Imunisasi, Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), dan Menejemen Terpadu Bayi
Muda (MTBM).
d. Pencegahan dan penanggulangan kekerasan.
e. Pendidikan dan kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang sama pada anak laki
laki dan perempuan.
3. Remaja
a. Gizi seimbang.
b. Informasi tentang kesehatan reproduksi.
c. Pencegahan kekerasan seksual.
d. Pencegahan terhadap ketergantungan narkotik, psikotropika, dan zat adiktif.
e. Perkawinan pada usia yang wajar.
Konsep Kesehatan Reproduksi Page 5
f. Pendidikan dan peningkatan keterampilan
g. Peningkatan penghargaan diri
h. Peningkatan pertahanan terhadap godaan dan ancaman
4. Usia Subur
a. Kehamilan dan persalinan yang aman
b. Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi.
c. Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan alat kontrasepsi
atau KB.
d. Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
e. Pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas
f. Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi secara rasional.
g. Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
h. Pencegahan dan menejemen infertilitas
5. Usia Lanjut
a. Perhatian terhadap menopouse/ adropause.
b. Perhatian pada penyakit utama degeneratif, termasuk rabun, gangguan mobilitas, dan
osteoporosis.
c. Deteksi dini kanker rahim dan kanker prostat.

- Secara luas ruang lingkup kesehatan reproduksi meliputi hal-hal berikut :


1. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
2. Keluarga Berencana
3. Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi Saluran Reproduksi ( ISR ), trmasuk PMS-HIV /
AIDS
4. Pencegahan dan penangulangan komplikasi aborsi
5. Kesehatan Reproduksi Remaja
6. Pencegahan dan Penanganan Infertilitas
7. Kanker pada Usia Lanjut dan Osteoporosis
8. Berbagi aspek Kesehatan Reproduksi lain misalnya kanker serviks, mutilasi genetalia,
fistula dll.

- Dalam penerapanya, pelayanan secara Inti komponen Kespro yang masih menjadi masalah di
Indonesia ( PKRE) Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial
1. Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir
2. Keluarga Berencana
3. Kesehatan Reproduksi Remaja
4. Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi Saluran Reproduksi ( ISR ), trmasuk PMS-
HIV /AIDS
5. Paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komprehensif (PKRK) ditambah Kesehatan
Reproduksi Usia Lanjut

Konsep Kesehatan Reproduksi Page 6


- Rekomendasi Lokarya
1. Perlu dibentuk Komisi Kesehatan Reproduksi sebagai Wadah koordinasi SK Menkes
Nomor 433/Menkes/Sk/v/1998 tentang Komisi Kespro
2. Penerapan PKRE dan PKRK melalui Integrasi Fungsional
3. Keterlibatan Organisasi Profesi
4. Keterlibatan dan tanggung Jawab pria untuk mencapai kemitraan kesejajaran pria dan
wanita
5. Data kesehatan Reproduksi berwawasan jender.

2.3 Hak-Hak Reproduksi


Hak reproduksi adalah hak setiap individu dan pasangan untuk menentukan kapan
mempunyai anak, berapa jumlah anak, dan jarak antara anak yang dikehendaki. Dalam hal ini
hak reproduksi terkait erat dengan sistem, fungsi, dan proses produksi.
Hak reproduksi perorangan dapat diartikan bahwa “setiap orang baik laki-laki maupun
perempuan (tanpa memandang perbedaan kelas sosial, suku, Umur, Agama dll) mempunyai hak
yang sama untuk memutuskan secara bebas dan bertanggung jawab ( kepada diri, keluarga dan
Masyarakat) mengenai jumlah anak, jarak antar anak, serta untuk menentukan waktu kelahiran
anak dan dimana akan melahirkan”.
Hak reproduksi dapat dijabarkan :
- Setiap orang berhak memperoleh standar pelayanan kespro yang terbaik.
- Perempuan dan laki-laki berhak memperoleh informasi lengkap tentang seksualitas,
kespro, manfaat dan efek samping obat-obatan dan tindakan medis.
- Adanya untuk memperoleh pelayanan KB yang aman dan efektif terjangkau,dapat diterima
sesuai dengan pilihan, tampak paksaan tidak melawan hukum.
- Perempuan berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya, yang
dibutuhkan, yang memungkinkan sehat dan selamat menjalani kehamilan dan persalinan
serta memperoleh bayi yang sehat.
- Hubungan suami istri didasari penghargaan terhadap pasangan masing-masing dan
dilakukan dalam situasi dan kondisi yang diinginkan bersama.
- Para remaja, laki-laki maupun perempuan, berhak memperoleh informasi yang tepat dan
benar tentang reproduksi remaja, sehingga dapat berperilaku sehat dan menjalani

Konsep Kesehatan Reproduksi Page 7


kehidupan seksual.
- Laki-laki dan perempuan berhak mendapatkan informasi yang mudah diperoleh dan akurat
mengenai PMS termasuk HIV/AIDS.
Menurut dokumen International Conference on Population and Development (ICPD) Kairo
1994, hak reproduksi mencakup hal hal sebagai berikut :
1. Hak untuk mendapatkan informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi.
2. Hak mendapatkan pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi.
3. Hak atas kebebasan berfikir dan membuat keputusan tentang kesehatan reproduksi
4. Hak untuk memutuskan jumlah dan jarak kelahiran.
5. Hak untuk hidup dan bebas dari risiko kematian karena kehamilan atau masalah gender.
6. Hak mendapat kebebasan dan keamanan dalam pelayanan kesehatan reproduksi.
7. Hak untuk bebas dari segala bentuk penganiayaan dan perlakuan buruk yang menyangkut
kesehatan reproduksi.
8. Hak atas kerahasiaan pribadi dalam menjalankan reproduksinya.
9. Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga.
10. Hak dalam kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang bernuansa kesehatan
reproduksi.
11. Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dan kesehatan reproduksi.

Indikator terpenuhi atau tidak terpenuhinya hak reproduksi digambarkan dalam derajat
kesehatan reproduksi masyarakat, yang ditunjukkan dengan beberapa komponen.
1. Angka Kematian Ibu ( AKI, 1997 ) : 373/100.000 KH
2. Anemia ibu hamil : 50 %
3. Kurang Energi Kronis ( KEK ) pada ibu hamil 30 %
4. Angka Kematian Bayi ( AKB 1995 ) : 53 per 1000 KH
5. Cakupan pelayanan KB ( CPR, 1997 ) : 57 %
6. Partisipasi laki-laki dalam ber KB ( 1997) : 1,1 %
7. Ibu hamil yang mempunyai satu atau lebih keadaan ”4 terlalu” ( 65 % ibu hamil )

Beberapa hal yang dapat mempengaruhi buruk terhadap derajat kesehatan reproduksi perorangan
1. Kemiskinan sekitar 40 % berakibat kesakitan kecacatan dan kematian.

Konsep Kesehatan Reproduksi Page 8


2. Kedudukan perempuan dalam keluarga misalnya keadaan sosioekonomi, budaya dan
nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat.
3. Akses ke fasilitas kesehatan yang memberikan kespro belum memadai (jarak, jauh,
kurang informasi, keterbatasan biaya, tradisi).
4. Kualitas pelayanan kespro (pelayanan kesehatan kurang memperhatikan klien,
kemampuan fasilitas kesehatan yang kurang memadai)

Perilaku diskriminatif terhadap perempuan


1. Perempuan di nomor duakan dalam aspek kehidupan (makan sehari-hari, pendidikan,
kerja dan kedudukan).
2. Perempuan terpaksa nikah di usia muda karena tekanan ekonomi ortu.
3. Keterbatasan perempuan dalam mengambil keputusan untuk kepentingan dirinya.
4. Tingkat pendidikan perempuan yang belum merata dan masih rendah menyebabkan
informasi yang diterima tentang kespro terbatas.

3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental dan sosial secara utuh,
tidak semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala hal yang berkaitan dengan
sistem, fungsi dan proses reproduksinya (ICPD, Cairo)

Konsep Kesehatan Reproduksi Page 9


Perhatian khusus terhadap perempuan inilah yang menyebabkan keterkaitan erat antara
masalah kesehatan reproduksi dengan isu kesehatan perempuan dan isu jender, terutama yang
menyangkut aspek kesetaraan dan keadilan jender.

3.2 Saran
Untuk itu wawasan dan pengetahuan kesehatan reproduksi sangatlah penting untuk bisa
dikuasai dan dimiliki oleh para perempuan dan laki-laki yang berumah tangga, supaya
kesejahteraan dan kesehatan bisa tercapai dengan sempurna. Oleh karena itu, penulis memberi
saran kepada para pihak yang terkait khususnya pemerintah. Dinas kesehatan untuk bisa
memberikan pengetahuan dan wawasan tersebut kepada khalayak masyarakat dengan cara
sosialisasi, kegiatan tersebut mudah-mudahan kesehatan reproduksi masyarakat bisa tercapai dan
masyarakat lebih pintar dalam menjaga kesehatannya.

DAFTAR PUSTAKA

http://bidantinipurwati.blogspot.com/2012/04konsep-kespro.html, diakses 12 Februari 2015


http://handri-haryadi.blogspot.com/2011/12/makalah-kesehatan-reproduksi-kerangka.html,

Konsep Kesehatan Reproduksi Page 10


diakses 12 Februari 2015
Kumalasari, Intan dan Andhyantoro, Iwan.2013. Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa
Kebidanan dan Perawatan. Jakarta: Salemba Medika
Kusmiran,Eny.2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika
Marmi.2014.KESEHATAN REPRODUKSI.Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Konsep Kesehatan Reproduksi Page 11

Anda mungkin juga menyukai