Anda di halaman 1dari 7

Sop imunisasi pada anak

Bcg,Polio,Campak,Dpt,Tetanus Toxoid
tujuan Suatu tindakan pemberian kekebalan kepada tubuh anak terhadap penyakit,
Sebagian acuan dalam pemberian imunisasi BCG,POLIO,CAMPAK,TT

Kebijakan 1. Perawat dan tenaga kesehatan lainnya dapat melakukan sesuai dengan
standar prosedur kerja yang berlaku
2. Persiapan alat
3. Persiapan Vaksin BCG dengan pelarutnya
4. Persiapan s
5. Pencatatan/pelaporan asaran
6. Pemberian imunisasi
7. Memberikan informasi kepada orang tua bayi mengenai jadwal
imunisasi berikutnya
Alat dan 1. Termos / vaksin carrier
bahan

a.

2. Spuit 5 cc dan 1 cc
3. obat vaksin bcg,polio,campak,dpt,tt
4. alkohol swab
5. bak instrumen
6. Bengkok
7. Handscoon
8. Timbangan
9. Gunting
10. Safety box
11. Kantong sampah kuning
12. Informed consent
13. Buku imunisasi
14. Buku registrasi bayi
15. Sabun cuci tangan
Prosedur Vaksin bcg
1. Petugas Imunisasi menerima kunjungan bayi sasaran Imunisasi yang
telah membawa buku imunisasi di ruang imunisasi setelah mendaftar di
loket pendaftaran
2. Petugas memeriksa status Imunisasi dalam buku buku imunisasi dan
menentukan jenis imunisasi yang akan diberikan
3. Petugas menayakan keadaan bayi kepada orang tuannya (keadaan bayi
yang memungkinkan untuk diberikan imunisasi atau bila tidak akan
dirujuk ke Ruang Pengobatan).
4. Petugas menimbang berat badan bayi
5. Petugas menyiapkan spuit 1 cc dan kapas alkohol swab
6. Petugas menyiapkan vaksin BCG ( nama vaksin, expaid )
7. Masukkan pelarut BCG kedalam spuit 5 cc, lalu larutkankedalam vaksin
BCG yang kering
8. Petugas menyiapkan sasaran (memberitahukan kepada orangtua bayi
tentang tempat lokasi penyuntikan yaitu di1/3 lengan kanan atas)
9. Petugas memberikan imunisasi (memasukan vaksin kedalam alat suntik
sebanyak 0,05 ml kedalam spuit 1cc, lalu desinfeksi tempat suntikan
dengan alkohol swab dengan sekali usap, selanjutnya memberikan
suntikan secara Intra Cutan)
10. Petugas melakukan KIE tentang efek samping pasca imunisasi BCG
yaitu setelah beberapa minggupenyuntikan biasanya akan timbul
benjolan/sekar dibekas suntikan
11. Petugas memberitahukan kepada orang tua bayi mengenai jadwal
imunisasi berikutnya
12. Petugas mencatat hasil imunisasi dalam buku imunisasi serta
rekapitulasi setiap akhir bulannya
Cara kerja 1. Reaksi normal
BCG
Bakteri BCG ditubuh bekerja dengan sangat lambat. Setelah 2 minggu akan
terjadi pembengkakan kecil merah di tempat penyuntikan dengan garis tengah
10 mm.
Setelah 2 – 3 minggu kemudian, pembengkakan menjadi abses kecil yang
kemudian menjadi luka dengan garis tengah 10 mm, jangan berikan obat
apapun pada luka dan biarkan terbuka atau bila akan ditutup gunakan kasa
kering. Luka tersebut akan sembuh dan meninggalkan jaringan parut tengah 3-7
mm.
2. Reaksi berat
Kadang terjadi peradangan setempat yang agak berat atau abses yang lebih
dalam, kadang juga terjadi pembengkakan di kelenjar limfe pada leher / ketiak,
hal ini disebabkan kesalahan penyuntikan yang terlalu dalam dan dosis yang
terlalu tinggi.
3. Reaksi yang lebih cepat
Jika anak sudah mempunyai kekebalan terhadap TBC, proses pembengkakan
mungkin terjadi lebih cepat dari 2 minggu, ini berarti anak tersebut sudah
mendapat imunisasi BCG atau kemungkinan anak tersebut telah terinfeksi
BCG.

Prosedur Vaksin campak


M
1. Siapkan alat
2. Tanda tangan infomed consent
3. Petugas cuci tangan
4. Menggunakan hend scoon
5. Menyiapkan spuit 5 cc dan 1 cc
6. Menyiapkan vaksin dan pelarutnya
7. Pastikan vaksin dalam keadaan baik (nama vaksin,expaid)
8. Buka tutup vaksin dengan menggunakan gergaji ampul
9. Larutkan dengan cairan pelarut campak yang sudah ada(5 cc)
10. Ambil 0,5 vaksin campak yang telah dilarutkan
11. Gunakan sarung tangan
12. Bersihkan lengan kiri bagian atas anak dengan kapas alcohol
13. Suntikan secara subcutan (sc)
14. Rapikan alat
15. Cuci tangan
13. Catatan mutu
a. Buku status bayi
b. Kartu imunisasi
Hal yang perlu diperhatikan.
1. 1. Pastikan umur anak 9 bulan tepat untuk di imunisasi campak
2. Jangan sekali-kali menyuntikan vaksin ketika ada darah yang keluar
dari tempat yang akan dilakukan penyuntikan.
Prosedur Vaksin polio

1. Orang tua pasien dipersilahkan mengisi informed consent


2. Mencuci tangan
3. Mengambil vaksin dari termos es
4. Menutup kembali termos es
5. Memastikan vaksin dalam keadaan baik (perhatikan nomer, kadaluarsa )
6. Membuka tutup vaksin dengan menggunakan pinset /gunting kecil
7. Memasang pipet plastic pada flacon
8. Letakan anak pada posisi senyaman mungkin
9. Membuka mulut anak
10. Menentukan jarak pipet dengan mulut anak
11. Meneteskan vaksin polio dalam mulut pasien sesuai dengan dosis (2
tetes)
12. Mengembalikan vaksin polio dalam termos
13. Memberikan penjelasan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan
berhubungan dengan pemberian vaksin
14. Mencatat tindakan pada buku imunisasi
15. Mencuci tanggan
16. Rapikan alat

Proseduk Vaksin DPT


1. Siapkan alat
2. Tanda tangan infomed consent
3. Mencuci tangan
4. Memakai handscoon
5. Pastikan vaksin yang akan digunakan
6. Ambil vaksin dengan menggunakan spuit 1cc, sedot 0,5cc
7. Spuit ditegak luruskan ke atas untuk melihat gelembung udara
8. Bila ada gelembung udara, ketuklah pelan-pelan supaya gelembung naik
ke atas, lalu doronglah udara hingga gelambung udaranya keluar
9. Desinfektan menggunakan kapas alkohol di daerah yang akan di suntik
yaitu pada bagian tengah pangkal paha luar atau bokong
10. Penyuntikan dilakukan secara intramuskuler dengan jarum tegak,
membentuk sudut 90 derajat, aspirasi untuk mengetahui bahwa
penyuntikkan tidak mengenai pembuluh darah, kemudian masukkan
vaksin dengan mendorong piston
11. Bersihkan kembali daerah yang sudah disuntik dengan menggunakan
alkohol kapas alkohol yang baru,
12. Rapikan alat-alat
13. Mencuci tangan

Prosedur Vakson TT (tetanus toxoid )


1. Siapkan alat
2. Tanda tangan infomed consent
3. Cuci tangan
4. Memakai hend scoon
5. Ambil vaksin masukan ke spuit sebanyak 0,5ml
6. Atur posisi senyaman mungkin
7. Oleskan alkohol swab di daerah yg akan di suntikkan
8. Suntikkan pada lengan bagian atas secara intramuscular
9. Buang jarum ke sefety box
10. Persilakan pasien menungu 15 menit di luar, dan jika tidak ada efek
samping pasien boleh pulang
11. Cuci tangan
12. Rapikan alat
13. Catat pada buku imunisasi

Referensi :

menkes RI pedoman informasi dan catatan kesehatan ibu dan anak.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan
Imunisasi.

Departemen kesehatan RI,1999 Pedoman Teknik Imunisasi Tingkat Peskesmas

Anda mungkin juga menyukai