Anda di halaman 1dari 4

PENANGANAN ANAFILAKTIK

No. Dokumen :
No. Revisi :-
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/4

Puskesmas Tiron Dr.Sri muntamah


NIP. 196303042002122002

1. Pengertian Reaksi anafilaktik adalah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)


paling serius yang menjadi risiko pada setiap pemberian obat.

2. Tujuan Sebagai acuan untuk tatalaksana secara cepat dan tepat mulai
dari penegakan diagnosis sampai pada terapi

3. Kebijakan 1. Keputusan Kepala Puskesmas No. tentang


Pelayanan Klinis
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
12 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi

4. Referensi Petunjuk Teknis Kampanye dan Introduksi Imunisasi Measles


Rubella (MR), Kemenkes RI tahun 2017

5. Alat dan Bahan 1. 1 ampul epinefrin 1:1000


2. 1 spuit 1 ml
3. 1 infus set
4. 1 jarum infus : untuk bayi dan balita
5. 1 kantong Nacl 0,9 %

6. Langkah- 1. Airway, membebaskan jalan nafas. Jika pasien tidak


langkah sadar, tempatkan pasien pada posisi tidur terlentang atau
berbaring dengan leher hiperekstensi dan kedua tungkai
di angkat (diganjal dengan kursi). Yakinkan jalan nafas
lancar dengan menghisap lendir (suction), tahan lidah
agar tidak jatuh ke belakang
2. Breathing, berikan oksigen 2-4 L/ml melalui nasal kanul
3. Circulation, nilai frekuensi denyut jantung dan frekuensi
pernafasan. Kemudian mulai lakukan resusitasi
kardiopulmonal sesuai keadaan
4. Drug, berikan epinefrin 1:1000 (0,2 ml untuk anak usia <6
tahun) secara intramuskular (IM) pada paha yang
berlawanan dengan lokasi penyuntikan. Epinefrin dapat
diulangi 5-15 mneit. Dosis ulangan umumnya diperlukan
karena lama kerja adrenaline cukup singkat
Beri setengah dosis tambahan di sekitar lokasi suntikan
(untuk memperlambat absorbsi antigen)
5. Jika pasien sadar sesudah pemberian epinefrin, letakkan
kepalanya lebih rendah dari pada kaki dan jaga pasien
dengan suhu tetap hangat
6. Keudian pasang infus dengan menggunakan cairan Nacl
0,9 % berikan dosis pemeliharaan (maintenance)
sebanyak 80 – 100 ml/KgBB/24 jam, maksimal cairan
yang diberikan 1.500 ml/24 ml. Pemberian cairan infus
sebaiknya dipertahankan sampai tekanan darah kembali
optimal dan stabil
7. Jangan meninggalkan pasien sendirian. Setelah suntikan
pertama adrenaline atau sesegera mungkin panggil
tenaga kesehatan lain yang ada kemudian panggil
ambulan atau alat angkutan untuk transportasi ke RS
rujukan terdekat
8. Lihat respon bayi atau anak. Jika ada perbaikan maka
bayi atau anak akan kembali sadar, aktif, menangis dan
denyut nadi teraba kiuat. Jika kondisi pasien tidak ada
perbaikan dalam 5-15 menit setelah suntikan pertama,
ulangi pemberian dosis epinefrin, sampai maksimum
total tiga dosis. Penyembuhan syok anafilaktik umumnya
cepat sesudah pemberian adrenaline.
9. Catat tanda-tanda vital (kesadaran, frekuensi denyut
nadi, frekuensi pernafasan) setiap waktu dan catat dosis
setiap pengobatan yang diberikan. Yakinkan catatan
detail tersebut juga dibawa bersama pasien ketika dirujuk
10. Tandai catatan imunisasi dengan jelas, sehingga anak
tersebut tidak boleh lagi mendapatkan jenis vaksin
tersebut.
7. Hal-hal yang 1. Airway /jalan nafas : bengkak, suara serak, stridor
perlu 2. Breathing/pernafasan : nafas cepat, mengi, sianosis
diperhatikan 3. Circulation/sirkulasi : pucat, telapak tangan dan kaki
dingin serta berkeringat, tekanan darah rendah, pingsan
dan koma.

8. Sasaran Anak usia 9 bulan sampai dengan 59 bln

9. Dokumen Rekam Medis


Terkait

Rekaman Historis Perubahan


No. Yang Dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai