Anda di halaman 1dari 4

PENANGANAN ANAFILAKTIK

No. Dokumen :
No. Revisi :-
SOP
Tanggal Terbit : 06 Januari 2017
Halaman : 1/4

Puskesmas Rawat Inap WIRNO SUSANTO


Sindangbarang NIP. 197003121992031006

1. Pengertian Reaksi anafilaktik adalah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) paling
serius yang menjadi risiko pada setiap pemberian obat.

2. Tujuan Sebagai acuan untuk tatalaksana secara cepat dan tepat mulai dari
penegakan diagnosis sampai pada terapi

3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No. tentang Pelayanan Klinis

4. Referensi Petunjuk Teknis Kampanye dan Introduksi Imunisasi Measles Rubella


(MR), Kemenkes RI tahun 2017

5. Alat dan Bahan 1. 1 ampul epinefrin 1:1000


2. 1 spuit 1 ml
3. 1 infus set
4. 1 jarum infus : untuk bayi dan balita
5. 1 kantong Nacl 0,9 %

6. Langkah-langkah 1. Airway, membebaskan jalan nafas. Jika pasien tidak sadar,


tempatkan pasien pada posisi tidur terlentang atau berbaring
dengan leher hiperekstensi dan kedua tungkai di angkat (diganjal
dengan kursi). Yakinkan jalan nafas lancar dengan menghisap
lendir (suction), tahan lidah agar tidak jatuh ke belakang
2. Breathing, berikan oksigen 2-4 L/ml melalui nasal kanul
3. Circulation, nilai frekuensi denyut jantung dan frekuensi
pernafasan. Kemudian mulai lakukan resusitasi kardiopulmonal
sesuai keadaan
4. Drug, berikan epinefrin 1:1000 (0,2 ml untuk anak usia <6 tahun)
secara intramuskular (IM) pada paha yang berlawanan dengan
lokasi penyuntikan. Epinefrin dapat diulangi 5-15 mneit. Dosis
ulangan umumnya diperlukan karena lama kerja adrenaline
cukup singkat
Beri setengah dosis tambahan di sekitar lokasi suntikan (untuk
memperlambat absorbsi antigen)
5. Jika pasien sadar sesudah pemberian epinefrin, letakkan
kepalanya lebih rendah dari pada kaki dan jaga pasien dengan
suhu tetap hangat
6. Keudian pasang infus dengan menggunakan cairan Nacl 0,9 %
berikan dosis pemeliharaan (maintenance) sebanyak 80 100
ml/KgBB/24 jam, maksimal cairan yang diberikan 1.500 ml/24
ml. Pemberian cairan infus sebaiknya dipertahankan sampai
tekanan darah kembali optimal dan stabil
7. Jangan meninggalkan pasien sendirian. Setelah suntikan pertama
adrenaline atau sesegera mungkin panggil tenaga kesehatan lain
yang ada kemudian panggil ambulan atau alat angkutan untuk
transportasi ke RS rujukan terdekat
8. Lihat respon bayi atau anak. Jika ada perbaikan maka bayi atau
anak akan kembali sadar, aktif, menangis dan denyut nadi teraba
kiuat. Jika kondisi pasien tidak ada perbaikan dalam 5-15 menit
setelah suntikan pertama, ulangi pemberian dosis epinefrin,
sampai maksimum total tiga dosis. Penyembuhan syok
anafilaktik umumnya cepat sesudah pemberian adrenaline.
9. Catat tanda-tanda vital (kesadaran, frekuensi denyut nadi,
frekuensi pernafasan) setiap waktu dan catat dosis setiap
pengobatan yang diberikan. Yakinkan catatan detail tersebut
juga dibawa bersama pasien ketika dirujuk
10. Tandai catatan imunisasi dengan jelas, sehingga anak tersebut
tidak boleh lagi mendapatkan jenis vaksin tersebut.
7. Hal-hal yang perlu 1. Airway /jalan nafas : bengkak, suara serak, stridor
diperhatikan 2. Breathing/pernafasan : nafas cepat, mengi, sianosis
3. Circulation/sirkulasi : pucat, telapak tangan dan kaki dingin serta
berkeringat, tekanan darah rendah, pingsan dan koma.

8. Sasaran Anak usia 9 bulan sampai dengan <15 tahun

9. Dokumen Terkait Rekam Medis

Rekaman Historis Perubahan

No. Yang Dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai