Anda di halaman 1dari 3

PEMERINTAH KOTA JAYAPURA

DINAS KESEHATAN KOTA JAYAPURA


PUSKESMAS KOTA RAJA
Jln. Raya Abepura Kotaraja, Distrik Jayapura Selatan-Papua

PUSKESMAS STANDAROPERASIONAL PROSEDUR


KOTARAJA KEJANG DEMAM
Kompetensi: 4, ICD X: R56.0

Pengertian Kejang Demam (KD) adalah bangkitan kejang yang terjadi pada
kenaikan suhu tubuh (suhu rektal > 38C) akibat dari suatu proses
ekstra kranial. Kejang berhubungan dengan demam, tetapi tidak
terbukti adanya infeksi intrakranial atau penyebab lain.

Tujuan Stabilisasi pasien


Menghentikan kejang
Oksigenasi
Persiapan pra-rujukan

Faktor risiko Demam


Usia
Genetik

Alat/ Bahan Tempat tidur


Tabung Oksigen, nasal canule
Termometer, tensimeter, stetoskop, timer
Timbangan, tongspatel
Diazepam per rektal
Paracetamol per rektal

Anamnesis
Keluhan utama ; Kejang
Anamnesa riwayat perjalanan penyakit sampai terjadinya kejang untuk
mencari faktor pencetus atau penyebab kejang. Umunya kejang demam
pada anak akan berlangsung pada permulaan demam akut, berupa
serangan kejang klonik umum atau tonik klonik singkat dan tidak ada
tanda-tanda defisit neurologi post kejang.
Riwayat penyakit dahulu; riwayat kejang sebelumnya
Ada tidaknya kondisi medis yang berhubungan, trauma, gejala infeksi,
keluhan neurologis, nyeri atau cedera akibat kejang.

1
Pemeriksaan Pemeriksaan fisik :

Tanda-tanda vital (TTV)


Tanda trauma akut kepala
Adanya kelainan sistemik
Adanya kelainan neurologis fokal

Bila terjadi penurunan kesadaran diperlukan pemeriksaan lanjutan untuk


mencari faktor penyebab.

Diagnosa Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Kejang


demam diklasifikasikan menjadi;
a. Kejang Demam Sederhana (KDS)
Kejang generalisata
Durasi < 15 menit
Tidak disebabkan oleh meningitis, encephalitis, atau penyakit
yang berhubungan dengan gangguan di otak.
b. Kejang Demam Kompleks (KDK)
Kejang fokal
Durasi > 15 menit
Dapat terjadi kejang berulang dalam 24 jam

Prosedur Berikan informasi selengkapnya mengenai kenjang demam dan


prognosisnya kepada keluarga pasien.
Pemberian farmakoterapi untuk mengatasi kejang:
1. Diazepam per rektal (0,5 mg/kgBB, maksimal 20 mg) bila BB <
10 kg berikan 5 mg; jika BB > 10 kg berikan 10 mg/dosis atau
lorazepam (0,1 mg/kgBB) harus segera diberikan jika akses
intravena tidak dapat dibangun dengan mudah.
Buccal midazolam (0,5 mg/kgBB, maksimal 10 mg) lebih efektif
daripada diazepam per rektal untuk anak.
Lorazepam intravena, setara efektifitasnya dengan diazepam
intravena dengan efek samping yang lebih minimal (termasuk
depresi pernapasan) dalam pengobatan kejang tonik klonik akut.
Bila akses intravena tidak tersedia, midazolam adalah pengobatan
pilihan.
2. Pengulangan dilakukan interval 5 menit (maksimal 2 kali
pengulangan)
2
3. Cari akses vena
4. Berikan O2 nasal kanul 2-3 lpm
5. Berikan paracetamol per rektal (10-15 mg/kgBB/dosis) (atau bila
BB < 15 kg berikan dumin/pamol supp 125 mg, dan bila lebih
dari 15 kg berikan 250).
6. Rujuk ke rumah

Tindak lanjut Observasi persiapan untuk rujuk ke rumah sakit

Konseling Konseling dan edukasi dilakukan untuk membantu pihak keluarga mengatasi
pengalaman menegangkan akibat kejang demam dengan memberikan
informasi mengenai ;
Prognosis dari kejang demam
Tidak ada peningkatan risiko keterlambatan sekolah atau kesulitan
intelektual akibat kejang.
Kejang demam < 30 menit tidak menyebabkan kerusakan otak.
Risiko kekambuhan penyakit yang sama di masa depan
Rendahnya risiko terkena epilepsi dan kurangnya manfaat
menggunakan terapi obat anti epilepsi dalam mengubah risiko itu.

Rujukan Apabila kejang tidak membaik setelah diberikan obat antikonvulsan.


Kejang Demam Kompleks (KDK)

Sumber Permenkes No.V tahun 2014


Buku panduan IDAI
Konsensus kejang demam IDAI

Unit terkait Ruang IGD/ Tindakan

Anda mungkin juga menyukai