Anda di halaman 1dari 9

DEMAM BERDARAH DENGUE

(DBD)
No. Kode :

Terbitan :

No. Revisi :
Dinas
Kesehatan
SPO Tgl. Mulai Berlaku :
Parigi Moutong
Halaman : 1- 2 UPTD Urusan Puskesmas
Tinombo

Ditetapkan Oleh Kepala UPTD Tanda Tangan : Aswini Dimple


Urusan Puskesmas Tinombo Nip.19791104 200212 2 002

Pengertian Demam berdarah adalah penyakit menular yang di tularkan melalui gigitan
nyamuk Aedes aegepty dan Aedes albopictus yang sebelumnya telah terinfeksi
oleh virus Dengeu dari penderita DBD lainnya terutama menyerang anak-anak,
ditandai dengan panas tinggi, perdarahan dan dapat menimbulkan kematian.
Penyakit ini termasuk salah satu penyakit yang dapat menimbulkan wabah.

Tujuan Sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan penanggulangan DBD.

Kebijakan Penambalan gigi sesuai indikasi


Referensi 1. Meningkatkan prilaku hidup bersih sehat dan kemandirian terhadap P2DBD.

2. Meningkatkan perlindungan Kesehatan masyarakat terhadap penyakit DBD.

3. Meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi program DBD.

4. Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor.

Prosedur 1. Penemuan suspek penderita DBD baik aktif dan pasive di unit
pelayanan kesehatan dengan gejala tidak ada tanda kedaruratan
dilakukan uji Tourniquet dan dilakukan pemeriksaan laboratorium atau
RDT.
2. Jika hasil positif dengan Jumlah trombosit ≤ 100.000/µl, penderita di
rujuk ke Rumah Sakit.
3. Selanjutnya dilakukan Penyelidikan Epidemiologi di wilayah penderita
dan apabila memenuhi kriteria fogging maka dilakukan pengasapan
dengan 2 siklus dengan interval 1 minggu.
4. Jika hasil positif dengan Jumlah trombosit > 100.000/µl, penderita tidak
perlu di rujuk cukup dilakukan control dan tetap dilakukan Penyelidikan
Epidemiologi di wilayah penderita. Apabila memenuhi kriteria fogging
maka dilakukan pengasapan dan jika hasil negative maka akan diberikan
pengobatan sesuai simptomatis.
5. Jika ditemukan penderita dengan tanda kedaruratan atau penderita dari
RumahSakit, PE dilaksanakan berdasarkan laporan dari RS.

Unit Terkait 1. KIA


2. Gizi
3. Imunisasi
4. Promkes
5. PKK
6. PLKB
7. Kader
Dokumen Terkait 1. Dinas kesehatan
2. Rumah sakit
3. UPTD puskesmas
4. Pustu
5. Poskesdes/polindes

ISPA
No. Kode :

Terbitan :

No. Revisi :
SPO Tgl. Mulai Berlaku :
Dinas Halaman : 1- 2
Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas
Parigi Moutong Tinombo

Ditetapkan Oleh Kepala UPTD Tanda Tangan : Aswini Dimple


Urusan Puskesmas Tinombo Nip.19791104 200212 2 002

Pengertian  Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernafasan
akut yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang
berlangsung kurang lebih 14 hari,

 ISPA adalah Infeksi saluran pernafasan yang berlangsung sampai 14


hari yang dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin maupun udara
pernafasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat.
Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan bagi pasien dengan ISPA di Puskesmas
tinombo.

Kebijakan Dokter, Perawat dan Bidan (untuk pemeriksaan fisik ,menegakan diagnose serta
pemberian resep oleh perawat dan bidan ada pendelegasian dari dokter atau
kepala Puskesmas)

Alat dan Alat : Stetoskop, tensi meter, timbangan bayi dan timbangan dewasa, senter
bahan atau pein light, respirasi rate time.

Bahan : Sepasang sarung tangan.

Prosedur 1. Petugas perawat/bidan menyiapkan alat dan bahan.


2. Petugas mencuci tangan.
3. Petugas menerima pasien dengan ramah.
4. Petugas melakukan anamnesa.
5. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dan menegakan diagnose.
6. Melakukan tindakan sesuai dengan diagnosa dan merujuk bila perlu.
7. Petugas menulis resep (Apabila ada kecurigaan infeksi sekunder, petugas
memberi pasien resep dengan pengobatan simptomtis dan antibiotika).
8. Konseling (Petugas melakukan edukasi kepada pelanggan bahwa
penyakit tersebut disebabkan oleh virus dan dapat sembuh dengan
sendiri dalam beberapa hari, cukup dengan istirahat yang baik, makanan
yang bergizi dan pengobatan simptomatis).
9. Petugas melakukan pencatatan (Memasukan ke status pasien).
10. Petugas membereskan alat dan mencuci tangan.
Unit Terkait Buku rawat jalan, registrasi harian dan status pasien.
MALARIA
No. Kode :

Terbitan :

No. Revisi :
SPO Tgl. Mulai Berlaku :
Dinas Halaman : 1- 2
Kesehatan UPTD Urusan Puskesmas
Parigi Moutong Tinombo

Ditetapkan Oleh Kepala UPTD Tanda Tangan : Aswini Dimple


Urusan Puskesmas Tinombo Nip.19791104 200212 2 002
Pengertian Malaria adalah suatu infeksi penyakit akut maupun kronis yang disebabkan oleh
parasit plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya
bentuk aseksual dalam darah dengan gejala demam, menggigil,anemia dan
pembesaran limpha.

Tujuan 1. Menemukan penderita secara dini dan memberikan pengobatan setepat


mungkin.
2. Memantau fluktuasi malaria.
3. Sebagai alat bantu untuk menentukan musim penularan.
4. Kewaspadaan dini untuk terjadinya KLB

Kebijakan Kegiatan mencakup : Active Case Detection (ACD), Passive Case Detection (PCD)
dan beberapa survei malaria.

Alat dan 1. Buku pencatatan


bahan
2. Objec Glass

3. Blood Lancet

4. Kapas Alkohol

5. RDT

Prosedur 1. Menanyakan keluhan pasien seperti demam yang hilang timbul, pada
saat demam hilang disertai dengan menggigil, berkeringat, dapat disertai
dengan sakit kepala, nyeri otot dan persendian, nafsu makan menurun,
sakit perut, mual muntah, dan diare.
2. Tanyakan faktor resikonya yaitu :
a. Riwayat menderita malaria sebelumnya
b. Tinggal di daerah yang endemis malaria
c. Pernah berkunjung 1-4 minggu di daerah endemik malaria
d. Riwayat mendapat transfusi darah
3. Melakukan pemeriksaan fisik :
a. Ukur BB, TD, Suhu badan
b. Adanya tanda patognomonis :
1) Pada penderita demam :
- kulit terlihat memerah, teraba panas,suhu tubuh meningkat dapat
sampai di atas 40 C dan kulit kering
- Pasien dapat juga terlihat pucat
- nadi teraba cepat
- pernafasan cepat ( takipnue )
2) Pada periode dingin dan berkeringat :
- Kulit teraba dingin dan berkeringat
- Nadi teraba cepat dan lemah
- pada kondisi tertentu bisa ditemukan penurunan kesadaran
c. Kepala : Konjungtiva anemis, sklera ikterik, bibir sianosis, dan pada malaria
cerebral dapat ditemukan kaku kuduk ( rujuk )

d. Thorax : Terlihat pernafasan cepat

e. Abdomen : Teraba pembesaran Hepar dan limpha, dapat juga ditemukan


acites

f. Ginjal : Bisa ditemukan urin berwarna cokelat kehitaman, oligouri atau anuria
( rujuk )

g. Ekstremitas : Akral teraba dingin merupakan tanda syok ( stabilkan dan rujuk
)

4. Menegakkan diagnosis : diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesa ( trias


malaria, panas-menggigil-berkeringat) permeriksaan fisik, dan ditemukan
parasit plasmadium pada pemeriksaan RDT dan pemeriksaan mikroskopis
hapusan darah tebal/tipis.

5. Tatalaksana :

a. pengobatan malaria falsiparum

1) Lini pertama : FDC + Primaquin

Fixed dosed combination ( FDC) : 40mg Dihydroartemisinin (DHA) +


300mg Piperquin (DHP). Untuk dewasa dengan BB sampai dengan 59 kg
diberikan DHP peroral 3 tablet 1x/hari selama 3 hari dan Primaquin 2
tablet 1x/hari satu kali pemberian, sedang untuk BB > 60kg diberikan 4
tablet DHP 1x sehari selama 3 hari dan primaquin 3 tablet sekali sehari 1
kali pemberian.

2) Lini kedua : Kina + Doksisiklin/tetrasiklin + primaquin

Dosis Kina 10mg/kg BB/ kali (3x/hari selama 7 hari). Doksisiklin


3,5mg/KgBB/ hari (2x/hari selama 7 hari). Tetrasiklin 4-5mg/KgBB/ kali
(4x/hari selama 7 hari)

b. Pengobatan malaria vivax dan ovale :


1) Lini pertama : FDC 1x/hari selama 3 hari, primaquin
0,25mg/KgBB/ hari selama 14 hari
2) Lini kedua : Kina + primaquin. Kina 10mg/KgBB/ kali (3x/hari
selama 7 hari). Primaquin 0,25mg/KgBB/ kali selama 14 hari.
c. Pengobatan malaria vivax yang relaps :
1) Diberikan lagi regimen DHP yang sama tetapi dosis primaquin
ditingkatkan menjadi 0,5mg/KgBB/ hari
2) Dugaan relaps pada malaria vivax adalah apabila pemberian dosis
0,25mg/KgBB/hari sudah diminum selama 14 hari dan penderita
sakit kembali dengan parasit positif dalam kurun waktu 3 minggu
sampai 3 bulan setelah pengobatan.

d. Pengobatan Malariae
Cukup diberikan DHP 1 kali per hari selama 3 hari dengan dosis sama
dengan pengobatan malaria lainnya dan tidak diberikan primaquin.

e. Pengobatan infeksi campuran antara malaria falsiparum dengan


malaria vivax/malaria ovale. Pada penderita dengan infeksi campuran
diberikan DHP 1x/hari selama 3 hari, serta DHP 1 kali/hari selama 3
hari serta primaquin dosis 0,25 mg/kgBB selama 14 hari
f. Pengobatan malaria ibu hamil
1) Timester pertama diberikan Kina tablet 3x10mg/kgBB +
Clindamicin 10mg/KgBB selama 7 hari
2) Trimester kedua dan ketiga diberikan DHP tablet selama 3 hari
3) Pencegahan/profilaksis digunakan doksisiklin 1 kapsul 100mg/hari
diminum 2 hari sebelum pergi hingga 4 minggu setelah
keluar/pulang dari daerah endemis
g. Pengobatan diatas diberikan berdasarkan berat badan penderita.
6. Edukasi keluarga dan pasien bahwa kasus malaria berat, prognosisnya
kurang baik. Pencegahan malaria dilakukan dengan menghidari gigitan
nyamuk denga kelambu, menghindari aktifitas diluar rumah pada malam
hari, mengobati pasien hingga sembuh dengan pengawasan minum obat.

Unit Terkait 1. Loket


2. Poli umum
3. Laboratorium
4. apotik

MALARIA
No. Kode :

Terbitan :

No. Revisi :
SPO Tgl. Mulai Berlaku :
Dinas Kesehatan Halaman : 1- 2
Parigi Moutong UPTD Urusan Puskesmas
Tinombo

Ditetapkan Oleh Kepala UPTD Urusan Tanda Tangan : Aswini Dimple


Puskesmas Tinombo Nip.19791104 200212 2 002

1. Ppengertian Program malaria adalah salah satu upaya untuk menekan angka kesakitan dan
kematian yang kegiatanya meliputi diagnosis dini, pengobatan cepat dan tepat,
survailans dan pengendalian vector yang kesemuanya ditujukan untuk memutus
mata rantain penularan malaria
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan program malaria
3.Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas No. tentang Jenis-Jenis Pelayanan di UPTD
Puskesmas Tinombo
4.Referensi 1. Permenkes No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas
3. Pedoman penatalaksanaan kasus malaria di Indonesia
5.Prosedur/Langkah- 1. Persiapan Alat dan bahan
langkah a. Materi
b. Lancet
c. Kapas alkohol
d. Kaca objek
e. Tissue
2. Petugas yang melaksanakan
a. Petugas malaria
b. Survailans
c. Bidan Desa
3. Langkah-langkah
a. Perencanaan
1) Petugas membuat jadwal pelaksanaan sosialisasi
2) Petugas membuat jadwal untuk pelaksanaan penyuluhan
3) Petugas membuat jadwal utuk pengambilan sediaan darah malaria
ACD
b. Penatalaksanaan
1) Petugas menyiapkan alat dan bahan
2) Petugas melakukan pengambilan darah ke tempat pasien yang
terindikasi terkena penyakit malaria.
3) Petugas mengantar sediaan darah malaria ke laboratorium
4) Jika ada hasil pemeriksaan yang positif, petugas berkoordinasi dengan dokter
puskesmas.
5) Petugas memberikan surat rujukan untuk dilakukan pengobatan di Rumah Sakit.
6) Petugas melakukan pencatatan di buku register malaria.
7) Petugas melakukan pelaporan hasil kegiatan setiap bulan melalui email dan
laporan tertulis.
6. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
7. Unit Terkait Poliklinik, Laboratorium, UGD, Rawat Inap.
8. Dokumen Terkait Register malaria, Format laporan.

Anda mungkin juga menyukai