Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN AUDIT KEPATUHAN CUCI TANGAN

BULAN NOVEMBER 2023


PUSKESMAS MATANI

A. LATAR BELAKANG

Puskesmas merupakan health care system yang di dalamnya


terdapat sistem surveilans sebagai upaya pengendalian dan
pencegahan yang di dalamnya Puskesmas mempunyai peran strategis
dalam upaya mempercepat peningkatan kesehatan masyarakat di
Indonesia, karena Puskesmas merupakan fasilitas yang padat karya
dan padat teknologi. Peran strategis Puskesmas sangat diperlukan
untuk menghadapi transisi epidemiologi yang terjadi saat ini.

HAIs (Health-care Associated Infections) merupakan kejadian


infeksi yang didapatkan penderita setelah mendapatkan perawatan
>48 jam dan pasien tidak dalam masa inkubasi. Karena HAIs, di
identifikasi melalui kegiatan surveilans, media penularan utama dari
sebagian besar bakteri atau virus penyebab infeksi adalah tangan-
tangan pemberi asuhan yang terkontaminasi.

Hand hygiene adalah istilah yang digunakan untuk mencuci


tangan menggunakan antiseptik pencuci tangan. Pada tahun 2009,
WHO mencetuskan global patient safety challenge dengan clean care
is safe care, yaitu merumuskan inovasi strategi penerapan hand
hygiene untuk petugas kesehatan dengan my five moments for hand
hygiene yaitu melakukan cuci tangan sebelum bersentuhan dengan
pasien, sebelum melakukan prosedur bersih dan steril, setelah
bersentuhan dengan pasien, setelah bersentuhan dengan cairan
tubuh pasien, setelah bersentuhan dengan pasien, setelah
bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien. Pengetahuan tentang
infeksi nosokomial dan pencegahannya merupakan stimulus sosial
yang dapat menimbulkan respon emosional terhadap upaya universal
precaution sehingga akan meningkatkan peran sertanya dalam upaya
pencegahan infeksi nosokomial. Kegagalan melakukan kebersihan
tangan yang baik dan benar dianggap sebagai penyebab utama
infeksi nosokomial atau HAIs dan penyebaran mikroorganisme multi
resisten di fasilitas pelayanan kesehatan dan telah diakui sebagai
kontributor yang penting terhadap timbulnya wabah. Sehingga
perlu adanya audit kepatuhan pelaksanaan hand hygiene untuk
evaluasi kegiatan hand hygiene yang telah dilakukan oleh tim
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Puskesmas Matani

B. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud :
Meningkatkan pemahaman tentang kebersihan tangan (hand hygiene).

2. Tujuan :

a. Meningkatkan pengetahuan dalam melakukan cuci tangan


(hand hygiene) dengan handrub maupun handwash.
b. Meningkatkan kepatuhan petugas kesehatan dalam
kebersihan tangan (hand hygiene).
c. Meningkatkan perilaku sehat dengan selalu melakukan cuci
tangan (hand hygiene) dengan 6 langkah dalam 5 momen.
d. Mendapatkan data tentang gambaran kepatuhan cuci
tangan dan ketersediaan fasilitas cuci tangan

C. PENGERTIAN

Pencegahan dan pengendalian infeksi mutlak harus dilakukan


oleh seluruh pegawai Puskesmas terutama orang yang terlibat dalam
perawatan pasien. Untuk menanggapi hal ini, Tim PPI melakukan
penilaian terhadap kepatuhan cuci tangan kepada petugas yang
bersentuhan langsung dengan pasien yang dinilai setiap bulan.
Penilaian ini berdasarkan dilakukan atau tidaknya cuci tangan dalam
five moments for hand hygiene (lima momen cuci tangan) yang
ditetapkan oleh WHO.

Lima moment tersebut adalah:

1. Sebelum bersentuhan dengan pasien


2. Sebelum melakukan prosedur bersih/steril
3. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien risiko tinggi
4. Setelah bersentuhan dengan pasien
5. Setelah bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien

Jumlah petugas yang dinilai (audit) berasal dari Profesi Pemberi


Asuhan (PPA) dan orang yang bersentuhan langsung dengan pasien
untuk dilakukan audit hand hygiene. Data dikumpulkan dengan cara
menggunakan lembar observasi. Lembar observasi berisi check list
untuk melihat praktik hand hygiene yang dilakukan oleh petugas
(PPA), yang terdiri dari penilaian lima momen cuci tangan dengan
membandingkan jumlah nilai Opportunity dan jumlah Action setiap
petugas dalam melakukan tindakan cuci tangan. Penilaian Fasilitas
cuci tangan juga menggunakan lembar Observasi dilakukan berupa
format yang berisi item-item yang perlu diamati menggunakan
cheklist.

D. HASIL KEGIATAN

Kepatuhan Hand Hygiene di Puskesmas MATANI. Audit hand hygiene


merupakan cara yang dilakukan untuk mengobservasi dan mengukur
kepatuhan para petugas kesehatan dalam melakukan hand hygiene
yang merupakan perilaku mendasar dalam upaya mencegah
timbulnya infeksi nosokomial. Dari pelaksanaan audit hand hygiene
yang dilaksanakan rutin tiap 3 bulan di Puskesmas berikut ini
laporan kepatuhan hand hygiene pada setiap unit pelayanan
kesehatan Puskesmas bulan Januari-Oktober 2023.

Bulan (Denum) Num % Target


Januari 66 66 100 ≥85
Februari 22 22 100 ≥86
Maret 52 52 100 ≥87
April 211 208 98.58 ≥88
PRESENTASE

Mei 239 230 96.23 ≥89


Juni 200 199 99.5 ≥90
Juli 200 200 100 ≥91
Agustus 201 199 99 ≥92
September 200 196 98 ≥93
Oktober 202 202 100 ≥94

Berdasarkan data pada grafik, menunjukkan bahwa angka


kepatuhan Hand Hygiene bulan Januari-Oktober 2022 di Puskesmas
Matani pada bulan April,Mei,Agustus, September 2023 tidak 100
dikarenakan petugas lupa prosedur dan 5 moment mencuci Tangan.
E. ANALISA DAN EVALUASI

1. Berdasarkan hasil laporan diatas terhadap kepatuhan


kebersihan tangan (hand hygiene) petugas bulan Juli-
September di Puskesmas Matani masih dibawah standar yaitu
rata-rata 99.62%, sedangkan standar atau target yang
diharapkan yaitu ≥85%. Ini menunjukkan masih ada petugas
yang tidak melakukan kepatuhan kebersihan Tangan.
2. Ada beberapa hal yang menjadi faktor penyebab kurangnya
kepatuhan petugas dalam cuci tangan, antara lain:

a. Kurangnya akses/fasilitas cuci tangan menggunakan


sabun dan air
b. Sarana/Prasarana dalam perbaikan
c. ........
d. .....

F. UPAYA TINDAK LANJUT

Maka Tim PPI merencanakan peningkatan kepatuhan kebersihan


tangan (hand hygiene) dengan cara:

1. Melakukan reedukasi rutin


2. Membuat stiker cuci tangan, yang nantinya akan diberikan
kepada setiap petugas yang sudah bisa melakukan cuci tangan
dengan baik dan benar, serta dapat menyebutkan 5 momen cuci
tangan.
3. Melakukan monitoring sarana dan prasarana untuk cuci tangan.
4. Menempel poster hand hygiene.
5. Membagikan brosur/leaflet hand hygiene
6. Untuk pelaksaaan hand hygiene agar maksimal maka Puskesmas
perlu menyediakan fasilitas cuci tangan yang memadai
7. dst

G. PENUTUP

a. Pemahaman petugas IPCN tentang PPI sudah memadai, dan


informasi tentang PPI juga sudah disampaikan ke petugas
ruangan, namun untuk merubah perilaku petugas kesehatan juga
harus didukung oleh ketersediaan fasilitas cuci tangan untuk
kepentingan pasien dan Puskesmas tentunya.
b. Hasil akhir yang diharapkan dari meningkatnya kepatuhan
petugas dalam kebersihan tangan ini adalah tidak terjadinya HAIs
pada pasien Puskesmas. Karena kebersihan tangan merupakan
salah satu indicator pacient safety yang harus dijalankan oleh
petugas di Puskesmas, maka meningkatnya kepatuhan petugas
dalam cuci tangan juga berarti meningkatnya kualitas pelayanan
Puskesmas.

Tomohon, 1 N o v e m b e r 2 0 2 3
Mengetahui Sekretaris Tim PPI
Koordinator PPI

Lilianti Bagarai Jennie R. Gosal

Anda mungkin juga menyukai