Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA BELITI


Jl. Pangeran Moehammad Amin Kompleks Perkantoran Pemkab Musi Rawas
Email:rsudmuarabeliti17@gmail.com Telp (0733) 4540193 Kode Pos 31661

LAPORAN MONITORING DENGAN EVALUASI KOMITE PPI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA BELITI
KABUPATEN MUSI RAWAS
BULAN FEBRUARI – APRIL 2019

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
HAIs (Healthcare Associated Infektions) adalah infeksi yang didapat atau timbul
pada waktu pasien dirawat di rumah sakit. Infeksi tersebut tidak ditemukan atau tidak
sedang berinkubasi pada sat pasien masuk. Termasuk juga infeksi yang didapat di rumah
sakit namun baru bermanifestasi setelah pasien keluar.Bagi pasien di rumah sakit hal ini
merupakan persoalan serius yang dapat menjadi penyebab langsung atau tidak langsung
kematian pasien. Beberapa kejadian infeksi rumah sakit mungkin tidak menyebabkan
kematian pasien akan tetapi menjadi penyebab penting pasien dirawat lebih lama di rumah
sakit dan meningkatkan biaya perawatan serta meningkatkan resistensi antibiotic.
penyebabnya adalah flora normal pasien itu sendiri yang menjadi invasive pada keadaan
tertentu, maupun tercemar dari alat / prosedur yang steril melalui tangan petugas
kesehatan. Dari batasan ini dapat disampikan bahwa kejadian infeksi rumah sakit adalah
infeksi yang secara professional dapat di cegah.
Salah satu pencegahan HAIs adalah melalui pelaksanaan pencegahan dan
pengendalian infeksi.pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi dirumah sakit
merupakan hal penting untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit karena dengan
melaksanakan pencegahan dan pengendalian infeksi dapat memutusakan mata rantai
penulusuran infeksi dari pasien ke pasien, petugas, pengunjungan dan sebaliknya.
Salah satu kegitan dari Komite PPI dalam melaksakan pencegahan dan pengadilan
infeksi adalah melakukan monitoring / audit kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi
meliputi :
a. Audit kebersihan tangan (pengetahuan dan fasilitas)
b. Audit APD
c. Monitoring manajemen laundry
d. Monitoring pengelolaan lombah infeksius dan benda tajam bekerja sama dengan unit
instalasi
e. Pencatatatan dan pelaporan kejadian tertusuk benda tajam
Laporan ini dibuat untuk melaporkan hasil monitoring Komite PPI terhadap kegiatan diatas
pada Triwulan Pertama Bulan Februari – April 2019. Pelaporan yang berkualitas akan
1
meningkatkan vasiliditas dan realibilitas data yang dikumpulakan sehingga hasil pelaporan
akurat. hal tersebut akan meningkatkan ketepatan ketepan dalam meningkatkan
keselamatan pasien selama dirawat di rawat di RSUD Muara Beliti Kabupaten Musi Rawas
dengan menurunkan angka kejadian HAIs.

2. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit dengan mengendalikan angka kejadian
HAIs di RSUD Muara Beliti Kabupaten Musi Rawas.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan Validitas dan realiabilitas data
b. Memberikan gambaran kondisi kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi di
RSUD Muara Beliti Kabupaten Musi Rawas Bulan Februari – April 2019
c. Memberikan rekomendasi strategi perbaikan dalam pencegahan dan pengendalian
kejadian HAIs di RSUD Muara Beliti

3. Sasaran
Seluruh petugas dan semua area pelayanan pasien di RSUD Muara Beliti Kabupaten Musi
Rawas.

4. Waktu Pelaksanaan Kegiatan


Pencatatan dan pelaporan HAls dilakukan setiap hari, kemudian data diakumulasikan
menjadi data bulanan dan dianalisa setiap 3 bulan sekali, serta dibuat laporan tahunan 1
tahun sekali.

5. Metode Analisa
Jumla h Kejadian ISK
HAls ISK = x 1000
Jumlah hari pemasangan kateter
Jumla h Kejadian Flebitis
Flebitis = x 1000
Jumlah hari pemasangan IV Line

6. Cara Pelaksanaan Kegiatan


1. Seluruh kegiatan dilaksanakan dengan cara memonitoring dan audit pelaksanaan
Kebijakan dan SPO. Pencegahan dan pengendalian infeksi. Monitoring dengan
menggunakan lembar audit. Monitoring dilaksanakan setiap bulan di setiap unit.
2. Memonitoring pembuangan limbah infeksius dan benda tajam bekerja sama dengan unit
sanitasi

2
3. Kategori penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut :

Nilai Kategori
<60% Kategori Kurang / Buruk
61% - 74% Kategori sedang
75% - 86% Baik
Nilai 87% - 100 Baik Sekali

3
BAB II
HASIL MONITORING, ANALISA DAN TINDAK LANJUT

A. Analisa Hasil Dan Tindak Lanjut Surveillance Hais Februari - April 2019
Dari hasil monitoring dan evaluasi Surveillance HAIs Bulan Februari – April 2019 dapat
dianalisa sebagai berikut :

a) Insiden Rate HAIs ISK

Insiden Rate HAIs ISK Februari Maret April


Target < 4,7%o < 4.7%o < 4.7%o
Capaian 0 %o 0 %o 0 %o

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa insiden Rate HAIs ISK memenuhi standar dari
Kementerian Kesehatan (Insiden Rate HAIs ISK<4.7%o) dimana tidak ada kejadian Rate
HAIs ISK pada Bulan Februari – April atau Rate HAIs ISK adalah 0%o.

b) Insiden Rate HAIs Flebitis

Insiden Rate HAIs Flebitis Februari Maret April


Target <1/mil <1/mil <1/mil
Capaian 0 %o 0 %o 0 %o

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa insiden Rate HAIs Flebitis memenuhi standar dari
Kementerian Kesehatan (Insiden Rate Flebitis < 1/mil) dimana tidak ada kejadian Rate
HAIs Flebitis pada Bulan Februari – April adalah 0%o.

B. Kepatuhan dan Kebersihan Tangan


1) Hasil Monitoring
a) Audit Kepatuhan Kebersihan Tangan

4
90

80

70
57.7% 59.02% 59.45%
60

50

40

30

20

10

0
Februari Maret April

b) Audit Fasilitas Kebersihan Tangan


80 76.6%
70 65.7%
60 60%
50

40

30

20

10

0
Februari Maret April

2) Analisa
Dari hasil audit kepatuhan kebersihan tangan, bahwa terjadi peningkatan hasil
walaupun belum tinggi. Data Persentase menunjukkan kepatuhan keberhasilan tangan
petugas pada pada Bulan April (59.45%) mengalami peningkatan dibandingkan dengan
Bulan Februari (57.7%). Berdasarkan data bulan Februari didapatkan nilai kepatuhan
kebersihan tangan petugas masih rendah pada momen 1 yaitu 55.17%, sedangkan momen II
– V sudah berada diatas 55 %. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa petugas belum
begitu menyadari jika petugas pun bisa menularkan penyakit pada pasien, untuk itu momen
sebelum kontak pasien seharusnya juga melakukan kebersihan tangan.
Hal ini sejalan dengan hasil audit fasilitas kebersihan tangan yang juga meningkatkan
setiap bulannya, berada pada kategori baik (75% – 86%) pada Bulan April. Nilai ini belum
bisa maksimal dikarenakan beberapa hal yaitu kadang air tidak mengalir di wastafel, masih
ditemukan handrub/handsoap yang tidak diberi tannggal dibuka, dan masih ditemukan
peralatan yang tidak tepat di wastafel.

5
3) Tindak Lanjut
a) Sosialisasi ulang kepatuhan kebersihan tangan pada lima moment sesuai rekomendasi
WHO
b) Rekomendasi pelaksanaan lomba hygiene dance untuk meningkatkan motivasi petugas
c) Pemenuhan kebutuhan air mengalir 24 jam untuk fasilitas cuci tangan
d) Sosialisasi berkelanjutan kebersihan tangan pada petugas pasien, keluarga dan
pengunjung
e) Pembuatan video/pemuatan video kebersihan tangan

C. Audit APD
1) Hasil Monitoring
90

80

70
61.7%
56.7% 58.8%
60

50

40

30

20

10

0
Februari Maret April

2) Analisa
Dari hasil audit penggunaan APD, didapatkan kepatuhan penggunaan APD meningkatkan
setiap bulannya, mulai dari berada pada kategori kurang (< 60 %) pada bulan Februari, naik
menjadi kategori sedang( 61%-74%) pada bulan Maret dan April. Nilai ini belum bisa
maksimal dikarenakan beberapa hal, belum ada tempat APD khusus, dan belum tersedia
APD penutup kepala, googles, Apron dan Sepatu Boat di setiap ruangan, Selain itu masih
ditemui petugas yang tidak patuh dalam pemakaian masker tidak menutup hidung dan tidak
langsung melepaskan sarung tangan begitu selesai tindakan.
3) Tindak Lanjut
a) Rekomendasi penyediaan Tempat APD khusus di setiap ruangan/unit
b) Rekomendasi penyediaan APD yang masih belum terpenuhi seperti penutupan kepala,
googles, masker N95, sepatu boat dan apron
c) Sosialisasi ulang penggunaan APD
6
D. Monitoring Manajemen Linen Di Unit Laundry
1) Hasil Monitoring

90

80

70
60%
60 57.6 %
55 %
50

40

30

20

10

0
Februari Maret April

2) Analisa
Dari monitoring manajemen linen di unit laundry didapatkan hasil bahwa manajemen di
laundry belum nampak perbaikan dalam tiap bulannya dalam kategori kurang (< 60 %)
dan belum dapat menaikkan nilai manajemen linen di Unit laundry hal ini dikarenakan :
a) Bangunan untuk unit laundry belum standar
b) Baju ganti petugas dan APD belum tersedia sesuai dengan standar
c) Prasarana yang belum memadai, dimana belum tersedia lemari penyimpanan linen
bersih, mesin cuci belum sesuai standar rumah sakit, mesin strika belum standar, mesin
pengering tidak berfungsi maksimal, belum tersedia water heater.
d) Sarana di unit laundry belum memadai, suhunya belum standar dan belum ada
pengukur pertukaran udara
e) Belum semua petugas laundry mendapatkan pelatihan manajemen laundry.

7
3) Tindak Lanjut
a) Rekomendasi yaitu untuk pembangunan gedung laundry sesuai dengan bangunan
standar
b) Rekomendasi pemenuhan kebutuhan APD baju ganti petugas, APD sarung tangan
karet, penutup kepala, apron dan tempat Khusus penyimpanan APD di unit laundry.
c) Rekomendasi pemenuhan Prasarana unit laundry sesuai standar, antara lain lemari
penyimpanan linen bersih, mesin cuci sesuai standar rumah sakit, mesin strika, mesin
pengering, meja pelipatan, water heater.
d) Rekomendasi pemenuhan sarana di unit laundry, pengukur suhu, pendingin ruangan
dan pengukur pertukaran udara
e) Rekomendasi pelaksanaan in house training manajemen linen pada petugas laundry.

E. Monitoring Pengelolaan Limbah Infeksius Dan Benda Tajam


1) Hasil Monitoring

80
73.5%
70 65.9%
60%
60

50

40

30

20

10

0
Februari Maret April

2) Analisa
Dari hasil monitoring dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan kepatuhan pengelolaan
limbah dari Bulan Februari, Maret dan April. Selama tiga bulan monitoring, pengelolaan
limbah petugas kategorinya baik (75% – 86%). Dari hasil monitoring didapatkan penyebab
mengapa pengelolaan limbah belum maksimal adalah kantong sampah dibiarkan penuh
terlebih dahulu baru diikat dan dibuang, padahal standarnya adalah sebelum ¾
penuh sudah
di ikat dan dibuang. Masih ditemukan juga pembuangan limbah yang infeksius dan non
infeksius tidak sesuai dengan kotak sampah. Selain itu masih ada petugas di ruangan yang
belum mengerti tentang kategori limbah infeksius, non inkeksius dan limbah benda tajam.
3) Tindak Lanjut
Rekomendasi sosialisasi pengelolaan limbah dan pemilahan limbah di kotak sampah.

F. Perencanaan dan Pelaporan Kejadian Tertusuk Benda Tajam


8
1) Hasil Monitoring
Selama periode bulan Februari sampai dengan April 2019 tidak ada kejadian tertusuk benda
tajam.
2) Analisa
Petugas sudah mulai memahami pentingnya melaksanakan praktek menyuntik yang aman,
setiap melakukan tindakan selalu membawa troli tindakan yang dilengkapi dengan safety
box, sehingga sampah tajam langsung dibuang kedalam safety box dan recaping pada spuit
bekas pasien.
3) Tindak Lanjut
Pertahankan monitoring dan evaluasi praktek menyuntik yang aman dan kepatuhan
pembuangan limbah tajam pada safety box dengan melibatkan manajemn ruangan dan
IPCLN.

G. PENUTUP
Demikian Laporan Monitoring dan Evaluasi Komite PPI Bulan Februari – April 2019. Semoga
rekomendasi dari Komite PPI dapat ditindak lanjuti.

Muara Beliti, 01 Mei 2019

KETUA KOMITE PPI IPCN

drg.Jerolyn Engga P Andika Dwi Wahyudi, AM.Kep


NIP.198707132019032001 NIP.198803022010011002

Anda mungkin juga menyukai