Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Upaya kesehatan lingkungan berperan penting dalam mendukung


keberhasilan pembangunan kesehatan masyarakat. Sesuai dengan ketentuan
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan bahwa upaya
kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang
sehat baik fisik, kimia, biologi, maupun social yang memungkinkan setiap
orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Hal ini diperkuat
melalui pengaturan sebagaimana tercantum dalam Permenkes Nomor 27
Tahun 2017 tentang pedoman pelayanan PPI di Fasilitas pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit sehingga aturan tersebut yang menjadi acuan
utama dalam penyelenggaraan pelayanan PPI di Fasilitas pelayanan
kesehatan Rumah Sakit dalam berbagai kegiatan diseluruh wilayah
Indonesia.
Secara prinsip, kejadian HAIs sebenarnya dapat dicegah bila fasilitas
pelayanan kesehatan secara konsisten melaksanakan program PPI. Dalam
upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan
sangat penting bila terlebih dahulu petugas dan pengambil kebijakan
memahami konsep dasar penyakit infeksi. Tujuan pelayanan PPI di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan yaitu untuk meningkatkan kualitas pelayanan di
fasilitas pelayanan kesehatan, sehingga melindungi sumber daya manusia
kesehatan, pasien dan masyarakat dari penyakit infeksi yang terkait
pelayanan kesehatan. Ruang lingkup pelayanan program PPI di Rumah Sakit
meliputi kewaspadaan isolasi, penerapan PPI terkait pelayanan kesehatan
(Health Care Associated Infections/HAIs) berupa langkah yang harus
dilakukan untuk mencegah terjadinya HAIs diantaranya pendidikan dan
pelatihan serta penggunaan anti mikroba yang bijak. Disamping itu,
dilakukan monitoring melalui Infection Control Risk Assesment (ICRA), audit
dan monitoring lainya secara berkala dalam pelaksanaan kepatuhan
terhadap prinsip-prinsip PPI di Rumah Sakit.

1
b. Tujuan
a. Tujuan umum
Terlaksananya monitoring dan evaluasi pelayanan PPI dalam penerapan
kewaspadaan Isolasi di UPT RSU Mohammad Noer Pamekasan dalam
pencegahan dan pengendalian infeksi secara baik.

b. Tujuan Khusus
1) Sebagai pedoman bagi IPCN dan IPCLN dalam melaksanakan
monitoring dan evaluasi pelayanan PPI dalam penerapan
kewaspadaan Isolasi
2) Menurunkan angka kejadian infeksi dirumah sakit secara bermakna.
3) Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan monitoring dan evaluasi
penerapan kewaspaan isolasi yang merupakan program PPI di UPT
RSU Mohammad Noer.
c. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelaksanaan kewaspaan isolasi di UPT RSU Mohammad
Noer oleh KPPI meliputi :
a. Ruangan (IGD, IRJA, IRNA,OK, Radiologi, Laboratorium, Gizi,
Laundry, dan Farmasi)
b. Audit Fasilitas Hand Hygiene dan Monitoring petugas dalam
pelaksanaan Hand Hygiene
c. Audit Fasilitas APD dan Monitoring petugas dalam pelaksanaan
penggunaan APD secara Tepat
d. Kepatuhan petugas dalam pemilahan pembuangan limbah medis
e. Monitoring pelayanan CSSD
f. Monitoring pelayanan Linen dan Laundry
g. Monitoring pelayanan darah dan komponen darah

d. Dasar
a. Permenkes Nomor 27 Tahun 2017 tentang pelayanan Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

2
b. Permenkes Nomor 9 Tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit
c. Surat Keputusan Direktur UPT RSU Mohammad Noer Pamekasan
nomor :440/1743/102.6/2019 tentang pembentukan Komite PPI di
UPT RSU Mohammad Noer Pamekasan
d. Surat Keputusan Direktur UPT RSU Mohammad Noer Pamekasan
nomor :440/553/AKREDITASI/102.6/2019 tentang panduan survailans
PPI di UPT RSU Mohammad Noer Pamekasan

3
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

a. Perencanaan
1. Audit Fasilitas Hand Hygiene dan Monitoring petugas dalam
pelaksanaan Hand Hygiene (Berdasarkan profesi di RS).
2. Audit Fasilitas APD dan Monitoring petugas dalam pelaksanaan
penggunaan APD secara Tepat meliputi ruangan IGD, IRJA, IRNA,OK,
Radiologi, Laboratorium, Gizi, Laundry, dan Farmasi.
3. Kepatuhan petugas dalam pemilahan pembuangan limbah medis
4. Monitoring pelayanan CSSD
5. Monitoring pelayanan Linen dan Laundry
6. Monitoring pelayanan darah dan komponen darah

b. Pelaksanaan
1. Audit Fasilitas Hand Hygiene dan Monitoring petugas dalam
pelaksanaan Hand Hygiene (Berdasarkan profesi di RS) dilakukan setiap
minggu
2. Audit Fasilitas APD dan Monitoring petugas dalam pelaksanaan
penggunaan APD secara Tepat meliputi ruangan IGD, IRJA, IRNA,OK,
Radiologi, Laboratorium, Gizi, Laundry, dan Farmasi dilakukan setiap
minggu.
3. Kepatuhan petugas dalam pemilahan pembuangan limbah medis
dilakukan setiap minggu.
4. Monitoring pelayanan CSSD dilakukan setiap minggu.
5. Monitoring pelayanan Linen dan Laundry dilakukan setiap minggu.
6. Monitoring pelayanan darah dan komponen darah dilakukan setiap
minggu.

c. Kendala
Tidak ada kendala dalam pelaksanaan audit dan monitoring.

4
BAB III
EVALUASI HASIL KEGIATAN

a. Pencapaian Kegiatan
1) Audit Fasilitas Hand Hygiene

Fasilitas Hand Hygiene


90
80
70 IRNA 1
IRNA 2
60 PAVILIUN
KELAS 2
Prosentase

50
IRJA
40 HCU
30 OK

20
10
0
JANUARI FEBRUARI MARET

2) Monitoring petugas dalam pelaksanaan Hand Hygiene

Monitoring Hand Hygiene


90
80
70
Dokter
60 Perawat/Bidan
Analis
Prosentase

50
Gizi
40 CS
30
20
10
0
JANUARI FEBRUARI MARET

5
3) Audit Fasilitas APD

4) Monitoring petugas dalam pelaksanaan penggunaan APD secara Tepat

5) Kepatuhan petugas dalam pemilahan pembuangan limbah medis

6) Monitoring pelayanan CSSD

7) Monitoring pelayanan Linen dan Laundry

8) Monitoring pelayanan darah dan komponen darah

b. Permasalahan
Pada bulan Januari-Maret 2019 audit kesehatan lingkungan RS
kebersihan lingkungan, pengelolaan limbah padat, pengelolaan limbah
cair, pengendalian serangga dan tikus sudah baik. Yang menjadi kendala
yaitu kepatuhan petugas dalam pemilahan sampah dan pembuangan
safety box yang tidak boleh melebihi ¾ bagian.

c. Rencana tindak lanjut


a) Sosialisasi dalam pemilahan sampah
b) Pemberian hadiah bagi ruangan yang paling baik dalam pemilahan
sampah

6
BAB IV
KESIMPULAN

Angka kepatuhan Petugas dalam pelaksanaan kewaspadaan isolasi


program pencegahan dan pengendalian infeksi dari bulan Januari-Maret
dapat disimpulkan mengalami peningkatan meskipun terkadang masih ada
kesalahan dalam pemilahan sampah saat dilakukan audit lapangan.
Kepatuhan Petugas Kesehatan dalam pelaksanaan kewaspadaan isolasi
program pencegahan dan pengendalian infeksi di UPT RSU Mohammad Noer
Pamekasan yaitu Angka kepatuhan pada beberapa ruangan pada bulan
Januari ada yang mengalami penurunan dan ada juga yang mengalami
kenaikan.

7
BAB IV
PENUTUP

Sebagai penutup kiranya kami harapkan dengan meningkatnya


pengetahuan tentang Program PPI secara umum akan berkorelasi positif
dengan meningkatnya kepatuhan semua karyawan di UPT RSU Mohammad
Noer Pamekasan untuk melakukan pekerjaannya sesuai dengan SPO dan
Pedoman yang ada. Sehingga secara tidak langsung akan meningkatkan
mutu pelayanan di UPT RSU Mohammad Noer Pamekasan dan mengurangi
terjadinya infeksi di UPT RSU Mohammad Noer Pamekasan. Upaya
pencegahan dan pengendalian infeksi di UPT RSU Mohammad Noer
Pamekasan bukanlah urusan mereka yang menjadi Komite PPI Rumah Sakit
saja, namun merupakan tanggung jawab semua pihak yang berada di di
UPT RSU Mohammad Noer Pamekasan.
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Infeksi tidak bisa hanya dilakukan
oleh tim medis saja tapi harus secara terpadu dan terkoordinasi dengan
semua komponen yang ada di UPT RSU Mohammad Noer Pamekasan
termasuk manejemen RS. Program PPI bisa terlaksana dengan baik butuh
sarana dan prasarana dengan anggaran yang tidak sedikit, karena itu butuh
dukungan manajemen RS untuk memfasilitasinya. Demi terwujudnya visi dan
misi di UPT RSU Mohammad Noer Pamekasan, Sehingga di UPT RSU
Mohammad Noer Pamekasan bisa menurunkan incident rate infeksi yang
menjadi indicator mutu setiap RS dan fasilitas kesehatan yang lain.

Pamekasan, 07 Juli 2019

dr. Dian Puspitarini, Sp. S


Ketua Komite PPI

Anda mungkin juga menyukai