Direktur
Jl. DR, Wahidin Sudirohusodo No. 110
Randuagung Gresik Telp. (031) 3989192
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Healhtcare Associated Infections (HAIs) adalah penyakit infeksi yang pertama
muncul (penyakit infeksi yang tidak berasal dari pasien itu sendiri) dalam waktu lebih dari 48
jam setelah pasien masuk fasilitas kesehatan. Dalam hal ini termasuk infeksi yang didapat dari
klinik tetapi muncul setelah pulang dan infeksi akibat kerja terhadap pekerja di fasilitas
pelayanan kesehatan.
Bagi pasien di klinik infeksi nosokomial merupakan persoalan serius yang dapat
menjadi penyebab langsung atau tidak langsung kematian pasien. Beberapa kejadian
infeksi nosokomial mungkin tidak menyebabkan kematian pasien akan tetapi menjadi
penyebab penting meningkatnya biaya perawatan pasien. Dalam meningkatkan kualitas mutu
pelayanan di klinik perlu dilaksanakan program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.
Kegiatan program ini sangat komplek dan menyangkut berbagai sasaran antara lain personil,
alat atau peralatan medis, ruang perawatan, dan lingkungan. Kegiatan tersebut harus
dilaksanakan secara terpadu oleh semua pihak termasuk semua petugas klinik baik dokter,
perawat, petugas kesehatan lainnya, petugas kebersihan, petugas pemeliharaan sarana klinik
dan masyarakat lingkungan Klinik.
Dalam melaksanakan kegiatan sesuai dengan program selama tiga bulan/triwulan
kesatu 2023 yaitu bulan Januari, Februari, Maret. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi tidak
luput dari berbagai halangan ataupun kendala.
1
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Memberikan gambaran tentang pelaksanaan Program Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi triwulan ke satu tahun 2023
2. Tujuan Khusus :
a. Memberikan laporan kegiatan program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
selama triwulan ke satu tahun 2023
b. Menjelaskan evaluasi atau kendala yang dihadapi dalam melaksanakan program
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi selama triwulan ke satu tahun 2023
HASIL SURVEILANCE
Infeksi Daerah Operasi (IDO)
IDO TW I
2.5
1.5
0.5
0
Jan Feb Mrt
2
Persentase IDO TW I
0.025
0.02
0.015
0.01
0.005
0
Jan Feb Mrt
Pada triwulan kesatu (bulan Januari-Maret) 2023 dari grafik hasil IDO tidak didapatkan
kenaikan IDO. Hal ini selaras dengan kepatuhan penerapan bundles IDO. Koordinasi
pelayanan perawatan luka sudah dilakukan dengan baik, setiap pasien dianjurkan untuk tetap
melakukan perawatan luka di Klinik sehingga dapat terkontrol kebersihannya
Tindak lanjut: Tetap pertahankan IDO tidak terjadi, lakukan monitoring secara berkala
dan evaluasi setiap kemungkinan adanya kasus IDO.
Chart Title
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
JANUARI FEBRUARI MARET
3
Hasil audit dengan menggunakan bundle IDO pada bulan Januari-Maret 2023 grafik
1 didapatkan hasil pelaksanaan kepatuhan petugas terhadap bundle IDO sudah
mencapai target yang ditetapkan, akan tetapi belum mencapai 100%. Hal ini
dikarenakan pasien yang menjalani prosedur tindakan tidak dilakukan pemeriksaan
gula darah. Pemeriksaan gula darah dilakukan hanya untuk pasien dicurigai DM
atau pasien DM yang akan melakukan prosedur tindakan operasi. Semua petugas
yang melakukan prosedur tindakan operasi sudah mulai mengerti dan memahami
pentingnya upaya pencegahan IDO
Tindak Lanjut:
● Sosialisasi dan refreshing SOP bundle IDO kepada petugas secara berkala.
100.00%
80.00%
60.00%
40.00%
20.00%
0.00%
Januari Februari Maret
4
pengadaan handrub di setiap unit. Budaya saling mengingatkan akan sangat efektif
untuk meningkatkan kepatuhan kebersihan tangan terutama sebelum kontak dengan
pasien dan sesudah kontak dengan lingkungan pasien.
Tindak Lanjut :
1) Sosialisasi capaian dan kepatuhan hand hygiene di setiap profesi.
2) Monitoring berkala kepatuhan kebersihan tangan.
3) Memonitoring ketersediaan fasilitas kebersihan tangan agar kebutuhan dapat
terpenuhi.
100.00%
80.00%
60.00%
40.00%
20.00%
0.00%
Januari Februari Maret
Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa angka kepatuhan penggunaan APD
secara garis besar memenuhi target 100%. Akan tetapi perlu di adakan sosialisasi
berkala agar tetap disiplin memakai APD sesuai indikasi dan dapat diterapkan
dengan baik.
Tindak Lanjut:
5
1. Edukasi ulang tentang kepatuhan penggunaan APD terutama pada tenaga
kesehatan lain.
2. Memonitoring dan mengaudit kepatuhan petugas untuk kepatuhan penggunaan
APD.
3. Sosialisasi standar pemakian APD tiap ruangan sesuai Pedoman Teknis PPI di
FKTP Tahun 2020.
6
lingkungan dilakukan dengan melakukan monitoring terhadap kebersihan di semua
area.
Evaluasi :
a. Area pelayanan
1) Masih didapatkan makanan yang diletakkan di meja keperawatan.
2) Di area tertentu terutama yang jarang digunakan juga perlu untuk selalu
dibersihkan karena masih terdapat adanya debu.
3) Penataan ruangan sudah terlihat lebih rapi. Hanya brankart atau
kursi roda yang sering tidak di tempatkan pada tempatnya.
b. Area Umum
1) Area selasar masih dijumpai berdebu, masih didapatkan keluarga
pasien menaruh peralatan makan atau barang pribadi di lantai yang beresiko
terjadinya penularan infeksi.
2) Kamar mandi pasien kadang kurang bersih dan bau menyengat.
c. Area Penunjang :
Kerapian area penunjang perlu untuk ditingkatkan. Masih sering peralatan
pribadi dibawa masuk ke area kerja (contoh helm, tas yang tidak di masukkan di
lemari atau tempat yang semestinya dll)
d. Area IPAL
Lantai area IPAL dan TPS B3 sudah lebih rapi dan bersih. Pelayanan
pengelolaan limbah di IPAL dan TPS B3 berjalan dengan baik, tidak ada
sumbatan pada saluran limbah cair yang mengarah ke IPAL. Hasil keluaran
akhir air limbah jernih. Pengecekan air limbah sudah dilakukan dengan rutin
dan hasil sesuai baku mutu yang ditetapkan. Kebersihan lingkungan perlu di
tingkatkan di area IPAL dan TPS B3.
Tindak lanjut :
1. Edukasi ke keluarga dan pengunjung untuk kebersihan lingkungan
2. Koordinasikan dengan penanggung jawab MFK untuk rutinitas pembersihan
di semua area.
3. Sosialisasi ulang tentang kebersihan lingkungan dan kerapian ruangan
7
Semua pemrosesan peralatan sudah dilakukan sterilisasi menggunakan autoclave.
Beberapa petugas di ruangan tidak segera mengirim peralatan yang telah digunakan untuk
di lakukan pemrosesan sterilisasi.
Rencana tindak lanjut :
1) Sosialisasi ulang pemrosesan peralatan di unit pelayanan untuk dilakukan sterilisasi.
2) Monitoring secara berkala tentang kepatuhan pemrosesan peralatan untuk
sterilisasi.
Tindak lanjut :
1) Perlu adanya poster peringatan resiko penularan airbone disease dan etika batuk agar
pasien atau keluarga yang berada di ruang isolasi dapat teredukasi.
2) Agar ada pemisahan ruang tunggu pasien untuk yang berisiko penularan
3) Agar ada poster himbauan penggunaan masker atau pencegahan pada pasien dengan
airbone disease di ruang tunggui.
4) Melakukan monitoring secara berkala
8
9. Pemakaian Antibiotik
Persentase pemakaian antibiotik selama triwulan IV (Oktober- Desember 2022) dapat
dilihat pada pada grafik di bawah ini
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Oktober November Desember
Pada triwulan 4, kasus ISPA, abses dan pulpitis merupakan kasus dengan pemakaian
AB terbanyak, dalam grafik pemakaian antibiotik dapat dilihat bahwa pemakaian antibiotik
untuk kasus ISPA masih tinggi, selain itu pada kasus pulpitis juga masih ditemukan
pemberian antibiotik meskipun memiliki angka yang lebih kecil dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya yaitu sekitar 3,5% penggunaan antibiotik pada kasus ini. Setelah
dilakukan sosialisasi mengenai penggunaan antibiotik yang bijak di triwulan sebelumnya,
perubahan yang terjadi dapat dilihat melalui penggunaan antibiotik yang diresepkan pada
kasus pulpitis ini. Namun, perlu dilakukan evaluasi lagi terkait pemahaman pemakaian
antibiotik dan pentingnya pencegahan resistensi antibiotik. Penggunaan antibiotik pada kasus
abses telah sesuai dengan indikasi pemakaian antibiotik yang bijak dan telah diberikan
sebagai terapi yang tepat pada kasus ini, sehingga bisa dilihat dalam kasus abses dokter telah
memahami betul penggunaan antibiotik. Pada kasus ISPA dan pulpitis perlu dilakukan
evaluasi terkait kebiasaan lama para tenaga medis untuk memakai antibiotik sebagai terapi
rutin juga ikut berperan dalam tingginya penggunaan antibiotik dalam kasus tersebut.
Tindak lanjut :
P : diperlukan evaluasi mengenai penggunaan antimikroba yang bijak
9
D : menjadwalkan kegiatan evauasi tiap bulan untuk monitoring penggunaan antibiotik
yang bijak terutama pada kasus pulpitis dan ISPA
S : evaluasi hasil kegiatan berupa monitoring penggunaan antibiotik pada triwulan
selanjutnya
Tindak lanjut :
1. agar bisa dilakukan pelatihan setiap bulan
KESIMPULAN
Makin beragamnya diagnose dan kasus di Klinik menuntut kita untuk selalu waspada dan
menerapkan pencegahan dan pengendalian infeksi sesuai resiko yang di timbulkan.
1. Pada hasil surveilans infeksi perlu adanya edukasi tentang teknik aseptic dalam
pelayanan obat-obatan.
10
2. Kembali munculnya penyakit ISPA, GEA dan TB paru perlu adanya edukasi agar
pencegahan penyakit teKlinikebut dapat di terapkan dengan baik sehingga kejadian di
atas dapat di minimalisir.
3. Untuk kewapadaan standart peningkatan koordinasi di setiap pelayanan perlu di
tingkatkan
4. KebeKlinikihan lingkungan diharapkan dapat menjangkau semua area dan dilakukan
rutin (digalakkan bongkar ruangan atau hari beKlinikih-beKlinikih menyeluruh).
5. Kebutuhan fasilitas diharapkan dapat teKlinikedia sesuai kebutuhan dan kemampuan
Klinik di susun berdasarkan prioritas dan bertahap
11