Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KEPATUHAN HAND HYGIENE

RUMAH SAKIT KHUSUS SURYA ASIH


PRINGSEWU
BULAN JANUARI - MARET 2018

KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


INFEKSI ( KOMITE PPIRS )
RUMAH SAKIT SURYA ASIH PRINGSEWU
2018

1
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan health care system yang di dalamnya
terdapat sistem surveilans sebagai upaya pengendalian dan pencegahan
yang di dalamnya Rumah sakit mempunyai peran strategis dalam upaya
mempercepat peningkatan kesehatan masyarakat di Indonesia, karena
rumah sakit merupakan fasilitas yang padat karya dan padat teknologi.
Peran strategis rumah sakit sangat diperlukan untuk menghadapi transisi
epidemiologi yang terjadi saat ini.
HAIs (Health-care associated infection) merupakan kejadian infeksi
yang didapatkan penderita setelah mendapatkan perawatan >48 jam
dan pasien tidak dalam masa inkubasi. Macam kejadian HAIs banyak
di hubungkan karena pemasangan alat, seperti CAUTI (Catheter
Associated Urinary Tract Infection), VAP (Ventilator Associated
Pneumonia), CRBSI (Catheter (IV, Central) Related Blood Stream
Infection) dan IDO (Infeksi Daerah Operasi) karena tindakan operasi.
Karena HAIs, di identifikasi melalui kegiatan surveilans.
Media penularan utama dari sebagian besar bakteri atau virus
penyebab infeksi nosokomial adalah tangan-tangan personil medik yang
terkontaminasi. Hand hygiene adalah istilah yang digunakan untuk mencuci
tangan menggunakan antiseptic pencuci tangan. Pada tahun 2009, WHO
mencetuskan global patient safety challenge dengan clean care is safe
care, yaitu merumuskan inovasi strategi penerapan hand hygiene untuk
petugas kesehatan dengan my five moments for hand hygiene yaitu
melakukan cuci tangan sebelum bersentuhan dengan pasien, sebelum
melakukan prosedur bersih dan steril, setelah bersentuhan dengan pasien,
setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien, setelah bersentuhan
dengan pasien, setelah bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien.
Pengetahuan tentang infeksi nosokomial dan pencegahannya
merupakan stimulus sosial yang dapat menimbulkan respon emosional

2
terhadap upaya universal precaution sehingga akan meningkatkan peran
sertanya dalam upaya pencegahan infeksi nosokomial.
Kegagalan melakukan kebersihan tangan yang baik dan benar
dianggap sebagai penyebab utama infeksi nosokomial atau HAIs dan
penyebaran mikroorganisme multi resisten di fasilitas pelayanan
kesehatan dan telah diakui sebagai contributor yang penting terhadap
timbulnya wabah (boyce dan pittet, 2002). Sehingga perlu adanya audit
kepatuhan pelaksanaan hand hygiene untuk evaluasi kegiatan hand
hygiene yang telah dilakukan oleh tim PPI RS.Surya asih Pringsewu

1. Maksud dan Tujuan


a. Maksud
Meningkatkan pemahaman tentang kebersihan tangan (hand
hygiene). Berakibat infeksi ISK, ILO, Plebitis,
b. Tujuan
 Meningkatkan pengetahuan dalam melakukan cuci tangan
(hand hygiene) dengan handrub maupun handwash.
 Meningkatkan kepatuhan petugas kesehatan dalam
kebersihan tangan (hand hygiene).
 Meningkatkan perilaku sehat dengan selalu melakukan
cuci tangan (hand hygiene) dengan 6 langkah dalam 5
moment.

3
BAB II
HASIL KEGIATAN

A. Kepatuhan Hand Hygiene RS.Surya asih pringsewu


Audit hand hygiene merupakan cara yang dilakukan untuk
mengobservasi dan mengukur kepatuhan para petugas kesehatan dalam
melakukan hand hygiene yang merupakan perilaku mendasar dalam
upaya mencegah timbulnya infeksi silang. Dari pelaksanaan audit hand
hygiene yang dilaksanakan rutin setiap bulan di RS.Surya asih pringsewu.
Berikut ini laporan kepatuhan hand hygiene pada setiap unit pelayanan
kesehatan RS.Surya asih pringsewu bulan Januari - Maret 2018.

KEPATUHAN HAND HYGIENE

77% 77%
70% 72%
63%
57%
53%
47%

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

Gambar A.1 Angka Kepatuhan Hand Hygiene di RS.Surya asih pringsewu


Bulan Januari - Maret 2018

Berdasarkan data pada gambar A.1 menunjukkan bahwa angka


kepatuhan Hand Hygiene di RS.Surya asih pringsewu pada bulan Januari -
Agustus 2018 menunjukkan penurunan dan peningkatan pada periode

4
tertentu. Angka kepatuhan Hand Hygiene mengalami penurunan pada
bulan Maret (63%) dan peningkatan pada bulan Mei (72%).
Berikut ini angka kepatuhan Hand Hygiene di RS.Surya asih
pringsewu berdasarkan profesi:

Kepatuhan HH berdasarkan Profesi


100%
90%
80% Dokter spesialis
70%
60% Dokter Umum
50% Perawat
40%
30% Bidan
20%
10% Petugas lain
0%

Gambar A.2 Tingkat Angka Kepatuhan Hand Hygiene di RS.Surya


asih pringsewu Bulan Januari - Maret 20182016 Berdasarkan Profesi

Berdasarkan data pada gambar A.2 menunjukkan bahwa rata-rata


angka kepatuhan hand hygiene mengalami penurunan dan peningkatan
(fluktuatif) pada bulan Januari hingga Agustus 2016. Rata-rata angka
kepatuhan masing-masing ruangan mengalami peningkatan pada bulan
April.

5
KEPATUHAN HH BERDASARKAN
MOMENT
KEPATUHAN

69% 63%

7% 3% 3%

Bef.pat Bef.asept Aft.b.f Aft.pat Aft.p.sum

Gambar A.3 Angka Kepatuhan Hand Hygiene Bulan Januari – Agustus


2016 Berdasarkan Moment
Berdasarkan data pada gambar A.3 menunjukkan bahwa rata-rata
angka kepatuhan hand hygiene berdasarkan moment, kepatuhan yang
tertinggi pada moment Bef.pat sebesar 69% yaitu sebelum kontak dengan
pasien dan yang terendah pada moment aft.b.f dan moment aft.p.sum
masing-masing sebesar 3% yaitu setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
dan setelah kontak dengan lingkungan pasien.

Kepatuhan HH Berdasarkan Moment


dan Profesi
100%

80% bef.pat
60% bef.asept
40% aft.b.f

20% aft.pat
aft.p.surn
0%
Dokter Dokter Perawat Bidan Petugas
Spesialis Umum Lain

Gambar A.4 Angka Kepatuhan Hand Hygiene Bulan Januari -


September 2016 Berdasarkan Moment yang Dilakukan oleh masyarakat
Rumah sakit

6
Berdasarkan gambar A.4 menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan
berdasarkan penerapan 5 moment dari masing-masing masyrakat RS adalah
sebagai berikut :
1. Angka kepatuhan tertinggi berdasarkan moment pada profesi dokter
spesialis adalah moment bef.pat dan aft.pat yaitu sebelum kontak dengan
pasien dan setelah kontak dengan pasien.
2. Angka kepatuhan tertinggi berdasarkan moment pada profesi dokter
umum adalah moment aft.pat yaitu setelah kontak dengan pasien.
3. Angka kepatuhan tertinggi berdasarkan moment pada profesi perawat
adalah moment bef.asept yaitu sebelum melakukan tindakan aseptik.
4. Angka kepatuhan pada profesi bidan dan tenaga lain hanya terdapat di
moment aft.pat yaitu setelah kontak dengan pasien.

B. ANGKA KEJADIAN PLEBITIS

Angka Plebitis di RSKBR


9
8
7
6
Dalam Permil

5
Pencapaian
4
Standart
3
2
1
0
JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGUST

Angka kejadian plebitis di RS.Surya asih pringsewu paling tinggi


terjadi pada bulan Februari 2016 yaitu sebesar 7,7‰ dan terjadi trend
penurunan angka kejadian plebitis sampai bulan Mei 2016 yaitu 3,7‰.

Evaluasi yang di dapat adalah :

1. Setiap melakukan tindakan petugas selalu menggunakan sarung tangan,


sehingga cuci tangan menjadi diabaikan karena sudah merasa aman untuk
diri petugas

7
2. Penggunaan sarung tangan yang salah yaitu tidak satu kali pakai untuk
satu pasien sehingga menjadi media perpindahan kuman
3. Cara desinfeksi yang tidak seragam
4. Perawatan luka tusukan yang tidak adekuat
5. Penggunaan Intra Vena catheter atau venflon yang tidak sesuai ukuran
6. Penggunaan cairan infus yg terlalu pekat (KCL dan antibiotic)

Rekomendasinya adalah
1. Diadakan pelatihan pemasangan intra vena line, untuk melatih
kepekaan
2. Kesamaan cara desinfeksi
3. Menggunakan sarung tangan satu kali pakai untuk satu pasien
4. Melakukan sosialisasi secara terus menerus tentang handhygiene dan
dilakukan pemantauan secara berkala untuk meningkatkan kepatuhan
cuci tangan pada petugas.

Tindak lanjut yang akan di lakukan adalah :

1. Semua pasien yang mendapat tindakan invasif dilakukan supervisi


dilapangan oleh IPCN dan IPCLN
2. Dilakukan pemantauan semua pasien yang mendapat tindakan invasif
dilakukan supervisi dilapangan oleh IPCN dan IPCLN, sosialisasi
kewaspadaan universal.

8
C. ANGKA KEJADIAN DECUBITUS PERIODE JANUARI-AGUSTUS
2016

Angka Dekubitus di RSKBR


60

50
Dalam Permil

40

30
Pencapaian
20 Standart
10

Insiden rate decubitus terjadi pada bulan Januari 2016 sebesar 56,7‰
artinya tiap 1000 hari pasien tirah baring 57 pasien terjadi decubitus karena
jumlah pasien yang ketergantungan tinggi jumlahnya sedikit

Evaluasi yang di dapat


Mobilisasi pada pasien tirah baring kurang, perawatan luka decubitus,
peran serta keluarga untuk membantu melakukan mobilisasi masih kurang.

Rekomendasinya adalah
Melakukan mobilisasi pada pasien oleh perawat yang dibantu juga
keluarga pada pasien tirah baring secara teratur dan rawat luka decubitus,
meningkatkan penyuluhan pada keluarga pasien

Tindak lanjut yang di lakukan


Sosialisasi SOP perawatan pasien tirah baring, semua pasien tirah
baring dilakukan supervisi langsung di lapangan oleh IPCN dan IPCLN

9
D. INSIDEN RATE IDO PERIODE JANUARI- AGUSTUS 2016

Angka IDO di RSKBR


1
0.9
0.8
0.7
Dalam permil

0.6
0.5
Pencapaian
0.4
0.3 Standart
0.2
0.1
0

Insiden rate IDO tidak terjadi di RS.Surya asih pringsewu

E. INSIDEN RATE ISK PERIODE JANUARI- 2016

Angka ISK di RSKBR


4.5
4
3.5
Dalam permil

3
2.5
2 Pencapaian
1.5 Standart
1
0.5
0

Insiden rate ISK tejadi pada bulan Februari 2016 sebesar 3,9‰ dan mulai
turun lagi sampe bulan Agustus 2016

Evaluasi
a. Pemakaian dower cateter lama
b. Petugas mengabaikan pentingnya cuci tangan karena petugas sudah
menggunakan sarung tangan

10
c. perawatan tempat insersi dower cateter

Rekomendasi
a. Mengganti dower cateter sesegera mungkin bila ada indikasi.
b. Sosialisasi cuci tangan sesuai 5 moment cuci tangan
c. Melakukan pemantauan dan perawatan pada pasien yang menggunakan
dower cateter 2x sehari dengan menggunakan cairan antiseptik

Tindak lanjut
a. Lakukan pemantauan pada pasien yang terpasang dower cateter
b. Sosialisasi dan monitoring pelaksanaan cuci tangan oleh IPCN dan
IPCLN
c. Lakukan perawatan dower cateter secara rutin, sosialisasi program PPI

11
BAB III
KESIMPULAN

Kepatuhan hand hygiene RS.Surya asih pringsewu pada bulan


Januari - Maret 20182016 mengalami penurunan dan peningkatan pada
periode tersebut. Yaitu kepatuhan tertinggi pada bulan Februari dan
Agustus sebesar 77%, terendah di bulan Januari 47%. Kepatuhan hand
hygiene berdasarkan profesi pada bulan Januari – Agustus terjadi
peningkatan secara fluktuatif, dan rata-rata peningkatan terjadi di bulan
April. Jika dilihat kepatuhan hand hygiene berdasarkan moment maka
didapatkan hasil moment bef.pat yang tertinggi yaitu sebelum kontak
dengan pasien sebesar 69% dan untuk moment yang terendah adalah
moment aff.b.f dan aft.p.surn yaitu setelah terkena cairan tubah pasien dan
setelah kontak dengan lingkungan pasien.

12

Anda mungkin juga menyukai