A. Latar Belakang
Setiap individu yang sakit akan mencari fasilitas kesehatan untuk mendapatkan
kesembuhan akan tetapi Rumah Sakit sebagai pusat layanan kesehatan tetap beresiko
Di negara berkembang, Resiko infeksi nasokomial atau yang saat ini lebih
gunung es yaitu sebanyak 20 kali lipat lebih tinggi daripada negara maju. Setiap saat 1.4
juta orang didunia menderita infeksi karena dirawat di fasilitas pelayanan kesehatan.
Kepatuhan petugas melakukan Kebersihan tangan merupakan pilar PPI dan cara
paling murah, mudah, sederhana dan efektif untuk mencegah infeksi melalui transmisi
kontak; seperi jabat tangan, dan bersentuhan dengan sumber infeksi. Kebersihan tangan
B. Tujuan
Pusaka.
D. Teknik Evaluasi
terisi dijumlahkan jawaban Ya dibagi total ruangan (Ya dan Tidak) hasilnya dikali 100
%. Semua jumlah persentase indikator dijumlahkan dan dibagi seluruh indikator (sudah
hasilnya yaitu baik sekali, baik,cukup,kurang dan kurang sekali sebagai berikut:
Triwulan I
No Profesi
Januari-Maret
Analisa Data:
1. Dari tabel diatas angka kepatuhan awal paling rendah dibulan Januari adalah perawat
dan bidan yaitu 40%, dokter berada diangka 60%,dan petugas laboratorium berada
diangka 60%.
2. Pada bulan Februari angka kepatuhan cuci tangan pada perawat dan bidan sudah naik
yaitu berada pada angka 60%, pada dokter yaitu 80%, pada petugas laboratorium juga
3. Pada bulan maret angka kepatuhan cuci tangan perawat dan bidan sudah naik
menjaadi 80%, pada dokter sudah 100%, pada petugas laboratorium masih 80%
Grafik Perbandingan
78,24%
78,13%
74,46%
64,58%
61,11%
56,24%
54,63% 58,79%
52,78%
itu disebabkan oleh fasilitas kebersihan tangan seperti : handrub, , sabun cair
kebiasaan.
2. Sudah dilakukan pelatihan PPI dasar dan sosialisasi oleh IPCN sehingga pada
Triwulan II dan III para dokter, perawat dan petugas laboratorium semakin patuh
kepatuhan cuci tangan semakin meningkat namun perlu sosialisasi kembali agar cuci
dr Suhaemi, Sp.PD-FINASIM