Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas petunjuk dan Rahmat Nya
sehingga Laporan Angka Kejadian lnfeksi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Aceh Tamiang telah selesai disusun.

Laporan Angka Kejadian lnfeksi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh
Tamiang ini dibuat sebagai upaya untuk mendapatkan data dasar infeksi rumah sakit
menurunkan laju infeksi rumah sakit identifikasi dini KLB i n f e k s i rumah sakit
memenuhi standar mutu pelayanan medis dan k e p e r a w a t a n dan untuk memenuhi
akreditasi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus disampaikan kepada


semua pihak yang telah membantu dalam pengumpulan data dan informasi sehingga
laporan ini selesai dibuat.

Sangat disadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan dan
penyempurnaan lebih lanjut. Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak.

Karang Baru, 13 Oktober 2022


Ketua Tim PPI RSUD Aceh Tamiang

dr. Anne Widhiatmaka, Sp.OG


NIP.19750811 200212 1 005

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar………………………………………………………………………….. i

Daftar Isi…………………………………………………………………………………. ii

Bab I Pendahuluan……………………………………………………………………..... 1

Bab II Data, Analisa dan Evaluasi…………………………………………………….....3

Bab III Pembahasan………………………………………………………………………8

Bab IV PDSA …………………………………………………………………………….11

Bab V Kesimpulan Dan Saran…………………………………………………………...14

Bab VI Penutup……………………..…………………………………………………….16

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit merupakan suatu upaya kegiatan
untuk meminimalkan atau mencegah terjadinya infeksi pada pasien, petugas, pengunjung dan
masyarakat sekitar rumah sakit. Salah satu program pencegahan dan pengendalian infeksi
(PPI) adalah kegiatan surveilans, disamping adanya kegiatan lain seperti pendidikan dan
pelatihan, kewaspadaan isolasi serta kebijakan penggunaan antimikroba yang rasional.
Kegiatan surveilan infeksi di rumah sakit merupakan salah satu kegiatan yang penting
dan luas dalam program pengendalian infeksi dan suatu hal yang harus dilakukan untuk
mencapai keberhasilan dari program PPI.

Ditinjau dari asal atau didapatnya infeksi dapat berasal dari komunitas atau berasal dari
lingkungan rumah sakit (Hospital Acquired Infection) yang sebelumnya dikenal dengan istilah
infeksi nosocomial. Karena seringkali tidak bisa secara pasti ditentukan asal infeksi, maka
sekarang istilah infeksi nosokomial diganti dengan istilah baru yaitu Healthcare Associated
Infections (HAis) dengan pengertian yang lebih luas tidak hanya di rumah sakit tetapi juga di
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.juga tidak terbatas infeksi pada pasien saja, tetapi juga
infeksi pada petugas kesehatan yang didapat pada saat melakukan tindakan perawatan
pasien. khusus untuk infeksi yang terjadi atau didapat di rumah sakit selanjutnya disebut
lnfeksi Rumah Sakit (IRS).

Kegiatan surveilans RS di Indonesia belum dilaksanakan sesuai pedoman, yang salah satunya
disebabkan belum tersedianya petunjuk pelaksanaan. Oleh karena itu Petunjuk
Pelaksanaan Surveilans lnfeksi Rumah Sakit mutlak dibutuhkan dalam rangka pelaksanaan
kegiatan surveilans di rumah sakit. Dengan adanya kegiatan surveilans pada
program Pencegahan dan Pengendalian lnfeksi di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Aceh Tamiang diharapkan dapat menurunkan laju i n f e k s i

5
2. Tujuan

a. Mendapatkan data dasar infeksi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang
b. Menurunkan laju infeksi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang
c. Identifikasi dini KLB infeksi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang
d. Meyakinkan para tenaga kesehatan tentang adanya masalah yang memerlukan
penanggulangan
e. Mengukur dan menilai keberhasilan suatu program PPI di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Aceh Tamiang
f. Memenuhi standar mutu pelayanan medis dan keperawatan
g. Salah satu unsure pendukung untuk memenuhi akreditasi Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Aceh Tamiang

3. Pengertian

Surveilans IRS adalah suatu proses yang dinamis, sistematis, terus menerus, dalam
pengumpulan, identifikasi, analis dan interpretasi dari data kesehatan yang penting pada suatu
popukasi spesifik yang didesiminasikan secara berkala kepada pihak-pihak yang memerlukan
untuk digunakan dalam perencanaan, penerapan dan evaluasi suatu tindakan yang berhubungan
dengan kesehatan.

Infeksi Rumah Sakit (IRS) atau Healthcare associated infections (HAIs) adalah infeksi
yang terjadi pada pasien selama perawatan di RS atau fasilitas pelayanan kesehatan lain, yang
tidak ditemukan dan tidak dalam masa inkubasi saat pasien masuk RS. IRS juga mencakup
infeksi yang didapat di RS tetapi baru muncul setelah keluar RS dan juga infeksi akibat kerja
pada tenaga kesehatan.

5
BAB II
DATA, ANALISA, DAN EVALUASI

1. Program : Program Surveilans Angka Infeksi Akibat Pemasangan Infuse (plebitis)


a. Analisa : survey dilakukan di seluruh ruang rawat inap RSUD Kab. Aceh
Tamiang. Dilakukan oleh IPCN dan dibantu oleh IPCLN. Berikut presentasi angka
flebitis

Angka Plebitis Triwulan III 2022


50 46.465645081562
45
40
35 31.6766794101584
30
25
20 15 15 15
15
10
4.53514739229025
5
0
Juli Agustus September

standar angka flebitis

Tabel 1. Presentasi Plebitis Triwulan III 2022 di ruang rawat inap

Berdasarkan table diatas, dapat disimpulkan bahwa :

1. Insiden Rate Plebitis pada triwulan III meningkat jika dibandingkan dengan
triwulan II. Di bulan Juli dengan angka 31,67‰ terjadi peningkatan di bulan
Agustus 46,4‰, dan di bulan September terjadi penurunan angka
plebitis menjadi 4,5‰. Dan angka insidan rate flebitis di dua bulan
pertama pada trimester III ini di atas target yang telah ditetapkan.
Yaitu tidak lebih dari 25‰.

a. Evaluasi

Plebitis terjadi kemungkinan karena kurangnya penerapan SPO


Bundles/ Pencegahan plebitis, pemilihan ukuran IV catheter tidak
sesuai ukuran Vena, pemilihan dressing IV tidak sesuai regulasi,

5
perawatan insersi infus kurang adekuat, kondisi pasien imuno
compromised, pemberian obat – obatan parenteral konsentrat tinggi, personal
hygiene kurang, penyakit sekunder dan lain- lainnya. Selain itu banyaknya
perawat baru yang belum dibekali pelatihan dan masih lemahnya kegiatan
surveilans oleh IPCLN

b. Upaya tindak lanjut


a. Lengkapi fasilitas pencegahan Plebitis
b. Re sosialisasi SPO Pencegahan Plebitis
c. Monitoring evaluasi Penerapan SPO Pencegahan Plebitis
d. Penerapan transparan dressing IV agar lebih mudah memantau tanda
plebitis
e. Berikan feed back terhadap kepatuhan penerapan SPO pemasangan
infus
f. Berkoordinasi dengan bidang keperawatan dan komite keperawatan untuk
melakukan kredensial ulang terhadap perawat dan lebih menekankan pada
kewenangan klinis perawat.
g. IPCN agar lebih melibatkan IPCLN dalam melakukan Survei dan jika memang
diperlukan agar melakukan reedukasi tentang surveilan

2. Program : Surveilans Angka Infeksi Luka Operasi (ILO)

5
Angka ILO Trimester III 2022
2.5

1.5
Axis Title
1

0.5

0
Juli Agustus September

Tabel 2. Presentasi ILO triwulan III

 Analisa :

- Berdasarkan grafik diatas menunjukkan bahwa Infeksi Luka Operasi pada


periode Juli-Agustus 2022, terjadi dibulan Agustus yaitu 0,45%, dan ini
meningkat bila dibandingkan dengan triwulan II yang tidak ada angka
kejadian ILO.

 Evaluasi

- ILO dapat terjadi kemungkinan karena belum patuhnya penerapan


Bundles ILO baik pre, Intra, Post Operasi maupun Lingkungan IBS yang
belum standar, proses sterilisasi yang juga belum standar,
perawatan luka pasca operasi di ruang ranap dan lainnya.

- Tidak bisa dipastikan tentang kuman /sumber penyebab infeksi karena belum ada

fasilitas pemeriksaan kuman

 Tindak lanjut

- Lengkapi fasilitas pencegahan ILO


- Re sosialisasi SPO Pencegahan ILO

5
- Monitoring evaluasi Penerapan SPO
- Berikan feed back kepatuhan SPO dan Angka kejadian ILO

- Sosiallisasi dan terapkan Bundle ILO


- Koordinasikan dengan bidang keperawatan terkait in house training perawatan luka
- Koordinasikan dengan bidang keperawatan terkait pemberlakuan bundle ILO
- Koordinasikan dengan bidang penunjang medis terkait penatalaksanaan alat di CSSD
- Usulkan untuk pengadaan fasilitas uji kultur kuman

3. Program : Program Surveilans Angka Infeksi Akibat Pemasangan Kateter Urine


(ISK)
Analisa :
- Tidak ada kejadian ISK selama triwulan III di tahun 2022.

Angka ISK Triwulan III 2022


3.5

2.5

1.5

0.5

0
Juli Agustus September

Target IR ISK ‰

Tabel 3. Presentase ISK triwulan III 2022

Evaluasi:

Hal ini disebabkan karena:

- Pemasangan kateter tidak untuk jangka panjang. Sering dilakukan hanya untuk pasien
dengan tindakan bedah, setelah 1 atau 2 hari post operasi, maka kateter urin akan
dilepas.

5
- Untuk pasien ICU, sudah dilakukan sesuai SPO bahwa keteter urine harus diganti
setelah 6 hari pemasangan.

4. Program : Program Surveilans Angka Infeksi Akibat Pemasangan Ventilator (VAP)


Analisa :
- Tidak Ada angka kejadian akibat pemasangan ventilator selama triwulan III di tahun
2022
- Pada triwulan III ini dari total 3 pasien yang terpasang ventilator di ruang Intensive
Care Unit tidak ada pasien yang mangalami HAIs.
- Rata-rata hari pemasangan 1 - 2 hari.

Angka VAP Triwulan III 2022


6
5 5 5
5

1
0 0 0
0
Juli Agustus September

Target IR VAP ‰

Tabel 4. Presentasi VAP triwulan III

Evaluasi :

Hal ini disebabkan karena pemasangan ventilator jarang dilakukan, dan jika ada hanya
beberapa jam hingga beberapa hari, tidak untuk waktu yang lama

5. Program : Program Surveilans Infeksi Aliran Darah Primer( IADP)


Analisa :
- Tidak ada angka Infeksi Aliran Darah Primer selama triwulan III di tahun 2022

5
- Pada triwulan III dari 1 pasien yang terpasang central vena line di ruang Intensive
Care Unit tidak mangalami HAIs.
- Rata-rata hari pemasangan 1-2 hari

Angka IADP Triwulan III 2022


3.5
3 3 3
3

2.5

1.5

0.5
0 0 0
0
Juli Agustus September

Target IR IADP ‰

Tabel 5. Presentasi IADP triwulan III

Evaluasi :

Hal ini disebabkan karena jarang dilakukan, dan jika ada hanya 1 sampai 2 hari saja

5
BAB III
PEMBAHASAN

Beberapa permasalahan terkait terjadinya infeksi HAIs adalah :


1. Kebersihan Tangan
a. Kepatuhan Kebersihan Tangan

Kepatuhan Kebersihan Tangan


Triwulan III 2022
88
86
84
82
80
78
76
74
72
1 2 a a ah am Ana
k IP al K U RR HD D us
VI
P
Vi
p uti ud ed al kV ngs kV IC IG at
M M B D e a e n
t ar 3 it ng n B Po
n eo
Cu nd as ak ua Po ek N
a l y R n
Isk Ke Pe
n Po
s 3
la
Ke

Juli Agustus September

Tabel 6. Kepatuhan Kebersihan Tangan

Berdasarkan grafik diatas menunjukkan kepatuhan kebersihan tangan


pada ruang rawat inap. Kepatuhan tertinggi pada ruang IGD yaitu 85,7%
Dan yang terendah di ruang bangsal ponek yaitu 79,2%. Hal tersebut
terjadi kemungkinan karena kurangnya kesadaran petugas akan
manfaat kebersihan tangan dan karena fasilitas kadang masih kurang
lengkap.

Rencana tindak lanjut :


1. Re edukasi kepada semua karyawan tentang 6 langkah moment
kebersihan tangan
2. Lengkapi fasilitas kebersihan tangan
3. Lakukan monitoring evaluasi kepatuhan

5
4. Berikan feed back kepada unit terkait

b. Kebersihan Tangan Berdasarkan Moment

Angka Kepatuhan Kebersihan Tangan


Berdasarkan Moment Triwulan III 2022
99.25
100.00 93.17
90.00 83.48 83.86 82.86
80.00
70.00

Tabel 7. Kebersihan Tangan berdasarkan Moment

Berdasarkan data pada gambar 7, menunjukkan bahwa rata-rata angka kepatuhan hand
hygiene berdasarkan moment, kepatuhan tertinggi pada moment ke 3 sebesar 99, 25%
yaitu setelah terpapar dengan darah atau cairan tubuh pasien dan yang terendah pada
moment ke 5 sebesar 82,86% yaitu setelah keluar dari area lingkungan pasien.

Rencana tindak lanjut :


1. Reedukasi kepada semua karyawan tentang 6 langkah moment
kebersihan tangan
2. Lengkapi fasilitas kebersihan tangan
3. Lakukan monitoring evaluasi kepatuhan
4. Berikan feed back kepada unit terkait

2. Belum di terapkannya Bundle HAIs untuk pencegahan infeksi, yaitu :


- Bundle pada pencegahan dan pengendalian VAP
- Bundle pada pencegahan dan pengendalian IADP
- Bundle pada pencegahan dan pengendalian ISK

5
- Bundle pada pencegahan dan pengendalian ILO

3. Fasilitas yang juga masih dibawah standar juga dapat menimbulkan masalah HAIs
4. Belum dilakukan kultur kepada pasien, kultur alat dan kultur ruangan juga menjadi
penyebab sulitnya mendeteksi penyebab terjadinya infeksi HAIs.

5
BAB IV
PDSA

Form PDSA: PLEBITIS


Latar belakang : Tingginya angka kejadian phlebitis si atas standar 25‰
Alat : sensus harian Langkah : pencatatan dilakukan setiap hari oleh IPCLN di unit
rawat inap. Data di ukur dengan melihat secara langsung ke
pasien dan di catat dalam SIM RS
Siklus 1
Plan Kami berencana untuk :
1. Mempertahankan kejadian plebitis 25‰
2. meningkatkan kepatuhan cuci tangan petugas, penggunaan
APD dan penerapan bundle plebhitis
3. koordinasi dalam ketersediaan bahan habis pakai yang
berhubungan dengan IV katether

Kami berharap menghasilkan ini :


Angka kejadian plebitis rawat inap turun tiap bulannya atau di
bawah 25‰
Do 1. pengumpulan data survailens plebitis di rawat inap oleh
IPCLN tiap awal bulan
2. Melaksanakan supervise kebersihan tangan dan penggunaan
APD
3. Melakukan supervise pemasangan infus terhadap penerapan
bundle prevention intra venous line dan sesuai SPO
4. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait tentang
pengadaan bahan habis pakai untuk pemasangan infus agar
sesuai standar

Study - Berdasarkan hasil data survailens bulan Juli sampai


September angka kejadian plebitis masih diatas standar PPI

5
- Kejadian phlebitis ini disebabkan banyak hal diantaranya
kurangnya kepatuhan kebersihan tangan, penggunaan APD
tidak sesuai
- Kejadian phlebitis yang terjadi juga karena penggunaan
plaster roll yang bila terkena keringat /air mudah lepas
sehingga abocath yang terpasang bisa lepas dan juga sulit di
pantau terhadap tanda-tanda plebitis
- Kejadian plebitis yang terjadi juga disebabkan belum
diterapkannya bundle plebitis dan pemasangan infus belum
sesuai SPO

Action - Melakukan sosialisasi kepada petugas kesehatan di tiap unit


tentang SPO pemasangan infus
- Melakukan sosialisasi mengenai Hand Hygiene
- Melakukan sosialisasi mengenai penggunaan APD
- Melakukan pengajuan kepada pihak terkait tentang
pengadaan IV dressing transparan
- Membuat pertemuan dengan IPCLN terkait survailens
plebitis

Form PDSA: ILO


Latar belakang : Tingginya angka kejadian ILO di atas standar 2 %
Alat : sensus harian Langkah : pencatatan dilakukan setiap hari oleh IPCLN di unit
rawat inap. Data di ukur dengan melihat secara langsung ke
pasien dan di catat dalam SIM RS
Siklus 1
Plan Kami berencana untuk :
1. Mempertahankan kejadian ILO di bawah 2%
2. meningkatkan kepatuhan cuci tangan petugas,
penggunaan APD dan penerapan bundle ILO

5
Kami berharap menghasilkan ini :
Angka kejadian ILO rawat inap turun tiap bulannya atau di
bawah 2%
Do 1. pengumpulan data survailens ILO di rawat inap oleh IPCLN
tiap awal bulan
2. Melaksanakan supervise kebersihan tangan dan penggunaan
APD
3. Melakukan supervise perawatan luka sesuai SPO
4. menerapkan bundle ILO

Study - Berdasarkan hasil data survailens bulan Juli sampai


September angka kejadian ILO diatas standar PPI yaitu di
bulan Agustus
- Kejadian ILO ini disebabkan banyak hal diantaranya
kurangnya kepatuhan kebersihan tangan, penggunaan APD
tidak sesuai
- Kejadian ILO ini juga disebabkan kurangnya persiapan pra
op
- Proses pensterilan alat juga kurang adekuat
- Kejadian plebitis yang terjadi juga disebabkan belum
diterapkannya bundle ILO
- Pemeriksaan kultur kuamn juga belum pernah dilakukan

Action - Melakukan sosialisasi kepada petugas kesehatan di tiap unit


tentang SPO perawatan luka
- Melakukan sosialisasi mengenai Hand Hygiene
- Melakukan sosialisasi mengenai penggunaan APD
- Melakukan sosialisai bundle ILO
- Melakukan sosialisasi untuk petugas CSSD
- Mengajukan rekomendasi pemeriksaan kultur kuman

5
- Membuat pertemuan dengan IPCLN terkait survailens ILO

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Masih ada ruangan yang belum aktif melakukan survey bulanan untuk angka plebitis
2. Angka flebitis masih tinggi , target yang ditentukan oleh komite PPI bahwa angka plebitis
tidak lebih dari 25‰ belum tercapai.
3. Angka infeksi luka operasi juga perlu menjadi perhatian, agar tidak lagi terjadi di bulan
yang akan datang
4. Perlu adanya perbaikan sistem.

B. Saran

1. Diharapkan pelaporan surveilan harian rutin dilaksanakan.


2. Diharapkan setiap tindakan medis dilakukan sesuai dengan SPO yang berlaku di
RSUD Aceh Tamiang.

5
BAB IV
PENUTUP

Demikianlah laporan HAIs triwulan III ini kami sampaikan, harapan kami, ini dapat
bermanfaat dan menjadi masukan untuk perancanaan rumah sakit di tahun selanjutnya.
Meskipun kami sangat menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
yang diharapkan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Terima kasih yang sedalam-dalamnya kami ucapkan.

Wassalamualaikumwarahmatullahwabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai