Anda di halaman 1dari 80

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. La
Lata
tarr Bela
Belakan
kang
g

Pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) sangat penting untuk dilaksanakan di

 puskesmas sebagai tempat fasilitas pelayanan kesehatan, disamping sebagai tolak ukur 
mutu pelayanan juga untuk melindungi pasien, petugas, pengunjung dan keluarga serta
lingkungan dari resiko tertular penyakit infeksi karena perawatan, bertugas dan berkunjung
ke puskesmas. Puskesmas sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan
keseha
kesehatan
tan kepada
kepada masyar
masyaraka
akatt dihara
diharapkan
pkan dapat
dapat member
memberika
ikan
n pelayan
pelayanan
an yang
yang ber
bermut
mutu
u
sesuai standar yang sudah ditentukan.
Kebersihan program dan kegiatan PPI di puskesmas memerlukan keterlibatan semua
 pihak yaitu keterlibatan semua profesional dan unit kerja ( Dokter, Perawat, Ahli
Laboratorium, K3, Farmasi, Ahli Gizi, Sanitasi, CSSD dan Loundry, dan bagian Rumah
Tangga Puskesmas ), sehingga diperlukan wadah untuk pengorganisasiannya berupa komite
PPI. Kerjasama organisasi PPI dalam pelaksanaannya harus didukung komitmen tinggi

manajer
manajeria
iall sehi
sehing
ngga
ga mene
menent
ntuk
ukan
an te
terl
rlak
aksa
sana
nanya
nya pr
prog
ogra
ram
m dan ke
kegi
giat
atan
an de
denga
ngan
n ba
baik 
ik 
semuanya itu akan menjamin mutu pelayanan Puskesmas.
Infeks
Infeksii puskes
puskesmas
mas merupak
merupakan
an masala
masalah
h serius
serius bagi
bagi semua
semua serius
serius bagi
bagi semua
semua
 puskesmas, dampak yang muncul sangat membebani puskesmas maupun pasien. Adapun
faktor
faktor yang mempen
mempengar
garuhi
uhinya
nya antara
antara lain,
lain, Banyakn
Banyaknya
ya pasien
pasien yang
yang ditan
ditangani
gani sebaga
sebagaii
sumber infeksi bagi lingkungan pasien lainnya maupun petugas kontak langsung antara
 pasien dengan pasien lainnya maupun petugas kontak langsung antara pasien dengan pasien
lainnya
lainnya,, kontak
kontak langsu
langsung
ng antara
antara petuga
petugass dengan
dengan pasien
pasien yang ter
tercem
cemar
ar,, pengguna
penggunaan
an
 peralatan medis yang tercemar kuman, kondisi pasien yang lemah.
Kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi di puskesmas harus dilaksanakan
secara menyeluruh dengan baik dan benar disemua sarana kesehatan puskesmas, dengan

 prosedur yang baku untuk setiap tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi tersebut,
untuk itu perlu adanya suatu pedoman yang digunakan di Puskesmas Parang.
Pedoman
Pedoman pencegahan
pencegahan dan pengendalian infeksi merujuk pada pedoman
pedoman manajerial
manajerial
dan pedoma
pedoman
n pencega
pencegahan
han dan pengend
pengendali
alian
an infeks
infeksii dari
dari Depart
Departeme
emen
n Kesehat
Kesehatan
an 2009,
2009,
Infeksi yang berasal dari lingkungan puskesmas dikenal dengan istilah infeksi nosokomial
mengingat seringkali tidak bias secara pasti ditentukan asal infeksi, maka sekarang istilah
infeksi nosokomial diganti dengan istilah baru yaitu “Healthcare – associated infections”
(HAis).
Diharapkan dengan adanya Pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi ini, seluruh
 petugas Puskesmas Mayong II memiliki sikap dan perilaku yang mendukung standar 
 pencegahan dan pengendalian infeksi di Puskesmas Mayong II

B. Tujuan
 

Tujuan Umum :
Meny
Menyia
iapk
pkan
an ag
agar
ar Pusk
Puskes
esma
mass Mayo
Mayong
ng II de
deng
ngan
an sumb
sumber
er da
daya
ya te
terb
rbat
atas
as da
dapa
patt
menerapkan pencegahan dan pengendalian infeksi, sehingga dapat melindungi tenaga
kesehat
kesehatan
an dan masyar
masyaraka
akatt dari
dari penula
penularan
ran penyaki
penyakitt menula
menularr ( Emerg
Emerging
ing Infect
Infectiou
iouss
Di
Dise
seas
ases
es ) ya
yang
ng mungk
mungkin
in timb
timbul
ul,, khusu
khususn
snya
ya da
dala
lam
m meng
menghad
hadap
apii ke
kemu
mung
ngki
kina
nan
n
 pandemic influenza.

Tujuan Khusus :

Membua
Membuatt standar
standar pelaks
pelaksana
anaan
an Pencega
Pencegahan
han dan pengend
pengendali
alian
an infeks
infeksii bagi petuga
petugass
kesehatan di Puskesmas Mayong II meliputi :

1. Konsep
Konsep dasar
dasar penyeki
penyekitt infeks
infeksii
2. Fakta
Fakta – fakta
fakta penting
penting beber
beberapa
apa penyak
penyakit
it menul
menular 
ar 
3. Kewa
Kewasp
spada
adaan
an is
isol
olas
asii
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan pencegaha
pencegahan
n dan pengendali
pengendalian
an infeksi
infeksi di Puskesm
Puskesmas
as Mayong
Mayong II
5. Kesiap
Kesiapan
an men
menghad
ghadapi
api pandem
pandemii penyaki
penyakitt menular 
menular 
6. Survei
Surveilan
lanss Pencegah
Pencegahan
an dan Pengendal
Pengendalian
ian infeks
infeksii

C. Ru
Ruan
ang
g Lin
Lingk
gkup
up
  Pedoman ini memberi panduan bagi petugas kesehatan di Puskesmas Mayong II dalam
melaksanakan pencegahan dan pengendalian infeksi pada pelayanan terhadap pasien
yang menderita penyakit menular melalui udara, kontak droplet atau penyakit menular 
melalui udara, kontak, droplet atau penyakit infeksi lainnya.
 

BAB II
KEBIJAKAN PELAYANAN
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
DI PUSKESMAS Mayong II

A. VISI
  Menjadikan
Menjadikan Pelayanan
Pelayanan pencegahan
pencegahan dan pengendalian
pengendalian infeksi
infeksi yang bermutu
bermutu menuju
 puskesmas rujukan spesialistik yang terbaik untuk wilayah Kecamatan Mayong II.
 B. MISI
1. Mela
Melaks
ksan
anak
akan
an progr
program
am pence
pencega
gahan
han dan pe
peng
ngend
endal
alia
ian
n in
infe
feks
ksii di
dise
semu
muaa ba
bagi
gian
an//
instalasi yang terkait.
2. Memb
Member
erik
ikan
an Pe
Pela
laya
yana
nan
n se
sesu
suai
ai pe
pedom
doman
an pe
penc
ncega
egaha
han
n dan penge
pengenda
ndali
lian
an in
infe
feks
ksii
kepada pasien, petugas kesehatan, dan pengunjung puskesmas.
3. Melindungi
Melindungi pasien,
pasien, petugas
petugas kesehatan
kesehatan dan pengunj
pengunjung
ung dari infeksi
infeksi puskes
puskesmas.
mas.
4. Tersedianya
ersedianya pelatiha
pelatihan
n dan pendidikan
pendidikan pencegaha
pencegahan
n dan pengendali
pengendalian
an infeksi
infeksi

C. Falsafah dan Tujuan


  Kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi Puskesmas Mayong
Mayong II merupakan suatu
 pelayanan yang harus dilaksanakan untuk melindungi pasien, petugas kesehatan dan
 pengunjung dari kejadian infeksi dengan memperhatikan cost effectiveness, dalam bentuk 
upaya pencegahan, surveilans.

D. Dasar Hukum
1. Surat
Surat Keputusan
Keputusan Menteri
Menteri Kesehatan
Kesehatan Nomor : 270/MenK
270/MenKes/
es/200
2007,
7, ten
tentan
tang
g Pedoma
Pedoman
n
Manajerial PPI di Puskesmas dan Fasilitas pelayanan Kesehatan lainnya.
2. Surat
Surat keputusa
keputusan
n Menter
Menterii Keseha
Kesehatan
tan Nomor : 382/Men
382/MenKes
Kes/SK
/SK/II
/III/
I/ 2007 : Tenta
Tentang
ng

Pedoman PPI di Puskesmas dan Fasilitas


Fa silitas pelayanan kesehatan lainnya.
3. Su
Sura
ratt Kepu
Keputu
tusa
san
n Ment
Menter
erii Kese
Kesehat
hatan
an Nomo
Nomorr : 129/M
129/MenenKe
Kes/
s/SK/
SK/II
II/2
/2008
008,, te
tent
ntang
ang
standar Pelayanan Minimal Puskesmas.
4. Surat Keputusa
Keputusan
n Menteri
Menteri Kesehatan
Kesehatan Nomor : 1165.A/
1165.A/MenKes
MenKes/SK/X
/SK/X/2004,
/2004, tentang
tentang
Komisi Akreditasi
Akreditasi Ruamh Sakit
5. Su
Sura
ratt Edar
Edaran
an Di
Dirj
rjen
en Bi
Bina
na Pe
Pela
laya
yana
nan
n Medi
Mediss no
nomo
morr :H
:HK.
K.03
03.0
.01/
1/II
III/
I/37
3744/
44//2
/2008
008,,
tentang pembentukan Komite PPI RS dan Tim PPI RS
6. Surat
Surat Keputusan
Keputusan Direktu
Direkturr Puskes
Puskesmas
mas Mayong II Nomor
Nomor : 821/4954
821/4954/TU
/TU/07
/07/20
/2008,
08,
tentang Pembentukan Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (KPPI ) dan
Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (TPPI ) pada Puskesmas Parang.

E. Organisasi pencegahan dan pengendalian infeksi


1. Struktur Organisasi
Berdasarkan Keputusan Direktur RSU. Full Bethesda nomor
no mor
 

DIREKTUR 
 
Dr. Maruli Basa Nasution

WADIR
ADI R PELAYANA
PELAYANANN

KABID PELAYANAN MEDIK  KABID PELAYANAN


& PENUNJANG MEDIK  KEPERAWATAN

KETUA KOMITE PPI

SEKRETARIS
SEKRETARIS KOMITE PPI
(IPCN)

ANGGOTA KOMITE PPI TIM PPI

Gambar 1 : Struktur Organisai Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

a. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi pada Puskesmas Mayong II

Peng
Pengar
arah
ah// Pen
Penan
angg
ggun
ung
g Ja
Jawab
wab : Wakil
akil Dir
Direkt
ektur Pel
Pelayan
ayanan
an PARAN
ARANG
G
 

Ketua :
Sekretaris :
Anggota : 1.
  2.
  3.
  4.
  5.
  6.
  7.
  8.
  9.
10.

 b. susunan Tim


Tim Pencegahan dan Pengendalian infeksi pada Puskesmas Mayong II
  Ketua :
Sekretaris :
  Anggota : Seluruh Wakil Kepala Ruangan

2. Tugas dan Tanggung Jawab


a. Direktur (Kepala Puskesmas)
 Membentuk Komite dan Tim PPI dengan Surat Keputusan.

 Bertanggung jawab dan miliki komitmen yang tinggi terhadap penyelenggaraan


upaya pencegahan dan Pengendalian HAIs
 Bertanggung jawab terhadap tersedianya fasilitas sarana dan prasarana termasuk 
anggaran yang dibutuhkan.
 Menentukan kebijakan pencegahan dan pengendalian HAIs

 Mengadakan
Mengadakan evaluasi
evaluasi kebijakan
kebijakan pencegahan
pencegahan dan pengendalian
pengendalian HAIs berdasarkan
berdasarkan
saran dari tim PPI.

Menga
Mengada
daka
kan
n ev
eval
alua
uasi
si ke
kebi
bija
jakan
kan pemaka
pemakaia
ian
n antib
antibio
ioti
tik
k ya
yang
ng ra
rasi
sion
onal
al da
dan
n
disinfektan di puskesmas berdasarkan saran dari Tim PPIRS.
 Dapat menutup suatu unit perawatan atau instalasi yang dianggap berdasarkan
saran dari Tim PPIRS.
 Mengesahkan Standar operasional prosedur (SOP) untuk PPIRS.

 b. Ketua Komite PPIRS


Bertanggung jawab langsung kepada Direktur .
Tugas dan tanggung jawab :
1. Membuat
Membuat dan mengeval
mengevaluasi
uasi kebijakan
kebijakan pencegaha
pencegahan
n dan pengendali
pengendalian
an Infeksi.
Infeksi.
 

2. Melaks
Melaksana
anakan
kan sosiali
sosialisas
sasii kebijak
kebijakan
an PPIRS,
PPIRS, agar kebijakan
kebijakan dapat dipaham
dipahamii dan
dilaksanakan oleh petugas kesehatan Puskesmas.
3. Membuat
Membuat Prosedur
Prosedur tetap
tetap Pencegahan
Pencegahan dan
dan Pengendalian
Pengendalian Infeksi
Infeksi yang bersifa
bersifatt umum
untuk semua unit kerja.
4. Menyus
Menyusun
un dan mengeval
mengevaluas
uasii Progra
Program
m pemant
pemantaua
auan
n kejadi
kejadian
an infeks
infeksii di puskesma
puskesmas,
s,
 baik dirawat inap maupun rawat jalan.
5. Member
Memberika
ikan
n usulan
usulan kepada
kepada Direkt
Direktur
ur untuk mengemba
mengembangka
ngkan
n dan meningkat
meningkatkan
kan
cara pencegahan dan pengendalian infeksi.
6. Secara
Secara periodik
periodik memberik
memberikan
an usulan
usulan kepada
kepada Direkt
Direktur
ur tentan
tentang
g standa
standarr pengguna
penggunaan
an
antibiotik berdasarkan hasil pemantauan kejadian infeksi di puskesmas.
7. Bersama
Bersama Tim
Tim Pencegahan
Pencegahan dan Pengendalia
Pengendalian
n Infeksi (TPPI)
(TPPI) melakuka
melakukan
n investigasi
investigasi
terhadap Kejadian Luar Biasa (KLB) infeksi di puskesmas.
8. Mengus
Mengusulk
ulkan
an kepada
kepada Direktur
Direktur penetapa
penetapan
n karant
karantina
ina,, penutu
penutupan
pan atau isolas
isolasii suatu
suatu
ruangan/ unit kerja sebagai hasil investigasi KLB infeksi.
9. Meneri
Menerima
ma lapor
laporan
an berkala
berkala dari
dari Tim Pencegaha
Pencegahan
n dan Pengndal
Pengndalian
ian Infeksi
Infeksi (TPPI)
(TPPI)
dan melaporkan hal – hal yang penting kepada Direktur.

c. Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ( TPPI)


  Bertanggung jawab kepada Ketua Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Tugas dan Tanggung jawab :
1. Melaksanakan
Melaksanakan dan
dan melakukan
melakukan sosiali
sosialisasi
sasi kebija
kebijakan
kan Pencegahan
Pencegahan dan Pengendal
Pengendalian
ian
Infeksi kepada seluruh unit kerja
2. Memb
Memban
antu
tu da
dan
n memb
membim
imbi
bing
ng unit
unit-u
-uni
nitt ke
kerj
rjaa un
untu
tuk
k memb
membua
uatt pr
pros
osed
edur
ur te
teta
tap
p
Pe
Pence
ncega
gaha
han
n da
dan
n Pe
Penge
ngend
ndal
alia
ian
n Infe
Infeks
ksii yang
yang se
sesu
suai
ai de
denga
ngan
n kondi
kondisi
si da
dan
n si
sifa
fatt
 pekerjaan tiap unit kerja.
3. Melaksanakan
Melaksanakan pemantau
pemantauan
an rutin kejadian
kejadian Infeksi
Infeksi di
di puskesmas
puskesmas dan secara
secara berkala
berkala
melaporkan kepada Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (KPPI)
4. Membim
Membimbin
bing,
g, member
memberika
ikan
n pelati
pelatihan
han dan konsul
konsultas
tasii kepada
kepada petugas
petugas keseha
kesehatan
tan

 pada unit-unit kerja sesuai kondisi dan sifat pekerjaan tiap unit kerja.
5. Bers
Bersam
amaa Komi
Komitete PePenc
nceg
egah
ahan
an dadan
n Pe
Peng
ngen
enda
dali
lian
an In
Infe
feks
ksii (KPP
(KPPI) I) mela
melaku
kuka
kan
n
investigasi dan melakukan penanggulangan terhadap Kejadian Luar Biasa (KLB)
Infeksi Rymah Sakit.
6. Melakukan
Melakukan identifik
identifikasi
asi masalah
masalah infeksi
infeksi di unit kerja
kerja serta
serta mengusulkan
mengusulkan pengadaan
pengadaan
alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
melalui Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ( KPPI).

d. IPCN ( Infection Prevention and Control Nurse )

  Tugas dan Tanggung Jawab


1. Meng
Mengun
unju
jung
ngii ruang
ruangan
an se
seti
tiap
ap ha
hari
ri untuk
untuk memo
memoni
nito
torr ke
keja
jadi
dian
an in
infe
feks
ksii yang
yang te
terj
rjadi
adi
dilingkungan kerjanya.
 

2. Memonitor
Memonitor pelaksanaa
pelaksanaan
n PPI, Penerapa
Penerapan
n SOP,
SOP, kewaspadaan
kewaspadaan isolas
isolasi.
i.
3. Melaksanaka
Melaksanakan
n surveilan
surveilanss infeksi
infeksi dan
dan melaporka
melaporkan
n kepada komite
komite PPI
4. Bers
Bersam
amaa Komi
Komite
te PPI
PPI mela
melaku
kuka
kan
n pe
pela
lati
tiha
han
n pe
petu
tuga
gass ke
kese
seha
hata
tan
n te
tent
ntan
ang
g PPI
PPI di
Puskesmas Parang.
5. Melaku
Melakukan
kan invest
investiga
igasi
si terhada
terhadap
p KLB dan bersam
bersama-s
a-sama
ama Komite
Komite PPImem
PPImemper
perbai
baiki
ki
kesalahan yang terjadi.
6. Memo
Memoni
nito
torr ke
kese
sehat
hatan
an pe
petu
tuga
gass keseha
kesehata
tan
n un
untu
tuk
k mence
mencega
gah
h pe
penu
nula
lara
ran
n in
infe
feks
ksii da
dari
ri
 petugas kesehatan ke pasien atau sebaliknya.
7. Bers
Bersam
amaa komit
komitee menga
menganj
njur
urka
kan
n pros
prosed
edur
ur is
isol
olas
asii da
dan
n memb
member
erii konsu
konsult
ltas
asii te
tent
ntang
ang
 pencegahan dan pengendalian infeksi yang diperlukan pada kasus yang terjadi di
Puskesmas.
8. Audit
Audit Pencegahan
Pencegahan dan Pengend
Pengendali
alian
an infeks
infeksii ter
termas
masuk
uk ter
terhad
hadap
ap Limbah
Limbah Laundr
Laundry
y,
Gizi,dan lain-lain dengan menggunakan daftar titik
9. Memoni
Memonitor
tor Keseha
Kesehatan
tan Lingku
Lingkungan
ngan
10. Memonitor terhadap
terhadap pengendalian penggunaan antibiotika yang rasional
11. Mendesain,
Mendesain, melaksanakan,
melaksanakan, memonitor
memonitor,, dan mengevaluasi
mengevaluasi surveilans
surveilans infeksi yang
terjadi di puskesmas.
12. membuat laporan surveilans dan melaporkan ke Komite
Komite PPI
13. Memberikan motivasi dan teguran tentang
tentang pelaksanaan kepatuhan PPI
14. Memberikan saran desain
desain ruangan puskesmas agar sesuai dengan prinsip PPI
15. Meningkatkan kesadaran pasien
pasien dan pengunjung puskesmas tentang PPIRS
16. Memprakars
Memprakarsai
ai penyuluhan bagi petugas
petugas kesehatan,
kesehatan, pengunjung dan keluarga
keluarga tentang
topik infeksi yang sedang berkembang di masyarakat, infeksi dengan insiden tinggi.
17. Sebagai
Sebagai koordin
koordinato
atorr antara
antara departe
departemen
men// unit
unit dalam
dalam mendet
mendeteks
eksi,
i, menceg
mencegah
ah dan
mengendalikan infeksi di puskesmas.

e. IPCLN ( Infektion Prevention and Control


Con trol Link Nurse )
  Tugas dan Tanggung Jawab :

1. Mengis
Mengisii dan mengump
mengumpulk
ulkan
an formul
formulir
ir surveil
surveilans
ans setiapa
setiapa pasien
pasien di unit
unit rawat
rawat inap
masing-masing, kemudian menyerahkan- Nya kepada IPCN ketika pasien pulang.
2. Memberikan
Memberikan motivas
motivasii dan teguran
teguran tentang
tentang pelaks
pelaksanaan
anaan kepatuhan
kepatuhan pencegah
pencegahan
an dan
 pengendalian infeksi pada setiap personil ruangan di unit rawat masing-masing.
3. Memberitahu
Memberitahukan
kan kepada
kepada IPCN apabila
apabila ada
ada kecurigaan
kecurigaan adanya
adanya HAIs
HAIs pada pasien.
pasien.
4. Berkoor
Berkoordin
dinasi
asi dengan
dengan IPCN
IPCN saat
saat terjad
terjadii infeks
infeksii potensial
potensial KLB, penyulu
penyuluhan
han bagi
 pengunjung di ruang rawat masing-masing, konsultasi prosedur yang harus
dijalankan bila belum paham.
5. Memo
Memoni
nito
torr ke
kepat
patuh
uhan
an pe
petu
tuga
gass ke
kese
sehat
hatan
an ya
yang
ng la
lain
in dalam
dalam menj
menjal
alan
ankan
kan st
stand
andar 
ar 
isolasi.
 

BAB III
KONSEP DASAR PENYAKIT INFEKSI
DAN PENYAKIT MENULAR 

A. KONSEP DASAR PENYAKIT INFEKSI

Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia,


termas
termasuk
uk indone
indonesia
sia,, ditinj
ditinjau
au dari
dari asal
asal atau
atau didapa
didapatny
tnyaa infeks
infeksii berasa
berasall dari
dari Komuni
Komunitas
tas
( Commun
Community
ity acquire
acquired
d infect
infection
ion )atau
)atau berasa
berasall dari
dari lingkun
lingkungan
gan rumahs
rumahsaki
akitt ( Hospit
Hospital
al
Acquired infection ) yang sebelumnya dikenal dengan istilah infeksi nosokomial. Dengan
 berkembangnya system pelayanan kesehatan khusus dalam bidang perawatan pasien,
sekarang perawatan tidak hanya di puskesmas saja, melainkan juga di fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya, bahkan perawatan di rumah ( Home Care).
Tindakan medis yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang di maksudkan
untuk tujuan perawatan atau penyembuhan pasien, baik bagi pasien atau bahkan pada
 petugas kesehatan itu sendiri. Karena seringkali tidak bisa secara pasti ditentukan asal
infeksi,
infeksi, maka sekarang
sekarang instilah
instilah infeksi nosokomial ( Hospit
Hospital
al acquired
acquired infection
infection ) diganti
diganti
dengan istilah baru yaitu ” Healthcare- associated infections” (HAIs) dengan pengertian
yang
yang lebih
lebih lua
luass tidak
tidak hanya
hanya di puskes
puskesmas
mas tetapi
tetapi juga
juga difasi
difasilit
litasi
asi pelayan
pelayanan
an keseha
kesehatan
tan
lainnya
lainnya.. Juga
Juga tidak
tidak terbat
terbatas
as infeks
infeksii pada
pada pasien
pasien saj
saja,
a, tet
tetapi
api juga
juga infeks
infeksii pada
pada petuga
petugass
kesehatan yang terjadi didapat pada saat melakukan tindakan perawatan pasien. Khusus
infeks
infeksii yang terjad
terjadii atau
atau didapa
didapatt di puskes
puskesmas
mas,, sel
selanj
anjutn
utnya
ya disebu
disebutt sebaga
sebagaii infeks
infeksii
 puskesmas ( Hospital infection
infection )

1. Bebe
Bebera
rapa
pa Bata
Batasa
san
n / Defin
Definis
isii
a. Kolonis
nisasi
Merupakan suatu keadaan dimana ditemukan adanya agen infeksi, dimana

organ
organism
ismee terseb
tersebut
ut hidup,
hidup, tumbuh,
tumbuh, dan berkem
berkembang
bang biak,
biak, tanpa
tanpa disert
disertai
ai
adanya respon imun atau gejala klinik. Pada kolonisasi, tubuh penjamu tidak 
dalam keadaan suseptibel. Pasien atau petugas kesehatan bisa mengalami
koloni
kolonisas
sasii dengan
dengan kuman
kuman pathoge
pathogen
n tanpa
tanpa mender
menderita
ita sakit,
sakit, tet
tetapi
api dapat
dapat
menularkan
menularkan kuman tersebut
tersebut keorang lain. Pasien atau petugas
petugas kesehatan
kesehatan
tersebut dapat bertindak sebagai ”Carrier”.
 b. Infeksi
Meru
Merupa
paka
kan
n suat
suatu
u ke
kead
adaa
aan
n dima
dimana
na di
dite
temu
muka
kan
n ad
adan
anya
ya ag
agen
en in
infe
feks
ksii
(organism), dimana terdapat respon imun, tetapi tidak disertai gejala klinik.
  c. Penyakit Infeksi
Meru
Merupa
paka
kan
n suat
suatu
u ke
kead
adaa
aan
n dima
dimana
na di
dite
temu
muka
kan
n ad
adan
anya
ya ag
agen
en in
infe
feks
ksii

(organism) yang disertai adanya respon imun dan gejala klinik.

d. Penyaki
Penyakitt menul
menular
ar atau
atau iinfe
nfeksi
ksius
us
 

Adalah
Adalah penyaki
penyakitt infeks
infeksii terten
tertentu
tu yang
yang dapat
dapat berpin
berpindah
dah dari
dari satu
satu orang
orang
keorang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung
e. Inflamasi
Merupakan bentuk respon tubuh terhadap suatu agen karena infeksi, trauma,
 pembedahan atau luka bakar yang ditandai dengan adanya sakit/ nyeri
(dolor
(dolor),
), panas
panas (calor
(calor),
), kemera
kemerahan
han (rubor
(rubor),
), pembeng
pembengkaka
kakan
n (tumor
(tumor)) dan
gangguan fungsi.
f. ”Syste
”Systemic
mic Inflam
Inflammat
matory
ory Respon
Response
se Syndrom
Syndrome”(
e”(SIR
SIRS)
S)
Sekumpu
Sekumpulan
lan gajala
gajala klinik
klinik atau
atau kelain
kelainan
an labora
laborator
torium
ium yang merupa
merupakan
kan
re
resp
spon
on tubu
tubuh
h (inf
(infla
lama
masi
si)) ya
yang
ng be
bers
rsif
ifat
at si
sist
stem
emik
ik.. Kr
Krit
iter
eria
ia SI
SIRS
RS bi
bila
la
ditemukan 2 atau lebih keadaan berikut :
Hi
Hipe
pert
rter
ermi
mi// hipo
hipote
term
rmi/
i/su
suhu
hu tida
tidak
k st
stab
abil
il,(
,(2)
2) ta
taki
kika
kard
rdii (s
(ses
esuai
uai us
usia
ia))
,takipnoe(s
,takipnoe(sesuai
esuai usia),ser
usia),serta
ta (4) Leukositosi
Leukositosiss atau leukopenia
leukopenia atau hitung
 jenis leukosit jumlah sel muda lebih dari 10% pada dewasa dan 20% pada
 bayi.SIRS dapat disebabkan karena infeksi atau non infeksi seperti trauma,
 pembedahan, luka bakar, pankreatitis,atau gangguan metabolik.SIRS yang
disebabkan infeksi disebut ”sepsis”.

2. Rant
Rantai
ai Pe
Penu
nula
lara
ran
n

Untuk melakukan tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi perlu mengetahui


rantai penularan.Apabila satu rantai dihilangkan atau di rusak, maka infeksi dapat di
cegah
cegah atau
atau di hentika
hentikan.K
n.Komp
omponen
onen yang di perluk
perlukan
an sehing
sehingga
ga ter
terjad
jadii penula
penularan
ran
tersebut adalah :

a. Agen
Agen infe
infeks
ksii ( infe
infect
ctio
ious
us ag
agen
ent)
t)ad
adal
alah
ah mi
mikr
kroo
oorrga
gani
nism
smee ya
yang
ng da
dapa
patt
menyebabkan infeksi.Pada manusia agen infeksi dapat berupa bakteri, virus,
ricket
ricketsia
sia,, jamur
jamur dan parasi
parasit.A
t.Ada
da ti
tiga
ga faktor
faktor pada
pada agen penyeba
penyebab
b yang

mempengaruhi terjadinya infeksi yaitu : patogenitas,virulensi, dan jumlah


(dosis, atau ”load”).
 b. Reservoir atau tempat agen infeksi dapat hidup, tumbuh, berkembang biak 
dan siap di tularkan kepada orang. Reservoir yang paling umum adalah
manusia,binatang, tumbuh-tumbuhan, tanah, air dan bahan-bahan organik 
lainnya
lainnya.Pa
.Pada
da orang
orang sehat
sehat permuk
permukaan
aan kulit,
kulit, selapu
selaputt lendir
lendir salura
saluran
n nafas
nafas
atas,usus dan vagina merupakan reservoir yang umum.
c. Pint
Pintu
u kel
keluar
uar ( port
portal
al of ex
exiit ) adal
adalah
ah ja
jallan dari
dari man
anaa agen
agen inf
nfek
ekssi
meni
meningg
nggal
alka
kan
n re
rese
serv
rvoi
oirr. Pint
Pintu
u kelu
keluar
ar meli
meliput
putii sa
salu
lura
ran
n pe
pern
rnaf
afas
asan
an,,
 pencernaan, saluran kemih dan kelamin, kulit dan membran
mukosa,transplasenta dan darah serta cairan tubuh lain.
 

d. Transmi
ransmisi
si ( cara
cara penula
penularan
ran ) adalah
adalah mekanism
mekanismee bagaima
bagaimana
na transpor
transportt agen
infeksi dari reservoir ke penderita yang susep tibel.Ada beberapa cara yaitu :
(1) Kontak
Kontak langsu
langsung
ng dan tidak langsu
langsung,
ng, (2) Dropl
Droplet,
et, (3 ) air
airbon
bone,
e, (4)
melalui venikulum ( makanan , air / minuman , darah ) dan ( 5 ) melalui
vector biasanya serangga dan binatang pengerat .
e. Pintu masuk
masuk ( portal
portal of entri
entri ) adalah
adalah tempat
tempat dimana
dimana agen
agen infeksi
infeksi memasuki
memasuki
 pejamu yang suseptibel . Pintu masuk bisa melalui saluran pernafasan ,
 pencernaan , saluran kemih dan kelamin, selaput lendir, serta kulit yang
tidak utuh ( luka ).
f. Pejamu
Pejamu ( host
host ) yang suspti
susptibel
bel adalah
adalah orang
orang yang
yang tidak
tidak memilik
memilikii daya tahan
tahan
tubuh yang cukup untuk melawan agen infeksi serta mencegah terjadinya
infeksi atau penyakit. Faktor yang khusus dapat mempengaruhi adalah umur,
status gizi, status imunisasi, penyakit kronis, luka bakar yang luas, trauma
atau
atau pembed
pembedaha
ahan,
n, pengobat
pengobatan
an dengan
dengan imunos
imunosupr
upresa
esan.Fa
n.Fakto
ktorr lai
lain
n yang
yang
mungkin berpengaruh adalah jenis kelamin , ras atau etnis tertentu, status
ekonomi, gaya hiduo, pekerjaan dan herediter.

Agen

  Host/ reservoir 
 pejamu 
rentan

Tempat Tempat
masuk  keluar 
Metode
 penulara
n

Gambar 2 . Skema rantai penularan penyakit infeksi

3. Faktor Risiko
Risiko ” healthc
healthcare-
are- associa
associated
ted infectio
infections”
ns” (HAIs)
(HAIs)

a. Umur
Umur : neonat
neonatus
us dan
dan lanjut
lanjut usia
usia lebih
lebih rent
rentan
an
 b. Status imun yang rendah/terganggu (imuno-kompromais) : penderita den
dengan
gan
 penyakit kronik, penderita keganasan, obat-obatan imunosupresan
c. Inte
Interu
rups
psii bari
barier
er anat
anatom
omis
is :
 Kete
Ketete
terr urin
urinee : meni
mening
ngka
katk
tkan
an ke
keja
jadi
dian
an in
infe
feks
ksii
saluran kemih (ISK).
 Prosedur operasi : dapat menyebabkan infeksi luka
operasi atau ” Surgical site infection (SSI) ”
 Kanu
Kanula
la ve
vena
na da
dan
n art
arter
erii : meni
menimb
mbul
ulka
kan
n infe
infeks
ksii lluk
ukaa infu
infuss (ILI
(ILI),
),
” Blood Stream Infection ”(BSI).
 Luka bakar dan
da n Trauma

d. Impl
Implan
anta
tasi
si be
benda
nda as
asin
ing
g:
 Indwelling catheter”
 

 ”Surgical suture material”

 ”Cerebrospinal fluid shunts”

 ”Valvular/
”Valvular/ vascular prostheses”
e. Perubah
Perubahan
an mikrofl
mikroflora
ora normal
normal : pemaka
pemakaian
ian antibio
antibioti
tik
k yang
yang tidak
tidak bijaksan
bijaksanaa
meny
menyeb
ebab
abka
kan
n timb
timbul
ulny
nyaa ku
kuma
man
n ya
yang
ng re
resi
sist
sten
en te
terh
rhad
adap
ap be
berb
rbag
agai
ai
antimikroba.

4. Pencega
Pencegahan
han dan pengend
pengendali
alian
an infe
infeksi
ksi
Prosess terjadinya
Prose terjadinya infeksi
infeksi tergantung
tergantung kepada interaksi
interaksi antara suseptibilitas
suseptibilitas pejamu,
agen infeksi (patogenitas, virulensi dan dosis ) serta cara penularan, identifikasi
faktor
faktor risiko
risiko pada
pada pejamu
pejamu dan pengend
pengendali
alian
an infeks
infeksii ter
terten
tentu
tu dapat
dapat mengur
mengurang
angii
insiden terjadinya HAIs, baik pada pasien ataupun pada petugas.
 
5. Strategi
Strategi pencegaha
pencegahan
n dan pengendalian
pengendalian infeksi
infeksi terdiri
terdiri dari :
a. Penin
Peningk
gkat
atan
an daya
daya taha
tahan
n pejam
pejamu
u
Denga
Dengan
n pe
pemb
mber
eria
ian
n im
imun
unis
isas
asii ak
akti
tiff ( cont
contoh
oh vaksi
vaksina
nasi
si hepat
hepatit
itis
is B ),
imunisasi pasif ( immunoglobulin), dan promosi kesehatan secara umum

termasuk nutrisi adekuat yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh.


 b. Inaktivasi agen penyebab infeksi
Dilakukan dengan metode fisik maupun kimiawi, contohnya metode fisik 
adalah : pemanasan ( pasteurisasi dan sterilisasi) dan memasak makanan
metode kimiawi termasuk klorisasi air, desinfeksi dll.
c. Memu
Memutu
tuss rran
anta
taii penu
penula
lara
ran
n
Merupakan
Merupakan cara yang paling
paling mudah untuk pencegahan
pencegahan penularan
penularan penyakit
infe
infeks
ksi,
i, te
teta
tapi
pi ha
hasi
siln
lnya
ya te
terrga
gant
ntun
ung
g da
dari
ri ke
keta
taat
atan
an pe
petu
tuga
gass da
dala
lam
m
melaksanakan
melaksanakan prosedur yang telah ditetapkan.
ditetapkan. Ti
Tindakan
ndakan pencegahan ini
dengan cara melaksanakan ” Isolation Precautions” ( Kewaspadaan isolasi )
yang
yang te
terd
rdir
irii da
dari
ri du
duaa pila
pilar/
r/ ting
tingka
kata
tan
n yaitu
yaitu ” St
Stan
anda
dard
rd pr
prec
ecaut
autio
ions
ns””

( kewaspadaan berdasarkan cara penularan)


d. Tinda
Tindakan
kan pencegahan
pencegahan paska
paska pajana
pajanan
n ( ”Post
”Post exposu
exposure
re prophilax
prophilaxis”
is”/PE
/PEP)
P)
terhada
terhadap
p petugas
petugas keseha
kesehatan
tan.. Pencega
Pencegahan
han agen
agen infeks
infeksii yang
yang dit
ditula
ularka
rkan
n
melalui darah dan cairan tubuh lainnya, yang sering terjadi karena luka
tusu
tusuk
k ja
jaru
rum
m be
bekas
kas pakai
pakai at
atau
au pa
paja
jana
nan
n la
lain
innya
nya.. Pe
Penya
nyaki
kitt ya
yang
ng pe
perl
rlu
u
mendapatkan perhatian adalah hepatitis B, Hepatitis C, dan HIV

B. FAKTA-FAKTA PENTING PENYAKIT MENULAR 


 

  1. INFLUENZA
  1.1. Influenza musiman dan influenza A (H5NI)
a. Pengertian
Influenza
Influenza adalah penyakit
penyakit virus acute yang menyerang saluran pernapasan,
ditandai demam, sakit kepala, mialgia, coryza, lesu, dan batuk.

 b. Penyebab
Virus influenza A, B, C, Tipe A terdiri dari banyak subtipe yang berpotensi
terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) atau endemi/ pandemi. Subtipe virus
influenza A dapat menyerang unggas dan mamalia, bila terjadi pencampuran
antara 2 subtipe dapat terjadi subtipe baru yang sangat virulen dan mudah
menular serta berpotensi menyebabkan pandemi.

c. Epidemiologi
Influenza dapat ditemukan diseluruh dunia terutama pada musim penghujan
di wilayah 2 musim dan pada musim dingin di wilayah empat musim. Biasa
te
terj
rjadi
adi ep
epid
idem
emii ta
tahu
hunan
nan be
beru
rula
lang
ng ya
yang
ng di
dise
seba
babka
bkan
n ol
oleh
eh vi
viru
russ yang
yang
mengalami
mengalami ”antigenic drift”, namun dapat terjadi pandemi global akibat
virus yang mengalami ”antigenic drift”.

d. Cara Penularan
Melalui udara atau kontak langsung dengan bahan yang terkontraminasi.
Masa inkubasi biasanya 1-3 hari.

e. Gejala Klinis
Geja
Gejala
la Infl
Influen
uenza
za yang
yang umum
umum ad
adal
alah
ah demam
demam,, nye
nyeri
ri ot
otot
ot da
dan
n mala
malais
ise.
e.
Biasanya influenza akan sembuh sendiri dalam beberapa hari.

f. Masa Penularan
mungkin
mungki n dapat berlangsung
berlangsung selama
selama 3-5 hari sejak timbulnya
timbulnya gejala
gejala kliniks,
kliniks,
 pada anak muda sampai 7 hari

g. Kerentanan dan Kekebalan


Infeks
Infeksii dan vaksina
vaksinasi
si menimb
menimbulk
ulkan
an kekebal
kekebalan
an ter
terhad
hadap
ap virus
virus spesif
spesifik.
ik.
Lamanya antibody bertahan paska infeksi dan luasnya spektrum kekebalan
tergantung tingkat perubahan antigen dan banyaknya infeksi sebelumnya.

h. Cara Pencegahan
 

 Menjag
Menjagaa kebers
kebersiha
ihan
n perora
perorangan
ngan ter
teruta
utama
ma melalu
melaluii pencega
pencegahan
han
 penularan melalui batuk, bersin, dan kontak tidak langsung melalui
tangan dan selaput lendir saluran pernapasan.
 Vaksinasi menggunakan virus inaktif dapat memberikan 70-
80% perlindungan pada orang dewasa muda apabila antigen dalam
vaksin sama atau mirip dengan strain virus yang sedang beredar 
( mu
musi
sim)
m),, pa
pada
da oran
orang
g us
usia
ia la
lanj
njut
ut vaksi
vaksina
nasi
si dapat
dapat meng
mengur
uran
angi
gi
 beratnya penyakit, kejadian komplikasi dan kematian.
 Obat anti virus (penghambat neuraminidase seperti aseltamivir dan
 penghantar M2 channel rimantadin, amatadin) dapat
dipertimbangkan terutama pada mereka yang beresiko mengalami
ko
komp
mpli
lika
kasi
si ( oran
orang
g tua,
tua, or
oran
ang
g de
denga
ngan
n penya
penyaki
kitt ja
jant
ntun
ung/
g/ pa
paru
ru
menahun). Akhir-akhir ini dilaporkan terjadinya resistensi terhadap
amantadin, rimantadin yang semakin meningkat.
 Isolasi
Isolasi umumnya
umumnya tidak dilakukan
dilakukan karena tidak
tidak praktis.
praktis. Pada saat
epide
dem
mi isolasi dil
dilaku
kuk
kan terha
had
dap pa
passien de
den
ngan cara
menempatkan mereka secara kohort.

1.2. Influenza A ( H5N1) atau Flu burung


 a. Pengertian
  Flu burung adalah salah satu penyakit yang di khawatirkan dapat
Menyebabkan pandemi. Penyakit flu burung penting untuk di
Ketahui sebagai Emerging infectious Diseases.
 b. Penyebab
Flu burung
burung ( Avia
Avian
n influe
influenza
nza ) disebab
disebabkan
kan virus influe
influenza
nza
subtipe H5N1, flu burung dapat terjadi secara alami pada semua
 burung. Burung membawa virus kemudian menyebarkan
menyeb arkan melalui
saliva, sekresi patuk, dan feses.

Burung
Buru ng yayang
ng ko
kont
ntak
ak denga
dengan
n burun
burung
g pembaw
pembawaa viviru
rus,
s, da
dapa
patt
tertular dan menimbulkan sakit, sekretnya akan tetap infeksius
se
sela
lama
ma se
sepu
pulu
luh
h ha
hari
ri.. Faese
Faesess burung
burung yang
yang te
teri
rinf
nfek
eksi
si dapat
dapat
mengeluarkan virus dalam jumlah besar.
c.Epidemiologi
Flu burung
burung pada
pada manusi
manusiaa sampai
sampaisaa
saatt ini tel
telah
ah dil
dilapor
aporkan
kan di
 banyak negara terutama di Asia. Di daerah dimana terdapat
intera
interaksi
ksi tinggi
tinggi antara
antara popula
populasi
si hewan
hewan khusus
khususnya
nya unggas
unggas dan
manusia ( animal- human interface ) risiko terjadi penularan pada
manusia. Saat ini flu burung dianggap sangat potensial sebagai
 penyebab terjadinya pandemi influenza.
Sebagian besar kasus infeksi flu burung pada manusia yang
dilaporkan, terjadi akibat dekat dan kontak erat dengan unggas
 

terinfeksi atau benda terkontaminasi. Angka kematian tinggi,


antara
antara 50-80
50-80 %. Meskip
Meskipun
un ter
terdap
dapat
at potens
potensii penula
penularan
ran virus
virus
H5N1 dari manusia ke manusia,model penularan semacam ini
 belum terbukti.
  d Kelompok usia yang beresiko
Virus H5N1 menyerang dan membunuh kelompok usia muda.
Sebagian
Sebagian besar kasus
kasus terjadi
terjadi pada anak-anak
anak-anak dan dewasa
dewasa muda yang
sebelumnya sehat.
e.Mengapa virus H5N1 perlu mendapat perhatian khusus dari 15
subtipe
subtipe virus flu burung, virus H5N1 menjadi perhatian
perhatian khusus,
dengan alasan sebagai berikut :
 Sejak tahun 2003, H5N1 menyebar luas di Asia pada populasi
unggas dan bergerak ke Eropa pada tahun 2005. Selain itu
terjadi perluasan host (pejamu) dari burung ke mamalia.
 Risiko manusia dan terinfeksi H5N1 tinggi, dipedesaan Asia
unggas di ternakkan dekat wilayah pemukiman dan dibiarkan
 berkeliaran secara bebas.

Virus
irus ini
ini te
tela
lah
h menye
menyeba
babka
bkan
n pe
penya
nyaki
kitt yang
yang pa
para
rah
h pa
pada
da
manusi
manu siaa de
denga
ngann ke
kema
mati
tian
an ti
ting
nggi
gi ( di
dila
lapor
porka
kan
n menc
mencap
apai
ai
se
seki
kita
tarr 50%,
50%, mesk
meskip
ipun
un da
data
ta su
surv
rvei
eila
lans
ns mungk
mungkin
in ti
tidak 
dak 
lengkap )
 Fakta terpenting bahwa H5N1 dapat bermutasi secara cepat
da
dan
n be
berk
rkem
emam
ampu
puan
an memp
memper
erol
oleh
eh ge
gen
n da
dari
ri vi
viru
russ ya
yang
ng
 spesies hewan lain.
menginfeksi spesies
menginfeksi
  f. Cara penularan ke manusia
konta
kontak
k la
langs
ngsung
ung de
denga
ngan
n ungga
unggass te
teri
rinf
nfek
eksi
si at
atau
au be
benda
nda ya
yang
ng
terkont
terkontami
aminas
nasi,
i, oleh
oleh feses
feses burung
burung saat
saat ini sebagai
sebagai jal
jalur
ur utama
utama
 penularan terhadap manusia.

  g. Masa Inkubasi
  Masa inkubasi virus influenza pada manusia sangat singkat yaitu 2
sampai 3 hari, berkisar 1 sampai 7 hari. Pada influenza A (H5N1)
masa inkubasi 3 hari berkisar 2 sampai 8 hari

  h. Gejala-gejala pada manusia


Gejala-gejala flue burung pada manusia adalah :
 Demam tinggi (suhu ≥38o C )
 Batuk 

 Pilek 

  Nyeri Tenggorokan
Tenggorokan

  Nyeri Otot

  Nyeri Kepala
 

 Gangguan pernapasan atau sesak napas

Gejala tambahan yang mungkin ditemukan :


 Infeksi selaput mata

 Diare atau gangguan saluran cerna


 Fatigue/ letih

Catatan :
Bila menemukan kasus demam ( suhu tubuh≥38 o C ) ditambah 1
atau lebih gejala dan tanda diatas patut dicurigai sebagai kasus flu
 burung ; terutama bila dalam anamnesa diperoleh keterangan salah
satu atau lebih dibawah ini :
 Dalam 7 hari sebelum timbul gejala, pernah kontak dengan
 penderita influenza A/ H5N1 yang tealah di konfirmasi
 Dalam 7 hari sebelum timbul gejala, pernah kontak dengan
unggas, termasuk ayam mati karena penyakit
 Dala
Dalam
m 7 ha
hari
ri se
sebel
belum
um ti
timb
mbul
ul ge
geja
jala
la,, pe
pern
rnah
ah be
beker
kerja
ja

memproses
mempro ses sample
sample dari
dari orang
orang atau
atau hewan
hewan yang
yang diduga
diduga
mengalami infeksi virus flu burung patogen tinggi ( High
Patogenic Avian Influenza / HPAI).
 Tingga
inggall diwi
diwila
laya
yah
h / de
deka
katt denga
dengan
n kasus
kasus HP
HPAI
AI yang
yang
dicurigai atau telah dikonfirmasi.

i. Pencegahan
Khusus dalam kasus wabah flu burung perlu;
 Menghi
Menghindar
ndarii kontak
kontak dengan
dengan burung
burung ter
terinf
infeks
eksii atau
atau
 benda terkontraminasi
 Menghindari peternakan unggas
 Hati-hati ketika menangani unggas

 Memasak unggas dengan baik ( 60 o selama 30 menit


atau 80o selama 1 menit ).
 Menerapkan tindakan untuk menjaga kebersihan tangan
:
o Setelah memegang unggas

o Setelah memegang daging unggas

o Setelah memasak 

o Sebelum makan

 j. pengobatan anti virus untuk influenza

  obat anti
anti viru
viruss beke
bekerja
rja mengha
menghambat
mbat replik
replikasi
asi virus,
virus,
sehingga dapat mengurangi gejala dan komplikasi orang
yang terinfeksi. Obat anti virus influenza tersebut yaitu :
 

 Amantadine
 Rimantadine
 Oseltamivir ( Tamiflu)
 Zanamivir ( Relenza )

  k. Penularan di Puskesmas
 Virus mungkin masuk ke puskesmas melalui cairan
tubuh
tubuh ( te
teru
ruta
tama
ma da
dari
ri pe
pern
rnapa
apasa
san
n ) pa
pasi
sien
en ya
yang
ng
sudah didiagnosis menderita flu burung atau masih
suspek maupun probable.
 Semua tenaga kesehatan,
kesehatan, laboratori
laboratorium,
um, radiologi,
radiologi,
 petugas kebersihan, atau pasien lain dan pengunjung
 puskesmas beresiko terpajan flu burung.
 Penularan lewat udara, droplet dan kontak.
  l. Penatalaksanaan
 Identifikasi dan isolasi pasien
Semua
Semua pasien
pasien yang
yang datang
datang kepusk
kepuskesm
esmas
as dengan
dengan
de
dema
mam,
m, da
dan
n ge
geja
jala
la in
infe
feks
ksii pe
pern
rnap
apas
asan
an ha
haru
russ
ditang
ditangani
ani sesuai
sesuai dengan
dengan tindaka
tindakan
n hygiene
hygiene salura
saluran
n
 pernapasan seperti yang dibahas dalam buku ini.
Pasien
Pasien dengan
dengan ri
riwaya
wayatt perjal
perjalanan
anan kedaera
kedaerah
h yang
yang
terjangkit flu burung dalam waktu 10 hari terakhir,
dirawat inap dengan infeksi saluran pernapasan berat
atau
atau berada
berada dalam
dalam pengam
pengamata
atan
n untuk
untuk flu burung,
burung,
harus ditangani dengan menggunakan kewaspadaan
standar
standar dan kewaspadaan
kewaspadaan penularan lewat kontak,
kontak,
drop
drople
lett da
dan
n ud
udar
araa se
sepe
pert
rtii pa
pada
da pa
pasi
sien
en SARS
SARS..
Kewa
Kewasp
spad
adaa
aan
n in
inii ha
haru
russ di
dila
laku
kukan
kan se
sela
lama
ma 7 hari
hari

setelah turun demam pada orang dewasa, 21 hari


sejak
sejak onset
onset penyaki
penyakitt pada
pada anak-an
anak-anak
ak dibawa
dibawah
h 12
tahun, sampai diagnosis
diagnosis alternatif
alternatif ditegakkan atau
hasil uji diagnostik menunjukkan bahwa pasien tidak 
terinfeksi oleh virus influenza A.
 La
Lang
ngka
kah
h pe
pent
ntin
ing
g pe
pence
ncega
gaha
han
n da
dan
n pe
penge
ngend
ndal
alia
ian
n
infeksi
Pe
Penc
nceg
egah
ahan
an da
dan
n pe
peng
ngen
enda
dali
lian
an pe
peny
nyeb
ebar
aran
an fl
flu
u
 burung di Puskesmas Parang :
- pe
penem
nempa
pata
tan
n pasie
pasien
n dirua
diruang
ng isol
isolas
asii khusu
khususs flu
flu
 burung dengan tekanan negatif.

- Pengawasan terhadap implementasi


ke
kewa
wasp
spada
adaan
an st
stan
andar
dard
d dan ke
kewa
wasp
spada
adaan
an
 penularan lewat udara, droplet dan kontak 
 

2. HIV – AIDS

a. Pengertian
AIDS ( Acquaired Immuno Deficiency Syndrome ) merupakan kumpulan gejala penyakit
yang
yang dise
diseba
babk
bkan
an oleh
oleh pe
penu
nuru
runa
nan
n ke
keke
keba
bala
lan
n tu
tubu
buh
h ak
akib
ibat
at te
ters
rser
eran
ang
g vi
viru
russ Huma
Human
n
Immunodeficiency Virus (HIV)

 b. Penyebab
Human Immunodeficiency Virus (HIV), termasuk retrovirus yang terdiri atas 2 tipe : tipe 1
(HIV-1) dan tipe 2 (HIV-2)

c.Cara Penularan
Penularan
Penularan HIV dri orang ke orang melalui
melalui kontak seksual
seksual yang tidak dilindungi,
dilindungi, baik homo
maupun heteroseksual, pemakaian jarum suntik yang terkontraminasi, kontak kulit yang lecet
dengan bahan infeksius, transfusi darah atau komponenjnya yang terinfeksi, transplantasi
organ
organ dan jaring
jaringan.
an. Sekita
Sekitarr 15-35%
15-35% bayi
bayi yang lahir dari
dari ibu yang
yang HIV (+) ter
terinf
infeks
eksi,
i,
transplantasi organ dan jaringan. Sekitar 15-35% bayi yang lahir dari ibu yang HIV (+)
terinfeksi melalui placenta dan hampir 20% bayi yang disusui oleh ibu HIV (+) dapat tertular.
tertular.
Penula
Penularan
ran dapat
dapat juga
juga terjad
terjadii pada
pada petuga
petugass kesehat
kesehatan
an yang
yang ter
tertus
tusuk
uk jar
jarum
um suntik
suntik yang
mengandung darah yang terinfeksi.

d. Masa Inkubasi
Berv
Bervar
aria
iasi
si terg
tergan
antu
tung
ng us
usia
ia da
dan
n pe
peng
ngoba
obata
tan
n antiv
antivir
irus
us.. Waktu
aktu an
anta
tara
ra te
teri
rinf
nfek
eksi
sida
dan
n
terdeteksinya antibody sekitar 1-3 bulan namun untuk terjadinya AIDS sekitar<1tahun hingga
>15 tahun. Tanpa pengobatan efektif, 50% orang dewasayang terinfeksi akan menjadi AIDS
dalam waktu 10 tahun.

e. Gejala Klinis
Biasanya tidak ada gejala klinis yang khusus pada orang yang terinfeksi HIV dalam waktu 5
sampai 10 tahun. Setelah terjadi penurunan sel CD4 secara bermakna baru AIDS mulai
 berkembang dan menunjukkan gejala-gejala seperti :
 Penurunan berat badan secara drastis
 Diare yang berkelanjutan
 Pembesaran kelenjar leher dan atau ketiak 
 Batuk terus menerus
 Geja
Gejala
la klin
klinis
is la
lain
inny
nyaa te
terrga
gant
ntun
ung
g pa
pada
da st
stad
adiu
ium
m kl
klin
inis
is da
dan
n je
jeni
niss in
infe
feks
ksii
oportunistikyang terjadi.

f. Pengobatan
 

Pemberian anti virus (Highly Active Anti Retroviral Therapy, HAART ) dengan 3 obat atau
lebih dapat meningkatka
meningkatkan
n prognosis
prognosis dan harapan
harapan hidup pasien HIV.
HIV. Angka kematian
kematian di
negara maju menurun 80% sejak digunakannya kombinasi obat antivirus.

g. Masa Penularan
Tidak diketahui pasti, diperkirakan mulai sejak terinfeksi dan berlangsung seumur hidup.

h. Kerentanan dan Kekebalan


Diduga semua orang rentan. Terutama pada PMS ( Penyakit Menular Seksual ) dan pria yang
tidak dikhitan kerentanan meningkat.

i. Cara Pencegahan
Menghi
Menghinda
ndari
ri perila
perilaku
ku risiko
risiko tinggi
tinggi sepert
sepertii seks
seks bebas
bebas tanpa
tanpa perli
perlindun
ndungan,
gan, menghi
menghindar
ndarii
 penggunaan alat suntik bergantian, melakukan praktek transfusi dan do
donor
nor organ yang aman
serta praktek medis dan prosedur laboratorium yang memenuhi standar.

 j. Profilaksis paska pajanan


 Diberi
Diberikan
kan obat
obat ARV
ARV untuk
untuk mengur
mengurangi
angi ris
risiko
iko penula
penularan
ran HIV ter
terhada
hadap
p petugas
petugas
kesehatan setelah terpajan. Studi kasus kelola menyatakan bahwa pemberian ARV
segera
segera setela
setelah
h pejana
pejanan
n perkut
perkutan
an menuru
menurunka
nkan
n resiko
resiko infeks
infeksii HIV sebesa
sebesarr 80%
( Cardo dkk. N.Engl J Med 1997). Efektifitas ARV apabila diberikan dalam 1 jam
setelah pejanan selama 28 hari.
 Pemeriksaan sample darah HIV
 Pemeriksaan antibodi pada bulan ke3 dan ke 6
 Petugas yang terpajan dimonito oleh dokter penyakit dalam atau anak dan perlu
dukungan psikologis.

3. ANTRAKS

  a. Pengertian
Antraks
Antra ks adalah penyakit bakteri akut yang biasanya mengenai kulit,
kulit, saluran
saluran pernapasan
pernapasan
atau saluran pencernaan.

 b. Epidemiologi
Penyakit antraks pada manusia terdapat diseluruh dunia. Umumnya didaerah pertanian
dan industri. Mereka yang berisiko terkena antraks adalah :
 Orang yang kontak dengan binatang yang sakit
 Digigit serangga tercemar antraks
 Orang yang mengkonsumsi daging binatang terinfeksi
 Orang yang kontak dengan kulit, bulu, tulang binatang yang mengandung spora

antraks.
a. Penyebab
Bacillus anthracis, bakteri gram positif berbentuk batang, berspora.
 

 
 b. Cara Penularan
Penularan melalui kontak dengan jaringan, bulu binatang yang sakit dan mati atau
tanah yang terkontram
terkontraminasi
inasi (antraks kulit). Infeksi juga dapat melalui inhalasi spora
(antra
(antraks
ks paru)
paru) atau
atau memakan
memakan daging
daging ter
tercem
cemar
ar yang tidak
tidak dimasa
dimasak
k dengan
dengan baik 
baik 
(antraks saluran pencernaan). Jarang terjadi penularan dari orang ke orang.
c. Masa
Masa Inkub
nkubas
asii
Antara 1-7 hari, bisa sampai 60 hari

d. Gej
Gejala
ala kl
klini
inis
Gejala klinis antraks sangat tergantung patogenesis dan organ yang terkena (kulit,
 paru, saluran pencernaan, meningitis). Di Indonesia terbanyak ditemukan antraks
kulit.
 Gejalaa antraks
Gejal antraks kulit : 3-5 hari setelah endospora
endospora masuk kedalam kulit timbul
makula kecil warna merah yang berkembang menjadi papel gatal dan tidak 
nyeri.
nyeri. Dalam
Dalam 1-2 terjad
terjadii vesike
vesikel,
l, ulkus
ulkus dan ulcera
ulcerasi
si yang
yang dapat
dapat sembuh
sembuh
spontan dalam 2-3 minggu. Dengan antibiotika mortalitas antraks kulit kurang
dari 1%.
 Gejala antraks saluran pencernaan : mual, demam, nafsu makan menurun,
abdom
abdomen
en ak
akut
ut,, hemat
hematem
emes
esis
is,, mele
melena
na.. Bi
Bila
la ti
tidak
dak se
sege
gera
ra di
dioba
obati
ti dapat
dapat
mengakibatkan kematian.
 Gejala antraks saluran pernapasan meliputi :
o Antrak
Antrakss pada
pada daerah
daerah orofar
orofaring
ing akan
akan menimb
menimbulk
ulkan
an demam,
demam, sukar 
sukar 
menelan, limfadenopati regional.
o Antraks pada paru ada 2 tahap. Tahap pertama ringan berlangsung 3
hari pertama muncul gejala flu, nyeri tenggorok, demam ringan, batuk 
non produktif, nyeri otot, mual, muntah, tidak terdapat
terdapat coryza.
coryza. Tahap
kedua ditandai gagal napas, stridor, penurunan kesadaran dan sepsis

sampai syok sering


sampai sering berakhir
berakhir dengan kematian.
kematian. Meningiti
Meningitiss antraks
terjadi pada 50% kasus antraks paru.

g. Masa Penularan
Tanah
anah dan bahan
bahan yang tercem
tercemar
ar spora
spora dapat
dapat infeks
infeksius
ius sampai
sampai puluha
puluhan
n
tahun

  h. Kerentanan dan Kekebalan


  kekebalan setelah terinfeksi tidak jelas. Infeksi kedua kemungkinan terjadi
tetapi tidak ada gejala.
 

i. Cara Pencegahan
  Pencegahan penyakit antraks dengan :
 

 Pencega
Pencegahan
han pada manusi
manusiaa dengan
dengan menjag
menjagaa kebersi
kebersihan
han tangan
tangan,,
memasak daging yang matang.
 Memberikan vaksinasi kepada kelompok risiko tinggi
 Pemberian
Pemberian antibioti
antibiotika
ka profilaksi
profilaksiss paksa pajanan selama
selama 60 hari
tanpa waksin atau selama 30 hari ditambah 3 kali dosis vaksin,
dapat dimulai sampai 24 jam paska pajanan.
 Pemberian antibiotika jangka panjang diperlukan untuk mengatasi
sp
spor
oraa ya
yang
ng mene
meneta
tap
p la
lama
ma di
dija
jari
ringa
ngan
n pa
paru
ru dan ke
kele
lenj
njar
ar ge
geta
tah
h
 bening. Antibiotika yang dipakai adalah siprofloksasin 500mg dua
kali sehari atau doksisiklin 100mg dua kali sehari.
 Kewasp
Kewaspadaa
adaan
n standa
standarr ter
teruta
utama
ma ter
terhad
hadap
ap penyebar
penyebaran
an melalu
melaluii
inhalasi dengan :
o Peralatan bedah harus segera di sterilkan setelah digunakan

o Petugas kesehatan menggunakan APD, dan segera mandi


menggunakan sabun dan air mengalir yang cukup banyak 
o Petugas
Petugas tidak
tidak perlu
perlu diberi
diberikan
kan vaksina
vaksinasi
si dan profi
profilak
laksis
sis
antibiotika

o
APD bekas pakai dimasukkan kedalam kantong plastik dan
dibuang kesampah medis untuk dimasukkan ke incinerator/
dibakar 
o Jenazah pasien antraks dibungkus dengan kantong plastik,
dima
dimasu
sukk
kkan
an kedal
kedalam
am pe
peti
ti mati
mati yang
yang di
ditu
tutu
tup
p ra
rapa
patt da
dan
n
disegel. Bila memungkinkan dibakar
d ibakar..
o Tempa
empatt tidu
tidurr dan
dan al
alat
at yang
yang ter
erko
kont
ntra
rami
mina
nassi haru
haruss
o
dibersihkan dan disterilkan dengan autoklaf 120 c selama
30 menit
o Limbah padat, cair dan limbah laboratorium diolah dengan
semestinya.

5. TUBER
UBERK
KULOS
ULOSIS
IS
a. Penyebab
  Tuberkul
Tuberkulosis
osis (TB) disebabkan
disebabkan oleh kuman atau basil tahan asam (BTA)
(BTA) yakni
mycoba
mycobacte
cteri
rium
um tuberc
tuberculo
ulosis
sis.. Kuman
Kuman ini cepat
cepat mati
mati bil
bilaa ter
terken
kenaa sinar
sinar matahar
mataharii
lang
langsu
sung
ng,, te
teta
tapi
pi da
dapa
patt be
bert
rtah
ahan
an hidu
hidup
p be
bebe
bera
rapa
pa je
jeni
niss myco
mycoba
bact
cter
eriu
ium
m da
dapa
patt
menyebabkan penyakit pada manusia dan menyerang semua organ tubuh bakteri ini
seperti kulit, kelenjar, otak, ginjal, tulang, dan yang paling sering paru.

 b. Epidemiologi
  penyaki
penyakitt tuberk
tuberkulo
ulosis
sis masih
masih menjad
menjadii masala
masalah
h keseha
kesehatan
tan masyarak
masyarakat
at baik di
Indonesia maupun di dunia. Indonesia menduduki peringkat ke 3 dunia dalam hal
 jumlah pasien TB setelah India dan Cina. Sekitar 9 juta kasus baru terjadi setiap tahun
 

diseluruh dunia. Sepertiga penduduk dunia terinfeksi TB secara laten. Sekitar 95%
 pasien TB berada di negara sedang berkembang, dengan angka kematian mencapai 3
 juta orang pertahun. Di Indonesia diperkirakan terdapat 583.000 kasus baru dengan
140.000
140.000 kemati
kematian
an tiap
tiap tahun.
tahun. Umumny
Umumnyaa sekit
sekitar
ar 75-85%
75-85% pasien
pasien TB ber
berasa
asall dari
dari
kelompok usia produktif.

Faktor
Faktor risiko
risikonya
nya yaitu
yaitu pender
penderita
ita HIV/AI
HIV/AIDS,
DS, Diabet
Diabetes,
es, gizi
gizi kurang
kurang dan kebiasa
kebiasaan
an
merokok.

c. Cara Penularan
Penularan penyakit TB paru melalui percikan dahak ( droplet) dari orang keorang,
sekali batuk terdapat 3000 percikan dahak (droplets) yang mengandung kuman TB dan
dapat menulari orang sekitarnya.

d. Masa Inkubasi
Sejak
Sejak masukny
masuknyaa kuman
kuman hingga
hingga timbul
timbul gejala
gejala adanya
adanya lesi
lesi primer
primer atau
atau reaksi
reaksi test
tuber
tuberkol
kolos
osis
is po
posi
siti
tiff meme
memerl
rluka
ukan
n wakt
waktu
u 2-
2-10
10 mi
mingg
nggu.
u. Ri
Risi
siko
ko menj
menjad
adii TB pa
paru
ru
(breakdown) dan TB ekstrapulmoner progresif setelah infeksi primer umumnya terjadi
 pada tahun pertama dan kedua. Infeksi laten bisa berlangsung seumur hidup. Pada
 pasien dengan imun defisiensi seperti HIV,
HIV, masa inkubasi bisa lebih pendek.

e. Masa Penularan
Pa
Pasi
sien
en TB be
berp
rpot
oten
ensi
si menul
menular
ar se
sela
lama
ma pe
penya
nyaki
kitn
tnya
ya masi
masih
h ak
akti
tiff dan da
daha
hakny
knyaa
mengandung BTA. Penularan berkurang apabila pasien yang tidak diobati atau diobati
tidak adekuat dan pasien dengan ”persistent AFB positive” dapat menjadi sumber 
 penularan dalam waktu lama. Tingkat penularan tergantung pada jumlah basil yang
dikelu
dikeluark
arkan,
an, virule
virulensi
nsi kuman,
kuman, terjad
terjadiny
inyaa aeroso
aerosolis
lisasi
asi waktu
waktu batuk
batuk atau
atau bersin
bersin dan
tindakan medis berisiko tinggi seperti intubasi, bronhoskopi.

f. Gejala Klinis
Gejala klinis penyakit TB paru yang utama adalah batuk terus menerus disertai dahak 
selama 3 minggu atau lebih, batuk darah, sesak napas, nyeri dada, badan lemah, sering
demam, nafsu makan menurun dan penurunan berat badan.

g. Pengobatan
 Pengobatan spesifik dengan kombinasi anti tuberkulosis (OA
(OAT),
T), dengan metode
DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse), pengobatan dengan regimen
 jangka pendek dibawah pengawasan langsung Pengawas Minum Obat (PMO).
 Untuk pasien baru TB BTA (+),WHO menganjurkan pemberian 4 macam obat

setiap hari selama 2 bulan terdiri dari Rifampisisn, INH, PZA dan ethambutol
diikuti INH dan rifampisisn 3 kali seminggu selama 4 bulan.
 

  h. Cara Pencegahan
 Penemua
Penemuan
n dan pengobat
pengobatan
an pasien
pasien merupa
merupakan
kan salah
salah satu
satu cara
cara pencega
pencegahan
han
dengan menghilangkan sember penularan.
 Imunisasi BCG sedini mungkin
 Perbaikan lingkungan, status gizi dan kondisi sosial ekonomi

 Setiap pasien TB paru BTA positif ditempatkan dalam ruangan bertekanan


negatif.. setiap orang yang kontak diharuskan memakai pelindung pernapasan
yang dapat menyaring partikel yang berukuran submikron.

 
 

BAB IV
PELAKSANAAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
DI PUSKESMAS
PUSKESM AS PARANG KABUPATEN
KABUPATEN KARAW
KARAWANG

Pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi di Puskesmas Parang meliputi :

A. Kewaspadaan Standar 
1. Kebe
Kebers
rsih
ihan
an tan
tanga
gan
n
2. Penggun
Penggunaan
aan Alat
Alat peli
pelindun
ndung
g diri
diri
3. Pemrosesan
Pemrosesan peralatan
peralatan pasien dan penatalaksana
penatalaksanaan
an linen
linen
4. Peng
Pengel
elol
olaa
aan
n Limb
Limbah
ah
5. Pengend
Pengendali
alian
an Ling
Lingkung
kungan
an Pusk
Puskesm
esmas
as
6. Kesehatan
Kesehatan karyawan/
karyawan/ perlindungan
perlindungan petugas
petugas kesehat
kesehatan
an
7. Pene
Penemp
mpat
atan
an Pas
Pasie
ien
n
8. Hygien
Hygienee rresp
espira
irasi/
si/ etika
etika Batu
Batuk 

9. Pr
Prakt
aktek
ek m
men
enyun
yunti
tik
k yang
yang aman
aman
10. Praktek
Praktek untuk lumbal
lumbal punksi
punksi

  1. Kebersihan Tangan
  a. Definisi
 Kebersi
Kebersihan
han tangan
tangan dari
dari sudut
sudut pandang
pandang pencega
pencegahan
han dan pengend
pengendali
alian
an infeks
infeksi,
i,
adalah praktek membersihkan
membersihkan tangan untuk mencegah
mencegah infeksi
infeksi yang ditularkan
ditularkan
melalui tangan.
 Mencuci tangan : proses yang secara mekanik melepaskan kotoran dan debris dari
kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air 
 Flora transien
transien dan flora residen pada kulit : Flora transien
transien pada tangan diperolah
diperolah

melalui kontak dengan pasien, petugas kesehatan lain dan permukaan lingkungan
( misalnya meja periksa, lantai, atau toilet ). Organisme ini tinggal dilapisan luar 
kulit dan terangkat dengan mencuci tangan menggunakan sabun biasa dan air 
mengalir
mengalir.. Flora Residen tinggal dilapisan
dilapisan kulityang lebih dalam serta didalam
didalam
foli
folike
kell ra
ramb
mbut
ut,, da
dan
n tida
tidak
k da
dapat
pat dihi
dihila
lang
ngka
kan
n se
selu
luru
ruhn
hnya,
ya, wala
walaup
upun
un denga
dengan
n
 pencucian dan pembilasan dengan sabun dan air bersih.
 Air bersih : air yang secara alami atau kimiawi dibersihkan dan disaring sehingga
aman
aman untuk
untuk diminu
diminum,
m, serta
serta untuk
untuk pemakai
pemakaian
an lai
lainny
nnyaa dan memenuh
memenuhii standar 
standar 
kesehatan yang telah ditetapkan. Pada keadaan normal minimal air bersih harus
 bebas dari mikroorganisme dan memiliki turbiditas rendah ( jernih, tidak berkabut
).
 Sabun
Sabun : produ
produk-
k-pr
produ
oduk
k pembe
pembers
rsih
ih// sa
sabun
bun ca
cair
ir yang
yang menur
menurun
unkan
kan te
tega
gang
ngan
an
 permukaan sehingga membantu melepaskan kotoran, debris dan mikroorganisme
 

yang menempel sementara


sementara pada tangan, sabun niasa memerlukan
memerlukan gosokan untuk 
mele
melepa
pass mikr
mikroo
oorrga
gani
nism
smee se
seca
cara
ra meka
mekani
nik,
k, se
seme
ment
ntar
araa sa
sabu
bun
n an
anti
tise
sept
ptik 
ik 
( antimikroba) selain melepas juga membunuh atau menghambat pertumbuhan
dari sebagian besar mikroorganisme.
 Agen anti septik atau anti mikroba : bahan kimia yang digunakan untuk mencuci
tang
tangan
an de
deng
ngan
an mengh
mengham
amba
batt at
atau
au memb
membun
unuh
uh mi
mikr
kroor
oorga
gani
nism
sme,
e, se
sehi
hing
ngga
ga
mengurangi jumlah bakteri.
 Emollient : cairan organik seperti gliserol, propilen delikol, atau sorbitol yang
ditambahkan pada handrub dan losion. Kegunaannya untuk melunakkan kulit dan
membantu mencegah kerusakan kulit ( keretakan, kekeringan iritasi dan dermatitis
) akibat pencucian tangan.

  b. Indikasi membersihkan tangan


 Segera : setelah tiba ditempat kerja
 Sebelum :
o Kontak langsung dengan pasien

o Memakai sarung tangan sebelum pemeriksaan klinis dan tindakan

invasif 
o Menyediakan/ atau mempersiapkan obat-obatan

o Mempersiapkan makanan

o Memberi makan pasien

o Meninggalkan puskesmas

 Di
Dian
anta
tara
ra : pros
prosedu
edurr te
tert
rten
entu
tu pa
pada
da pa
pasi
sien
en ya
yang
ng sa
sama
ma di
dima
mana
na ta
tang
ngan
an
terkontraminasi, untuk menghindari kontaminasi silang
 Setelah :

 Kontak dengan pasien


 Melepas sarung tangan
 Melepas alat pelindung diri
 Kontak
Kontak dengan
dengan darah,
darah, cairan
cairan tubuh,
tubuh, sekres
sekresi,
i, eksuda
eksudatt luka
luka dan
 peralatan yang diketahui atau kemungkinan terkontraminasi
dengan
dengan darah,
darah, cairan
cairan tubuh,
tubuh, fae
faeses
ses// urine
urine apakah
apakah menggun
menggunaka
akan
n
atau tidak menggunakan sarung tangan
 Menggunakan toilet, ,menyentuh/ melap hidung dengan tangan

c. persia
persiapan
pan member
membersih
sihkan
kan tangan
tangan :
 Air mengalir 
 

 Sabun
 Larutan antiseptik 
 Lap Tangan
Tangan yang bersih dan kering
d. Prosed
Prosedur
ur Standa
Standarr Members
Membersihk
ihkan
an Tanga
Tangan
n
Tekhnik membersihkan tangan dengan sabun dan air harus dilakukan seperti di bawah
ini :
1. Basahi
Basahi tanga
tangan
n dengan
dengan air mengal
mengalir
ir yang
yang bersih
bersih
2. Tuangkan
uangkan sabun
sabun secu
secukupn
kupnya,
ya, pili
pilih
h sabun
sabun cair 
3. rataka
ratakan
n dengan
dengan kedua
kedua telap
telapak
ak tang
tangan
an
4. gosok punggung
punggung dan sel-sel
sel-sel jari
jari tangan
tangan kiri
kiri dengan tangan kanan
kanan dan sebali
sebaliknya
knya
5. gosok
gosok kedua
kedua tela
telapak
pak dan
dan sela-
sela-sel
selaa jari
jari
6. jari-jari
jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling
saling mengunci
mengunci
7. goso
gosok
k ibu
ibu ja
jari
ri kiri
kiri be
berp
rput
utar
ar da
dala
lam
m ge
geng
ngga
gama
man
n ta
tang
ngan
an ka
kana
nan
n da
dan
n la
laku
kuka
kan
n
sebaliknya
8. gosok dengan
dengan memutar
memutar ujung
ujung jari-jari
jari-jari di
di telapak
telapak tangan kiri
kiri dan sebali
sebaliknyaBi
knyaBilas
las
kedua tangan dengan air mengalir 
9. Bilas
Bilas kedua
kedua tang
tangan
an dengan
dengan air
air meng
mengali
alir 

10. kering
keringkan
kan dengan
dengan handuk
handuk sekali
sekali pakai
pakai atau
atau ti
tissu
ssuee towel
towel sampai
sampai benar-
benar-bena
benar 

kering
11. gunakan handuk sekali pakai atau tissue towel
towel untuk menutup kran

e. Handru
Handrub
b antisep
antiseptik
tik ( handr
handrub
ub berbas
berbasis
is alkoho
alkoholl )
1. teknik
teknik untuk
untuk menggosok
menggosok tangan dengan antiseptik
antiseptik meliputi
meliputi :
2. tuan
tuangka
gkan
n se
secu
cuku
kupny
pnyaa handr
handrub
ub berba
berbasi
siss al
alko
kohol
hol un
untu
tuk
k da
dapat
pat menc
mencak
akup
up
seluruh permukaan tangan dan jari (kira-kira satu sendok teh)
3. ratakan
ratakan dengan
dengan kedua
kedua tela
telapak
pak tangan
tangan
4. go
goso
sok
k pu
pungg
nggun
ung
g dan sela-s
sela-sel
elaa ja
jari
ri tangan
tangan ki
kiri
ri dengan
dengan ta
tanga
ngan
n ka
kanan
nan dan
sebaliknya

5. gosok
gosok kedua
kedua telapak
telapak dan sela
selasel
selaa jari
jari
6. jari-jari
jari-jari dalam dari kedua tangan saling
saling mengunci
mengunci
7. goso
gosok
k ibu
ibu ja
jari
ri be
berp
rput
utar
ar da
dala
lam
m ge
geng
ngga
gama
man
n ta
tang
ngan
an ka
kana
nan
n da
dan
n la
laku
kuka
kan
n
sebaliknya
8. gosok dengan
dengan memutar
memutar ujung
ujung jari-jari
jari-jari ditela
ditelapak
pak tangan kiri
kiri dan sebalikn
sebaliknya
ya

 
Perhatian :

Lama penggosokan untuk pembersihan tangan dengan air dan sabun minimal selama 15 detik,
sedangkan untuk pembersihan tangan dengan larutan berbahan dasar alcohol minimal selama
10 detik.

f. Hal
Hal –hal
–hal yang
yang ha
haru
russ dipe
diperh
rhat
atik
ikan
an
 Bila tangan kotor dan terkontraminasi harus cuci tangan dengan sabun dan

air mengalir 
 

 Bila tidak jelas kotor atau terkontraminasi, cuci tangan dengan hancrub
 Pastikan tangan kering sebelum memulai kegiatan
 Dispenser sabun harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum pengisian ulang
 Ja
Jang
ngan
an meng
mengis
isii sa
sabu
bun
n ya
yang
ng masi
masih
h ad
adaa is
isin
inya
ya,, pe
pena
namb
mbah
ahan
an da
dapa
patt
menyebabkan kontaminasi bakteri pada sabun yang dimasukkan
 Jangan
Jangan menggun
menggunaka
akan
n baskom
baskom yang
yang berisi
berisi air
air,, walaupu
walaupun
n menggun
menggunakan
akan
antiseptik 
 Kiki harus dijaga tetap pendek, tidak lebih dari 3mm melebihi ujung jari
 Tidak boleh menggunakan kuku buatan karena dapat menimbulkan HAIs
( Hedderwick et al.2000) sebagai reservoar untuk bakteri gramn negatif.
 Tidak diperkenankan menggunakan cat kuku dan perhiasan.

  2. Penggunaan Alat Pelindung Diri


  a. Definisi
Alat pelindung diri adalah alat pelindung sebagai barrier yang digunakan
untuk
untuk meli
melind
ndung
ungii pa
pasi
sien
en dan petug
petugas
as da
dari
ri mi
mikr
kroor
oorga
gani
nism
smee ya
yang
ng ad
adaa
diPuskesmas
 b. Jenis-jenis Alat Pelindung Diri ( APD )
1. Sar
Sarung
ung tan
anga
gan
n
2. Masker  
3. Kaca Mata
4. Topi
5. Gaun
6. Apron
7. Pel
Pelindu
indung
ng Kaki
Kaki

1) Sa
Saru
rung
ng Tan
anga
gan
n

Definisi
Alat yang digunakan untuk melindungi tangan dari bahan yang dapat
menularkan
menularkan penyakit dan melindungi
melindungi pasien dari mikroorganism
mikroorganismee yang
 berada di tangan petugas kesehata. Sarung tangan merupakan
 penghalang (barier) fisik paling penting untuk mencegah penyebaran
infeksi. Sarung tangan harus diganti antara setiap kontak dengan satu
 pasien ke pasien lainnya, untuk menghindari kontraminasi silang.

Ingat : Memakai sarung tangan tidak dapat menggantikan tindakan mencuci tangan atau
 pemakaian antiseptic yang digosokkan pada tangan.

  Tujuannya :

a). Untuk
Untuk mencip
menciptak
takan
an barier
barier protek
protektif
tif dan menceg
mencegah
ah kontam
kontamina
inasi
si yang
yang berat.
berat.
Misa
Misaln
lnya
ya untuk
untuk meny
menyen
entu
tuh
h da
dara
rah,
h, ca
cair
iran
an tu
tubu
buh,
h, se
sekr
kres
esi,
i, ek
ekre
resi
si,, mu
muku
kuss
membran, kulit yang tidak utuh.
 

 b). Menghindari transmisi mikroba dari petugas nkepada pasien saat melakukan
tindakan pada kulit pasien yang tidak utuh.
c). Mencegah transmisi mikroba dari pasien ke pasien lain melalui ttangan
angan petugas.

Penggunaan sarung tangan oleh petugas pada keadaan :


 a). Kontak tangan dengan darah, cairan tubuh, membran atau kulit yang tidak utuh
 b). Melakukan tindakan invasif 
  c). Menangani
Menangani bahan-bahan
bahan-bahan bekas pakai
pakai yang terkontram
terkontraminasi
inasi atau menyentuh
menyentuh
 bahan tercemar.
tercemar.
 d). Menerapkan kewaspadaan berdasarkan penularan melalui kontak 

Jenis-jenis tangan :
a. saru
sarung
ng tan
tanga
gan
n ber
bersi
sih
h
 b. sarung tangan steril
c. saru
sarung
ng tan
tanga
gan
n ruma
rumah
h tang
tangga
ga

 
TANPA SARUNG TANGAN
Apakah kontak dengan   Tidak 

darah/ cairan tubuh ?

 
Y
a
SARUNG TANGAN RUMAH
APAKAH TANGGA ATAU SARUNG
KONTAK   Tidak 
TANGAN BERSIH
DENGAN
PASIEN

 Ya
 Ya

SARUNG TANGAN BERSIH


APAKAH KONTAK ATAU SARUNG TANGAN
  Tidak 
DENGAN DTT
JARINGAN
DIBAWAH KULIT

 Y
 Yaa

SARUNG TANGAN STERIL


ATAU SARUNG TANGAN
DTT
 

Gambar 3 : Bagan alur pemilihan jenis sarung tangan

Hal hal yang harus diperhatikan pada pemakaian sarung tangan :


 Gunaka
Gunakan
n ukuran
ukuran sarung
sarung tangan
tangan yang sesuai
sesuai,, khus
khususn
usnya
ya untuk
untuk ti
tindak
ndakan
an bedah,
bedah,
karena dapat mengganggu tindakan dan mudah robek.
 Kuku harus pendek, agar tidak cepat robek 

 Tarik sarung tangan keatas manset gaun


g aun untuk melindungi pergelangan tangan

 Gunaka
Gunakan
n pelemb
pelembab
ab yang
yang larut
larut dalam
dalam air
air,, untuk
untuk menceg
mencegah
ah kulit
kulit tangan
tangan kering
kering//
 berkerut.
 Jangan gunakan lotion yang mengandung minyak, karena akan merusak sarung
tangan bedah.
 Jangan menggunakan lotion yang mengandung parfum karena dapat mengiritasi
kulit
 Jangan menyimpan sarung tangan ditempat dengan suhu terlalu panas atau terlalu
dingin mislanya dibawah sinar matahari langsung, didekat pemanas AC, cahaya
ultraviolet cahaya fluoresen atau mesin rongent, karena dapat merusak bahan sarung
tangan sehingga mengurangi efektifitas sebagai pelindung.
  2) Masker 
  Definisi
Masker adalah alat yang digunakan untuk menutupi hidung, mulut, bagian bawah dagu
dan rambut pada wajah (jenggot).
Tujuan
 Untuk menahan cipratan yang keluar sewaktu petugas kesehatan atau petrugas
 bedah berbicara, batuk atau bersin.
 Untuk mencegah percikan darah atau cairan tubuh lainnya memasuki hidung
atau mulut petugas kesehatan.

Jenis- jenis Masker 


a. Masker
Masker katun / kertas,
kertas, sangat nyaman tetapi
tetapi tidak
tidak dapat
dapat menahan
menahan cairan
cairan atau efektif 
efektif 
sebagai filter.
 b. Masker bedah, merupakan masker terbaik dapat menyaring partikel berukuran besar 
(>5µm),
(>5µm), sekalipun
sekalipun tidak
tidak dirancang
dirancang untuk menutup secara benar-benar
benar-benar menutup

secara erat, sehingga tidak dapat secara efektif menyaring udara.


c. Masker N-95 merupaka kan
n masker khusus denga gan
n efisiensi ting
ngg
gi yang
direkomendasikan untuk perawatan pasien flu burung/ SARS, berfungsi melindungi
 

dari partikel dengan ukuran (>5µm). Pelindung ini menempel dengan erat pada
wajah
wajah tanpa
tanpa ada kebocor
kebocoran,
an, kelema
kelemahann
hannya
ya dapat
dapat menggan
mengganggu
ggu pernap
pernapasa
asan
n dan
harganya lebih mahal dari masker bedah sebelum digunakan masker dilakukan fit
test.

Prosedur penggunaan masker bedah atau N-95/ respirator particulat


a. Genggam
Genggamlah
lah respir
respirato
ator/
r/ masker
masker bedah
bedah dengan
dengan satu tangan,
tangan, posisika
posisikan
n sisi
sisi depan
 bagian hidung pada ujung jari-jari anda, biarkan tali pengikat respirator menjuntai
 bebas dibawah tangan anda.
 b. Posisikan masker bedah/ respirator dibawah dagu anda dan sisi untuk hidung berada
diatas.
c. Tariklah
ariklah tali pengikat
pengikat respira
respirator
tor yang atas
atas dan posisikan
posisikan tali
tali agak tinggi
tinggi dibelakan
dibelakang
g
kepala
kepala anda diatas
diatas teling
telinga.
a. Tariklah
ariklah tali
tali pengika
pengikatt respir
respirato
atorr yang bawah
bawah dan
 posisikan tali dibawah telinga.
d. Letakkan
Letakkan jari-jari
jari-jari tangan
tangan anada diatas
diatas bagian
bagian hidung yang terbuat
terbuat dari
dari logam. Tekan
Tekan
sisi logam tersebut (gunakan dua jari dari masing-masing tangan) mengikuti bentuk 
hidu
hidung
ng anda,
anda, ja
janga
ngan
n menek
menekan
an re
resp
spir
irat
ator
or de
denga
ngan
n sa
satu
tu ta
tanga
ngan
n ka
kare
rena
na da
dapa
patt
mengakibatkan respirator bekerja kurang efektif 
e. Tutup
utup ba
bagi
gian
an depan
depan re
resp
spir
irat
ator
or de
deng
ngan
an ke
kedua
dua ta
tanga
ngan,
n, da
dan
n ha
hati
ti-h
-hat
atii ag
agar
ar po
posi
sisi
si
respirator tidak berubah.
 Pemerikasaan segel positif 
Hembuskan napas kuat-kuat. Tekanan positif didalam respirator berarti
tida
tidak
k ad
adaa ke
kebo
bocor
coran.
an. Bi
Bila
la te
terj
rjadi
adi ke
kebo
bocor
coran
an at
atau
au po
posi
sisi
si da
dan
n at
atau
au
ketegangan tali. Uji kembali kerapan respirator. Ulangi langkah tersebut
sampai respirator benar-benar tertutup rapat.

 Pemeriksaan segel negatif 


Tarik
arik napas
napas dalam-d
dalam-dala
alam.
m. Bila
Bila tidak
tidak ada kebocor
kebocoran,
an, tekana
tekanan
n negatif 
negatif 

dida
didala
lam
m reresp
spir
irat
ator
or ak
akib
ibat
at ud
udar
araa masu
masuk
k mela
melalu
luii ce
cela
lah-
h-ce
cela
lah
h pa
pada
da
segelnya.

  3. Alat Pelindung Mata


Definisi
Alat untuk melindungi petugas dari percikan darah atau cairan tubuh lain dengan cara
melindungi mata.
Jenis – jenis alat pelindung mata :
 Kaca mata ( Goggles )

 Kaca mata pengaman

 Kaca mata pelindung wajah dan visor 


  4. Topi
 

Digunakan untuk menutup rambut dan kulit kepala sehingga serpihan kulit dan rambut
tidak masuk kedalam luka selama pembedahan.
Tujuannya
Untu
Untuk
k meli
melind
ndun
ungi
gi pe
petu
tuga
gass da
dari
ri da
dara
rah
h at
atau
au ca
cair
iran
an tu
tubu
buh
h ya
yang
ng te
terp
rper
erci
cik
k at
atau
au
menyemprot.
  5. Gaun Pelindung
Digunakan
Digunakan untuk menutupi
menutupi atau mengganti
mengganti pakaian biasa atau seragam lain, pada saat
merawat
merawat pasien
pasien yang
yang diketa
diketahui
hui atau
atau dicuri
dicurigai
gai mender
menderita
ita penyaki
penyakitt menula
menularr melalu
melaluii
droplet/ airbone.
Tujuannya :
 Untuk melindungi baju dan kulit petugas kesehatan dari sekresi respirasi
 Untuk melindungi dari penyakit menular 

 Untuk merawat pasien karena ada kemungkinan terpecik atau tersemprot darah,
cairan tubuh, sekresi, atau eksresi.
Manfaatnya :
 Dapat menurunkan 20-100x dengan memakai gaun pelindung
 Dapa
Dapatt menu
menuru
runk
nkan
an op
opro
ron
n plas
plasti
tik
k sa
saat
at mera
merawa
watt pa
pasi
sien
en be
bedah
dah ab
abdom
domen
en

dibandingkan perawat yang memakai baju seragam dan ganti tiap hari.

  6. Apron
  Definisi
Adalah alat yang terbuat dari karet atau plastik sebagai pelindung bagi petugas
kesehatan dan tahan air.

Digunakan pada saat :


 Merawat pasien langsung

 Membersihkan pasien

 Melakukan prosedur dimana ada resiko tumpahan darah, cairan tubuh atau
sekresi.
7. Pelindung Kaki
Digunakan untuk melindungi kaki dari cedera akibat benda tajam atau benda
 berat yang mungkin jatuh secara tidak sengaja keatas kaki.
Jenis – jenis pelindung kaki :
 Sepatu Boot Karet

 Sepatu Kulit Tertutup

c. Pemakaiaan Alat pelindung diri (APD) di Puskesmas :


 

1. Faktor – faktor yang harus diperhatikan pada pemakaian APD


 Kenakan APD sebelum kontak dengan pasien, umumnya sebelum
memasuki ruangan
 Gunakan dengan hati-hati jangan menyebarkan kontaminasi

 Lepas
Lepas dan buang
buang hati-h
hati-hati
ati ketemp
ketempat
at li
limba
mbah
h infeks
infeksius
ius yang tel
telah
ah
disediakan diruang ganti khusus. Lepas masker diluar ruangan
 Se
Sege
gera
ra la
laku
kukan
kan pe
pemb
mber
ersi
siha
han
n ta
tang
ngan
an de
denga
ngan
n la
lang
ngkah
kah-l
-lan
angk
gkah
ah
membersihkan tangan sesuai pedoman.

  2. Cara menggunakan APD


Langkah
Langkah-la
-langka
ngkah
h menggun
menggunaka
akan
n APD pada perawa
perawatan
tan ruang
ruang isolas
isolasii
kontak dan airbrne adalah sebagai berikut :
a. Kenakan baju kerja
kerja sebagai
sebagai lapisan
lapisan pertama
pertama pakaian
pakaian pelindu
pelindung
ng
 b. Kenakan pelindung kaki
c. Kenakan
Kenakan sepasa
sepasang
ng saru
sarung
ng tang
tangan
an pert
pertama
ama
d. Kena
Kenaka
kan
n ga
gaun
un luar 
luar 
e. Kenak
Kenakan
an ce
cele
leme
mek
k pla
plast
stik 
ik 

f. Kenak
Kenakan
an sepa
sepasa
sang
ng saru
sarung
ng tang
tangan
an kedu
keduaa
g. Kena
Kenaka
kan
n mas
maske
ker 

h. Kenak
Kenakan
an penut
penutup
up ke
kepa
pala
la
i. Kena
Kenaka
kan
n pel
pelin
indu
dung
ng mata
mata

3. Cara melepaskan APD


Langkah-langkah adalah :
a. Disinf
Disinfeks
eksii sepasan
sepasang
g sarung
sarung tangan
tangan bagian
bagian luar 
luar 
 b. Disinfeksi celemek dan pelindung kaki

c. Lepask
Lepaskan
an sepas
sepasang
ang saru
sarung
ng tanga
tangan
n bagian
bagian luar 
luar 
d. Le
Lepa
pask
skan
an ce
cele
leme
mek 

e. Lepa
Lepask
skan
an gaun
gaun bagi
bagian
an Luar 
Luar 
f. Disinf
Disinfeks
eksii tangan
tangan yang
yang menge
mengenaka
nakann
nn sarung
sarung tanga
tangan
n
g. Lepa
Lepask
skan
an Pel
Pelin
indun
dung
g Mat
Mataa
h. Lepa
Lepask
skan
an Penut
Penutup
up Kepa
Kepala
la
i. Lepaskan Ma
Masker 
 j. Lepaskan Pelindung kaki
k. Lepask
Lepaskan
an sepasa
sepasang
ng saru
sarung
ng tan
tangan
gan bagian
bagian dalam
dalam
l. Cuci
Cuci tanga
tangan
n deng
dengan
an sabun
sabun dan air bersih
bersih
3. Pemrosesan peralatan pasien dan penatalaksanaan linen
 

3.1. Pemrosesan Peralatan Pasien

a. Alur pemrosesan peralatan pasien

Pre- cleaning (Pembersihan awal)


Menggunakan detergen atau
Enzymatic, sikat
 

Pembersihan
( Cuci bersih dan tiriskan )

STERILISASI
(Peralatan Kritis )
Masuk dalam pembuluh DISINFEKSI
Darah / Jaringan tubuh

Disinfeksi Tingkat Tinggi Disinfeksi Tingkat Rendah


(Peralatan semi kritikal) (Peralatan non kritikal)
Masuk dalam mukosa tubuh Hanya pada permukaan tubuh
Endotracheal tube.NGT yang utuh
Tensimeter, termometer 

Direbus Kimiawi

Bersihkan dengan air


steril dan keringkan

Gambar 4 : Alur pemprosesan peralatan pasien

 b. Tingkatan
Tingkatan Proses Disinfeksi
 1. Disinfeksi Tingakat
Tingakat Tinggi
Tinggi (DTT)
Mematikan kuman dalam waktu 20 menit -12 jam akan mematikan semua mikroba
kecuali spora bakteri.
  2. Disinfeksi Tingakat Sedang (DTS )
Mematikan mikrobakteria vegetatif, virus, jamur, tetapi tidak bisa mematikan spora
 bakteria.
  3. Disinfeksi
Disinfeksi Tingkat
Tingkat Rendah (DTR)
 

Mematikan
Mematikan hampir semua bakteri vegetatif,
vegetatif, beberapa
beberapa jamur,
jamur, beberapa
beberapa virus dalam
waktu < 10 menit.
c. Definisi
 Preclenaing/ Prabilas : proses yang membuat mati lebih aman untuk ditangani oleh
 petugas sebelum dibersihkan (menginaktivasi HBV,
HBV, HBC, dan HIV ) dan
meng
mengur
uran
angi
gi,, tap
apii tidak
idak meng
menghi
hillan
angk
gkan
an ju
jum
mla
lah
h mikr
mikroo
oorrgani
ganism
smee yang
yang
mengkontraminasi.
 Pembersihan : proses yang secara fisik membuang semua kotoran, darah atau cairan
tubuh lainnya dari benda mati ataupun mikroorganisme untuk mengurangi resiko
 bagi petugas yang menyentuh kulit atau menangani objek tersebut.
 Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) : Proses menghilangkan semua mikroorganisme,
kecuali beberapa endospora bakterial dari objek, dengan merebus, menguapkan atau
memakai disinfektan kimiawi.
 Sterilisas
Sterilisasii : proses
proses menghilangkan
menghilangkan semua mikroorga
mikroorganism
nismee ( bakteria,
bakteria, virus
virus,, fungi,
dan parasi
parasitt termas
termasuk
uk endospo
endospora
ra bacter
bacterial
ial)) dari
dari benda
benda mati
mati dengan
dengan uap tekana
tekanan
n
tinggi ( otoklaf), pabas kering (oven), sterilisasi, kimiawi, atau radiasi.

3.2. Pengelolaan Linen

Definisi
Peng
Pengel
elol
olaa
aan
n Line
Linen
n ad
adal
alah
ah pe
pena
nang
ngan
anan
an li
line
nen
n di pu
pusk
skes
esma
mass meli
melipu
puti
ti pr
pros
oses
es
 pengimpanan, pendistribusian, pemisahan linen kotor, dan pencucian.
Tujuan
Mencega
Mencegah
h terjad
terjadinya
inya penular
penularan
an melalu
melaluii linen
linen yang ter
terkont
kontram
ramina
inasi
si dari
dari pasien
pasien
kepetugas maupun kepasien lain dan lingkungan sekitarnya.
Prinsip Umum :
 Semua linen yang sudah digunakan harus dimasukkan kedalam kantong/ wadah
yang tidak rusak saat diangkut.


Pengantongan ganda tidak diperlukan untuk linen yang sudah digunakan.

Prosedur Pengelolaan Linen :


 Linen yang kotor diletakkan dipisahkan linen yang infeksi dan non infeksi dengan
menggunakan APD. Kantong kuning untuk yang infeksi, dan yang hitam untuk 
yang tidak infeksi atau linen yang bersih, kemudian diikat yang rapih.
 Hilangkan bahan padat dari linen yang sangat kotor dengan menggunakan APD
yang sesuai dan buang ketempatnya, kemudian linen masukkan kekantong cucian.
 Linen
Linen yang
yang sudah
sudah digunak
digunakan
an harus
harus dibawa
dibawa dengan
dengan hati-h
hati-hati
ati dan menggu
menggunaka
nakan
n
trolle
trolley
y linen
linen dengan
dengan membeda
membedakan
kan tempat
tempat linen
linen bersih
bersih dan yang kotor
kotor,, untuk 
untuk 
mencegah kontaminasi permukaan lingkungan atau orang-orang disekitarnya.
 

 Jang
Jangan
an memi
memila
lah
h line
linen
n dite
ditemp
mpat
at pe
pera
rawa
wata
tan
n pa
pasi
sien
en.. Masu
Masukk
kkan
an li
line
nen
n ya
yang
ng
terkontraminasi langsung kekantong cucian diruang isolasi dengan memanipulasi
minimal atau mengibas-ibaskan untuk menghindari kontaminasi udara dan orang
 Linen dicuci sesuai prosedur pencucian biasa.

 Cuci dab keringkan


keringkan lenen sesuai
sesuai dengan standar dan prosedur
prosedur tetap di Puskesmas.
Puskesmas.
Untuk pencucian dengan air panas, cuci linen menggunakan detergen/ disinfeksi
dengan air 70o C ( 160  o F) selama 25 menit. Pilih bahan kimia yang cocok untuk 
 pencucian temperatur rendah dengan konsentrasi yang sesuai temperatur air >70 o C
( 160 o F).
4. Pengelolaan Limbah
Pe
Penge
ngelo
lola
laan
an Li
Limb
mbah
ah meru
merupak
pakan
an sa
sala
lah
h sa
satu
tu up
upaya
aya ke
kegi
giat
atan
an pe
pence
ncega
gaha
han
n da
dan
n
 pengendalian infeksi dipuskesmas. Limbah puskesmas berupa limbah yang sudah
terkontraminasi atau tidak terkontraminasi. Sekitar 85% limbah umum dihasilkan yang
dihasilkan Puskesmas tidak terkontraminasi dan tidak berbahaya bagi petugas yang
menangani, namun demikian penanganan limbah ini harus dikelola dengan baik dan
 benar.

4.1. Pengertian
Limbah
Limba h puskesmas
puskesmas adalah semua limbah yang dihasilkan
dihasilkan dari kegiatan
kegiatan puskesmas
puskesmas
dalam bentuk padat, cair dan gas.
 4.2. Tujuan Pengelolaan Limbah
 Melindungi petugas pembuangan limbah dari perlukaan

 Melindungi penyebaran infeksi terhadap para petugas kesehatan


 Mencegah penularan infeksi pada masyarakat sekitarnya

 Membuang bahan-bahan berbahaya ( bahan Toksik dan radioaktif) dengan


aman.
  4.3. Jenis-jenis Limbah
a. Limbah padat puskesmas
puskesmas adalah semua limbah puskesmas yang berbentuk padat
sebagai akibat kegiatan puskesmas yang terdiri dari :
 Li
Limb
mbah
ah medi
mediss pa
pada
datt ad
adal
alah
ah : li
limb
mbah
ah pa
padat
dat ya
yang
ng te
terd
rdir
irii dari
dari li
limb
mbah
ah
infeks
infeksius
ius,, limba
limbah
h patolo
patologi,
gi, limah
limah benda
benda taj
tajam,
am, limbah
limbah farmas
farmasi,
i, limbah
limbah
sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan,
dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi
 Limbah pada non medis adalah : limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan
 puskesmas diluar medis yang berasal dari dapur perkantoran, taman, dan
halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya.
 b. Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan
 puskesmas yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia
 beracun, dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.
 

c. Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan
 pembakaran dipuskesmas seperti insinerator,
insinerator, dapur, perlengkapan generator,
anastesi, dan pembuatan obat sitotoksis.
d. Limbah infeksius adalah limbah yang terkontraminasi dengan darah, cairan tubuh
 pasien, eksresi, sekresi yang dapat menularkan kepada orang lain.
e. Limbah
Limbah Sitotoksis
Sitotoksis adalah limbah dari bahan yang terkontaminasi
terkontaminasi dari persiapan
dan pe
pemb
mber
eria
ian
n obat
obat si
sito
toto
toks
ksis
is un
untu
tuk
k ke
kemo
mote
tera
rapi
pi kanke
kankerr ya
yang
ng memp
mempun
unyai
yai
kemampuan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan sel hidup.

4.4. Pengelolaan Limbah


a. Identifikasi Limbah :
 Padat
 Cair 
 Tajam
 Infeksius
  Non infeksius
  b. Pemisahan
 Pemisahan dimulai dari awal penghasilan Limbah
 Pisahkan limbah sesuai dengan jenis limbah
 Tempatkan limbah sesuai dengan jenisnya
 Limbah cair segera dibuang ke westafel di spoelhok 
  c. Labeling
 Limbah padat infeksius : plastik kantong kuning atau warna lain tapi diikat
tali kuning.
 Limbah padat non infeksius : plastik kantong warna hitam
 Limbah benda tajam : wadah tahan tusuk dan air (safety box)
  d. Kantong pembuangan diberi label biohazard atau sesuai jenis limbah
limbah
  e. Packing

Tempatkan dalam wadah limbah tertutup
 Tutup mudah dibuka, sebaliknya bisa dengan menggunakan kaki

 Kontainer dalam keadaan bersih


 Kontainer terbuat dari bahan yang kuat, ringan dan tidak berkarat

 Tempatkan setiap kontainer limbah pada jarak 10-20meter 


 Ikat limbah jika sudah terisi ¾ penuh

 Kontainer limbah harus dicuci setiap hari


f. Penyimpanan
 Simpan limbah di empat penampungan sementara

 Tempatkan limbah dalam kantong plastik dan ikat dengan kuat


 Beri label pada kantong plastik limbah

 Setiap hari limbah diangkat dari tempat penampungan sementara


 Mengangkut limbah harus menggunakan kereta dorong khusus
 

 Kereta dorong harus kuat, mudah dibersihkan, tertutup


 Tidak boleh ada yang tercecer 

 Sebaliknya lift pengangkut limbah berbeda dengan lift pasien

 Gunakan alat pelindung diri ketika menangani limbah

 Tempat penampungan sementara


sementara harus di area terbuka, terjangkau oleh
kendaraan, aman dan selalu dijaga kebersihannya dengan kondisi kering.

  g. Pengangkutan
 Mengangkut limbah harus menggunakan kereta dorong khusus
 Kereta dorong harus kuat, mudah dibersihkan, tertutup

 Tidak boleh ada yang tercecer 


 Sebaliknya jalan pengangkut limbah berbeda dengan jalan pasien
 Gunakan alat pelindung diri ketika menangani limbah.
  h. Treatment
 Limbah infeksius dimasukkan dalam incenerator 

 Limbah non infeksius dibawa ketempat pembuangan limbah umum


 Limbah benda tajam dimasukkan dalam incenerator 

 Limbah cair dalam westafell diruang spoelhok 

 Limbah Feces, urine kedalam WC


4.5. Penanganan Limbah Benda Tajam
 Jangan menekuk atau mematahkan benda tajam
 Jangan meletakkan limbah benda tajam sembarang tempat

 Segera buang
buang limbah benda tajam
tajam ke kontainer yang tersedi
tersediaa tahan tusuk 
dan tahan air dan tidak bisa dibuka lagi
 Selalu buang sendiri oleh si pemakai
 Tidak menyarungkan kembali jarum suntik habis pakai

 Kontainer benda tajam diletakkan dekat lokasi tindakan

4.6. Penanganan limbah pecahan kaca


 Gunakan sarung tangan rumah tangga

 Gunakan kertas koran untuk mengumpulkan


mengumpulkan pecahan benda tajam tersebut,
tersebut,
kemudian bungkus dengan kertas
 Masukkan dalam kontainer tahan tusukan beri label

4.7. Unit Pengelolaan Limbah Cair 


 Kolam stabilisasi air limbah

 Kolamoksidasi air limbah


 Sistem proses pembusukan anaerob

 Septik tank 
 

4.8. Pembuangan
Pembuangan Limbah
Limbah Terkontaminas
erkontaminasii
 Menuang
Menuangkan
kan cairan
cairan atau
atau limba
limbah
h basah
basah ke si
siste
stem
m pembuan
pembuangan
gan kotora
kotoran
n
tertutup
 Insine
Insineras
rasii (pemba
(pembakar
karan)
an) untuk
untuk menghan
menghancur
curkan
kan bahan-ba
bahan-bahan
han sekali
sekaligus
gus
mikroo
mikroorg
rgani
anisme
sme nya. Ini merupa
merupakan
kan metode
metode ter
terbai
baik
k untuk
untuk pembua
pembuangan
ngan
limbah terkontaminasi. Pembakaran juga akan mengurangi volume limbah
dan memastikan bahwa bahan-bahan tersebut tidak akan dijarah dan dipakai
ulang.
ulang. Bagaim
Bagaimanap
anapun
un juga
juga pembak
pembakara
aran
n akan
akan dapat
dapat mengel
mengeluar
uarkan
kan kimia
kimia
 beracun ke udara.
 Mengubur limbah terkontaminasi agar tidak tersentuh lagi

4.9. Cara penanganan


penanganan limbah
limbah terkontami
terkontaminasi
nasi
 Untuk limbah terkontaminasi, pakailah wadah plastik atau disepuh logam

dengan tutup yang rapat.


 Gunakan wadah tahan tembus untuk pembuangan semua benda-benda tajam

 Tempatkan wadah limbah dekat dengan lokasi terjadinya limbah itu dan
mudah dicapai oleh pemakai.
 Peralatan yang dipakai untuk mengumpulkan dan mengangkut limbah tidak 
 boleh dipakai untuk keperluan lain diklinik atau puskesmas.
 Cuci semua wadah limbah dengan larutan pembersih disinfektan dan bilas
teratur dengan air 
 Jika mungkin, gunakan wadah terpisah untuk limbah yang akan dibakar dan
yang tidak akan dibakar sebelum dibuang.
 Gunakan alat perlindungan diri (APD) ketika menangani
menang ani limbah

 Cuci tangan
tangan atau
atau gunakan
gunakan penggo
penggosok
sok tangan
tangan antis
antisept
eptik
ik berbah
berbahan
an dasar 
dasar 
alkohol
alkohol tanpa
tanpa air setela
setelah
h melepas
melepaskan
kan sarung
sarung tangan
tangan apabil
apabilaa menang
menangani
ani
limbah.

4.
4.10
10.. Cara
Cara Pem
Pembu
buan
anga
gan
n Limb
Limbah
ah
a. Enkaplu
Enkapluasi
asi : dianj
dianjurk
urkan
an sebag
sebagai
ai cara
cara termu
termudah
dah memb
membuang
uang bend
benda-be
a-benda
nda
tajam. Benda tajam dikumpulkan dalam wadah tahan tusukan dan antobocor.
Sesudah ¾ penuh, bahan seperti semen, pasir, tau bahan-bahan menjadi
 padat dan kering., wadah ditutup, disebarkan pada tanah rendah, ditimbun
dan dapat dikuburkan.
dikuburkan. Bahan-bahan
Bahan-bahan sisa klimia
klimia dapat dimasukkan
dimasukkan bersa
bersama
ma
dengan benda-benda tajam.
 b. Insinerasi adalah proses dengan
den gan suhu tinggi untuk mengurangi berat dan isi
limbah. Pross ini biasanya dipilih untuk menangani limbah yang tidak dapat
 

didaur ulang, dipakai lagi, atau dibuang ke tempat pembuangan limbah atau
tempat kebersihan pealatan tanah.
c. Pembaka
Pembakaran
ran terbuka
terbuka tidak
tidak dianju
dianjurka
rkan
n kar
karena
ena berbahay
berbahaya,
a, batas
batas pandangan
pandangan
tidak jelas, dan angin dapat menyebarkan limbah kesekitar kemana-mana
d. Mengubur
Mengubur limbah
limbah difasilit
difasilitasi
asi kese
kesehatan
hatan dengan
dengan sumber
sumber terbatas,
terbatas, penguburan
penguburan
limbah secara aman pada atau dekat fasilitas mungkin merupakan satu-
satunya alternatif untuk pembuangan limbah. Caranya : buat lubang sedalam
2,5m, setiap tinggi limbah 75cm ditutupi kapur tembok, kemudian diisi lagi
dengan limbah sampai 75 cm ditutupi kapur tembok, kemudian diisi lagi
dengan limbah samapai 75cm, kemudian dikubur. Untuk mengurangi risiko
dan polusi lingkungan, beberapa aturan dasar adalah :
 Batas akses ketempat pembuangan limbah tersebut

 Tempat
empat pe
peng
ngubu
ubura
ran
n se
seba
baik
ikny
nyaa di
diba
bata
tasi
si denga
dengan
n la
laha
han
n de
denga
ngan
n
 permeabilitas rendah (seperti tanah liat),
liat), jika ada
 Pilih
Pilih tempat
tempat berjar
berjarak
ak setida
setidak-t
k-tida
idaknya
knya 50 meter
meter dari
dari sumber
sumber air 
untuk mencegah kontaminasi permukaan air 
 Tempat
empat pengubu
penguburan
ran harus
harus ter
terdapa
dapatt pengali
pengaliran
ran yang baik,
baik, leb
lebih
ih

rendah dari sumur, bebas genangan air dan tidak didaerah rawan
 banjir..
 banjir
e. Memb
Membua
uang
ng limb
limbah
ah berba
berbahay
hayaa : ba
bahan
han-b
-bah
ahan
an ki
kimi
miaa te
term
rmas
asuk
uk si
sisa
sa-s
-sis
isaa
 bahan-bahan sewaktu pengepakan, bahan-bahan kadaluarsa atau kimia
dekomposisi, atau bahan kimia tidak dapat dipakai lagi. Bahan kimia yang
tida
tidak
k te
terl
rlal
alu
u banya
banyak
k dapat
dapat diku
dikump
mpul
ulka
kan
n da
dala
lam
m wadah
wadah denga
dengan
n li
limb
mbah
ah
terinfeksi, dan kemudian diindinerasi, enkapsulasi
enk apsulasi atau dikubur. Pada jumlah
yang banyak, tidak boleh dikumpulkan dengan limbah terinfeksi.
Karena tidak ada metode ya
yan
ng aman dan murah, maka pilihan
 penanganannya sebagai berikut :
 Insi
Insine
nera
rasi
si pa
pada
da suhu
suhu ting
tinggi
gi meru
merupa
paka
kan
n op
opsi
si te
terb
rbai
aik
k untu
untuk 

 pembuangan limbah kimia.


 Ji
Jika
ka ini
ini tida
tidak
k mung
mungki
kin,
n, ke
kemb
mbal
alik
ikan
an li
limb
mbah
ah ki
kimi
miaa te
ters
rseb
ebut
ut
kepemasok
kepemasok Karena kudua metode ini mahal dan tidak praktis, maka
 jagalah agar limbah kimia terdapat seminimal mungkin
f. Limbah Far
Farm
masi
Dalam jumlah yang sedikit limbah farmasi ( obat dan bahan obat obatan ),
dapatt dikump
dapa dikumpulk
ulkan
an dalam
dalam wadah
wadah dengan
dengan limbah
limbah ter
terinf
infeks
eksii dan dibuan
dibuang
g
dengan cara yang sama insinerasi, enkapluasi atau dikubur secara aman.
Perlu
Perlu dicata
dicatatt bahwa
bahwa suhu
suhu yang
yang dicapa
dicapaii dalam
dalam insine
insineras
rasii kamar
kamar tunggal
tunggal
se
sepe
pert
rtii tong
tong at
atau
au ins
insiner
inerat
ator
or dar
dari bat
bata adal
adalah
ah ti
tida
dak
k cuku
cukup
p unt
untuk 
menghancurkan total limbah farmasi ini, sehingga tetap berbahaya.
Sejumlah
Sejumlah kecil limbah farmasi,
farmasi, seperti obat-obatan
obat-obatan kadaluarsa ( kecuali
kecuali
sitotoksik dan antibiotik), dan dapat dibuang ke pembuangan kotoran tapi
 

tidak
tidak boleh
boleh dibuang
dibuang kesung
kesungai,
ai, kali,
kali, tel
telaga
aga,, atau
atau danau.
danau. Jika
Jika jumlah
jumlahnya
nya
 banyak, limbah farmasi dapat dibuang secara metode berikut :
 Sitotoksik dan antibiotik dapat diinsenerasi, sisanya dikubur di tempat
 pemerataan tanah (gunakan insinerator seperti untuk membuat semen
yang mampu mencapai
mencapai suhu pembakaran
pembakaran hingga 800C). Jika inspirasi
inspirasi
tidak tersedia, bahan farmasi di rekapsulasi.
 Bahan yang larut dengan air, campuran ringan bahan farmasi seperti
larutan vitamin, obat batuk, cairan intravena, tetes mata, dan lain-lain
dapat diencerkan dengan sejumlah besar air lalu dibuang dalam tempat
 pembuangan kotoran.
 Jika semua gagal, kembalikan kepemasok, jika mungkin.

Rekomendasi berikut dapat juga diikuti :


 Sisa
Sisa-s
-sis
isaa ob
obat
at si
sito
toto
toks
ksik
ik at
atau
au li
limb
mbah
ah si
sito
toto
toks
ksik
ik la
lain
in ti
tidak
dak boleh
boleh
dicampur dengan sisa-sisa limbah farmasi lainnya.
 Limbah sitotoksik tidak boleh dibuang disungai, kali, telaga, danau atau
area pemerataan tanah

g. Limbah
Limbah denga
dengan
n bahan
bahan mengan
mengandung
dung logam
logam berat
berat
Baterai, termometer,
termometer, dan lain-lain benda mengandung logam berat seperti air 
raksa atau kadmium. Cara pembuangannya sebagai berikut :
 Pelayanan daur ulang tersedia

 Enkaps
Enkapsula
ulasi,
si, jika
jika daur
daur ulang
ulang tid
tidak
ak mungki
mungkin
n maka
maka pembua
pembuangan
ngan
limbah enkapsulasi dapat dilakukan, jika tersedia.
Jenis limbah ini tidak boleh diinsinerasi karena uap logam beracun yang
dike
dikelu
luar
arka
kan,
n, juga
juga tida
tidak
k bo
bole
leh
h di
dikub
kubur
ur ta
tanp
npaa en
enkap
kapsu
sula
lasi
si karen
karenaa
mengakibatkan polusilapisan air tanah.Biasanya, limbah jenis ini hanya
terdapat dalam jumlah yang kecil di fasilitas kesehatan.

Air raksa
raksa merupa
merupakan
kan neuroto
neurotoksi
ksin
n kuat,
kuat, ter
teruta
utama
ma pada masa
masa tumbuh
tumbuh
kembang janin dan bayi. Jika dibuang dalam air atau udara, air raksa
masuk
masuk dan mengkon
mengkontam
tamina
inasi
si danau,
danau, sungai
sungai,, dan ali
aliran
ran air lai
lainny
nnya.
a.
Untuk
Untuk mengur
mengurangi
angi resiko
resiko polusi
polusi,, benda-
benda-bend
bendaa yang mengand
mengandung
ung air 
raksa seperti termometer dan tensimeter sebaiknya dengan yang tidak 
mengandung air raksa.
Jika termometer pecah :
 Pakai sarung tangan pemeriksaan pada kedua belah tangan

 Kumpulkan semua butiran air raksa yang jatuh dengan sendok,


dan tuangkan dalam wadah kecil tertutup untuk dibuang atau
dipakai kembali
 

Wadah penyembur aerosol tidak daur ulang


 Semua tekanan sisa harus dikeluarkan sebelum aerosol dikubur
 Wadah bertek
bertekanan
anan gas ti
tidak
dak boleh
boleh dibaka
dibakarr atau
atau diinsi
diinsiner
nerasi
asi
karena dapat meledak
Se
Sebag
bagai
ai kesim
kesimpu
pula
lan,
n, se
seda
dapa
pat-
t-da
dapa
patn
tnya
ya hi
hind
ndar
arka
kan
n memb
membel
elii at
atau
au
,memakai produk kimia yang sukar atau sangat mahal untuk dibuang.
5. Pengendalian Lingkungan Puskesmas
Pe
Peng
ngend
endal
alia
ian
n lingk
lingkun
unga
gan
n puskes
puskesma
mass at
atau
au fa
fasi
sili
lita
tass pe
pela
laya
yana
nan
n
ke
kese
seha
hata
tan
n la
lain
inny
nyaa meru
merupa
paka
kan
n sal
alah
ah sa
satu
tu as
aspe
pek
k da
dala
lam
m up
upay
ayaa
 pencegahan pengendalian infeksi dipuskesmas atau fasilitas
 pelayanan kesehatan lainnya. Lingkungan puskesmas jarang
menimbulkan
menimbulkan transmisi
transmisi penyakit infeksi
infeksi nosokomial,
nosokomial, namun pada
 pasien-pasien iang immunocompromise harus lebih diwaspadai dan
 perhatian karena dapat menimbulkan beberapa penyakit infeksi
lainnya
lainnya seperti
seperti infeksi
infeksi saluran
saluran pernapasan,
pernapasan, aspergill
aspergillus,
us, legionella,
legionella,
mycobacterium TB, varicella zoster, virus hepatitis B, HIV.
HIV.
Pengend
Pengendali
alian
an lingkun
lingkungan
gan Puskes
Puskesmas
mas melipu
meliputi
ti ruang
ruang banguna
bangunan,
n,

 penghawaan, kebersihan , saluran limbah dan lain sebagainya.


Untu
Un tuk
k menc
menceg
egah
ah teterj
rjad
adin
inya
ya ininfe
feks
ksii ak
akib
ibat
at li
ling
ngkun
kunga
gan
n dapat
dapat
diminimalkan dengan melakukan :
1. Pe
Pemb
mber
ersi
sihan
han Li
Ling
ngkun
kunga
gan
n
2. Di
Disi
sinf
nfek
eksi
si lingk
lingkun
ungan
gan ya
yang
ng te
terk
rkont
ontra
rami
minas
nasii de
denga
ngan
n da
dara
rah
h
atau cairan tubuh pasien
3. Melakukan
Melakukan pemelihara
pemeliharaan
an peralat
peralatan
an medik
medik dengan tepat
4. Memper
Mempertah
tahank
ankan
an mutu
mutu air bersih
bersih
5. Memper
Memperhat
hatika
ikan
n venti
ventilas
lasii yang
yang baik 
baik 

5.1. Pengertian

Pe
Pemb
mber
ersi
siha
han
n lingk
lingkun
ungan
gan ad
adal
alah
ah pr
pros
oses
es memb
membua
uang
ng se
semu
muaa at
atau
au
sebag
agiian bebessar patog
ogeen dari permukukaaan dan benda yayan
ng
terkontraminasi.
Pembersihan
Pembersihan permukaan dilingkungan
dilingkungan pasien sangat penting karena
ag
agen
en infe
infeks
ksiu
iuss yang
yang da
dapat
pat meny
menyeb
ebabk
abkan
an ISP
ISPA dapat
dapat berta
bertahan
han
dili
diling
ngkun
kunga
gan
n se
sela
lama
ma be
beber
berap
apaa ja
jam
m at
atau
au ba
bahk
hkan
an beber
beberapa
apa ha
hari
ri..
Pembersihan dapat dilakukan dengan air dan detergen netral
 

  5.2. Tujuan
Tujuan pengendalian lingkungan puskesmas atau fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya adalah untuk menciptakan lingkungan yang bersih
aman
aman da
dan
n nyama
nyaman
n se
sehi
hing
ngga
ga dapat
dapat meni
menimi
milk
lkan
an at
atau
au menc
menceg
egah
ah
terjadinya transmisi mikroorganisme dari lingkungan kepada pasien,
 petugas, pengunjung, dan mayarakat disekitar puskesmas dan
fasilitas kesehatan sehingga infeksi nosokomial dan kecelakaan kerja
dapat di cegah.
  5.3. Prinsip dasar pembersihan lingkungan
 Semua permukaan horizontal
horizontal ditempat
ditempat dimana
dimana pelayanan
pelayanan
yang disediakan untuk pasien harus dibersihkan setiap hari dan
terlihat
terlihat kotor.
kotor. Permukaan
Permukaan tersebut
tersebut juga harus dibersihkan
dibersihkan bila
 pasien sudah keluar dan sebelum pasien baru masuk.
 Bila permukaan tersebut, meja pemerikasaan atau peralatan
lainnya
lainnya pernah bersentuhan
bersentuhan langsung
langsung dengan pasien, permukaan
permukaan
tersebut
tersebut harus dibersihkan
dibersihkan dan disinfeksi
disinfeksi diantara pasien-pasi
pasien-pasien
en
yang berbeda
 Semua
Semua kain
kain lap yang
yang digunak
digunakan
an harus
harus dibasa
dibasahi
hi sebelu
sebelum
m
digunakan.membersihkan debu dengan kain kering atau dengan
sapu dapat menimbulkan aerosolisasi dan harus dihindari.
 Larutan, kain lap dan kain pel harus diganti secara berkala
sesuai dengan peraturan setempat.
 Se
Semu
muaa pe
pera
rala
lata
tan
n pe
pemb
mber
ersi
sih
h ha
haru
russ di
dibe
bers
rsih
ihka
kan
n dan
dan
dikeringkan setelah digunakan
 Kain lap pel yang dapat digunakan kembali harus dicuci dan
dikeringkan setelah digunakan
 Tempat-tempat disekitar pasien harus bersih dari peralatan

serta
serta perlen
perlengkap
gkapan
an yang ti
tidak
dak perlu
perlu sehing
sehingga
ga memuda
memudahkan
hkan
 pembersihan menyeluruh setiap hari.
 Mejaa pemeri
Mej pemeriksa
ksaan
an dan perala
peralatan
tan diseki
disekitar
tarnya
nya yang
yang tel
telah
ah
digunakan
digunakan pasien
pasien yang diketahui
diketahui atau suspek terinfeks
terinfeksii ISPA
ISPA
yang dapat menimbulkan kekhawatiran harus dibersihkan dengan
disinfektan segera setelah dugunakan.
 
5.4. APD untuk pembersihan Lingkungan
Kegiatan pembersihan adalah tugas berat yang memerlukan banyak 
 pekerja dan dilingkungan tertentu risiko terpajan benda-benda tajam
sangat tinggi.
 

Petugas kesehatan harus mengenakan :


 Sarung tangan karet

 Gaun pelindung dan celemek karet

 Sepatu yang rapat dan kuat seperti sepatu bot

5.5. Pembersihan tumpahan dan percikan


Sa
Saat
at memb
member
ersi
sihka
hkan
n tump
tumpah
ahan
an at
atau
au pe
perc
rcik
ikan
an ca
cair
iran
an tu
tubu
buh
h at
atau
au
sekresi, petugas kesehatan harus menggunakan APD yang memadai,
termasuk sarung tangan karet dan gaun pelindung.

5.6. Tahap-tahap pembersihan tumpahan adalah sebagai berikut :


 Pasang gaun pelindung atau celemek dan sarung tangan karet

 Bers
Bersih
ihka
kan
n ba
bagi
gian
an pe
perm
rmuka
ukaan
an ya
yang
ng te
terk
rken
enaa tu
tump
mpah
ahan
an
te
ters
rseb
ebut
ut de
deng
ngan
an ai
airr da
dan
n de
dete
terrge
gen
n meng
menggu
guna
naka
kan
n ka
kain
in
 pembersih sekali pakai.
 Buang kain pembersih kewadah limbah tahan bocor yang

sesuai
 Lakukan
Lak ukan disinf
disinfeks
eksii pada bagian
bagian permuk
permukaan
aan yang
yang ter
terkena
kena
tumpahan.
 Le
Lepa
pass sa
saru
rung
ng ta
tang
ngan
an ka
kare
rett da
dan
n ce
cele
leme
mek
k da
dan
n te
temp
mpat
atka
kan
n
 perlengkapan tersebut kewadah yang sesuai untuk 
 pembersihan dan disinfeksi lebih lanjut
 Tempatk
empatkan
an gaun pelind
pelindung
ung dan masukk
masukkan
an kewadah
kewadah yang
yang
sesuai
 Bersihkan tangan

Hal-hal penting mengenai pembersihan dan disinfeksi


 Lingk
ingkun
unga
gan
n yang
yang di
digu
guna
naka
kan
n ol
oleh
eh pas
pasie
ien
n haru
haruss
dibersihkan dengan teratur 
 Pember
Pembersih
sihan
an harus
harus menggun
menggunaka
akan
n teknik
teknik yang
yang benar 
benar 
untuk menghindari aerosolisasi debu.
 Hany
Hanyaa permu
permuka
kaan
an yang
yang be
bers
rsent
entuh
uhan
an de
deng
ngan
an ku
kuli
lit/
t/
mukosa pasien dan permukaan yang sering disentuh oleh
 petugas kesehatan yang memerlukan disinfeksi setelah
dibersihkan.
 Pe
Petu
tuga
gass ke
kese
seha
hata
tan
n harus
harus meng
menggun
gunak
akan
an APD
APD untuk 
untuk 
mela
melaku
kuka
kan
n pe
pemb
mber
ersi
siha
han
n da
dan
n di
diin
infe
feks
ksii pe
pera
rala
lata
tan
n

 pernapasan dan harus membersihkan tangan setelah APD


dilepas.
 

Ruang Lingkup pengendalian lingkungan


Kontruksi bangunan puskesmas
a. Dinding
Permukaan dibuat harus kuat, rata dan kedap air sehingga
mudah
mudah dibers
dibersihk
ihkan
an secara
secara period
periodik
ik dengan
dengan jadwal
jadwal yang
yang
tetap 3-6 bulan sekali. Cat dinding berwarna terang dan
menggu
gun
nakan cat yang tidak luntur serta tida
dak 

menggunakan logam yang berat.

 b. Langit-Langit
La
Langi
ngit-
t-la
lang
ngit
it ha
haru
russ ku
kuat
at,, berwa
berwarn
rnaa te
tera
rang,
ng, da
dan
n muda
mudah
h
dibers
dibersihk
ihkan,
an, tinggi
tingginya
nya minim
minimal
al 2,70 meter
meter dari
dari lantai
lantai,,
kerangka langit-langit harus kuat dan bila terbuat dari kayu
harus anti rayap.

c. Lantai
Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, halus, kedap air,
tidak licin, warna terang
ng,, pe
perrmukaan rata, tida
dak 

 bergelombang sehingga mudah dibersihkan secara rutin,3
kalii se
kal seha
hari
ri at
atau
au kalu
kalu perlu
perlu.. La
Lant
ntai
ai ya
yang
ng se
sela
lalu
lu ko
kont
ntak 
ak 
denga
dengan
n ai
airr harus
harus memp
mempun
unyai
yai ke
kemi
miri
ring
ngan
an ya
yang
ng cukup
cukup
kearah saluran pembuangan air limbah. Pertemuan lantau
dengan
dengan dindin
dinding
g harus
harus berbent
berbentuk
uk lengku
lengkung
ng agar
agar mudah
mudah
dibersihkan.

d. Atap
Atap
Atap harus
harus kuat,
kuat, tidak
tidak bocor
bocor dan tidak
tidak menjad
menjadii tempat
tempat
 perindukan serangga, tikus dan binatang penggangu

lainnya.

e. Pintu
Pintu
Pintu harus
harus kuat,
kuat, cukup
cukup tinggi
tinggi,, cukup
cukup lebar
lebar,, dan dapat
menc
menceg
egah
ah masu
masukn
knya
ya se
sera
rang
ngga
ga,, ti
tiku
kus,
s, da
dan
n bi
bina
nata
tang
ng
 pengganggu lainnya.

f. Ja
Jari
ring
ngan
an Inst
Instal
alas
asii
Pemasa
Pemasanga
ngan
n jaring
jaringan
an instal
instalasi
asi air minum,
minum, air bersih
bersih,, air 
limbah, gas, listrik, sistem penghawaan, sarana komunikasi
dan la
lain
in-l
-lai
ainn
nnya
ya ha
haru
russ meme
memenuh
nuhii pe
pers
rsyar
yarat
atan
an te
tekni
kniss

kesehatan agar nyaman dan aman, mudah dibersihkan dari


tumpukan debu. Pemasangan pipa air minum tidak boleh
 bersilang dengan pipa air limbah dan tidak boleh
 

 bertekanan negatif untuk menghindari pencemaran air 


minum.

  g. Furniture
Dibersihkan secara rutin setiap hari, khusus tempat tidur 
 pasien gunakan cairan disinfektan, tidak menggunakan
 bahan yang dapat menyerap debu, sebaiknya bahan yang
mudah
mudah dibers
dibersihk
ihkan
an dari
dari debu maupun
maupun darah
darah atau
atau cairan
cairan
tubuh lainnya.

h. Fixture dan fitting


Perala
Peralatan
tan yang meneta
menetap
p di dindin
dinding
g hen
hendakn
daknya
ya didesa
didesain
in
sedemikian rupa sehingga mudah dibersihkan.

i. Gorden
Bahan terbuat yang mudah dibersihkan, tidak 
 bergelombang, warna terang, dicuci secara periodik 1-3
 bulan sekali dan tidak menyentuh lantai disain ruangan
se
seda
dapa
patt mung
mungki
kin
n di
dici
cipt
ptak
akan
an de
deng
ngan
an memf
memfas
asil
ilit
itas
asii
kewaspadaan
kewaspadaan standar
standar.. Alkohol handrub perlu disediakan
disediakan
ditempat yang mudah diraih saat tangan tidak tampak kotor.
Wastafel perlu diadakan 1 buah tiap 6 tempat tidur pasien,
sedang diruang high care 1 wastafel tiap 1 tempat tidur.
Jarak antar tempat tidur diupayakan cukup agar perawat
tida
tidak
k meny
menyent
entuh
uh 2 te
temp
mpat
at ti
tidur
dur di
diupa
upaya
yakn
kn cuk
cukup
up aga
agar 

 perawat tidak menyentuh 2tempat tidur dalam waktu yang
sama, nila mungkin / ideal 2,5m. Penurunan jarak antar 
te
temp
mpat
at tidur
tidur menj
menjadi
adi 1,9m
1,9m menye
menyeba
babka
bkan
n pe
peni
ning
ngka
kata
tan
n

transfer MRSA 3,15 kali.


Permukaan sekitar :
 RS meru
merupa
paka
kan
n te
temp
mpat
at ya
yang
ng mutl
mutlak
ak harus
harus bersi
bersih.
h.
Lingkungan jarang merupakan sumber infeksi. Masih
kontradiksi tentang disinfeksi ruangan rutin ? tidak 
ada perbedaan HAIs yang bermakna antara ruangan
dibersihkan dengan disinfeksi dan detergen.

 Disinfeksi rutin dapat menyebabkan bakteri resisten


(QAV),
V), tol
oler
eran
anssi meni
mening
ngka
katt (f
(for
orm
mal
alde
dehi
hid)
d),,
memb
membun
unuh
uh ba
bakt
kter
erii ya
yang
ng se
sens
nsit
itif
if,, memp
mempen
enga
garu
ruhi
hi

 penampilan limbah yang ditangani, membentuk 


kom
kompone
ponen
n or
orga
gani
nik
k hal
halogen
ogen (Na hi
hipo
pokl
klor
oriin)
n),,
 

mengkontaminasi permukaan air, membentuk bahan


mutagenik.
5.9. Lingkungan
a. Ventilasi Ruangan
Definisi
 Ven
enti
tila
lasi
si ruan
ruangan
gan ad
adal
alah
ah pr
pros
oses
es mema
memasu
sukk
kkan
an dan
menyebabkan udara luar, dan / atau udara daur ulang
yang
yang telah
telah diolah
diolah dengan
dengan tepat
tepat dimasu
dimasukkan
kkan kedalam
kedalam
gedung atau ruangan.
 Pengkon
Pengkondis
disian
ian udara
udara adalah
adalah memper
mempertah
tahanka
ankan
n udara
udara
dalam ruang agar bertemperatur nyaman.

Tujuan :
 Untuk mempertahankan kualitas udara dalam ruangan
yang baik, aman untuk keperluan pernapasan.
 Ventil
entilasi
asi yang
yang memada
memadaii dan ali
aliran
ran satu
satu arah
arah yang
yang

terkontrol harus diupayakan di puskesmas.


 Untuk mengurangi penularan patogen yang ditularkan
dengan
dengan penular
penularan
an obliga
obligatt atau
atau prefer
preferens
ensial
ial melalu
melaluii
airborne.
Ventilasi ruangan untuk infeksi pernapasan
Ruan
Ruang
g ve
vent
ntil
ilas
asii mema
memada
daii ad
adal
alah
ah ru
ruan
anga
gan
n de
deng
ngan
an
 pertukaran udara > 12x /jam tapi aliran udaranya tidak 
ditentukan
ditentukan diperlukan bila ada kemungkinan
kemungkinan penularan
penularan
droplet nuklei. Direkomendasikan ventilasi ruangan ACH
≥12 dan aliran
aliran udara
udara yang diharapka
diharapkan,
n, dapa
dapatt dicapai
dicapai
dengan ventilasi alami atau mekanik.

Kondisi Ruangan ACH


( Pertukaran udara per jam )
Jendela dan pintu dibuka 29,3-93,2
Penuh
Jendela dibuka penuh, 15,1-31,4
Pintu ditutup
Jendela dibuka separuh, 10,5-24
Pintu ditutup
Jendela ditutup 8,8

Tabel 1 : Tabel pertukaran udara pada ventilasi alami.


 Jenis-jenis ventilasi :
1. Ventilasi
entilasi mekanis
mekanis : menggunakan
menggunakan fan
fan untuk mendorong
mendorong aliran
aliran udara
udara melalui
melalui
su
suat
atu
u ge
gedun
dung,
g, je
jeni
niss ini
ini da
dapat
pat di
dikom
kombi
bina
nasi
si de
deng
ngan
an pe
peng
ngkon
kondi
disi
sian
an da
dan
n
 penyaringan udara.
 

2. ventila
ventilasi
si alami
alami : menggu
menggunaka
nakan
n cara alami untuk
untuk mendor
mendorong
ong aliran
aliran udara
melalui suatu gedung ; adalah tekanan angin dan tekanan yang dihasilkan
oleh perbedaan kepadatan antara udara didalam dan diluar gedung, yang
dinamakan ”efek cerobong".
3. Ventilasi
entilasi gabungan
gabungan memadukan
memadukan ventila
ventilasi
si mekanis
mekanis dan
dan alami.
alami.

Faktor utama dalam pemilihan ventilasi mekanis di Puskesmas :


a. Metode
Metode efekt
efektif
if dengan
dengan persya
persyarat
ratan
an ACH
ACH minim
minimal
al :
 12 ACH dapat membantu pencegahan penularan patogen infeksius melalui
drople nuklei
 Sistem ventilasi mekanik maupun alami yang dirancang dengan baik dapat
memenuhi persyaratan minimal efektif 
 Ventilasi mekanis lebih mudah dikontrol

 Ventilasi alami dengan sistem rancangan dan sistem kontrol yang lebih baik,
ventilasi alami lebih efektif 
 Efekti
Efektivit
vitas
as ventila
ventilasi
si alami
alami tergant
tergantung
ung pada
pada kecepa
kecepatan
tan angin
angin dan atau
atau

temperatur, daerah bersuhu ekstrem dan kecepatan angin yang selalu rendah
tidak cocok untuk penggunaan ventilasi alami.
 b. Prasarana di Puskesmas
 Ventilasi mekanik dengan sistem ventilasi sentral, dan pemasangan sistem
kontrol diruang isolasi merupakan pilihan terbaik.
 Ventilasi alami yang dipasukan dengan exhaust fan.

Tabel 2 : Kelebihan dan Kekurangan sistem Ventilasi


Ventilasi
Jenis Ventilasi Ventilasi Mekanis Ventilasi Alami
Kelebihan 
Cocok untuk semua iklim 
Biaya modal, operasional
dan cuaca. dan pemeli
pemelihar
haraan
aan lebih
lebih
 

 Li
Ling
ngkun
kunga
gan
n yang
yang le
lebi
bih
h murah
terkontrol dan nyaman  Dapatt mencapa
Dapa mencapaii tingkat
tingkat
vent
ventil
ilas
asii yang
yang sanga
angatt
ti
ting
nggi
gi se
sehi
hing
ngga
ga da
dapa
patt
membua
membuang
ng sepenu
sepenuhnya
hnya
 polutan dalam gedung
 Kontrol lingkungan oleh
 penghuni
 Le
Lebi
bih
h suli
sulitt pe
perk
rkir
iraa
aan,
n,
analisa, dan
rancangannya
 Meng
ngu
uran
ang
gi tingka
katt
Kekurangan  Bi
Biay
ayaa pemas
pemasan
anga
gan
n da
dan
n kenya
kenyama
mana
nan
n pe
pengh
nghuni
uni
 pemeliharaan mahal saat cuaca tidak  
 Memerlukan keahlian.  bersahabat, seperti
te
terl
rlal
alu
u pa
panas
nas,, le
lemb
mbab,
ab,
atau dingin

Tidak mungkin
meng
me nghas
hasil
ilka
kan
n te
teka
kanan
nan
negatif
negatif dit
ditemp
empati
atisol
solasi
asi
 bila perlu
 Risiko
Risiko pajanan
pajanan terhadap
terhadap
serangga atau vektor 
 
Penggunaan ventilasi alami di ruang isolasi
Prinsip ventilasi alami adalah menghasilkan dan meninggalkan aliran udara luar gedung
menggunakan cara alami seperti gaya angin dan gaya apung termal dari satu lubang ke
lubang lain untuk mencapai ACH yang diharapkan. Penelitian terbaru mengenai sistem

ventilasi
ventilasi alami di Peru menunjukkan bahwa ventilasi
ventilasi alami efektif
efektif mengurangi
mengurangi penularan
tuberculosis di Puskesmas.

Pilihan tempat isolasi dan penempatan pasien didalam ruang isolasi harus direncanakan
dengan
dengan telit
telitii dan diranca
dirancang
ng untuk
untuk lebih
lebih mengur
mengurangi
angi resiko
resiko infeks
infeksii bagi
bagi orang-
orang-ora
orang
ng
disekitarnya. Saat merancang suatu Puskesmas, sebaiknya tempat isolasi terletak jauh dari
 bagian-bagian puskesmas yang
ya ng lain dan dibangun ditempat yang diperkirakan mempunyai
ka
kara
rakt
kter
eris
isti
tik
k an
angi
gin
n ya
yang
ng ba
baik
ik se
sepan
panja
jang
ng ta
tahu
hun.
n. Udara
Udara ha
haru
russ di
diar
arah
ahka
kan
n da
dari
ri te
temp
mpat
at
 perawatan pasien ditempat terbuka diluar gedung yang jarang digunakan dilalui orang
didalam ruang pencegahan infeksi melalui airbone, pasien harus ditempatkan dekat dinding
luar dekatjendela terbuka, bukan dekat dinding dalam.

Pertimbangan lain berkaitan


Pertimbangan berkaitan dengan penggunaan ventilasi alami adalah pajanan
pajanan pasien
pasien
terhadap vektor artopoda (misalnya nyamuk) didaerah endemi. Penggunaan kelambu dan
 

langkah pencegahan vektor lainnya dapat membantu mengurangi resiko penularan melalui
vektor.

Penggunaan exhaust fan diruang isolasi

Pembuatan bangsal isolasi sementara secara cepat menggunakan exhaust fan dilakukan
selama terjadinya wabah SARS.

Tujuan
ujuan utama
utama : memban
membantu
tu mening
meningkat
katkan
kan ACH sampai
sampai tingkat
tingkat yang
yang dihara
diharapkan
pkan dan
menghasilkan tekanan negatif.

Pe
Pera
ranc
ncan
angan
gan da
dan
n pe
pere
renc
ncan
anaan
aan yang
yang te
teli
liti
ti exhau
exhaust
st fa
fan
n da
dala
lam
m ju
juml
mlah
ah ya
yang
ng mema
memada
daii
diperlukan untuk mendapatkan hasil seperti :

Pintu dan jendela


Pintu yang yang
menghubungkan menghubungkan
ACH
kamar dengan kamar dengan
Exhaust Fan koridor   balkon dan udara
luar 
Mati Tertutup Tertutup 0.71
Mati Tertutup Terbuka 14.0
Mati Terbuka Terbuka 12.6
Hidup Tertutup Tertutup 8.8-18.5
Hidup Tertutup Terbuka 14.6
Hidup Terbuka Terbuka 29.2
 
Mikrobiologi, Universitas Hongkong dan Puskesmas Queen Mary .
WH Seto, Jurusan Mikrobiologi,

Tabel 3 : Tabel.
Tabel. Tingkat ventilasi ( ACH) dikamar berventilasi alami yang tercatat dalam
sebuah eksperimen di Cina, DAK Hongkong, dalam kondisi eksperimen yang berbeda.

Ruangan isolasi yang digunakan untuk pencegahan transmisi infeksi melalui airbone yang
 berventilasi mekanis harus menggunakan sistem kontrol untuk menghasilkan tingkat
ventilasi yang memadai dan aliran udara terkontrol.

Tekanan udara negatif terkontrol dengan lingkungan sekitar ;


 12 ACH
 Penggunaan HEPA filter 
 Pintu kamar harus ditutup dan asien harus tetap berada didalam kamar 

 b. Air 
Air 
  Air yang dianjurkan untuk Puskesmas :
 

 Pertahankan temperatur air, panas 51 ºC, dingin 20ºC

 Pertahankan resirkulasi tetap panas air didistribusikan ke unit perawatan

 Anjurkan pasien, keluarga, pengunjung menggunakan air dari keran

 Uji kualitas mutu air minimal 6 bulan sekali

  c. Permukaan Lingkungan
Permukaan lingkungan meliputi permukaan lingkungan di area perawatan, lantai,
dinding, permukaan yang sering disentuh (pegangan pintu, bed rails, light switch),
 blinds dan jendela tirai perawatan pasien, kamar operasi serta carpet. Tehnik 
 pembersihan permukaan lingkungan meliputi :
1. Area
rea pera
perawa
wattan
 Disamping pembersihan secara seksama disinfeksi bagi peralatan tempat
tidur dan permukaan perlu dilakukan, seperti dorongan tempat tidur, meja
disamp
disamping
ing tempat
tempat tidur
tidur,, kereta
kereta dorong
dorong,, lem
lemari
ari baju,
baju, tom
tombol
bol pintu,
pintu, keran,
keran,
tombol lampu, bel panggilan,
p anggilan, telepon, TV
TV,, temote kontrol.
 Virus
Virus dapat dinonaktifkan oleh alkohol 70% dan klorin 0,5%

 Dianjurkan untuk melakukan pembersihan permukaan lingkungan dengan

detergen yang netral dilanjutkan dengan larutan disinfektan.


 Bersihkan dan disinfeksi permukaan lingkungan di area perawatan

 Lakukan pembersihan dua kali sehari atau bila kotor 

 Pilih disinfeksi yang terdaftar dan digunakan sesuai petunjuk pabrik 

 Ja
Jang
ngan
an mengg
menggun
unaka
akan
n high
high le
leve
vell di
disi
sinf
nfek
ekta
tan/
n/ ca
cair
iran
an chemi
chemika
kall un
untu
tuk 

 peralatan non kritikal dan permukaan lingkungan
 Ikuti petunjuk pabrik untuk pembersihan dan pemeliharaan peralatan non
kritikal.
 Pember
Pembersih
sihan
an dari
dari pabrik
pabrik ikuti
ikuti petunj
petunjuk
uk dari
dari pabrik
pabrik dan bil
bilaa tidak
tidak ada
 petunjuk pembersihan dari pabrik ikuti prosedur yang telah ditentukan.
 Jangan melakukan disinfeksi fogging di area keperawatan

 Hindari metode pembersihan permukaan yang luas yang menghasilkan mist


atau aerosol.

2. Member
Membersih
sihkan
kan permuk
permukaan
aan lantai
lantai,, dinding
dinding dan meja
meja
 Gunak
Gunakan
an de
dete
terrgen,
gen, ja
jang
ngan
an mengg
menggun
unaka
akan
n hi
high
gh le
leve
vell di
disi
sinf
nfek
ekta
tan/
n/ caira
cairan
n
chemikol untuk peralatan non kritikal dan permukaan lingkungan
 Ikuti
Ikuti petunj
petunjuk
uk pabrik
pabrik untuk
untuk pember
pembersih
sihan
an dan pemeli
pemelihar
haraan
aan perala
peralatan
tan non

kritikal
 

 Jika tidak ada petunjuk/ disonfektan yang terdaftar untuk pembersihan dan
disi
disinf
nfek
eksi
si ruan
ruangan
gan pe
pera
rawa
wata
tan
n pasie
pasien
n gunak
gunakan
an deter
detergen
gen at
atau
au ai
airr un
untu
tuk 

 pembersihan permukaan non perawatan seperti perkantoran administrasi.
3. Pember
Pembersih
sihan
an permukaan
permukaan yang sering
sering disentuh
disentuh seperti
seperti peganga
pegangan
n pintu,
pintu, bed rails,
rails,
light switch.
 Bersihkan dinding, blinds
blinds dan jendela, tirai diarea perawatan pasien.

 Hindari metode pembersihan permukaan yang luas yang menghasilkan mist atau
aerosol
 Ikuti prosedur tepat yang efektif menggunakan mops, cloths and solution.
 Siapkan
Siapkan cairan
cairan pembersih
pembersih setiap hari atau jika diperlukan, dan gunakan
cairan yang baru.
 Ganti mop setiap hari
 Bersihkan mop dan kain pembersih setelah dipakai dan dibiarkan kering
sebelum dipakai lagi
 Berika
Berikan
n perhat
perhatian
ian ketat
ketat untuk
untuk pember
pembersih
sihan
an dan disinf
disinfeks
eksii permuk
permukaan
aan yang
yang
sering disentuh diarea perawatan seperti charts, bedside commode, pegangan
 pintu

4. Kama
Kamarr Oper
Operas
asii
 Bersihkan kamar operasi setelah selesai operasi terakhir setiap hari, bersihkan
ruangan dengan wet vacum atau mop
 Bersih
Bersihkan
kan lantai
lantai dan dindin
dinding
g dengan
dengan menggu
menggunaka
nakan
n cairan
cairan disinf
disinfekt
ektan
an yang
terdaftar dengan label
 Jangan gunakan mats dipintu masuk ruang operasi

 Gunak
unakan
an met
metode
ode pem
pembers
bersih
ihan
an debu
debu yang
yang tepat
epat unt
untuk pas
pasie
ien
n yang
yang
immonocompromised
 Tutup
Tutup pintu pasien
pasien immonocompr
immonocompromise
omised
d saat membersihk
membersihkan
an lantai.
lantai. Segera
 bersihkan dan dekontaminasi tumpahan darah atau material lain yang potensial
infeksi
5. Carpet diarea
diarea umum fasil
fasilitas
itas pelayana
pelayanan
n sarana kesehatan
kesehatan dan area
area umum
 Vacum carpet diarea umum fasilitas pelayanan sarana kesehatan dan area umum
 pasien secara regular 
 Secara periodik pembersihan sampai kedalam carpet

 Hindari penggunaan carpet didaerah keramaian di ruang perawatan pasien


 Hindar
Hindarii tumpaha
tumpahan
n darah
darah sepert
sepertii unit
unit ter
terapi
api,, ruang
ruang operasi
operasi,, labora
laborator
torium
ium,,
intensive care
6. Pera
Perawa
wattan Bun
Bunga
ga
 Bunga dan tanaman pot tidak dianjurkan diarea pelayanan pasien


Perawatan dan pemeliharaan bunga dan tanaman pot dilakukan oleh petugas
khusus (bukan yang merawat pasien). Namun jika tidak ada petugas khusus
 

maka petugas memakai sarung tangan dan cuci tangan setelah melepas sarung
tangan
 Tidak mengizinkan bunga segar atau kering atau tanaman pot di area perawatan

 Lakukan pest control secara rutin.

Prinsip Pembersihan Lingkungan


 Pakai APD selama prosedur pembersihan dan disinfeksi

 La
Laku
kukan
kan pember
pembersi
siha
han
n da
dan
n disi
disinf
nfek
eksi
si un
untu
tuk
k pe
peng
ngend
endal
alia
ian
n li
lingk
ngkun
ungan
gan ya
yang
ng
terkontaminasi sesuai prosedur 
 Pastikan kepatuhan dari petugas kebersihan untuk
u ntuk oembersihan dan disinfeksi

 Pakai cairan disinfektan yang sesuai

 Kultur permukaan lingkungan dapat dilakukan bila terjadi KLB

 Pembersihan dan disinfeksi lingkungan permukaan peralatan medis secara regular 


 Anjurkan keluarga, pengunjung dan pasien tentang pentingnya kebersihan tangan

 Untuk meminimalkan penyebaran Mikroorganisme

 Jangan menggunakan disinfeksi tingkat tinggi untuk kebersihan lingkungan


 Jangan
Jangan lakuka
lakukan
n rendom
rendom pemeri
pemeriksa
ksaan
an mikrob
mikrobolo
ologi
gi udara,
udara, air dan permuk
permukaan
aan
lingkun
lingkungan
gan,, bila
bila indika
indikasi
si lakuka
lakukan
n sampli
sampling
ng mikro
mikrobio
biolog
logii sebaga
sebagaii invest
investiga
igasi
si
epidem
epidemiol
iologi
ogi atau
atau sepanj
sepanjang
ang pengkaj
pengkajian
ian kondisi
kondisi li
lingku
ngkungan
ngan berbah
berbahaya
aya untuk 
untuk 
menditeksi atau verifikasi adanya bahaya
 Batasi sampling mikrobiologi untuk jaminan kualitas

d. Linen Pas
Pasien
 Kebersihan linen adalah tanggung jawab petugas

 Petugas harus mengganti pakaiannya yang terkontaminasi darah atau material


lain yang terkontaminasi infeksius dan mencucinya kebagian laundry
 Fasilitas dan peralatan loundry
o
Pertahank
Pertahankan
an tekanan
tekanan negati
negatiff pada ruanga
ruangan
n kotor
kotor dib
diband
anding
ing dengan
dengan
ruangan bersih
o Pastik
Pastikan
an bahwa
bahwa area
area laundr
laundry
y mempuny
mempunyai
ai sarana
sarana cuci tangan dan
tersedia APD
 Pakai dan pelihara peralatan laundry sesuai dengan intruksi pabrik 

 Jangan biarkan pakaian direndam dimesin sepanjang malam

 Tangani pakaian kontaminasi


kontaminasi dengan tidak
tidak mengibaskan
mengibaskan untuk menghindari
kode warna
 Jangan diberikan penutup pada pakaian terkontaminasi di ruangan pasien tetapi
harus diganti
 Proses pencucian : Panas 71ºC, selama 25 menit.
 Pilih zat kimia yang sesuai
 Simpan pakaian agar terhindar dari debu
 

 Transportasi
Transportasi linen yang kotor, harus dibungkus sehingga tidak k
kena
ena debu
 Jangan laukan pemeriksaan kultur rutin untuk pakaian bersih

 Lakukan pemeriksaan kultur selama outbreak jika ada epidemiologi evidence

 Gunakan linen steril, surgical drapes dan gaun untuk kondisi yang memerlukan
steril
 Gunakan pakaian bersih pada perawatan neonatus

Jaga kasur tetep kering, lapisi dengan plastik kedap air 


 Bers
Be rsih
ihkan
kan da
dann disi
disinf
nfek
eksi
si tutu
tutup
p kasur
kasur dadann banta
bantall de
denga
ngan
n meng
menggun
gunak
akan
an
disinfektan
 Bersihkan dan disinfeksi kasur dan bantal antar pasien

e. Binatang
 Anjurkan pasien menghindari dari kotoran, air liur, urine binatang

 Jangan membiarkan binatang anjing kucing berkeliaran disekitar puskesmas

 Bersihkan lengkungan puskesmas dari kotoran binatang.

f. Pembuangan sampah
  Semua sampah
sampah yang dihasilkan
dihasilkan dalam ruangan atau area isolasi
isolasi harus dibuang
dibuang
dalam wadah atau kantong yang sesuai :
 Untuk sampah infeksius gunakan kantong plastik kuning atau bila tidak 
tersedia dapat menggunakan kantong plastik warna lain yang tebal atau lapis
dua (kantong ganda). Kemudian diikat dengan tali warna kuning atau di beri
tanda ”infeksius”. Semua sampah dari suatu ruangan/ area yang merawat
 pasien dengan penyakit menular melalui udara (airborne) harus ditangani
sebagai sampah infeksius.
 Untuk sampah non-infeksius/ tidak menular gunakan kantong
k antong plastik hitam.

 Untuk sampah benda tajam atau jarum ditaruh dalam wadah tahan tusukan.

Kantong sampah apabila sudah. Bagian penuh harus segera diikat dengan tali dan
tidak boleh dibuka kembali.
Petugas yang bertanggung jawab atas pembuangan sampah dari bangsal/ area isolasi
harus menggunakan APD lengkap ketika membuang sampah.
Satu lapis kantong kuning sampah biasanya mamadai, bila sampah dapat dibuang
kedalam
kedalam kanton
kantong
g tanpa
tanpa mengot
mengotori
ori bagian
bagian luar
luar kanton
kantong.
g. Ji
Jika
ka hal ter
terseb
sebut
ut tidak 
tidak 
mungkin dibutuhkan dua lapis kantong (kantong ganda).
Kant
Kanton
ong
g pe
pemb
mbua
uanga
ngan
n sa
samp
mpah
ah pe
perl
rlu
u dibe
diberi
ri la
label
bel bi
bioh
ohaz
azar
ard
d ya
yang
ng se
sesu
suai
ai da
dan
n
ditangani dan dibuang sesuai dengan kebijakan puskesmas dan peraturan nasional
mengenai sampah puskesmas.

Limbah cair seperti urin atau feses dapat dibuang kedalam sistem pembuangan
kotoran yang tertutup dan memenuhi syarat dan disiram dengan air yang banyak.
 

7. Kesehatan
Kesehatan karyawan/
karyawan/ perlindungan
perlindungan petugas
petugas kesehatan
kesehatan
Petu
Petuga
gass ke
kese
seha
hata
tan
n Pu
Pusk
skes
esma
mass Pa
Para
rang
ng Kara
Karawa
wang
ng se
seti
tiap
ap ta
tahu
hun
n di
dila
laku
kuka
kan
n
 pemeriksaan kesehatannya terutama petugas yang bekerja diruangan berisiko
terinfeksi, karena dapat mentransmisikan infeksi kepada pasien maupun petugas
kesehatan yang lain.
Semua karyawan baru seorang petugas kesehatan harus diperiksa riwayat pernah
infeksi apa saja, status imunisasinya.
Imunis
Imunisasi
asi yang diberi
diberikan
kan untuk
untuk petuga
petugass keseha
kesehatan
tan adalah
adalah hepati
hepatitis
tis B, dan bila
bila
memungkinkan A, influenza, campak, tetanus, difteri, rubella.
Petugass yang dinyatakan menderita
Petuga menderita penyakit
penyakit menular
menular akan dipantau dan diberikan
diberikan
 pengobatan sesuai penyakitnya
Petugass yang terpajan/
Petuga terpajan/ tertusuk jarum yang terinfeksi
terinfeksi HIV,
HIV, HBV,
HBV, HCV segera
membersihkan daerah yang terluka dengan air mengalir dan berikan desinfektan,
kemudian lapor ke perawa jaga kalau diluar jam kerja, kemudian periks ake dokter 
UGD
UGD atau
atau ke
kedok
dokte
terr pe
peny
nyaki
akitt da
dala
lam
m di
dida
dala
lam
m ja
jam
m ke
kerj
rja,
a, ke
kemu
mudi
dian
an perik
periksa
sa
laboratorium sesuai dengan pejanan, kemudian difllow up sesuai penyakitnya.
Alur paksa panjanan harus dibuat dan pastikan dipatuhu untuk HIV, HBV, HCV
nesseria meningitidis, MTB, hepatitis A, Difteri, Varicell zaster, bordetella pertusis,
rabies
Pajanan terhadap virus H5N1
Bila terjadi pajanan H5N1 diberikan oseltamivil 2x75Mg selama 5 hari. Monitor 
kesehatan petugas yang terpajang sesuai dengan pormulir yang tersedia.
Pejanan terhadap virus HIV
Resiko terpajan 0,2 – 0,4 % perinjuri
Upaya menurunkan resiko terpajan patogen melaluidarah dapat melalu :
 Rutin menjalankan kewaspadaan setandar, memakai APD yang sesuai

 Menggunakan alat dengan aman, membuang limbah pada wadah yang tepat
 Edukasi petugas tentang praktek aman mengguanakan jarum, benda tajam.

Faktor yang dapat meningkatkan terjadinya infeksi paska pajanan :


 Tusukan yang dalam
 Tanpak darah pada alat penimbun pajanan
 Tusukan masuk kepembulu darah
 Sumber pajanan mengandung virus kadar tinggi
 Jarum berlubang ditengah
Tindakan pencegahan harus terinpormasi kepada seluruh petugas. Pelaturanya harus
termasuk memeriksa sumber pajanan, penata laksanaan jarum dan alat tajam yag
 benar, alat pelindung diri, penata lakasanaan luka tusuk, sterilisasi
sterilisasi dan disinfeksi.
 

Al
Alur
ur penat
penataa la
laks
ksan
anaa
aan
n pa
paja
janan
nan dipus
dipuskes
kesma
mass ha
haru
russ te
term
rmas
asuk
uk pe
peme
meri
riks
ksaa
aan
n
laboratorium yang harus dikerjakan, profilaksis paska pajanan harus telah diberikan
dalam waktu 4 jam paska pajanan, dianjurkan pemberian antiretroviral ( ARV )
kombinasi AJT ( Zidopudine ), 3 TC ( Lamivudine ) dan Indinavir atau sesuai
 pedoman lokal.
Paska pajanan harus segera dilakukan pemeriksaan HIV serologi dan dicatat samapi
 jadwal pemeriksaan monitoring lanjutannya kemungkinannya serokonversi. Petugas
terinpormasi tentang sindroma ARV akut, mononukliosis akut pada 70 – 90 %
infeksi HIV akut, melaporkan semua gejala sakit yang dialam selama 3 bulan .

Kemunhkinan resiko pajanan dapat terjadi kapan saja tetapi konseling, pemeriksan
laboratori
laboratorium
um dan pemberian
pemberian ARV
ARV harus dipasilitasi
dipasilitasi dalam 24 jam. Penelusuran
 paska pajanan harus standar sampai waktu 1 tahun. Diulang tiap 3 bulan sampai 9
 bulan ataupun 1 tahun.

Pajanan terhadap virus Hepatitib B


Probabilitas infeksi hepatitis B paska pajanan antara 1,9 – 40% perpajanan. Segera
 paska pajanan harus dilakukan pemeriksaan. Petugas dapat terjadi infeksi bila
sumber pajanan positif HbSaG atau HbEAg
Profilaksi paska pajanan
Tidak perlu divaksinasi bila petugas telah mengandung anti HbS lebih dari 10
mlU/ml. Hb imunoglobulin IM segera, dianjurkan dalam waktu 40 jan dan lebih 1
minggu PP, dan 1 seri paksinasi hepatitis B dan dimonitordengan tes serologik.
Hepatitis B timbul pada individu dengan hepatitis B, ditransmisikan dengan cara
yang sama demikian dengan cara memonitornya.
Pajanan terhadap virus Hepatitis C
Transmisi sama dengan hepatitis B. Belum ada terapi provilaksi paska pejanan yang
dapa
dapatt dibe
diberk
rkan
an,, te
teta
tapi
pi pe
perl
rlu
u dila
dilaku
kuka
kan
n meon
meonot
otor
orin
ing
g pe
peme
meri
riks
ksaa
aan
n ad
adak
akah
ah

serokonfersi dan didokumentasikan. Sumber pajanan juga harus diperiksa. Segala


 pajanan patogen yang terjadi saat okupasi harus dilaklukan konseling, pemeriksaan
pe meriksaan
klinis dan harus dimonitor dengan pemeriksaan serologis.
Infeksi nesseriameningitidis
 N meningitidis dapat ditransmisilan lewat sekresi respiratorik, jarang terjadi saat
okupasi. Perlu terapi provilaksis bila telah terjadi kontak erat petugas dengan pasie
misal saat resusitasi mulut ke mulut, diberikan rimfamfisin 2x60mg selama 2 hari
atau dosis tunggal Cyfrifloxacin 500 mg atau Ceptriakson Im.
Mikobakteri
Mikobakterium
um tuberkolosi
tuberkolosiss transmisi
transmisi kepada petuagas
petuagas lewat air borne, droplet
nuclei biasanya dari pasien TB paru. Sekarang perlu perhatian hubungan antara TB,
infeksi HIV dan MDR TB. Petugas yang paska terekspos perlu di tes mantuk bila

indurasinya lebih dari 10mm perlu diberikan provilaksis INH sesuai rekomendas
lokal. Infeksi lain ( Varicella, hepatitis A, hepatitis E, influenza, pertusis, dipteria
dan rabies )
 

Transmi
ransmisin
sinya
ya tidak
tidak basa,
basa, tetapi
tetapi harusd
harusdibu
ibuat
at penata
penata lakasa
lakasanan
nan untk
untk petugas
petugas..
Dianjurkan vaksinasi untuk petugas terhadap varicella dan hepatitis A, rabies untuk 
daerah yang indemis.
Kesehatan petugas dan pencegahan HALS
PENYAKIT MASA MENULAR  CARA KEWASPAD MASA
INKUBASI SELAMA/VI TRANSM AAN
AA ANG PETUGAS/REK 
N YANG
RUS ISI PERLUDIJA OMENDASI
SHEDDING LANAN
Abses Sel
Selama uka Kontak 
ama luka Kontak 
mengeluarkan
tubuh

Acinetobacter  Luka bakar   Flora N St


Stan
anda
darr dan
dan
 baumanii yang di kulit kontak 
hydroterapi manusia,
mukosa
membran
dan tanah.
Bertahan
di te
temp
mpat
at
lembab
dan kering
kering
sampai
 berbulan,
menular 
melalui
 peralatan
rawat
respirasi,
tangan
 petugas,
humindift
er,
stetoscop,
termomete
r, ma
matr
tras
as,,
 bantal,
 permukaa
n TT,

mop,
gordeng,
tempat
 

mandi,
Adenovirus type 1- luka bakar 
7
6-9 hr  Sekret saluran Droplet,
nafas kontak 
Aspergilosis

Candidiasis Infeksi Inhalasi Kontak dan


 jaringan luas stadium airborne
Chlamidia deng
dengan
an cara airborne,
car
C trachomitis  berlebihan conidin
Standar,konta

Congenital
rubella Standar 
kontak 
langsung
termasuk 
Congenitis seksual
*adenovirus type 8

Campak  Sampai
Sam umur  Kontak 
pai umur  Standar,
1 tahun dengan kontak 
 bahan
nasofaring
dan urin

5-12 hari 14 hari setelah Kontak  Kontak, Sampai mata


onset dengan standar  tidak keluar  
Campilobacter  tangan, kotoran
alat
Clostridium terkontami
dufficille nasi
5-12 hari 3-4 hari Droplet Transmisi Retiksi 7 hari
setelah bercak  yang besar  udara set
eteelah ber
erccak 
Cytomegalo virus timbul ( kontak  merah timbul
melalui dekat ) & ( yang imun ) 5
nasofaring udara hari setelah

ekspos – 21 hari
setelah ekspos
 

Difteria Standar 

Kontak 

Tidak  Tahan Kontak  Standar,


Standar, hand Tidak perlu
diketahui dilingkungan dengan hygiene
Gastroenteritis da
dala
lam
m waktu se
waktu sekr
kres
esii &
*salmonella  pendek  ek
eksk
skre
resi
si :
*Shigella saliva &
*yenterocolitca urin

Giardia lamblia
Sekresi Dopler, Sampai terapi
Hepatitis A dari mulut kontak  an
anti
tibi
bioti
otika
ka te
tela
lah
h
mengandu lengkap dan
ng c sa
samp
mpai
ai 2 ku
kult
ltur 
ur 
difteriae  berjarak 24 jam
dinyakatan
negatif, perlu
imunis
imunisasi
asi ti
tiap
ap 10
thn
Hepatitis B,D

Kontak  St
Stan
anda
darr at
atau
au Tid
idak
ak meng
mengol
olah
ah
 px, kontak  maka
ma kana
nan
n sa
samp
mpai
ai
konsumsi 2xjarak 24 jam
makanan/a kultur feses
ir  negatif 
terkontami
nasi

Feses Kontak 
Hepatitis C,F,G

15-50 hari 2 minggu, Fekal oral, Standar  Libur di area


kadang –   melalui  perawatan/
 

kadang feses  pengolahan


sampai 6 makanan,1
 bulan(prematu min
ingg
ggu
u se
settel
elah
ah
r) sakit kuning
im
imun
unis
isas
asii pa
pask
skaa
ekspos

Herpes simplex B:6-24 Akut atau Perkutane Standar  Tidak perlu


minggu kronik dengan us,mukosa di
diba
bata
tasi
si sa
samp
mpai
ai
D:3-7 minggu HbsAg positif  ,kulit yang HbeAg negatif 
ti
tidak
dak utuh
utuh
kontak 
dengan
darah,
semen,cair 
an
vagina,cai
ra
ran
n tu
tubuh
buh
yang lain

HIV Perkutane Standar 


us,mukosa
,kulit yang
ti
tidak
dak utuh
utuh
kontak 
dengan
darah,sem
en,cairan

vagina,cai
ra
ran
n tu
tubuh
buh
yang lain
2-14 hari
Helicobacterpylori Asimptomati Kontak  Standar, Resstr
Re trik
ikssi tid
idak 
ak 
dapat dengan kontak tangan  perlu , tapi batasi
MDRO( MRSA,VR  mengeluarkan ludah kontak dengan px
E,VISA,ESBL,Stre virus karier 
 p pneumonia mengandu
ng virus
langsung/

Influenza lewat
sekresi
luka
 

aberasi /
cairan
vesikel

Perkutane Standar 
us,mukosa
,kulit yang
tidak 
utuhkonta
k deng
ngaan
darah,sem
en,cairan
Hemophilus vagina,cai
influenzae ra
ran
n tu
tubuh
buh
 Dewasa yang lain

 *anak 
Standar 

Human
Metapne
Metapneumo
umo virus
virus
(HMPV) Kontak  Kontak 
luka

 Norovirus

 N meningitidis
1-5 hari Infeksius pada Airborne, Kontak Vaksinasi pada
3 hari prtama kontak   petugas yang

sakit.Virus langsung rentan.Amantadin


dapat atau untuk kontak  
dikeluarkan droplet dengan
dengan influe
influenza
nza
sebelum dengan A
gejala
gej timbul sekresi
ala timbul
sampai 7 hari saluran
setelah napas
melalui
sakit,lebih
 panjang pada
anak dan

orang
 

Standar 
Droplet

Batuk non Droplet Kontak,Dropl


 produktif, sekret et
kongesti nasal respirasi
wheezine,bro
nkhiolitis,pne
umon
umonia
ia pa
pada
da
anak + 11,5
tahun

12-48 jam Diare,KLB Makanan, Kontak,maka


air  nan,air 
terkontami
nasi feses
2-10 hari
Kontak  Transmisi
dengan melalui
sekret droplet
saluran
napas
Parotitis/ Mumps 16-18 hari(12- Coommunity Kontak  Tranmisi Libu
Liburr sa
samp
mpai
ai 2
25hari) acquired, dengan droplet  jam setelah terapi
viru
viruss be
berada droplet
rada  paska
da
dala
lam
m sa
saliva atau
liva ekspos.Rifampin
6-7hari langsung 2x600 mg, 2 hari

sebelum dengan ci
cipr
prof
oflo
loxa
xaci
cin
n 1x
 parotitis sekret 500 mg atau
sampai 9 hari saluran ceftriaxon 250 mg
se
sete
tela
lah
h onsett napas,
onse IM
Px yaitu
immunokomp saliva, Vaksinasi
romais hidung&m efektif,MMR 
ulut Restriksi sampai 9
hari setelah onset
Parvovirus/B19 6-10 hari Menular  Kontak  Transmisi  parotitis petugas
sebelum dengan droplet rent
ntaan :12 ha
harri

 bercak merah droplet  paska ekspos


sampai 7 hari  besar,  pertama sampai
setelah onset muntahan 25 hari setelah
 

ekspos terakhir.
terakhir.
Pertusis 7-10 hari F catarrhal Kontak  Transmisi
sangat dengan droplet
menular  sekresi sal sampai 5 hari
napas, menerima
droplet antibiotik  Tidak Perlu
 besar  restriksi
kontak 
dekat

Vaksin direkomen
umur 11-64th
 petugas dengan
 pertusis :
Restriksi fase
Poliomyelitis  Nonparalitik : Sal napas 1 Kontak  Transmisi catarr
catarrhal
hal sampai
sampai
3-6hari; minggu ca
cair
iran sall kontak 
an sa minggu
minggu 3 setela
setelah
h
 paralitik 7- set
setela
elah
h gejala
gejala napas, onset atau 5 hari
21hari muncul,  benda set
etel
elah
ah ter
erap
aphi
hi
dalam feses terkontami antibi
antibioti
otik
k kontak 
kontak 
 beberapa nasi feses sa
saja
ja ti
tida
dak
k pe
perl
rlu
u
minggu-bulan restriksi.
setela
setelah
h gejala
gejala
muncul

Rubella 12-23 hari Sangat Kontak  Transmisi Imunisasi


 bintik nerah me
menul
nular
ar sa
saat
at dengan droplet dan direkomendasian

timbul 14-  bintik merah droplet kontak 


16hari setelah
setelah ke
kelu
luar
ar,, viru
viruss nasofaring dengan cairan
cairan
ekspos dilepas 1 Px sal napas
minggu
sebelum
sampai 5-7
hari setelah
onset,
congenital 5 hari setelah
rubel
ubellla bisa
bisa  bintik keluar 
melepas
melepas virus  petugas rentan 7

 berbulan hari setelah


 bertahun- ek
eksp
spos
os pe
pert
rtam
amaa
tahun samp
ampai 21 hari
 

set
eteelah ekspos
RSV (infek
(infeksi virus 2-8
si virus hari Orang sakit Tangan Transmisi terakhir.
respiratorik) (ter
(terse
seri
ring
ng 4- dapat terkontami kontak erat
6hari) mengeluarkan nasi saat dengan
viru
viruss se
sela
lama
ma merawat dr
drop
opllet at
atau
au
3-8
3-8 ha
hari
ri ta
tapi
pi  pasien aerosol
 pada bisa atau  partikel kecil
anak 3-4 menyentu
minggu h benda
mati,
transmisi
RSV
RSV bi
billa Batasi kontak 
menyentu dengan pasien
h mata rawat dan
atau li
ling
ngku
kung
ngan
an bi
bila
la
hidung ada KLB RSV
Restri
Restriksi
ksi sampai
sampai
MRSA Kontak  Standar, gejala akut hilang.
tangan transmisi
 petugas, kontak,dapat
mungkin airborne
kari
karier
er nar
nares
anterior,
tangan,
axilla,perineu
m,nasofaring,
orofaring Restriksi
 perawatan pasien

Streptococ A Kontak sisi Kulit, Standar, da


dan
n pe
peng
ngol
olah
ahan
an
terinfeksi& faring,  berdasar  makanan bila
mensekresi rektum, transmisi  petugas dengan
vagina le
lesi
si ku
kuli
litt ba
basa
sah.
h.
Tidak perlu
restriksi bila
kolonisasi

Restriksi
Salmonella, Orang-  perawatan pasien

shigella orang &pengolahan


lewat maka
makana
nan
n sa
samp
mpai
ai
fekal oral, 24 jam set
eteelah
 

air/ mend
mendap
apat
at te
tera
rapi
pi
makanan antibi
antibioti
otik.
k. Tidak 
idak 
terkontami  perlu restriksi
nasi  petugas dengan
kolonisasi
Syphilis Kontak  Kontak 
langsung
dengan
lesi primer 
atau
sekunder 
syphilis

Tuberkulosis
Sampai 1 Inhalasi Airborne,
 bulan minum droplet kontak 
OAT
OAT nuklei (mengeluarka
n c tubuh
infeksius)
Varicella
Sampai lesi Airborne,
kering&berkr  kontak 
usta standar 
Sa
Samp
mpai
ai te
terb
rbukt
uktii
non infectius

Vibrio Kolera 8 hari paska


Zoster  Kontak  kontak sampai 21
feses hari paska kontak,
*lokal  beri imuno
Tutup
utupii le
lessi, globulin IV paska
 jangan kontak  kontak,, imunisasi
kontak imunisasi
dengan pasien  petugas paska
rawat  pajanan dalam 4
*men
*menye
yelu
luru
ruh
h atau
atau hari.
orang immuno Jangan kontak 

kompromais dengan pasien

*paska pajanan
 

(person yang Jangan kontak  Restri


Restriksi
ksi sampai
sampai
rentan) dengan pasien les
esii meng
menger
eriing
rawat dan mengelupas

Restri
Restriksi
ksi sampai
sampai
semua lesi kering
dan mengelupas

Dari hari ke
ke1
10
 paska pajanan
 pertama
sa
samp
mpai
aiha
hari
ri ke21
ke21
at
atau
au ha
hari
ri 28 bi
bila
la
di
dibe
berri lagi
agi at
atau
au
sampai lesi kering
dan mengelupas.
Tabel 4 : Kesehatan petugas dan pencegahanHAIs .

Tindakan pertama pada pejanan bahan kimia tau cairan tubuh


 Pada mata : bilas dengan air mengalir – 15 menit

 Pada kulit : bilas dengan air mengalir


meng alir – 1 menit

 Pada mulut : segera kumur-kumur – 1 menit.


 Lapor ke komite PPI, Panitia K3RS atau ke dokter karyawan.

6.2. Program pada Petugas Kesehatan


Adalah program sebagai strategi preventif terhadap infeksi yang dapat di transmisikan
dalam kegiatan pelayanan kesehatan, antara lain:

Monitoring dan suport kesehatan petugas
 Vaksinasi bila dibutuhkan

 Vaksinasi terhadap infeksi saluran napas


na pas akut bila memungkinkan
 Menyediakan anti virus profilaksis

 Surveilans ILI membantu mengenal tanda awal transmisi infeksi saluran napas akut
dari manusia-manusia
 Terapi dan follo up epi/ pandemic infeksi saluran napas akut pada petugas.
 Rencanakan petugas diperbolehkan masuk sesuai pengukuran risiko bila terkena
infeksi.
 Upayakan support psikososial.

Tujuannya :
 Menjamin keselamatan petugas dilingkungan puskesmas.
 

 Memelihara kesehatan petugas kesehatan


 Mencega
Mencegah
h ketida
ketidakha
khadir
diran
an petugas
petugas,, ketida
ketidakma
kmampu
mpuan
an bekerj
bekerja,
a, kemung
kemungkin
kinan
an
medikolegal dan KLB.

Unsur yang dibutuhkan


 Petugas yang berdedikasi

 SOP yang jelas dan tersosialisasi


 Administrasi]yang menunjang

 Koordinasi yang baik antar instalasi/ unit


 Penanganan paska pajanan infeksius

 Pelayanan konseling
 Perawatan dan kerahasiaan medikal record

Evaluasi sebelum dan setelah penempatan


Meliputi :
 Status imunisasi
 Riwayat kesehatan yang lalu

 Terapi saat ini

 Pemeriksaan fisik 
 Pemeriksaan Laboratorium dan Radiologi

Edukasi
Sosial
Sosialisa
isasi
si SOP pencega
pencegahan
han dan pengenda
pengendali
lian
an infeks
infeksii misal
misal : Kewasp
Kewaspada
adaan
an Isolas
Isolasi,
i,
Kewasp
Kewaspada
adaan
an Standar
Standar dan Kewasp
Kewaspada
adaan
an berbas
berbasis
is transm
transmis
isi,
i, Kebija
Kebijakan
kan Departe
Departemen
men
Kesehatan tenatang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) terkini.

Program Imunisasi
 Keputusan pelaksanaan imunisasi petugas tergantung pada :

 Risiko ekspos petugas


 Kontak petugas dengan pasien
 Karakteristik pasien Puskesmas

 Dana Puskesmas

Riwayat imunisasi yang tercatat baik secara periodik menyiapkan apakah seorang petugas
memerlukan booster atau tidak. Imunisasi influenza dianjurkan sesuai dengan strain yang
ada.
 

ALUR PASKA PAJANAN

PETUGAS YANG TERPAJAN

DOKTER PENYAKIT DALAM /IGD

IPCN/ K3 RS LABORATORIUM

Gambar 5 : Alur Paska Pajanan

7. Pene
Penemp
mpat
atan
an Pa
Pasi
sien
en
7.1. Penanganan Pasien Dengan Penyakit Menular/ Suspek
 Terapka
erapkan
n dan lakuka
lakukan
n pengawa
pengawasan
san ter
terhad
hadap
ap Kewasp
Kewaspada
adaan
an Standa
Standarr untuk 
untuk 
kasus / dugaan kasus penyakit menular melalui udara :
 Letakkan pasien didalam satu ruangan tersendiri. Jika ruangan tersendiri ntidak 
tersedia, kelompokkan kasus yang telah dikonfirmasi secara terpisah didalam
ruangan atau bangsal dengan beberapa tempat tidur dari kasusu yang belum

dikonfirmasi atau sedang didiagnosis ( kohorting ). Bila ditempatkan dalam 1


ruangan, jarak antar tempat tidur harus lebih dari 2 meter dan diantara tempat
tidur harus ditempatkan penghalang fisik seperti tirai atau sekat.
 Jikaa memungk
Jik memungkink
inkan,
an, upayakan
upayakan ruanga
ruangan
n ter
terseb
sebut
ut dialir
dialirii udara
udara bertek
bertekana
anan
n
negatiff yang dimonitor
negati dimonitor ( ruangan
ruangan bertekanan
bertekanan negatif ) dengan 6-12 pergantian
pergantian
ud
udar
araa per ja
jam
m dan sy
syst
stem
em pe
pemb
mbua
uang
ngan
an ud
udar
araa ke
kelu
luar
ar at
atau
au mengg
menggun
unaka
akan
n
saring
saringan
an udara
udara parti
partikul
kulasi
asi efisie
efisiensi
nsi tinggi
tinggi ( fil
filter
ter HEPA
HEPA ) yang ter
termon
monito
itor 

sebelum masuk ke sistem sirkulasi udara lain di Puskesmas.
 Jika tidak tersedia ruangan bertekanan negatif dengan sistem penyaringan udara
 partikulasi efiesiensi tinggi, buat tekanan negatif didalam ruangan pasien
dengan memasang pendingin ruangan atau kipas angin dijendela sedemikian
rupa agar aliran
aliran udara keluar gedung melalui jendela. Jendela
Jendela harus membuka
keluar dan tidak mengarah kedaerah publik. Uji untuk tekanan negatif dapat
 

dilakukan dengan menempatkan sedikit bedak tabur dibawah pintu dan amati
apakah
apakah terhis
terhisap
ap kedalam
kedalam ruanga
ruangan.
n. Jika
Jika diperl
diperluka
ukan
n kipas
kipas angin
angin tambaha
tambahan
n
didalam ruangan dapat meningkatkan aliran udara.
 Jaga pintu tertutup setiap saat dan jelaskan kepada pasien mengenai perlunya
tindakan tindakan pencegahan ini.
 Pastikan setiap orang yang memasuki ruangan memakai APD yang sesuai :
masker ( bila memungkinkan masker efisiensi tinggi harus digunakan, bila
tidak, gunakan masker bedah sebagai alternatif ) gaun, pelindung wajah atau
 pelindung mata dan sarung tangan.
 Pakai sarung tangan bersih, non steril ketika masuk ruangan.

 Pa
Paka
kaii ga
gaun
un ya
yang
ng be
bers
rsih
ih,, non-
non- st
ster
eril
il ke
keti
tika
ka masu
masuk
k ru
ruan
anga
gan
n ji
jika
ka ak
akan
an
 berhubungan dengan pasien atau kontak dengan permukaan atau barang
-barang didalam ruangan.

Pertimbangkan pada saatpenempatan pasien :


 Kamar terpisah bila dimungkinkan kontaminasi luas terhadap lingkungan, misal :
luka lebar dengan cairan keluar, diare, perdarahan tidak terkontrol

Kamar terpisah dengan pintu tertutup diwaspadai transmisi melalui udara kekontak,
misal : luka dengan infeksi kuman gram positif.
 Kamar terpisah atau kohort dengan ventilasi dibuang keluar dengan exhaust ke area
tidak ada orang lalu lalang, misal : TBC
 Kamar terpisah dengan udara terkunci bila diwaspadai transmisi airborne luas, misal
: varicella
 Kamar terpisah bila pasien kurang mampu menjaga kebersihan ( anak, gangguan
mental ).
Bilaa kamar
Bil kamar terpis
terpisah
ah tidak
tidak memungk
memungkink
inkan
an dapat
dapat kohort
kohorting
ing.. Bil
Bilaa pasien
pasien ter
terinf
infeks
eksii
dica
dicamp
mpur
ur de
denga
ngan
n no
non
n infe
infeks
ksii maka
maka pa
pasi
sien
en,, petug
petugas
as da
dan
n pe
pengu
ngunj
njun
ung
g menj
menjag
agaa
kewaspadaan untuk mencegah transmisi infeksi.

7.2. Transport pasien infeksius


 Dibatasi, bila perlu saja.
 Bila mikroba pasien virulen, 3 hal perlu diperhatikan :
o Pasien diberi APD ( masker, gaun)

o Petugas diarea tujuan harus diingatkan akan kedatangan pasien tersebut


melaksanakan kewaspadaan yang sesuai
o Pasien
Pasien diberi
diberi informasi
informasi untuk dilibatkan
dilibatkan kewaspadaann
kewaspadaannya
ya agar tidak 
terjadi transmisi kepada orang lain.

Pasien yang didiagnosis menderita SARS atau flu burung


 Jangan izinkan mereka meninggalkan tempat isolasi kecuali untuk pelayanan
kesehatan yang lebih penting.
 

 Pind
Pindah
ahka
kan
n pa
pasi
sien
en mela
melalu
luii al
alur
ur ya
yang
ng da
dapa
patt meng
mengur
uran
angi
gi ke
kemu
mung
ngki
kina
nan
n
terpajannya staf, pasien lain atau pengunjung
 Bi
Bila
la pa
pasi
sien
en da
dapat
pat meng
menggun
gunak
akan
an mask
masker
er be
beda
dah,
h, pe
petu
tuga
gass keseha
kesehata
tan
n ha
haru
russ
menggu
menggunaka
nakan
n gaun
gaun pelind
pelindung
ung dan sarung
sarung tangan
tangan.. Bila
Bila pasien
pasien ti
tidak
dak dapat
dapat
menggunakan
menggunakan masker,
masker, petugas
petugas kesehatan
kesehatan harus menggunakan masker, gaun
 pelindung, dan sarung tangan.

7.3. Pemindahan pasien yang dirawat diruang isolasi


Bata
Batasi
si pe
perg
rger
eraka
akan
n da
dan
n tran
transp
spor
orta
tasi
si pa
pasi
sien
en da
dari
ri ru
ruang
angan
an is
isol
olas
asii hanya
hanya untuk 
untuk 
keperluan penting. Lakukan hanya jika diperlukan dan beritahu tempat yang akan
meneri
menerima
ma seseger
sesegeraa mungki
mungkin
n sebelu
sebelum
m pasien
pasien tiba.
tiba. Jika
Jika perlu
perlu dipind
dipindahk
ahkan
an dari
dari
ruangan/
ruangan/ area isolasi
isolasi dalam puskesmas,
puskesmas, pasien harus dipakaikan
dipakaikan masker dan gaun.
Semua petugas yang terlibat dalam transportasi pasien harus menggunakan APD
yang sesuai. Demikian pula jika pasien perlu dipindahkan keluar fasilitas pelayanan
kesehatan. Semua permukaan yang kontak dengan pasien harus dibersihkan. Jika
 pasien dipindahkan menggunakan ambulance, maka sesudahnya ambulance tersebut
harus dibersihkan dengan disinfektan seperti alkohol 70%atau larutan klorin 0,5%

Keluarga Pendamping pasien di Puskesmas


Perlu
Perlu edukas
edukasii oleh
oleh petuga
petugass agar menjag
menjagaa kebers
kebersiha
ihan
n tangan
tangan dan menjal
menjalank
ankan
an
kewaspadaan isolasi untuk mencegah penyebaran infeksi kepada mereka sendiri
ataupun
ataupun kepada pasien lain. Kewaspadaan
Kewaspadaan yang dijalankan
dijalankan seperti yang dijalankan
dijalankan
oleh petugas kecuali pemakaian sarung tangan.

8. Hygiene rrespirasi/
espirasi/ etika batuk
Kebersihan pernapasan dan etika batuk adalah dua cara penting untuk mengendalikan

 penyebaran infeksi di sumbernya.

Semua
Semua Pasien
Pasien,, pengunj
pengunjung,
ung, dan petuga
petugass kesehat
kesehatan
an harus
harus dianju
dianjurka
rkan
n untuk
untuk sel
selalu
alu
mematuhi etika batuk dan kebersihan pernapasan untuk mencegah sekresi pernapasan.
Saat anda batuk atau bersin :
 Tutup hidung dan mulut anda
 Segera buang tisu yang sudah dipakai

 Lakukan kebersihan tangan

Di fasilitasi pelayanan kesehatan. Sebaiknya gunakan masker bedah bila Anda sedang
pelayanan kesehatan.
 batuk. Etika batuk dan kebersihan pernapsan harus diterapkan disemua bagian
b agian puskesmas,
dilingkungan masyarakat, dan bahkan di rumah.
 

Tindakan penting ini harus selalu dilakukan untuk mengendalikan sumber infeksi
potensial.

9. Praktek Menyuntik Yang aman


 Pa
Pakai
kai ja
jaru
rum
m yang
yang st
ster
eril
il,, se
seka
kali
li pa
paka
kai,
i, pa
pada
da ti
tiap
ap su
sunt
ntik
ikan
an un
untu
tuk
k menc
menceg
egah
ah
kontaminasi pada peralatan injeksi danterapi.
 Bila memungkinkan sekali pakai vial walaupun multidose. Jarum atau spuit yang
dipaka
dipakaii ulang
ulang untuk
untuk mengam
mengambil
bil obat dalam
dalam vial
vial multid
multidose
ose dapat
dapat menimb
menimbulk
ulkan
an
kontaminasi mikroba yang dapat menyebar saat obat dipakai untuk pasien lain.

B. Kewaspadaan Isolasi ( Isolation Precautions )


Kewaspadaan isolasi diterapkan secara rutin dalam perawatan seluruh pasien dalam
 puskesmas baik terdiagnosis infeksi, diduga terinfeksi atau kolonisasi.
k olonisasi. Bertujuan untuk 
mencega
mencegah
h transm
transmisi
isi sil
silang
ang sebelu
sebelum
m diagno
diagnosis
sis ditegak
ditegakkan
kan atau
atau hasil
hasil pemeri
pemeriksa
ksaan
an
laboratorium belum ada, strategi utama untuk PPI adalah menyatukan kewaspadaan
satandar dan kewaspadaan berdasarkan transmisi. Kewaspadaan standar seperti yang
sudah diuraikan diatas dengan melaksanakan 10 pilar pencegahan dan pengendalian
infeksi.

1. Kewaspadaan berdasarkan transmisi

Dibutuhkan untuk memutus mata rantai transmisi mikroba penyebab infeksi dibuat
untuk
untuk ditera
diterapkan
pkan terhad
terhadap
ap pasien
pasien yang diketa
diketahui
hui maupun
maupun dugaan
dugaan ter
terinf
infeks
eksii atau
atau
terkolonisasi patogen yang dapat di transmisikan lewat udara, droplet, kontak dengan
kulit atau permukaan terkontaminasi.
Jenis Kewaspadaan berdasarkan transmisi :
a. Kontak  

 b. Melalui droplet


c. Mela
Melalu
luii udar
udaraa ( Ai
Airb
rbor
orne
ne )
d. Melalui
Melalui common
common vehicle
vehicle (makanan,
(makanan, air,
air, obat, peralatan
peralatan )
e. Melalu
Melaluii vektor
vektor (lalat
(lalat,, nyamuk
nyamuk,, tikus
tikus))
Catatan : suatu infeksi dapat ditransmisikan lebih dari satu cara.
Kewaspadaan berdasarkan transmisi ini dapat dilaksanakan secara terpisah ataupun
kombinasi dengan Kewaspadaan Standar seperti kebersihan tangan dengan mencuci
tangan
tangan sebelu
sebelum
m dan sesuda
sesudah
h tindaka
tindakan
n menggu
menggunaka
nakan
n sabun,
sabun, antise
antisepti
ptik
k ataupun
ataupun
antiseptik berbasis alkohol, memakai sarung tangan sekali pakai bila kontak dengan
cairan tubuh, gaun pelindung dipakai bila terdapat kemungkinan terkena percikan
cairan tubuh, memakai masker, goggle untuk melindungi wajah dari percikan cairan

tubuh.
 

tambahan  kewasp
Sebagai tambahan kewaspada
adaan
an Standar
Standar,, ter
teruta
utama
ma setela
setelah
h ter
terdia
diagnos
gnosis
is jenis
jenis
infeksinya.
Rekomendasi (3)
Rekomendasi dikategorikan sebagai berikut :
 Kategori IA :
Sangat direkomendasikan untuk seluruh puskesmas, telah didukung penelitian
dan studi epidemiologi.

 Kategori IB :
Sangat direkomendasikan untuk seluruh puskesmas dan telah ditinjau efektif 
oleh para ahli dilapangan. Dan berdasarkan kesempatan HICPAC ( Hospital
Infection Control Advisory Committee ) sesuai dengan bukti rasional walaupun
mungkin belum dilaksanakan suatu studi scientifik.
 Kategori II :
Dianjurkan untuk dilaksanakan dirumahsakit. Anjuran didukung studi klinis dan
ep
epid
idem
emio
iolo
logi
gik,
k, te
teor
orii ra
rasi
sion
onal
al yang
yang kuat,
kuat, st
stud
udii di
dila
laks
ksana
anaka
kan
n di be
beber
berap
apaa
 puskesmas.

Tidak direkomendasi :
Masalah yang belum ada penyelesaiannya.
Belum ada bukti ilmiah yang memadai atau belum ada kesepakatan mengenai
efikasinya.

a. Kewaspadaan transmisi Kontak ( 5,7,10 )


Cara transmisi yang terpenting dan tersering menimbulkan HAIs. Ditujukan
untuk menurunkan risiko transmisi mikroba yang secara epidemiologi di
transmisikan melalui kontak langsung atau tidak langsung. Kontak langsung
meliputi kontak permukaan kulit terluka/ abrasi orang yang rentan/ petugas
dengan kulit pasien
pasien terinfeksi
terinfeksi atau kolonisasi.
kolonisasi. Misal perawat membalikkan
membalikkan

tubuh
tubuh pasien
pasien,, memandi
memandikan
kan,, membant
membantu
u pasien
pasien berger
bergerak.
ak.,, dok
dokter
ter bedah
bedah
dengan luka basah saat mengganti verband petugas tanpa sarung tangan
merawat oral pasien HSV atau scabies.

Transmisi kontak tidak langsung terjadi kontak antara orang yang rentan
denga
dengan
n be
bend
ndaa ya
yang
ng te
terk
rkont
ontam
amin
inas
asii mi
mikr
krob
obaa in
infe
feks
ksiu
iuss dili
dilingk
ngkun
ungan
gan,,
instrumen
instrumen yang terkontami
terkontaminas,
nas, jarum,
jarum, kassa,
kassa, tangan
tangan terkontami
terkontaminasi
nasi dan
 belum dicuci atau sarung tangan yang tidak diganti saat menolong pasien
satu dengan yang lainnya, dan melalui mainan anak. Kontak dengan cairan
sekresi pasien terinfeksi yang di transmisikan melalui tangan petugas atau
 benda mati dilingkungan pasien.
 

Sebagai cara transmisi tambahan melalui droplet besar pada patogen infeksi
saluran napas misal : para influenza, RSV,
RSV, SARS, H5N!.(10)
Pada pedoman Isolation tahun 2007, dianjurkan juga kenakan masker saat
dalam radius 6-10 kaki dari pasien dengan
d engan mikroba virulen.

Diterapkan
Diterapkan terhadap pasien
pasien dengan infeksi atau terkolonisasi
terkolonisasi (ada mikroba
mikroba
 pada atau bdalam pasien tanpa gejala klinis infeksi) yang secara
epidemiologi mikrobanya dapat ditransmisikan dengan cara kontak langsung
atau tidak langsung. ( Kategori IB)
Petugas
Petugas harus menahan
menahan diri
diri untuk
untuk menyen
menyentuh
tuh mata,
mata, hidung,
hidung, mulut
mulut saat
saat
masih memakai sarung tangan terkontaminasi ataupun tanpa sarung tangan.

Hindari mengkontaminasi permukaan lingkungan yang tidak berhubungan


dengan perawatan pasien misal : pegangan pintu, tombol lampu, telepon
(10)

  b. Kewaspadaan transmisi droplet (6,10,11)


Diterapkan sebagai tambahan kewaspadaan Standar terhadap pasien dengan
infeksi diketahui atau suspek mengidap mikroba yang dapat ditransmisikan
melalui droplet (>5 µm). Droplet yang besar terlalu berat untuk melayang
diudara dan akan jatuh dalam jarak 1-2 m dari sumber (10,11) Transmisi
drople
droplett meliba
melibatka
tkan
n kontak
kontak konjungt
konjungtiva
iva atau
atau mucus
mucus membra
membrane
ne hidung
hidung//
mulut,
mulut, orang
orang rentan
rentan dengan
dengan drople
droplett partik
partikel
el besar
besar mengan
mengandung
dung mikrob
mikrobaa
 berasal dari pasien pengidap atau carrier dikeluarkan saat batuk, bersin,
muntah, bicara, selama prosedur suction, bronkhoskopi. Dibutuhkan jarak 
deket anatara sumber dan resipien<3 kaki. Karena droplet tidak bertahan
diudara m.

Transmisii droplet langsung, dimana droplet mencapai mucus membrane atau


Transmis
terinhalasi.
terinhalasi. Tr
Transmi
ansmisisi droplet
droplet kekontak,
kekontak, yaitu droplet
droplet mengkontami
mengkontaminasi
nasi
 permukaan tangan dan ditransmisikan ke sisi lain misal : mukosa,
membrane.
Tr
Transmi
ansmisi
si jenis ini lebih sering terjadi
terjadi daripada
daripada transmisi
transmisi droplet langsung
langsung
misal : commoncold, respiratory syncitial virus (RSV).
Dapa
Dapatt te
terj
rjad
adii sa
saat
at pa
pasi
sien
en te
teri
rinf
nfek
eksi
si ba
batu
tuk,
k, be
bers
rsin
in,, bi
bica
cara
ra,, in
intu
tuba
basi
si
en
endo
dottra
rakh
khea
eall, bat
batuk aki
akibat
bat induk
nduksi
si fi
fisi
siot
oter
erap
apii dada
dada,, res
esus
usiita
tassi
kardiopulmoner.

  c. Kewaspadaan transmisi melalui udara ( Airborne Precautions) (4,10)

kewaspadaa
kewaspa daan
n transm
transmis
isii melalu
melaluii udara
udara ( kategor
kategorii IB) dit
ditera
erapka
pkan
n sebaga
sebagaii
tambaha
tambahan
n kewasp
kewaspada
adaan
an Standar
Standar ter
terhada
hadap
p pasien
pasien yang
yang did
diduga
uga atau
atau tel
telah
ah
dike
diketa
tahu
huii te
teri
rinf
nfek
eksi
si mi
mikr
kroba
oba ya
yang
ng se
seca
cara
ra epide
epidemi
milo
logi
gi pe
pent
ntin
ing
g da
dan
n di
 

transm
transmis
isika
ikan
n melalui
melalui jalur
jalur udara.
udara. Sepert
Sepertii misaln
misalnya
ya tr
trans
ansmis
misii parti
partikel
kel
terinhalasi (varicella zoster) langsung melalui udara.

Dituju
Ditujukan
kan untuk
untuk menuru
menurunka
nkan
n risiko
risiko transm
transmisi
isi udara
udara mikro
mikroba
ba penyeba
penyebab
b
infeks
infeksii baik
baik yang
yang ditran
ditransmi
smisik
sikan
an berupa
berupa drople
droplett nuklei
nuklei ( sisa
sisa parti
partikel
kel
kecil<5µm evaporasi dari droplet yang bertahan lama diudara) atau partikel
debu yang mengandung mikroba penyebab infeksi. Mikroba tersebut akan
terbawa aliran udara >2m dari sumber, dapat terinhalasi oleh individu rentan
diruang yang sama dan jauh dari pasien sumber mikroba, tergantung pada
factor lingkungan, misal penanganan udara dan ventilasi yang penting dalam
 pencegahan transmisi melalui udara, droplet nuklei atau sisik kulit
terkontaminasi ( S. Aureus).

Tabel 5 : KEWASPADAAN BERBASIS TRANSMISI

KEGIATAN KONTAK DROPLET UDARA/ AIRBONE


Penempatan Tempa
empattka
kan
n diruang Tempatkan pasien di ruang Tempatkan pasien
rawat terpis
pisah
ah,, bila terpisah, bila tidak   di
diru
ruan
ang
g te
terp
rpis
isah
ah yang
yang
tidak mungkin mu
mung
ngki
kin
n koho
kohort
rtin
in.. Bi
Bila
la mempunyai :
kohorting, bila kedu
keduanya
anya tidak
tidak mungki
mungkin,
n, 1. te
teka
kana
nan
n ne
nega
gati
tif 

keduanya tidak    buat pemisah dengan jarak  2. aliran udara 6-
mungkin maka >1 met
meter anta
antarr TT dan
dan 12X/ jam
 pertimbangkan  jarak dengan pengunjung. 3. pengel
elu
uaran
epidem
epidemiol
iologi
ogi mikrob
mikrobaa Pertahankan pintu terbuka, udara
udara ter
terfil
filtra
trasi
si
da
dan
n po
popu
pula
lasi
si pa
pasi
sien
en.. tida
tidak
k pe
perl
rlu
u pe
pena
nang
ngan
anan
an se
sebe
belu
lum
m ud
udar
araa
Bicarakan dengan khusus terhadap
terhadap udara dan mengalir ke
 petugas PPI (kategori ventilasi (kategori IB ) ruang atau
IB) tempat
tempatkan
kan dengan
dengan tempa
empatt lai
ain
n di
 jarak >1meter 3 kaki Puskesmas.
antar TT jaga agar tidak  Usahakan opintu
ada kontaminasi
kontaminasi silang ruang pasien
kelingkungan dan ter
erttut
utup
up.. Bil
Bila
 pasien lain (kategori IB) ru
ruan
ang
g te
terp
rpis
isah
ah
tidak 
memungkinkan,
tempatkan
 pasien dengan
 pasien lain yang
mengidap

mikroba ya
yan
ng
sama, jangan
dicampur 
 

de
deng
ngan
an in
infe
feks
ksii
lai
lain
n (kohor
(kohorti
ting)
ng)
dengan
 jarak>1meter..
 jarak>1meter
Konsultasikan
dengan petugas
petugas
PPIRS sebelum
sebelum
menempatkan
 pasien bila
tidak ada ruang
isolasi dan
kohorting
kohorting tidak 
memungkinkan.
(kategori IB)

Batasi
Batasi gerakan
gerakan dan
transport pasien
Transport Batasi gerak dan hanya kalau
Pasien transp
transport
ortasi
asi untuk
untuk batasi
batasi diperlukan saja. Bila
Batasi
Batasi gerak,
gerak, trans
transpor
portt droplet dari pasien dengan  perlu untuk 
 pasien hanya kalau mengena
mengenakan
kan masker
masker pada  pemeriksaan pasien
 perlu saja. Bila  pasien (kategori IB ) dan dapat diberi masker 
diperlukan pasien keluar  menerapkan hygiene  bedah untuk cegah
ruangan perlu respirasi dan etika batuk  menyebarkan
kewaspadaan agar risiko droplet nuclei
minimal transmisi (kategori IB)
kepasien lain atau
lingkungan (kategori IB

)
Perl
Perlin
indun
dungan
gan salur
saluran
an
napas
APD Petugas Masker Kenakan masker  
Pa
Pak
kailah bila beke
kerrja respirator ( N95/
dalam radius 1m terhadap Kategori N pada efisiensi
Saru
Sarung
ng tang
tangan
an dan  pasien (kategori IB ), saat 95%
dan 95%)) saat
saat masuk
masuk ruang
ruang
cuci tangan kontak erat masker   pasien atau suspek TB
Memakaii sarung tangan se
Memaka seyog
yogya
yanya
nya meli
melind
ndun
ungi
gi  paru. Orang yang rentan
 bersih non steril, lateks hidu
hidung
ng da
dan
n mulu
mulut,
t, pa
paka
kaii se
sehar
harus
usny
nyaa ti
tidak
dak boleh
boleh
saat masuk ke
kerruang saat memasuki ruang masuk ruang pasien yang

 pasien, ganti sarung di


dike
keta
tahu
huii at
atau
au susp
suspek 
ek 
APD Petugas ta
tang
ngan
an se
sete
tela
lah
h ko
kont
ntak 
ak  Rawat pasien dengan campak, cacar air kecuali
dengan bahan infeksius infeksi saluran napas.  petuga yang telah imun.
 

(feses, cairan drain)


Lepaskan sarung tangan Bila terpaksa harus
se
sebe
belu
lum
m kel
keluar
uar dari
dari masuk maka harus
kamar
kamar pasien
pasien dan cuci meng
ngeenakan masker 
tangan dengan respirator untuk  
antiseptic (kategori IB)  pencegahan. Orang yang
Gaun telah pernah sakit
Pa
Paka
kaia
ian
n ga
gaun
un be
bers
rsih
ih,, ca
camp
mpak
ak at
atau
au ca
caca
carr ai
air 

tidak
tidak steril
steril saat
saat masuk 
masuk  tida
dak
k perlu memakai
ruang pasien untuk  mas
aske
kerr (kat
kategor
egorii IB
IB))
meli
melind
ndun
ungi
gi ba
baju
ju da
dari
ri Masker Bedah/ prosedur 
kontak
kontak dengan
dengan pasien
pasien,, (min) sarung tangan gaun
 permukaan lingkungan, go
gogge
ggell bi
bila
la mela
melaku
kuka
kan
n
 barang diruang pasien, tindakan dengan
cair
airan dia
diare pa
passien
en,, kemu
kemung
ngki
kina
nan
n timb
mbul
ul
ileost
ileostomy
omy,, coloct
coloctomy
omy,, aerosol.
luka terbuka.
terbuka. Lepaskan
Lepaskan
ga
gaun
un se
sebe
belu
lum
m ke
kelu
luar 
ar 
ruangan. Jaga agar tidak 
ada kontaminasi
kontaminasi silang
kelingkungan dan
 pasien lain (kategori
IB )
Apron Transmisi
Transmisi pada TB
Bi
Bila
la ga
gaun
un pe
perm
rmea
eable
ble,, Sesuai pedoman TB
untuk mengurangu CDC ”Guidelinefor 
Peralatan  penetrasi cairan, tidak  Tidak
idak pe
perl
rlu
u penan
penanga
ganan
nan Preventing of  
untuk  dipakai sendiri udara secara khusus karena tuberculosis in

 perawatan mikr
mikrob
obaa titida
dak
k be
berrge
gera
rak 
k  He
Heal
alth
thca
care
re Fa
Faci
cili
liti
ties
es””
 pasien  jarak jauh. dan referensi nomor 10.
Bi
Billa memun
emungk
gkiinkan
nkan
 peralatan nonkritikal
dipaka
dipakaii untuk
untuk 1 pasien
pasien
atau deng
ngaan infeksi
mikr
mikrob
obaa yang
yang sa
sama
ma,,
 bersihkan dan disinfeksi
mikr
mikrob
obaa yang
yang sa
sama
ma.. MTB (obli
(obligat
gat air
airbor
borne)
ne)
Bersihkan dan campak, cacat air  
Peralatan dis
disinfek
ekssi sebe
bellum (k
(kom
ombi
bina
nasi
si tr
tran
ansm
smis
isi)
i)

Untuk  dipa
dipaka
kaii untu
untukk papasi
sien
en B. pertussis, SARS, RSV  Norovirus (partikel feses,
Perawatan lain (kategori IB) infl
influe
uenz
nza,
a, Aden
Adenov
ovir
irus
us,, vomitus), Rotavi
virrus
Pasien Rhinovirus,N.meningitidis, me
mela
lalu
luii pa
part
rtik
ikel
el ke
keci
cill
 

streptococ grup A, aerosol.


Mycoplasma pneumoniae.
MDRO, MRSA, VRSA,
VISA
VISA,, VRE,
VRE, MDRS
MDRSP
P
( Stre
Strep
p pneu
pneum
mini
iniae
ae))
Virus
irus Herpe
Herpess si
simp
mple
lex
x
SARS
SARS RSV
RSV ( indi
indire
rex
x
mel mainan), S. Aureus,
MDRO, VRE, C.
Difficile,P.. Aeruginosa,
Difficile,P
infl
influe
uenz
nza,
a, Noro
Norovi
viru
russ
(juga makanan dan air )

Disinfeksi tangan adalah kewaspadaan isolasi yang terpenting.

Tujuan terpenting PPI adalah menjaga petugas, peralatan dan permukaan tetap bersih.
Bersih diartikan :
 Bebas dari kotoran

 Telah dicuci setelah terakhir dipakai


 Penjagaan kebersihan tangan personal

 Bebas polutan dan bahan tidak diinginkan

d. Peraturan untuk kewaspadaan isolasi


Harus dihindari transfer mikroba patogen antar pasien dan petugas saat perawatan
 pasien rawat inap.
Perlu dijalankan hal berikut :

1. Kewaspadaan
Kewaspadaan terhadap
terhadap semua darah
darah dan
dan cairan
cairan tubuh ekresi dan sekresi
sekresi dari
dari
seluruh pasien untuk meminimalisir risiko transmisi infeksi.
2. Dekontaminas
Dekontaminasii tangan
tangan sebelum
sebelum kontak
kontak diantara
diantara pasien.
pasien.
3. Cuci tangan
tangan setelah
setelah menyent
menyentuh
uh bahan infeks
infeksius
ius (darah
(darah dan cairan
cairan tubuh
tubuh ).
4. Gunakan
Gunakan teknik
teknik tanpa
tanpa menyen
menyentuh
tuh bila memung
memungkin
kinkan
kan untuk menghin
menghindar
darii
menyentuh bahan infeksius.
5. Pakai
Pakai sarung
sarung tangan
tangan saat
saat harus
harus atau
atau mungk
mungkin
in kontak
kontak dengan
dengan da
dara
rah
h dan
cairan
cairan tubuh serta barang yang terkontami
terkontaminasi.
nasi. Disinfeksi
Disinfeksi tangan segera
setelah melepas sarung tangan. Ganti sarung tangan antara pasien.
6. Penanga
Penanganan
nan limbah
limbah feses,
feses, urin,
urin, dan sekres
sekresii pasien
pasien yang lain dalam lubang
lubang
 pembuangan yang disediakan, bersihkan dan disinfeksi bedpan, urinal dan

ontainer pasien yang lain.


7. Tangani
angani bahan
bahan infeksi
infeksius
us sesuai
sesuai prose
prosedur 
dur 
 

8. pa
past
stik
ikan
an pe
pera
rala
lata
tan,
n, ba
bara
rang
ng fa
fasi
sili
lita
tass da
dan
n li
line
nen
n in
infe
feks
ksiu
iuss pa
pasi
sien
en te
tela
lah
h
dibersihkan dan didisinfeksi dengan benar antar pasien.
BAB V
PETUNJUK PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
UNTUK PENGUNJUNG

Pengunjung dengan gejala infeksi saluran pernapasan selama terjangkitnya penyakit


menular 
 Pengunjung dengan gejala demam dan gangguan pernapasan tidak boleh
mengunjungi pasien didalam fasilitas pelayanan kesehatan.
 Pengunjung yang setelah sakit sudah tidak menunjukkan gejala, perlu dibatasi
kunjungan ke pasien.
 Orang dewasa yang sakit tidak boleh berkunjung sampai batas waktu penularan
 penyakit, sedangkan anak-anak dibawah 12 tahun dilarang mengunjungi
mengun jungi pasien
dipuskesmas.
 Kebijakan ini agar dicantumkan dipapan pengumuman fasilitas kesehatan.

Petunjuk pencegahan dan pengendalian infeksi untuk anggota keluarga yang merawat
 penderita atau suspek flu burung
 Anggota keluargaperlu menggunakan APD seperti petugas kesehatan yang merawat
di Puskesmas.

Mengunjungi pasien dengan penyakit menular melalui udara


 Petugas kesehatan atau Tim pencegahan dan pengendalian
peng endalian infeksi perlu mendidik
 pengunjung pasien dengan penyakit menular tentang cara penularan penyakit,
peny akit, dan
menganjurkan mereka untuk menghindari kontak dengan pasien selama masa
 penularan.

Jika keluarga teman perlu mengunjungi pasien yang masih suspek atau telah di
konfirmasi menderita penyakit menular melalui udara, pengunjung tersebut harus
mengikuti prosedur pencegahan dan pengendalian infeksi di puskesmas.
Pengunjung harus memakai APD lengkap ( masker, gaun, sarung tangan dan kaca
mata) Jika kontak langsung dengan pasien atau lingkungan pasien.
 Petugas kesehatan perlu mengawasi pemakaian APD dan masker secara benar
ben ar bagi
 pengunjung.
 Ketika pengunjung meninggalkan ruangan, ia harus melepas APD dan mencuci
tangan. Tidak menggantung masker dileher.
 Jika keluarga dekat mengunjungi pasien penyakit menular melalui udara, petugas
kesehatan harus mewawancarai orang tersebut untuk menentukan apakah ia
memiliki gejala demam atau infeksi saluran pernapasan. Karena berhubungan dekat
dengan pasien penyakit menular melalui udara beresiko untuk terinfeksi. Jika ada
 

demam atau gejala gangguan pernapasan, pengunjung tersebut harus dikaji untuk
 penyakit menular melalui udara dan ditangani dengan tepat.
 Fasilitas pelayanan kesehatan harus mendidik semua pengunjung tentang penerapan
 pencegahan dan pengendalian infeksi dan wajib mentaatinya ketika mengunjungi
 pasien penyakit menular.
menular.

Menjaga kebersihan alat pernapasan dan etika batuk ditempat pelayanan kesehatan.

Untuk mencegah penularan infeksi saluran pernapasan difasilitasi pelayanan kesehatan,


kebersihan saluran pernapasan dan etika batuk harus merupakan bagian mendasar dari
 prilaku sehat.
Setiap orang yang memiliki tanda atau gejala infeksi pernapsan ( batuk, bersin) harus :
 Menutup hidung/ mulut ketika batuk atau bersin

 Menggunakan tisu untuk menahan sekresi pernapasan dan dibuang ditempat limbah
yang tersedia.
 Cuci tangan segera setelah kontak dengan sekresi pernapasan.

Fasilitasi pelayanan kesehatan harus menjamin tersedianya :


 Tempat limbah tertutup yang tidak perlu disentuh atau dapat dioperasikan dengan
kaki disemua area.
 Fasilitas cuci tangan dengan air mengalir diruang tunggu.

 Pengumuman / informasi tertulis untuk menggunakan masker bagi setiap


 pengunjung yang batuk.

Jika memungkinkan, dianjurkan bagi orang yang batuk untuk duduk pada jarak 1 meter dari
yang lainnya diruang tunggu.

Pada pintu masuk dan diruang fasilitas rawat jalan seperti ruang gawat darurat, ruangan
dokter, klinik rawat jalan, perlu dipasang instruksi etika batuk atau bersin. Pasien dan orang
yang menemaninya agar mempraktekkan kebersihan alat saluran pernapsan dan etika batuk
atau bersin, dan memberitahukan kepada petugas sesegera mungkin tentang gejala penyakit
yang diderita, bagi orang yang batuk harus disediakan masker.
 

BAB VII
PENUTUP

Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Puskesmas Umum Kabupaten Karawang


merupa
merupakan
kan sebagai
sebagai acuan
acuan dalam
dalam penerap
penerapan
an pencega
pencegahan
han Infeks
Infeksi,
i, dengan
dengan harapa
harapan
n dapat
dapat
melindungi pasien, petugas dan masyarakat yang mendapatkan pelayanan di Puskesmas
serta dapat meningkatkan mutu pelayanan dengan melakukan suveilans Infeksi Puskesmas.

Infeks
Infeksii puskes
puskesmas
mas menjad
menjadii masala
masalah
h yang
yang tidak
tidak bisa
bisa dihind
dihindari
ari di Puskes
Puskesmas
mas Umum
Umum
Kabupaten Karawang maupun di Puskesmas lain, sehingga dibutuhkan data dasar infeksi
untuk
untuk menuru
menurunkan
nkan angka
angka yang ada. Untuk
Untuk itu
itu perlun
perlunya
ya melaku
melakukan
kan survei
surveilan
lanss dengan
dengan
metode yang aktif, terus menerus dan tepat sasaran.

Pelaksanaan surveilans memerlukan tenaga khusus yang termasuk tugas dari IPCN. Untuk 
itu diperlukan tenaga IPCN yang purna
pu rna waktu sesuai standar

Pedoma
Pedoman
n pencega
pencegahan
han pengend
pengendali
alian
an infeks
infeksii puskes
puskesmas
mas Umum
Umum Kabupat
Kabupaten
en Karawa
Karawang
ng
semoga dapat bermanfaat bagi petugas Puskesmas maupun Tim PPI.
 

DAFTAR PUSTAKA

Pedoman
Pedoman Manajerial
Manajerial Pencegahan dan Pengendalian
Pengendalian Infeksi di Puskesmas
Puskesmas dan Fasilitas
Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Lainnya, Depkes 2007

Pedoma
Pedoman
n Pencega
Pencegahan
han dan Pengenda
Pengendali
lian
an Infeks
Infeksii di Puskes
Puskesmas
mas dan Fasili
Fasilitas
tas Pelayan
Pelayanan
an
Kesehatan Lainnya, Depkes ,2007

Pedoman
Pedoman Manajerial
Manajerial Pencegahan dan Pengendalian
Pengendalian Infeksi di Puskesmas
Puskesmas dan Fasilitas
Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Lainnya, Depkes 2009

Pedoma
Pedoman
n Pencega
Pencegahan
han dan Pengenda
Pengendali
lian
an Infeks
Infeksii di Puskes
Puskesmas
mas dan Fasili
Fasilitas
tas Pelayan
Pelayanan
an
Kesehatan Lainnya, Depkes, 2009

Pedoma
Pedoman
n Penatal
Penatalaks
aksanaa
anaan
n Flu Burung
Burung di Sarana
Sarana Pelaya
Pelayanan
nan Kesehat
Kesehatan,
an, Dirjen
Dirjen Bina
Bina
Pelayanan Medic Depkes, 2006

Panduan Pencegahan Infeksi untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber Daya
Terbatas ,YBP-SP, Jakarta 2004

Anda mungkin juga menyukai