Anda di halaman 1dari 40

INFECTION

CONTROL RISK
ASSESMENT

(ICRA)
WORKSHOP PENCEGAHAN & PENGENDALIAN INFEKSI

wardanelayunus@gmail.com.2022
Riwayat Pelatihan
Wardanela Yunus, CVRN.SKM.MM.FISQua • Kursus Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi
082111985043/wardanelayunus@gmail.com RSJPD Harapan Kita Jakarta tahun 2000
• Kursus Surveilans Infeksi Nosokomial di RS
Sulianti Saroso th.2002
Pengalaman kerja
• Basic Course Infection Control by APSIC
• Perawat RS Jantung & Pemb Harapan Kita
• IPCN Purnawaktu RS.Jantung & Pemb Harapan Kita Singapore tahun 2003
• Program magang PPI di Singapore General
• Ka.Sub Bag Verifikasi RS.Jantung & Pemb Harapan Kita
• Koordiantor IPCN RSDC Wisma Atlet Jakarta Hospital tahun 2003
• Workshop Infection control APSIC in Singapore,
Thailand , Vietnam
Organisasi
• Health care Academy Trainning “Essentials in
• Tim Pokja PPI Nas Kemenkes tahun 2012 – sekarang
• Pengurus Perdalin Pusat tahun 2010-2016 Healthcare-associated Infection Prevention and
Management” by Aesculap Academy in Vietnam
• Pengurus Perdalin Jakarta tahun 2016 – 2021
• IKKESINDO Pusat tahun 2022- sekarang 2016
• Trainer Of Training (TOT) Kemkes, TOT PPI
• Pengurus HIPPII Bid Pelayanan tahun 2022- Sekarang
• Ketua HIPPII Pusat tahun 2010 – 2022 HIPPII , TPK Kemenkes dan TOT PPI FKTP
• KAKP tahun 2022 – sekarang Lain Lain
• INKAVIN Pusat tahun 2010-2015 • Surveior KARS
• Tim Penulis Pedoman tekhnis PPI di FKTP
Riwayat Pendidikan • Tim Penulis Kurikulum TOT PPI di FKTP
• AKPER DEPKES Palembang tahun 1984 • Tim Kontributor Standar Akreditasi RS
• Sarjana Kesehatan Masy Universitas Indonesia tahu 2001 Kemenkes
• Magister Manajemen Universitas Mercubuana tahun 2011 • Narasumber Pelatihan PPI Dasar, Lanjut, IPCN,
IPCN lanjut, TOT PPI, TOT PPI FKTP
• Narasumber Workshop/Seminar/Sosialisa PPI
PENDAHULUAN
Healthcare Associated Infections PROGRAM Infection Control Risk PATIENT
(HAIs) PPI Assesment (ICRA)
SAFETY

1. HAIS kondisi yang potensial dapat dicegah, namun bisa menjadi komplikasi yang tidak dapat
diprediksi pada setiap orang yang bekerja di fasilitas pelayanan Kesehatan dan beresiko
terpapar transmisi penyakit
2. PPI adalah TANGGUNG JAWAB SEMUA INDIVIDU dengan memahami model transmisi
penyakit dan mengetahui prinsip dasar PPI
3. ICRA
• Merupakan suatu perencanaan proses dan bernilai penting dalam menetapkan program
dan pengembangan pencegahan infeksi
• Melakukan pengkajian risiko, sebaiknya dilakukan di setiap awal tahun sebelum memulai
program dan dapat setiap saat Ketika dibutuhkan
SUMBER RUJUKAN UTAMA

1 2
PROGRAM PPI
PMK NO.27 TAHUN 2017 TENTANG PPI
PEDOMAN TEKHNIS PPI DI FKTP TAHUN 2020

1. KEWASPADAAN ISOLASI
2. PENCEGAHAN PPI DENGAN BUNDLES HAIs
3. SURVEILANS HAIs
4. PENDIDIKAN &PELATIHAN PPI
5. PENGGUNAAN AB YANG BIJAK

MONITORING DAN EVALUASI :


1.SUPERVISI Melihat pelaksanaan program PPI
2.AUDIT Mengukur hasil pelaksanaan program PPI
3.SURVEILAN HAIs Menghasilkan Data Angka kejadian Infeksi
4. ICRA upaya penyelesaian masalah skala prioritas
wardanelayunus@gmail.com
ICRA
( INFECTION CONTROL RISK ASSESMENT )

ICRA merupakan bagian proses perencanaan pencegahan dan kontrol


infeksi, sarana untuk mengembangkan perencanaan, pola bersama
menyusun perencanaan, menjaga fokus surveilans dan aktivitas
program lainnya, serta melaksanakan program pertemuan reguler dan
upaya pendanaan (Lardo, 2016).
• Proses disiplin
• Pengurangan risko infeksi
• Tahapan perencanaan fasilitas, desain, konstruksi, renovasi, pemeliharaan
fasilitas dan
• Pengetahuan tentang infeksi, agen infeksi dan lingkungan perawartan
yang memungkinkan organisasi untuk mengantisipasinya dampak
potensial
ICRA

ICRA PROGRAM ICRA KONSTRUKSI


PENILAIAN RISIKO INFEKSI TERKAIT  Suatau penglkajian multi displin yang
PROGRAM PPI proses nya di dokumentasikan untuk
1. Identifikasi risiko mengidentifikasi secara proaktif dan
2. Analisa risiko (pembuatan matriks mengurangi risiko infeksi yang bisa
grading) terjadi selama kegiatan konstruksi (APIC
3. Penilaian dan penentuan skor report 2000)
4. Pengelolaan risiko  Pembongkaran, konstruksi, renovaso
5. Membuat plan of action (rencana Gedung di area mana saja di fasyankes
kegiatan) yang dapat menjadi sumber infeksi
ICRA
PROGRAM PPI

August, 2021
TINDAKAN PELAYANAN GIGI
PERTOLONGAN PERSALINAN
NEBULAZER OKSIGEN
PENYUNTIKAN YANG AMAN
LAPORAN HASIL SURVEILAN HAIS
HASIL AUDIT PROGRAM PPI

KEJADIAN BERULANG DAN ICRA


BERESIKO MENINGKATKAN
KEJADIAN INFEKSI PROGRAM PPI
TUJUAN PELAKSANAAN ICRA

Mencegah dan mengurangi risiko HAIS pada pasien, petugas dan pengunjung di
Fasyankes dengan cara
 Mencegah dan mengontrol frequensi dan dampak risko terhadap
 Paparan kuman pathogen melalui petugas, pasien dan pengunjung
 Penularan melalui Tindakan /prosedur
 Melakukan penilaian terhadap masalah yang ada agar dapat ditindak lanjuti
berdasarkan hasil penilaian skala prioritas
LANGKAH DALAM MENETAPKAN KAJIAN ICRA
PROGRAM

1. Data surveilans/audit/informasi manajemen terkait masalah yang ditemukan


2. Buat TIM multi Profesi : Penanggung jawab PPI , buat rapat Bersama
3. Pembahasan permasalahan berdasarkan : Probality , Dampak dan system
4. Melakukan Scoring nilai dan tetapkan prioritas masalah
5. Buat Langkah perbaikan : PDSA, 5 W,

REKOMENDASI KE UNIT KERJA MELAKUKAN EVALUASI HASIL PERBAIKAN


UNTU DILAKUKAN LANGKAH MENGGUNAKAN DATA: AUDIT SURVEILAN,
PERBAIKAN LAPORAN MANAJEMEN/UNIT
LANGKAH PENGKAJIAN ICRA PROGRAM

1 IDENTIFIKASI MASALAH
melihat seberapa beratnya dampak potensial dan kemungkinan seberapa
sering frekuensi munculnya risiko, identifikasi aktifitas yang dilakukan
pada risiko dan cara transmisinya

2 ANALISA RISIKO
Mengapa terjadi ? Seberapa sering terjadi, dimana kejaiannya, siapa
saja yang berkontribusu dan apa dampaknya
3 PENILAIAN DAN PENENTUAN SKORING
Berdasarkan : PROBABILITY , DAMPAK DAN CURRENT SISTEM

4 PENGELOLAAN RISIKO

5. PLAN OF ACTION
LANGKAH PELAKSANAAN
ICRA PROGRAM PPI
IDETIFIKASI RESIKO ANALISA RESIKO EVALUASI RESIKO

1. Pembahasnan dan peneptapan Hasil rapat multidisiplin (Medis,


Grading resiko dengan keperawatan, Bidan dan unit
melakukan scoring : Probality,
kerja) melakukan Penetapan
DILAKUKAN OLEH Dampak, Sistem
PJ/KOORD PPI MELIBATKAN 2. Melibatkan bidang Medis,
Nilai Scoring(Probality x
BAGIAN MUTU DAN UNIT Bidang keperawatan dan Unit Dampak x Sistem) sebagai
TERKAIT
terkait indicator masalah prioritas
PENILAIAN
PROBALITAS /
FREKUENSI
1. MENGUKUR BERAPA
BANYAK KEJADIAN
YANG MUNCUL SETIAP
TAHUN, SEMAKIN
BANYAK BERESIKO
2. TETAPKAN NILAI
TINGKAT RESIKO (angka
1 – 5)
PENILAIAN
DAMPAK KLINIS /
KONSEKUENSI

1. MENGUKUR DAMPAK
YANG TERJADI AKIBAT
MUNCULNYA KEJADIAN
(PROBALITY)
2. TETAPKAN NILAI
TINGKAT RESIKO (angka
1 – 5)
PENILAIAN SISTEM
YANG ADA : Peraturan,
Fasilitas, Kepatuhan

1. Menilai adanya Regulasi,


ketersediaan fasilitas
atas sarana PPI dan
kepatuhan petugas
terhada standar
2. TETAPKAN NILAI
TINGKAT RESIKO (angka
1 – 5)
PENILAIAN SCORE RESIKO INFEKSI
Menggunakan metode penilaian ICRA

MELAKUKAN
PENILAIAN
SCORING RESIKO
INFEKSI DENGAN
X X
MEMBUAT MATRIX

MENGHITUNG SCORING NILAI


CONTOH ICRA PROGRAM PPI

MASALAH DI LAPANGAN HASIL AUDIT


1. PETUGAS MASIH MENGGUNAKAN APD SESUAI INDIKASI
2. SARANA KEBERSIHAN TANGAN BELUM TERPENUHI
SECARA RUTIN
3. KEBERSIHAN TANGAN BELUM DIPATUHI OLEH PETUGAS
4. PENYUNTIKAN YANG AMAN BELUM SEMUA PETUGAS
MELAKUKAN SESUAI STANDAR
ICRA PADA PELAYANAN
POTENSIAL RIKS/ PROBABILITY IMPACT CURRENT SYSTEM
PROBLEM
SKOR
Prioritas
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

Petugas menggunakan 3 3 4 36 II
APD masih belum
sesuai indikasi

Sarana Kebersihan tangan 4 3 2 24 III


belum terpenuhi secara
rutin

Kebersihan Tangan belum 4 3 4 48 I


dipatuhi oleh petugas

Penyuntikan yang aman 2 3 3 18 IV


belum semua petugas
melakukan sesuai standar
MASALAH HASIL NILAI PRIORITAS SUDAH DIDAPATKAN
MAKA DILAKUKAN ANALISIS PENYEBAB UTAMA
MASALAH
Pemahaman tentang HH
(kepatuhan)
Sosialisasi & pelatihan

Ketersediaan Sarana
kebersihan Tangan
Sabun, air mengalir,
tisu dan handrubs

HASIL AUDIT ?

SAMPLE AUDIT,
Kemampuan meng audit
1 48 PJ/Kord
PPI
JADWAL PELAKSANAAN
ICRA
Konstruksi/
renovasi
04
PROSES ICRA KONSTRUKSI

2 INTRA RENOVASI 3 POST RENOVASI


I

PRE RENOVASI
PERSETUJUAN PENGGUNAAN
1. ICRA suatu pengkajian multisiplin yang prosesnya didokumentasikan
untuk mengidentifikasi secara proaktif dan mengurangi resiko dari
infeksi yang bisa terjadi selama kegiatan konstruksi (APIC 2000)
2. Rapat terdiri dari multidisiplin (K3RS, manajemen, PPI, Keuangan,
keperrawatan dll
3. Komite PPIIRS dillibatkan diawal perencanaan kegiatan pembangunan
atau renovasi bangunan
LANGKAH DALAM MENETAPKAN KAJIAN ICRA
KONSTRUKSI

PRE
1. Tentukan tipe Konstruksi atau renovasi yang akan dilakukan
RENOVASI
2. Ketahui dimana lokasi rencana konstruksi atau renovasi yang akan
dilaksanakan
3. Analisa dan tetapkan kelas/level hasil penilaian
4. Tetapkan rekomendasi upaya pencegahan resiko infeksi

Selama renovasi Setelah renovasi

AUDIT KEPATUHAN ATAS REKOMENDASI KESIAPAN


REKOMENDASI RUANGAN UNTUK
DIPERGUNAKAN
3 (TIGA) ELEMEN ICRA KONSTRUKSI/RENOVASI
1. DESAIN
• Lokasi, infeksi airborne, ruang beresiko tinggi
• Ventilasi udara, pembuanagan limbah
• Sistim saluran air untuk membatasu pertumbuhan legionella dll

2. KONSTRUKSI
• Kawasan pembangunan dan lokasi yang diperkirakan terkena dampak konstruksi
• Dampak terhadap pasien dan petugas
• Penentuan tingkat bhaaya dan penmepatan pasien yang rentan infeksi
• Limbah, alur keluar masuk pekerja dan pasien , pembersihan material

3. MITIGASI RISIKO PENGENDALI INFEKSI


• Penempatan dan relokasi pasien
• Barrier atau penghalang, Sistim ventilasi, AC dan air bersih
• Proteksi terhadap demolisi/debu
• Persiapan dengan melatih petugas , pengunjung dan pekerja konstrukasi
LANGKAH PELAKSANAAN ICRA

04
03
PENILAIAN POST
02
KONSTRUKSI/RENOVA
01 Analisa type dan SI
Rapat Awal (TIM) AUDIT HASIL
lokasi REKOMENDASI
1. Memahami Type
konstruksi/reno ICRA REKOMENDASI
vasi Penetapan PENGGUNAAN
2. Lokasi Level/Kelas
pelaksanaan
RUANGAN
INTRA RENOVASI POST RENOVASI
PRE RENOVASI 27
Kegiatan Inspeksi dan Non-Invasif yang tidak
menghasilkan debu atau asap, hanya pekerjaan
TIPE A
jangka pendek: Perbaikan plavon, pengecatan,
listrik, perbaikan pipa kecil

Aktivitas skala kecil, durasi pendek (<72 jam) yang


menghasilkan sedikit debu atau asap : pemasangan
TIPE B kabel telp/computer, Pemotongan dinding atau langit-
TYPE langit jika migrasi debu dapat dikendalikan (mis. HEPA
Vac atau pasir basah)
BANGUNAN Aktivitas jangka panjang (>72 jam) atau aktivitas
yang menghasilkan debu atau asap tingkat sedang
TIPE C hingga tinggi : Pengampalasan dinding, membuat
dinding baru, pekerjaan bongkar saluran air , buka
lantai (tegel)

Proyek pembongkaran konstruksi besar :


TIPE D membangun Gedung baru, Pembongkaran /renovasi
ekstensif
KELOMPOK 1 : RESIKO RENDAH

Area Perkantoran

KELOMPOK 2 : RESIKO SEDANG


KELOMPOK Tidak ada perawatan atau hunian pasien. Tidak ada
RESIKO penelitian laboratorium atau penyimpanan bahan
pelayanan pasien : Laundry, Cafe, Koridor umum,
BERDASARKAN LOKASI ruang Echo, MRI
PEMBANGUNAN
RESIKO KELOMPOK 3 : SANGAT TINGGI
Pelayanan pasien aktif : laboratorium aktif, area
rawat jalan, rawat inap, dan area layanan
pendukung(farmasi, lab Mikro, radiologi)

RESIKO KELOMPOK 4 : SANGAT TINGGUI


Kamar Bersih (OK) , area dengan peralatan
bernilai tinggi yang mudah rusak karena
debu, Rawat Jalan Berisiko Tinggi, dan
semua area rawat inap : OK, Onkologi,
LANGKAH KE-3 :
MENENTUKAN LEVEL/KELAS ICRA RENOVASI
CONTOH KASUS

 Terjadi kebocoran di atap


ruangan kebidanan sehingga atap
jebol dan rencana akan diperbaiki
dengan mengganti genteng dan
triplek di atap . Komite PPI
diminta untuk membuat
rekomendasi untuk mencegah
resiko infeksi akibat pekerjan
diatas
TENTUKAN
1. APA TYPE BANGUNANNYA
2. DIMANA LOKASI NYA
3. PENILAIAN RESIKO
Contoh :
Penilaian Risiko Renovasi
Level risiko TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D
konstruksi
Rendah Kelas I Kelas II Kelas II Kelas III/IV

Sedang Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV

Tinggi Kelas I Kelas II Kelas III/IV Kelas IV

Sangat Tinggi Kelas II Kelas III/IV Kelas III/IV Kelas IV

Class of
Precautions
Langkah-langkah Intervensi PPI
Ditentukan Berdasarkan Kelas
Risiko Berdasarkan Type Konstruksi Kelas I, sbb:
• Lakukan pekerjaan dengan metode meminimalkan debu
• Pembersihan lingkungan kerja segera lakukan setelah pekerjaan selesai

Kelas II, sbb:


• menyediakan sarana penghalang penyebaran debu ke udara
TYPE KONSTRUKSI • Memberikan kabut air pada permukaan lingkungan kerja untuk menghalangi dan
KELOMPO mengendalikan debu selama proyek konstruksi berlangsung
• Melakukan pembersihan lingkungan kerja segera lakukan setelah pekerjaan selesai
K PASIEN
BERISIKO TYPE TYPE TYPE TYPE Kelas III, sbb:
A B C D • Membuat penghalang debu dengan menutup area masuknya debu (melakban pintu)
• Menutup ventilasi udara
• Menutup sistim heating ventilation air conditioning (HVAC)
• Limbah konstruksi ditempatkan dalam wadah tertutup rapat dan segera dibuang dan
RENDAH I II II III/IV dilakukan pembersihan
• Setelah selesai pekerjaan semua debu di bersihkan dari seluruh permukaan

SEDANG I II III IV Kelas IV, sbb:


• Buat pembatas area kerja harus dipasang sampai proyek selesai dan dibersihkan
• Menutup jendela di area yang menampung pasien yang dinilai rentan untuk
diminimalkan masuknya spora jamur yang dihasilkan oleh pekerjaan bangunan di
TINGGI I II III/IV IV dekatnya.
• Jika penyedot debu digunakan, pastikan mereka memiliki filter efisiensi tinggi pada
udara yang habis.
SANGAT • Mengisolasikan sistem HVAC di area kerja untuk mencegah kontaminasi sistem
II III/IV III/IV IV
TINGGI saluran
• Mengangkut puing-puing dalam kantong atau wadah tertutup dengan tutup yang rapat,
atau menutupi puing dengan kain basah.
• Jangan mengangkut puing-puing melalui area perawatan pasien tetapi melalui pintu
keluar yang berbeda.
Izin No:
Lokasi konstruksi: Tanggal mulai proyek:
Koordinator Proyek: Perkiraan durasi:
Pekerjaan konstruksi: Tanggal kadaluarsa:
Supervisor: Telephone:
Ya Tidak AKTIFITAS KONSTRUKSI Ya Tidak KELOMPOK BERISIKO
TIPE A: Inspeksi, aktifitas non invasif Kelompok 1: Risiko rendah
TIPE B: Skala kecil, durasi pendek, tingkat sedang – Kelompok 2: Risiko sedang
tinggi
TIPE C: Kegiatan yang menghasilkan debu tingkat Kelompok 3: Risiko tinggi
sedang sampai tinggi, membutuhkan waktu penyelesaian
lebih dari 1 shift.
TIPE D: Kegiatan konstruksi level tinggi. Membutuhkan Kelompok 4: Risiko sangat tinggi
waktu penyelesaian yang panjang.
1. Lakukan pekerjaan konstruksi dengan metode debu 3. Pembongkaran minor untuk perombakan
KELAS I minimal. ulang
2. Segera mengganti plafon yang digunakan untuk
pemeriksaan visual
1. Menyediakan sarana aktif (peralatan lengkap) untuk 6. Letakkan limbah kontruksi dalam wadah yang
KELAS II mencegah penyebaran debu ke udara. tertutup rapat sebelum dibuang.
2. Memberikan kabut air pada permukaan kerja untuk 7. Lakukan pengepelan basah dan/atau vakum dengan

SURAT IJIN KERJA PPI


mengendalikan debu saat proses pemotongan. HEPA filter sebelum meninggalkan area kerja.
3. Menyegel pintu yang tidak terpakai dengan lakban. 8. Letakkan dust mat (keset debu) di pintu masuk dan
4. Menutup ventilasi udara. keluar area kerja
5. Bersihkan permukaan kerja dengan 9. Isolasi sistem HVAC di daerah di mana pekerjaan
pembersih/disinfektan. sedang dilakukan, rapikan kembali setelah

(ICRA) &
pekerjaan selesai.
1. Memperoleh perizinan dari KPPI sebelum kegiatan 6. Vakum area kerja dengan penyaring HEPA.
KELAS III konstruksi dimulai 7. Lakukan pengepelan basah dengan
2. Mengisolasi sistem HVAC di area kerja untuk pembersih/disinfektan
mencegah kontaminasi pada sistem saluran. 8. Lakukan pembongkaran bahan-bahan pembatas

PENGAWASAN
3. Siapkan pembatas area kerja atau terapkan metode area kerja dengan hati-hati untuk meminimalkan
kontrol kubus (menutup area kerja dengan plastik penyebaran kotoran dan puing-puing konstruksi.
dan menyegel dengan vakum HEPA untuk 9. Letakkan limbah kontruksi dalam wadah yang
menyedot debu keluar) sebelum konstruksi dimulai. tertutup rapat sebelum dibuang.
4. Menjaga tekanan udara negatif dalam area kerja 10. Tutup wadah atau gerobak transportasi limbah.

SELAMA KONSTRUKSI
dengan menggunakan unit penyaringan udara 11. Setelah pekerjaan selesai, rapikan kembali sistem
HEPA. HVAC.
Tanggal 5. Pembatas area kerja harus tetap dipasang sampai
proyek selesai diperiksa oleh Komite K3, KPPI, dan
Paraf dilakukan pembersihan oleh petugas kebersihan.
1. Memperoleh perizinan dari KPPI sebelum kegiatan 7. Semua personil yang memasuki area kerja
KELAS IV konstruksi dimulai diwajibkan untuk memakai penutup sepatu. Sepatu
2. Mengisolasi sistem HVAC di area kerja untuk harus diganti setiap kali keluar dari area
mencegah kontaminasi sistem saluran. kerja.Pembatas area kerja harus tetap dipasang
3. Siapkan pembatas area kerja atau terapkan metode sampai proyek selesai diperiksa oleh Komite K3,
kontrol kubus (menutup area kerja dengan plastik KPPI, dan dilakukan pembersihan oleh petugas
dan menyegel dengan vakum HEPA untuk kebersihan.
menyedot debu keluar) sebelum konstruksi dimulai. 8. Vakum area kerja dengan penyaring HEPA.
4. Menjaga tekanan udara negatif dalam tempat kerja 9. Lakukan pengepelan basah dengan
dengan menggunakan unit penyaringan udara pembersih/disinfektan.
HEPA. 10. Lakukan pembongkaran bahan-bahan pembatas
5. Menyegel lubang, pipa, dan saluran. area kerja dengan hati-hati untuk meminimalkan
6. Membuat anteroom dan mewajibkan semua personel penyebaran kotoran dan puing-puing konstruksi.
untuk melewati ruangan ini sehingga mereka dapat 11. Letakkan limbah kontruksi dalam wadah yang
Tanggal disedot menggunakan vacuum cleaner HEPA tertutup rapat sebelum dibuang.
sebelum meninggalkan tempat kerja atau mereka 12. Tutup wadah atau gerobak transportasi limbah.
Paraf bisa memakai pakaian kerja yang lepas setiap kali 13. Setelah pekerjaan selesai, rapikan kembali sistem
mereka meninggalkan tempat kerja. HVAC.

Persyaratan tambahan:
Pengawasan 1. Rapat koordinasi : PJ PPI, K3 , Tehnik, sanitasi dan
vendor
Pre renovasi 2. PJ PPI melakukan pengkajian risiko dan membuat
izin renovasi dari hasil penilaian ICRA Konstruksi
3. Sebelum pelaksanaan pembangunan atau renovasi
bangunan PJ PPI, K3, Sanitasi lingkungan
memberikan edukasi kepada pihak perencana dan
pelaksanan proyek
4. Pihak pelaksanan proyek harus menutup area kerja
dan PJ PPI akan memastikan dengan cek list
Renovasi/konstruksi dan memastikan kontraktor
memasang informasi bahwa area tersebut sedang
ada pembangunan/renovasi dan pembongkaran
banguan sesuai standar K3 dan PPI
Pengawasan
Saat konstruksi

Pengumuman adanya Pemantauan aliran Pembersihan akhir


renovaso, pelaksanan udara, debu, puing dan secara keseluruhan
proyek wajib pembersihan rutin
menggunakan APD
PERAN PPI PASCA KONSTRUKSI

Pastikan lingkungan sudah bersih


bebas dari puing dan debu

Pastikan hasil kultur lingkungan


(udara, permukan lingkungan dan
air) dalam batas norma
PPI
Pastikan tata lingkungan (sirkulasi udara,
sarana dan fasilitas sudah memenuhi
kriteria aman dari resiko infeksi silang
KESIMPULAN
ICRA merupakan suatu perencanaan
proses dan bernilai penting dalam
menetapkan program dan pengembangan
kontrol infeksi (APIC,2015)

ICRA dilakukan sebagai system


pengontrolan dan pengendalian infeksi
yang meliputi ICRA PROGRAM dan ICRA
KONSTRUKSI

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-NC


6
IM A
R
T SIH
K A
wardanelayunus@gmail.com/082111985043

Anda mungkin juga menyukai