Anda di halaman 1dari 6

Jl Cendana Poncobudoyo Rt 02/X Telp : 0276-325396 Pulisen Boyolali

KEPUTUSAN PENANGGUNG JAWAB

KLINIK PRATAMA FIRENA HUSADA BOYOLALI BOYOLALI

NOMOR : SK/BAB.IV/8/FH/2019

TENTANG

KEBIJAKAN PENETAPAN AREA PRIORITAS DENGAN

MEMPERTIMBANGKAN 3 H + 1 P

KLINIK PRATAMA FIRENA HUSADA BOYOLALI BOYOLALI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENANGGUNG JAWAB KLINIK PRATAMA FIRENA HUSADA BOYOLALI,

Menimbang : a. bahwa Upaya Peningkatan Mutu dan Keselamatan


Pasien adalah kegiatan yang dilakukan untuk
meningkatkan mutu pelayanan Klinik Pratama
Firena Husada Boyolali dan keselamatan pasien
secara terus menerus, melalui pemantauan,
analisa dan tindak lanjut adanya penyimpangan
dari standar yang ditentukan;
b. bahwa agar upaya peningkatkan mutu dan
keselamatan pasien di Klinik Pratama Firena
Husada Boyolali dapat terlaksana dengan baik,
perlu adanya kebijakan Penanggung Jawab Klinik
Pratama Firena Husada Boyolali sebagai dasar
hukum peningkatan mutu dan keselamatan pasien
di Klinik Pratama Firena Husada Boyolali;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud item 1 dan 2, perlu di tetapkan
kebijakan peningkatan mutu dan keselamatan
pasien dengan Keputusan Penanggung Jawab
Klinik Pratama Firena Husada Boyolali bahwa
berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, b dan c di atas perlu
ditetapkan Keputusan Penanggung Jawab klinik
tentang penetapan indikator mutu layanan klinis
di Klinik Pratama Firena Husada Boyolali.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25


Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 09 Tahun 2014 tentang Klinik;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Pertama;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi
Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik
Mandiri, dan Dokter Gigi;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien.

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN PENANGGUNG JAWAB KLINIK PRATAMA
FIRENA HUSADA BOYOLALI BOYOLALI TENTANG
KEBIJAKAN PENETAPAN AREA PRIORITAS
DENGAN MEMPERTIMBANGKAN 3H + 1P DI KLINIK
PRATAMA FIRENA HUSADA BOYOLALI.
Kesatu : Memberlakukan bahwa cara menentukan area
prioritas dengan mempertimbangkan 3H+1P di
klinik berdasarkan panduan yang terdapat pada
lampiran surat keputusan ini seperti tersebut dalam
lampiran Surat Keputusan ini;

Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
pada keputusan ini, akan diadakan perbaikan/
perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di :Boyolali
Pada tanggal :19 Maret 2019
Penanggung jawab
Klinik Pratama Firena Husada Boyolali,

Ratri Salasatul Survivalina

LAMPIRAN I
KEPUTUSAN PENANGGUNG JAWAB
KLINIK PRATAMA FIRENA HUSADA BOYOLALI
BOYOLALI
NOMOR : SK/BAB.IV/8/FH/2019
TENTANG : KEBIJAKAN PENETAPAN AREA
PRIORITAS DENGAN
MEMPERTIMBANGKAN 3H+1P DI
KLINIK PRATAMA FIRENA HUSADA
BOYOLALI BOYOLALI

PENETAPAN AREA PRIORITAS DENGAN


MEMPERTIMBANGKAN 3 H + 1 P
I. Definisi
Penetapan prioritas adalah suatu proses yang dilakukan oleh
sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk
menentukan urutan prioritas dari yang paling penting sampai yang
kurang penting. Penetapan prioritas dapat dilakukan secara kualitatif
dan kuantitatif.
Penetapan prioritas dilakukan oleh Manajemen Mutu dan Tim
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien bersama dengan
Penanggung jawab Klinik Pratama Firena Husada Boyolali dan Unit
kerja Klinik Pratama Firena Husada Boyolali.
II. Tujuan
Sebagai acuan dalam menetapkan area prioritas dan pelayanan
prioritas Klinik agar Klinik Pratama Firena Husada Boyolali memiliki
fokus area dan pelayanan yang akan dilakukan evaluasi dan kegiatan
peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
III. Prosedur
1. Identifikasi unit kerja di Klinik Pratama Firena Husada Boyolali
yang kritikal, risiko tinggi (high risk), diberikan dalam volume
besar (high volume), pembiayaan yang tinggi(high cost),cenderung
bermasalah (problem prone) yang langsung terkait dengan mutu
asuhan dan keamanan lingkungan, dengan melihat dari data
insiden keselamatan pasien, komplain pasien, data 10 besar
penyakit, atau data lain yang mendukung.
2. Tetapkan nilai dari unit kerja yang paling bermasalah dengan
menggunakan 3 kriteria, adapun pemberian nilai dari 1 sampai
10:
a. High risk, dilihat dari akibat yang ditimbulkan jika terjadi
kesalahan diukur dengan angka 1-3 : rendah, 4-6: sedang, ≥ 7:
tinggi.
b. High volume, dilihat dari jumlah kejadian dalam kurun waktu
setahun diukur dengan angka 1-3 : rendah (<1x dalam
setahun), 4-6: sedang (2-5x dalam setahun), ≥ 7: tinggi (≥6x
dalam setahun).
c. Pembiayaan yang tinggi (high cost), dilihat dari biaya yang
diperlukan untuk mengatasi atau menanggulangi risiko
diukur dengan angka 1-3 : rendah (<Rp.500.000,-), 4-6:
sedang (Rp.500.000, - Rp.1.000.000, ≥ 7: tinggi (≥ Rp.
1.000.000,-).
d. Problem prone, dilihat dari data register resiko masing-masing
unit.
2. Hitung skor masing-masing unit dengan mengalikan nilai dan
bobot. Nilai diperoleh dari data high risk, high volume,high cost dan
problem prone yang tadi sudah diberi angka, sedangkan bobot
sudah ditetapkan yaitu bobot high risk adalah 5, high volume
adalah 1, high cost adalah 3 dan problem prone adalah 2.
3. Tetapkan area prioritasnya yaitu unit yang memiliki skor tertinggi
setelah dijumlahkan skor high risk, high volume, high cost dan
problem prone nya.
4. Identifikasi pelayanan yang bermasalah dari area prioritas (unit
yang skornya paling tinggi) yang sudah ditetapkan pada pelayanan
yang kritikal, risiko tinggi (high risk), diberikan dalam volume
besar (high volume), pembiayaan yang tinggi(high cost), cenderung
bermasalah (problem prone) yang langsung terkait dengan mutu
asuhan dan keamanan lingkungan, dengan melihat dari data
insiden keselamatan pasien, komplain pasien, data 10 besar
penyakit, atau data lain yang mendukung.

Masukkan area prioritas dan pelayanan prioritas yang sudah


ditetapkan pada program Peningkatan Mutu dan keselamatan pasien.

Dari Hasil identifikasi maka yang memerlukan prioritas pelayanan


klinis untuk perbaikan adalah :
1. R. Periksa dan konsultasi umum
2. R. Periksa dan konsultasi gigi
3. R. Tindakan
4. R. Persalinan
5. R. Laboratorium
6. R. Tunggu
7. R. Pendaftaran

Ditetapkan di :Boyolali
Pada tanggal :19 Maret 2019
Penanggung Jawab
Klinik Pratama Firena Husada Boyolali,

Ratri Salasatul Survivalina

Anda mungkin juga menyukai