Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN GOWA

DINAS KESEHATAN
UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS TAMAONA
Jl. Andi BasoMakkumpalle No.10 Tombolo, KodePos: 92171, Email :puskesmas.tmo22@gmail.com

LAPORAN AUDIT KEPATUHAN CUCI


TANGAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS TAMAONA
TAHUN 2023

A. LATAR BELAKANG

Puskesmas merupakan health care system yang di dalamnya terdapat sistsem


surveilans sebagai upaya pengendalian dan pencegahan yang di dalamnya Puskesmas
mempunyai peran strategis dalam upaya mempercepat peningkatan kesehatan masyarakat di
Indonesia, karena Puskesmas merupakan fasilitas yang padat karya dan padat teknologi.
Peran strategis Puskesmas sangat diperlukan untuk menghadapi transisi epidemiologi yang
terjadi saat ini.
HAIs (Health-care Associated Infectionst) merupakan kejadian infeksi yang
didapatkan penderita setelah mendapatkan perawatan >48 jam dan pasien tidak dalam masa
inkubasi. Karena HAIs, di identifikasi melalui kegiatan suveilans, media penularan utama
dari sebagian besar bakteri atau virus penyebab infeksi adalah tangan-tangan pemberi asuhan
yang terkontaminasi.
Hand hygiene adalah istilah yang digunakan untuk mencuci tangan menggunakan
antiseptic pencuci tangan. Pada tahun 2009, WHO mencetuskan global patient safety
challenge dengan clean care is safe care, yaitu merumuskan inovasi strategi penerapan
hand hygiene untuk petugas kesehatan dengan my five moments for hand hygiene yaitu
melakukan cuci tangan sebelum bersentuhan dengan pasien, sebelum melakukan prosedur
bersih dan steril, setelah bersentuhan
dengan pasien, setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien, setelah bersentuhan dengan
pasien, setelah bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien. Pengetahuan tentang infeksi
nosocomial dan pencegahannya merupakan stimulus social yang dapat menimbulkan respon
emosional terhadap upaya universal precaution sehingga akan meningkatkan peran sertanya
dalam upaya pencegahan infeksi nosocomial. Kegagalan merupakan kebersihan tangan yang
baik dan benar dianggap sebagai penyebab utama infeksi nosocomial atau hais dan
penyebaran mikroorganisme multi resisten di fasilitas pelayanan kesehatan dan telah diakui
sebagai contributor yang penting terhadap timbulnya wabah. Sehingga perlu adanya audit
kepatuhan pelaksanaan hand hygiene untuk evaluasi kegiatan hand hygiene yang telah
dilakaukan oleh tim pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) Puskesmas Tamaona.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud :
Meningkatkan pemahaman tentangkebersihan tangan (hand hygiene)
2. Tujuan :
a. Meningkatkan pengetahuan dalam melakukan cuci tangan (hand hygiene) dengan
handrub maupun handwash.
b. Meningkatkan kepatuhan petugas kesehatan dalam kebersihan tangan (hand
hygiene).
c. Meningkatkan perilaku sehat dengan selalu melakukan cuci tangan (hand
hygiene) dengan 6 langkah dalam 5 momen.
d. Mendapatkan data tentang gambaran kepatuhan cuci tangan dan
ketersediaan fasilitas cuci tangan.
C. PENGERTIAN
Pencegahan dan pengendalian infeksi mutlak harus dilakukan oleh seluruh pegawai
Puskesmas terutama orang yang terlibat dalam perawat pasien. Untuk menggapai hal ini.
Tim PPI melakukan penilaian terhadap kepatuhan cuci tangan kepada
petugas yang bersentuhan langsung dengan pasien yang dinilai setiap bulan. Penilaian ini
berdasarkan dilakukan atau tidaknya cuci tangan dalam five moments for hand hygiene
(lima momen cuci tangan) yang ditetapkan oleh WHO.
Lima momen tersebut adalah:
1. Sebelum bersentuhan dengan pasien
2. Sebelum melakukan prosedur bersih/steril
3. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien risiko tinggi
4. Setelah bersentuhan dengan pasien
5. Setelah bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien

Jumlah petugas yang dinilai (audit) berasal dari Profesi Pemberi Asuhan (PPA) dan orang
yang bersentuhan langsung dengan pasien untuk dilakukan audit hand hygiene. Data
dikumpulkan dengan cara menggunakan lembar observasi. Lembar bservasi berisi checklist
untuk melihat praktik hand hygiene yang dilakukan oleh petugas (PPA), yang terdiri dari
penilaian lima momen cuci tangan dengan membandingkan jumlah nilai Opportunity dan
jumlah Action setiap petugas dalam melakukan tindakan cuci tangan. Penilaian Fasilitas cuci
tangan juga menggunakan lembar Observasi dilakukan berupa format yang berisi item-item
yang perlu diamati menggunakan checklist.

D. HASIL KEGIATAN
Kepatuhan Hand Hygiene di Puskesmas Tamaona. Audit hand hygiene merupakan cara
yang dilakukan untuk mengobservasi dan mengukur kepatuhan para petugas kesehatan
dalam melakukan hand hygiene yang merupakan perilaku mendasar dalam upaya
mencegah timbulnya infeksi nosocomial. Dari pelaksanaan audit hand hygiene yang
dilaksanakan rutin tiap 3 bulan di Puskesmas berikut ini laporan kepatuhan hand hygiene
pada setiap unit pelayanan kesehatan Puskesmas bulan Januari-Juni 2023
Bulan
INDIKATOR TARG Januari Februari Maret April Mei Juni
MUTU ET HAS HAS HASI HASI HASI HASI
N/D N/D N/D N/D N/D N/D
IL IL L L L L

Kepatuhan
253/3 188/2 327/3 86,5 229/2 290/33 87,8 292/3 77,1
Kebersihan 85% 80,6 76,8 89,8
16 39 78 1 55 0 8 77 9
Tangan (KKT)

Pada tabel, menunjukkan bahwa angka kepatuhan hand hygiene bulan Januari-Juni di Unit
Pelaksana Teknis Puskesmas Tamaona yang paling rendah ada pada bulan Februari dengan
angka kepatuhan 76,9 menurun 3,08 dari bulan sebelumnya. Meskipun begitu, kepatuhan
cuci tangan tenaga kesehatan di Unit Pelaksana Teknis Puskesmas Tamaona sudah
memenuhi target mutu yang menyentuh persentase 89% pada bulan April

E. ANALISA DAN EVALUASI


1. Berdasarkan hasil laporan diatas terhadap kepatuhan kebersihan tangan (hand
hygiene) petugas bulan Januari-Juni sudah di atas +89% yaitu sedangkan standar
atau target yang diharapkan yaitu >85%. Ini menunjukkan meski masih ada beberapa
kekurangan dalam melakukan cuci tangan namun kepatuhan petugas dalam
melakukan cuci tangan sudah cukup baik.
2. Ada beberapa hal yang menjadi factor penyebab kurangnya kepatuhan petugas dalam
cuci tangan, antara lain:
a. Kurangnya akses/fasilitas cuci tangan menggunakan sabun dan air
b. Ketidakpatuhan petugas dalam melakukan 7 langkah cuci tangan

F. UPAYA TINDAK LANJUT

Maka Tim PPI merencanakan peningkatan kepatuhan kebersihan tangan (hand hygiene)
dengan cara:
1. Memeriksa ketersediaan air di tiap wastafel
2. Membuat stiker cuci tangan dengan menggunakan sabun dan alcohol.
3. Melakukan monitoring sarana dan prasarana untuk cuci tangan.
4. Menempel poster hand hygiene
5. Untuk pelaksanaan hand hygiene agar maksimal maka Puskesmas perlu
menyediakan fasilitas cuci tangan yang memadai.

G. PENUTUP

a. Pemahaman petugas IPCN tentang PPI sudah memadai, dan informasi tentang PPI
juga sudah disampaikan ke petugas ruangan, namun untuk merubah perilaku petugas
kesehatan juga harus didukung oleh ketersediaan fasilitas cuci tangan untuk
kepentingan pasien dan Puskesmas tentunya.
b. Hasil akhir yang diharapkan dari meningkatnya kepatuhan petugas dalam kebersihan
tangan ini adalah tidak terjadinya HAIs pada pasien Puskesmas. Karena kebersihan
tangan merupakan salah satu indikator pacient safety yang harus dijalankan oleh
petugas dalam cuci tangan juga berarti meningkatnya kualitas pelayanan Puskesmas.

Tamaona, 16 Januari 2023


Mengetahui

Kordinator PPI Sekertaris Tim PPI

dr. Nur Inzana Dewi Octavia Salwiah,A.Md.Kep


Nip: 19921028 201903 2 018

Anda mungkin juga menyukai