Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN ANGKA KEPATUHAN HAND HYGIENE

BULAN AGUSTUS 2018

RUMAH SAKIT UMUM SINAR KASIH TENTENA


2018
LAPORAN ANGKA KEPATUHAN HAND HYGIENE
BULAN AGUSTUS 2018
RUMAH SAKIT UMUM SINAR KASIH TENTENA

A. LATAR BELAKANG

Rumah sakit merupakan health care system yang di dalamnya terdapat


sistem surveilans sebagai upaya pengendalian dan pencegahan yang di
dalamnya Rumah sakit mempunyai peran strategis dalam upaya mempercepat
peningkatan kesehatan masyarakat di Indonesia, karena rumah sakit
merupakan fasilitas yang padat karya dan padat teknologi. Peran strategis
rumah sakit sangat diperlukan untuk menghadapi transisi epidemiologi yang
terjadi saat ini.

HAIs (Health-care Associated Infections) merupakan kejadian infeksi


yang didapatkan penderita setelah mendapatkan perawatan >48 jam dan
pasien tidak dalam masa inkubasi. Karena HAIs, di identifikasi melalui kegiatan
surveilans, media penularan utama dari sebagian besar bakteri atau virus
penyebab infeksi nosokomial adalah tangan-tangan personil medik yang
terkontaminasi.

Hand hygiene adalah istilah yang digunakan untuk mencuci tangan


menggunakan antiseptik pencuci tangan. Pada tahun 2009, WHO mencetuskan
global patient safety challenge dengan clean care is safe care, yaitu
merumuskan inovasi strategi penerapan hand hygiene untuk petugas kesehatan
dengan my five moments for hand hygiene yaitu melakukan cuci tangan
sebelum bersentuhan dengan pasien, sebelum melakukan prosedur bersih dan
steril, setelah bersentuhan dengan pasien, setelah bersentuhan dengan cairan
tubuh pasien, setelah bersentuhan dengan pasien, setelah bersentuhan dengan
lingkungan sekitar pasien.

Pengetahuan tentang infeksi nosokomial dan pencegahannya merupakan


stimulus sosial yang dapat menimbulkan respon emosional terhadap upaya
universal precaution sehingga akan meningkatkan peran sertanya dalam upaya
pencegahan infeksi nosokomial. Kegagalan melakukan kebersihan tangan yang
baik dan benar dianggap sebagai penyebab utama infeksi nosokomial atau HAIs
dan penyebaran mikroorganisme multi resisten di fasilitas pelayanan kesehatan
dan telah diakui sebagai kontributor yang penting terhadap timbulnya wabah.
Sehingga perlu adanya audit kepatuhan pelaksanaan hand hygiene untuk
evaluasi kegiatan hand hygiene yang telah dilakukan oleh tim Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI) Rumah Sakit Umum Sinar Kasih Tentena.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud :

Meningkatkan pemahaman tentang kebersihan tangan (hand hygiene).

2. Tujuan :

a. Meningkatkan pengetahuan dalam melakukan cuci tangan (hand hygiene)


dengan handrub maupun handwash.

b. Meningkatkan kepatuhan petugas kesehatan dalam kebersihan tangan


(hand hygiene).

c. Meningkatkan perilaku sehat dengan selalu melakukan cuci tangan (hand


hygiene) dengan 6 langkah dalam 5 momen.
d. Mendapatkan data tentang gambaran kepatuhan cuci tangan dan
ketersidaan fasilitas cuci tangan

C. PENGERTIAN

Pencegahan dan pengendalian infeksi mutlak harus dilakukan oleh


seluruh pegawai rumah sakit terutama orang yang terlibat dalam perawatan
pasien. Untuk menanggapi hal ini, Tim PPIRS Sinar Kasih Tentena melakukan
penilaian terhadap kepatuhan cuci tangan kepada petugas RSU Sinar kasih
Tentena yang bersentuhan langsung dengan pasien yang dinilai setiap bulan.
Penilaian ini berdasarkan dilakukan atau tidaknya cuci tangan dalam five
moments for hand hygiene (lima momen cuci tangan) yang ditetapkan oleh
WHO.

Lima moment tersebut adalah:

1. Sebelum bersentuhan dengan pasien

2. Sebelum melakukan prosedur bersih/steril

3. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien risiko tinggi

4. Setelah bersentuhan dengan pasien

5. Setelah bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien

Jumlah petugas yang dinilai (audit) berasal dari Profesi Pemberi Asuhan (PPA)
dan orang yang bersentuhan langsung dengan pasien untuk dilakukan audit
hand hygiene. Data dikumpulkan dengan cara menggunakan lembar observasi.
Lembar observasi berisi check list untuk melihat praktik hand hygiene yang
dilakukan oleh petugas (PPA), yang terdiri dari penilaian lima momen cuci
tangan dengan membandingkan jumlah nilai Opportunity dan jumlah Action
setiap petugas dalam melakukan tindakan cuci tangan. Penilaian Fasilitas cuci
tangan juga menggunakan lembar Observasi dilakukan berupa format yang
berisi item-item yang perlu diamati menggunakan cheklist.

D. HASIL KEGIATAN

1. Kepatuhan Hand Hygiene di Rumah Sakit Umum Sinar Kasih Tentena

Audit hand hygiene merupakan cara yang dilakukan untuk


mengobservasi dan mengukur kepatuhan para petugas kesehatan dalam
melakukan hand hygiene yang merupakan perilaku mendasar dalam upaya
mencegah timbulnya infeksi nosokomial. Dari pelaksanaan audit hand
hygiene yang dilaksanakan rutin tiap bulan di Rumah Sakit Umum Sinar
Kasih Tentena, berikut ini laporan kepatuhan hand hygiene di lima unit
pelayanan Rumah Sakit Umum Sinar Kasih Tentena, bulan Agustus 2018.
Tabel 1. Angka kepatuhan hand hygiene periode Agustus 2018

No Ruangan Angka Kepatuhan

1 Mawar 23 %

2 Teratai 50 %

3 IGD 89 %

4 Anggrek 55,17 %

5 Melati Belum ada data

Gambar : Angka Kepatuhan Hand Hygiene di Lima Ruangan Perawatan di Rumah


Sakit Umum Sinar Kasih Tentena Bulan Agustus 2018

E. ANALISA DAN EVALUASI

1. Berdasarkan hasil laporan diatas terhadap kepatuhan kebersihan tangan


(hand hygiene) petugas bulan Agustus di RSU Sinar Kasih Tentena masih
dibawah standar yaitu rata-rata 53, 92%, sedangkan standar atau target
yang diharapkan yaitu ≥80 %. Ini menunjukkan masih minimalnya
kepatuhan petugas RSU Sinar Kasih Tentena dalam melakukan cuci tangan.

2. Ada beberapa hal yang menjadi faktor penyebab kurangnya kepatuhan


petugas dalam cuci tangan, antara lain:

a. Kurangnya gambaran yang positif tentang cuci tangan.

b. Kurangnya akses/fasilitas cuci tangan menggunakan sabun dan air

c. Beban kerja yang berlebihan karena jumlah pasien terlalu banyak


dibandingkan dengan petugas kesehatan

F. UPAYA TINDAK LANJUT

Maka Tim PPI merencanakan peningkatan kepatuhan kebersihan tangan


(hand hygiene) dengan cara:

1. Melakukan reedukasi rutin

2. Membuat stiker cuci tangan, yang nantinya akan diberikan kepada setiap
petugas yang sudah bisa melakukan cuci tangan dengan baik dan benar,
serta dapat menyebutkan 5 momen cuci tangan

3. Melakukan monitoring sarana dan prasarana untuk cuci tangan.

4. Menempel poster hand hygiene

5. Membagikan brosur/leaflet hand hygiene

6. Untuk pelaksaaan hand hygiene agar maksimal maka rumah sakit perlu
menyediakan fasilitas cuci tangan yang memadai.

G. PENUTUP

Pemahaman petugas IPCN tentang PPI sudah memadai, dan informasi


tentang PPIRS juga sudah disampaikan ke petugas ruangan, namun untuk
merubah perilaku petugas kesehatan juga harus didukung oleh ketersediaan
fasilitas cuci tangan untuk kepentingan pasien dan rumah sakit tentunya.

Hasil akhir yang diharapkan dari meningkatnya kepatuhan petugas RSU


Sinar Kasih Tentena dalam kebersihan tangan ini adalah tidak terjadinya HAIs
pada pasien RSU Sinar Kasih Tentena. Karena kebersihan tangan merupakan
salah satu indicator pacient safety yang harus dijalankan oleh petugas di rumah
sakit, maka meningkatnya kepatuhan petugas dalam cuci tangan juga berarti
meningkatnya kualitas pelayanan RSU Sinar Kasih Tentena.

Tentena, Agustus 2018

IPCO IPCN

Dr.Frits Lexi M. Montjai Feby F. Parewa, Amd.Kep

Anda mungkin juga menyukai