Anda di halaman 1dari 17

PANDUAN PPI

PENGENDALIAN LINGKUNGAN

PEMERINTAH KOTA SURABAYA


DINAS KESEHATAN
UPTD. PUSKESMAS SIDOTOPO WETAN
Jl. Randu No. 38 Surabaya
Telp. ( 031 ) 376 7737
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
bimbingan dan petunjuk kepada kita sehingga Panduan Pengendalian Lingkungan UPTD
Puskesmas Sidotopo Wetan ini selesai dibuat.
Penyakit infeksi terkait pelayanan kesehatan atau Healthcare Associated Infection
(HAIs) merupakan salah satu masalah kesehatan diberbagai negara di dunia, termasuk
Indonesia. Dalam Forum Asian Pasific Economic Comitte (APEC) atau Global health Security
Agenda (GHSA) penyakit infeksi terkait pelayanan kesehatan telah menjadi agenda yang
dibahas. Hal ini menunjukkan bahwa HAIs yang ditimbulkan berdampak secara langsung
sebagai beban ekonomi negara.
Ruang lingkup program pencegahan dan pengendalian infeksi di FKTP diantaranya
adalah kewaspadaan standar dan kewaspadaan berdasarkan transmisi yang mana salah satunya
adalah Pengendalian Lingkungan di Area Puskesmas.
Dengan dilaksanakannya Pengendalian Lingkungan di Puskesmas maka akan berdampak
positif dan bisa mencegah HAIs. Demikian Upaya Pengendalian Lingkungan yang memenuhi
syarat kesehatan memiliki pengaruh besar terhadap kelancaran dalam memberikan pelayanan
Kesehatan yang prima bagi masyarakat serta memberikan efek positif bagi Petugas Kesehatan
Puskesmas.
Panduan Pengendalian Lingkungan Puskesmas ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
meningkatkan pemahaman dalam melaksanakan tugas setiap hari sehingga infeksi tidak terjadi.
Kami menyadari Panduan ini masih memerlukan perbaikan, untuk itu kami mengharapkan kritik
dan saran untuk penyempurnaan Panduan Pengendalian Lingkungan Puskesmas.

Tim PPI
Lembar Pengesahan

Judul : Panduan Pengendalian Lingkungan UPTD Puskesmas Sidotopo Wetan


Disetujui Tanggal :

Ketua Mutu Ketua Tim PPI

dr. Nonnytha Mahananny drg. Nuri Siswanti


NIP.1999005072020122002 NIP. 197603192019052001

Mengetahui
Kepala UPTD Puskesmas Sidotopo Wetan

dr. Evi Susanti


196903032002122005
BAB I
DEFINISI

Upaya kewaspadaan standar dari aspek lingkungan sebagai Upaya Pencegahan


dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes), antara lain dilakukan
dengan upaya pengendalian lingkungan. Beberapa upaya yang dilakukan antara
lain dengan perbaikan kualitas udara atau sistem penghawaan/ventilasi, sistem pencahayaan,
sistem kualitas air bersih, sanitasi, dan higiene, sistem pengelolaan limbah cair medis dan non
medis, sistem pengelolaan limbah padat medis dan non medis, sistem penyaluran air hujan,
sistem higiene Puskesmas, sistem kelistrikan, sistem komunikasi, sistem gas medik, sistem
proteksi petir, sistem proteksi kebakaran, sarana evakuasi, sistem pengendalian kebisingan yang
semuanya mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Upaya tersebut dilakukan untuk mencegah transmisi
mikroorganisme kepada Pasien, Petugas, dan Pengunjung. Dalam Upaya Pengendalian
Lingkungan tersebut meliputi beberapa aspek antara lain :
1. Kualitas Udara (Sistem Penghawaan/Ventilasi)
Kualitas udara di lingkungan Puskesmas yang dapat dipantau salah satunya melalui ventilasi
udara. Adanya ventilasi ruang pada bangunan Puskesmas dapat berupa ventilasi alami
dan/atau ventilasi mekanis. Jumlah bukaan ventilasi alami tidak kurang dari 15% terhadap
luas lantai ruang yang membutuhkan ventilasi. Sedangkan sistem ventilasi mekanis diberikan
jika ventilasi alami yang memenuhi syarat tidak memadai. Besarnya pertukaran udara yang
disarankan untuk berbagai fungsi ruang di bangunan Puskesmas minimal 12 kali pertukaran
udara per jam dan untuk KM/WC 10 kali pertukaran udara per jam. Penghawaan/ventilasi
dalam ruang perlu memperhatikan 3 (tiga) elemen dasar yaitu jumlah udara luar berkualitas
baik yang masuk dalam ruang pada waktu tertentu, arah umum aliran udara dalam gedung
yang seharusnya dari area bersih ke area terkontaminasi serta distribusi udara luar ke setiap
bagian dari ruang dengan cara yang efisien dan kontaminan udara yang ada dalam ruang
dialirkan ke luar dengan cara yang efisien, setiap ruang diupayakan proses udara di dalam
ruang bergerak dan terjadi pertukaran antara udara didalam ruang dengan udara dari luar.
Pemilihan sistem ventilasi yang alami, mekanik atau campuran perlu memperhatikan kondisi
lokal, seperti struktur bangunan, cuaca, biaya, dan kualitas udara luar.
2. Kualitas Air
Kualitas air di lingkungan Puskesmas juga harus direncanakan dan dipasang dengan
mempertimbangkan sumber air bersih dan sistem pengalirannya. Sumber air bersih dapat
diperoleh langsung dari sumber air berlangganan dan/atau sumber air lainnya dengan baku
mutu yang memenuhi dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sumber air bersih tersebut
dapat berasal dari Saluran Perpipaan (PDAM), Sumur Gali (SGL), ataupun Sumur Pompa
yang secara kualitas harus memenuhi baku mutu persyaratan Kesehatan.
3. Pengelolaan Limbah Cair Medis dan Non Medis
Tersedia sistem pengolahan air limbah yang memenuhi persyaratan kesehatan. Saluran air
limbah harus kedap air, bersih dari sampah dan dilengkapi penutup dengan bak kontrol untuk
menjaga kemiringan saluran minimal 1%. Di dalam sistem penyaluran air kotor dan/atau air
limbah dari ruang penyelenggaraan makanan disediakan penangkap lemak untuk memisahkan
dan/atau menyaring kotoran/lemak. Sistem penyaluran air kotor dan/atau air limbah dari
pengelolaan sterilisasi termasuk linen harus memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
4. Pengelolaan Limbah Padat Medis dan Non Medis
Sistem pengelolaan limbah padat baik medis dan non medis di Puskesmas harus direncanakan
dan dipasang dengan mempertimbangkan fasilitas pewadahan, Tempat Penampungan
Sementara (TPS), dan pengolahannya. Pengolahan limbah bekerjasama dengan Pihak Ketiga
atau dapat diolah sendiri oleh Puskesmas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Pertimbangan jenis pewadahan dan pengolahan limbah padat baik medis dan non
medis diwujudkan dalam bentuk penempatan pewadahan dan/atau pengolahannya yang tidak
mengganggu kesehatan penghuni, masyarakat dan lingkungannya serta tidak mengundang
datangnya vektor/binatang penyebar penyakit. Pertimbangan Fasilitas Tempat Penampungan
Sementara (TPS) diwujudkan dalam bentuk penyediaan Tempat Penampungan Sementara
(TPS) limbah padat baik medis dan non medis yang terpisah, dan diperhitungkan berdasarkan
fungsi bangunan, jumlah penghuni, dan volume limbah. Pada saat limbah medis disimpan
dengan jangka waktu melebihi 2 x 24 jam, Puskesmas harus menempatkan limbah medis
tersebut dalam alat pendingin (freezer) dengan suhu ≤ 0°C.
5. Sistem Penyaluran Air Hujan
Saluran air hujan pada bangunan harus tersambung dengan sistem drainase luar gedung yang
terhubung dengan drainase wilayah.
6. Sistem Higiene Puskesmas
Tersedianya fasilitas Hand Hygiene pada setiap Ruangan Pelayanan. Fasilitas tersebut dapat
berupa wastafel dan/atau handrubs.
7. Sistem Kelistrikan
Sumber kelistrikan dapat berdasarkan dari sumber kelistrikan normal, sesuai kebutuhan, dan
cadangan yang dilengkapi dengan sistem distribusi yang tepat dan sesuai dengan kondisi di
Puskesmas.
8. Sistem Komunikasi
Alat komunikasi diperlukan untuk hubungan/komunikasi di lingkup dan keluar Puskesmas,
dalam upaya mendukung pelayanan di Puskesmas. Alat komunikasi dapat berupa telepon
kabel, seluler, radio komunikasi, ataupun alat komunikasi lainnya.
9. Sistem Gas Medik
Gas medik yang digunakan di Puskesmas adalah Oksigen (O2). Sistem gas medik harus
direncanakan dan diletakkan dengan mempertimbangkan tingkat keselamatan bagi
penggunanya.
10. Sistem Proteksi Petir
Sistem proteksi petir harus dapat melindungi semua bagian dari bangunan Puskesmas,
termasuk manusia yang ada di dalamnya, dan instalasi serta peralatan lainnya terhadap
kemungkinan bahaya sambaran petir.
11. Sistem Proteksi Kebakaran
Bangunan Puskesmas harus menyiapkan alat pemadam kebakaran untuk memproteksi
kemungkinan terjadinya kebakaran. 2. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) berukuran
minimal 2 kg sesuai klasifikasi isi ruang. Penempatan APAR antara satu dengan lainnya
atau kelompok satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15 meter, kecuali ditetapkan lain
oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.
12. Sarana Evakuasi
Puskesmas harus menyediakan sarana evakuasi sebagai jalan keluar untuk penyelamatan
jiwa manusia dan aset dari dalam bangunan. Sarana evakuasi merupakan salah satu usaha
yang dilakukan untuk memberikan jaminan keamanan dan keselamatan terhadap bahaya
atau menurunkan tingkat-tingkat kerugian materi dan korban jiwa. Sarana evakuasi baik
horizontal maupun vertikal dapat berupa pintu darurat, tangga darurat, ruang penyelamatan
sementara, dan jalan/jalur penyelamatan darurat atau kombinasi dari sarana tersebut.
13. Sistem Pengendalian Kebisingan
Intensitas kebisingan di dalam bangunan Puskesmas 55 – 65 dBA, di luar bangunan
Puskesmas 65 – 75 dBA. Pengendalian sumber kebisingan disesuaikan dengan sifat sumber.
Sumber suara genset dikendalikan dengan meredam dan membuat sekat yang memadai dan
sumber suara dari lalu lintas dikurangi dengan cara penanaman pohon ataupun cara lainnya.
BAB II
RUANG LINGKUP

Penilaian risiko infeksi dari aspek Pengendalian Lingkungan untuk area Puskesmas
dilaksanakan dengan mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), meliputi lokasi, persyaratan bangunan
Puskesmas, persyaratan prasarana Puskesmas, persyaratan peralatan Puskesmas, dan
ketersediaan Tenaga Puskesmas. Adapun rincian pada persyaratan prasarana Puskesmas meliputi
:
a. Sistem Penghawaan (Ventilasi)
b. Sistem Pencahayaan
c. Sistem Air Bersih, Sanitasi, dan Higiene termasuk di dalamnya Sistem Pengelolaan Limbah
Cair Medis dan Non Medis, Sistem Pengelolaan Limbah Padat Medis dan Non Medis
d. Sistem Penyaluran Air Hujan
e. Sistem Higiene Puskesmas
f. Sistem Kelistrikan
g. Sistem Komunikasi
h. Sistem Gas Medik
i. Sistem Proteksi Petir
j. Sistem Proteksi Kebakaran
k. Sarana Evakuasi
l. Sistem Pengendalian Lingkungan
BAB III
TATA LAKSANA

Pelaksanaan Pengendalian Lingkungan di Puskesmas Sidotopo Wetan diupayakan


diwujudkan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dengan uraian sebagai berikut :
a. Sistem Penghawaan (Ventilasi)
Sistem Penghawaan (Ventilasi) di Puskesmas Sidotopo Wetan tersedia di masing-masing
Poli/Ruangan sehingga dimungkinkan kondisi sirkulasi udara lancar. Untuk pengukuran laju
udara di ventilasi dilakukan dengan menggunakan alat Anemometer, namun dalam
kondisinya alat tersebut masih dalam pengajuan ke Dinas Kesehatan Kota Surabaya.
b. Sistem Pencahayaan
Sistem Pencahayaan di Puskesmas Sidotopo Wetan dilakukan pengukuran sebanyak 2 (dua)
kali dalam 1 (satu) tahun yaitu Semester 1 dan 2 dengan menggunakan alat Luxmeter.
Pengukuran pencahayaan tersebut dilakukan bersamaan dengan Pengukuran Lingkungan
Fisik Puskesmas serta Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) Puskesmas.
c. Sistem Air Bersih, Sanitasi, dan Higiene
- Air Bersih yang digunakan dalam menunjang aktivitas pelayanan kesehatan masyarakat
di Puskesmas Sidotopo Wetan menggunakan air dari saluran perpipaan kota (PDAM)
yang dalam pemantauan kualitas airnya dilakukan Inspeksi Sanitasi Sarana Air Bersih
PDAM serta pengambilan sampel air bersih dengan parameter mikrobiologi, kimia, dan
fisika yang selanjutnya dikirim ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Gayungan
secara rutin yaitu tiap 1 (satu) bulan sekali.
- Kondisi higiene dan sanitasi Puskesmas Sidotopo Wetan juga menjadi tanggung jawab
seluruh Petugas Kesehatan Puskesmas di masing-masing Poli/Ruang yang dalam
kesehariannya juga dibantu oleh Tim Kebersihan (Cleaning Service) sebanyak 3 (tiga)
orang.
- Dalam aktivitas pelayanan Kesehatan masyarakat Puskesmas Sidotopo Wetan juga
melakukan Upaya-upaya dalam Pengelolaan Limbah Cair dan Padat Medis dan Non
Medis. Untuk pengelolaan limbah cair medis di Puskesmas Sidotopo Wetan diolah
dengan menggunakan Mesin Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) yang dalam rutinitas
bulanannya dilakukan pemantauan secara teknis oleh Dinas Sumber Daya Air dan Dinas
Lingkungan Hidup, serta dalam pemantauan kualitas limbah cair di Puskesmas juga
dilakukan pengambilan sampel limbah cair dengan parameter mikrobiologi, kimia, dan
fisika oleh Petugas Kesehatan Lingkungan Puskesmas Sidotopo Wetan agar limbah cair
medis yang dibuang nantinya aman disalurkan ke saluran badan air umum, sedangkan
untuk limbah cair non medis disalurkan ke bak resapan yang sudah disediakan.
- Pengelolaan Limbah Padat Medis Puskesmas Sidotopo Wetan dilakukan dengan memilah
limbah medis tajam dan non tajam. Untuk limbah medis tajam dibuang ke Safety Box
tanpa re-capping sedangkan untuk limbah medis non tajam dibuang ke tempat sampah
medis yang dilengkapi dengan kantong plastic warna kuning di dalamnya antara lain
kapas luka, bekas perban, kantong infus, masker, hand scoen, nurse cap, dan lain-lain.
Limbah medis tersebut diangkut setiap hari oleh Tim Kebersihan Puskesmas dan
selanjutnya ditampung di Tempat Penampungan Sementara (TPS) B3, kemudian
dijadwalkan oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya untuk dilakukan pengangkutan limbah
medis oleh Pihak Ketiga yang sudah bekerjasama dengan Puskesmas Sidotopo Wetan dan
Dinas Kesehatan Kota Surabaya.
d. Sistem Kelistrikan
Sistem Kelistrikan di Puskesmas Sidotopo Wetan memenuhi kebutuhan yang diperlukan
dalam menunjang aktivitas pelayanan Kesehatan masyarakat, namun dalam kebutuhan
cadangan bilamana terjadi pemadaman listrik juga disediakan mesin genset agar kegiatan
pelayanan Kesehatan dapat berjalan dengan lancar.
e. Sistem Komunikasi
Sistem Komunikasi di Puskesmas Sidotopo Wetan untuk mendukung kelancaran pelayanan
kesehatan masyarakat dapat berupa telepon kabel, telepon seluler, atau alat komunikasi
lainnya.
f. Sistem Gas Medik
Sistem Gas Medik di Puskesmas Sidotopo Wetan disediakan gas Oksigen (O2) yang dalam
penggunaanya untuk pasien dipantau oleh Petugas Kesehatan serta dalam ketersediaan
stoknya juga dipantau dan bilamana sudah mendekati habis maka dilakukan pengisian tabung
oleh Pihak Ketiga yang bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Surabaya.
g. Sistem Proteksi Petir
Sistem Proteksi Petir di Puskesmas Sidotopo Wetan tersedia dan melindungi semua bagian
dari bangunan Puskesmas, termasuk orang-orang yang ada di dalamnya, dan instalasi serta
peralatan lainnya terhadap kemungkinan bahaya
h. Sistem Proteksi Kebakaran
Sistem Proteksi Kebakaran di Puskesmas Sidotopo Wetan terdiri dari 2 (dua) unit Alat
Pemadam Kebakaran (APAR) yang diletakkan di depan Unit Laboratorium dan depan Unit
Rawat Inap Umum dan Bersalin.
i. Sarana Evakuasi
Sarana Evakuasi di Puskesmas Sidotopo Wetan tersedia yang bertujuan sebagai jalan keluar
untuk penyelamatan jiwa manusia dan aset dari dalam bangunan. Sarana evakuasi merupakan
salah satu usaha yang dilakukan untuk memberikan jaminan keamanan dan keselamatan
terhadap bahaya atau menurunkan tingkat-tingkat kerugian materi dan korban jiwa. Sarana
evakuasi baik horizontal maupun vertikal dapat berupa pintu darurat, tangga darurat, ruang
penyelamatan sementara, dan jalan/jalur penyelamatan darurat atau kombinasi dari sarana
tersebut.
j. Sistem Pengendalian Kebisingan
Dalam upaya pengendalian kebisingan di Puskesmas Sidotopo Wetan dilakukan dengan
melakukan pengukuran lingkungan fisik dengan menggunakan alat Sound Level Meter
(SLM). Area Puskesmas Sidotopo Wetan terletak di pinggir jalan utama yang cukup bising
dengan suara kendaraan bermotor sehingga salah satu cara yang dilakukan untuk meredam
kebisingan adalah menanam pohon serta menggunakan pengeras suara untuk memanggil
antrian pasien.
BAB IV
KESIMPULAN

Upaya Pengendalian Lingkungan Area Puskesmas Sidotopo Wetan terus dilakukan


perbaikan, pemantauan, dan evaluasi agar kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat dapat
berjalan dengan lancar, baik untuk Petugas Kesehatan, pasien, maupun pengunjung lainnya.
Dengan Upaya Pengendalian Lingkungan yang tepat kemungkinan risiko terjadinya penularan
penyakit dapat dicegah sedini mungkin tentunya juga mengacu pada Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) bahwa
untuk mewujudkan Pusat Kesehatan Masyarakat yang efektif, efisien, dan akuntabel dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu dan berkesinambungan
dengan memperhatikan keselamatan pasien dan masyarakat, dibutuhkan pengaturan organisasi
dan tata hubungan kerja pusat kesehatan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Permenkes No 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di


Fasyankes.
Pedoman Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama. Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan. Direktorat Jenderal
Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI tahun 2020.

Anda mungkin juga menyukai