Anda di halaman 1dari 11

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN

HYPOSPADIA

I. Definisi
Hypospadia adalah :
- Suatu kondisi dimana meatus eksterna terletak pada aspek paaterior penis
(Rosa M. Sacharin).
- Suatu anomali dimana meatus urethra terletak pada permukaan vental
penis.

II. Patofisiologi
Terjadi hypospadia karena adanya hambatan penutupan urethra penis pada
kehamilan 10 – 14 minggu, sehingga menyebabkan orivisium urethra tertinggal di
bagian ventral penis antara scrotum dan glans penis, kemudian terjadi lipatan-
lipatan urethra gagal untuk menyatu pada garis tengah dan meatus urethra
terbuka. Sel testis yang berkembang secara premature berhenti memproduksi
androgen, menimbulkan interupsi konvensi penuh genitalia eksterna untuk
menjadi bentuk laki-laki.
Definisi segmen ventral dari prepotium nmenyebabkan kulit kepala
dorasal berlebihan. Meatus urethra bermuara pada permukaan ventral penis,
prepotium tidak ditemukan pada bagian ventral berupa sungkup / lipatan dorsal.
Type-type hypospadia ada 5 yaitu :
A. Glandural : lubang urethra berada di bagian bawah penis.
B. Coronal : lubang urethra berada pada persimpangan glands penis dan penis
C. Distal / Mid / Proximal : lubang uretra berada di batang penis, persimpangan
antara glands penis dan scrotalis.
D. Penascrotalis : lubang uretra terdapat pada persimpangan penis dan scrotum
E. Scrotal perineal : lubang urethanya terletak di perineum.

III. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala pada pasien / anak dengan hypospadia dapat diketahui sejak
kelahirannya, yaitu aliran urine membelok ke bawah atau mengalir lagi sepanjang
batang penis.
A. Drifisium urethra berada dipermukaan ventra penis, di dekat glans atau
sepanjang penis, atau di perineum.
B. Anak dengan hypospadia penaskrotal / perineal : berkemih dalam posisi
duduk.
C. Anak dengan hypospadia glanduler / koronal : mampu berkemih berdiri tetapi
dengan mengangkat penis ke atas.

1
IV. Penatalaksanaan
A. Operasi :
1. Tahap I / tahap cordeo eksisi / chordeoctomi, yaitu meluruskan penis
sehingga dapat ereksi yang dilakukan pada saat anak berusia 2 - 3 tahun.
2. Tahap II / tahap urethroplaty membentuk mulut urethra pada puncak
penis sehingga urine dapat memancar secara normal yang dilakukan 6 –
12 bulan setelah operasi pertama dan paling lambat pada usia 5 tahun.
B. Antibiotik.
C. Analgetik.

V. Pengkajian
A. Data Subyektif
1. Ada keluhan urine keluarnya merembes / meleleh.
2. Menyatakan penisnya bengkok dan menekuk.
3. Keluhan dalam posisi berkemih : dengan duduk atau mengangkat penis.
4. Ada keluhan nyeri setelah pasien di operasi.

B. Data Obyektif
1. Urine merembes dan meleleh.
2. Penis bengkok, menekuk.
3. Posisi meatus tidak pada puncak glands penis.
4. Setelah operasi :
a. Ada luka operasi di penis.
b. Pasien memakai kateter.
c. Warna urine : merah muda.
5. Hasil laboratorium darah rutin dan MPP dalam batas normal.

VI. Diagnosa Keperawatan yang mungkin timbul


Pre Operasi
1. Cemas berhubungan dengan hospitalisasi.
2. Kurang pengetahuan tentang prosedur pre dan post operasi berhubungan
dengan kurangnya informasi.

Post Operasi
1. Nyeri berhubungan dengan efek dari tindakan pembedahan.
2. Gangguan pola eliminasi urine berhubungan dengan dampak dari pemasangan
katether.
3. Potensial infeksi berhubungan dengan masuknya kuman melalui luka operasi
dan pemasangan katether.
4. Resiko tinggi kekurangan cairan tubuh berhubungan dengan puasa, mual ,
muntah , perdarahan.

2
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
DENGAN PRE DAN POST OP. HYPOSPADIA

Diagnosa Perawatan Tujuan /


No Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkam
Pre Op. :

1. Cemas berhubungan dengan Tujuan Jangka Panjang : 1. Kaji sejauh mana 1. Mengetahui tingkat kecemasan pasien dan
hospitalisasi. Cemas hilang. kecemasan pasien. sebagai dasar perencanaan selanjutnya.

Data Subjektif : Tujuan Jangka Pendek : 2. Kecemasan mempengaruhi pola perilaku


 Keluarga mengatakan pasien Dalam waktu 1 x 24 jam : 2. Observasi perilaku non pasien serta ekspresi wajah pasien.
rewel terus.  Pasien tidak rewel. verbal dan verbal pasien.
 Ekspresi wajah pasien 3. Perubahan nilai tanda-tanda vital dapat
Data Objektif : rileks. 3. Observasi tanda-tanda menunjukkan tingkat ansietas.
 Tampak pasien rewel.  Suhu : 36 – 37 C, Nadi : 80 vital.
 Pasien menangis bila di dekati – 90 x/menit, Tekanan 4. Sebagai dasar untuk melakukan kerja sama
perawat / dokter. Darah : 100/60 – 110/70 antara pasien, keluarga, dan perawat dalam
 Tanda-tanda vital : Suhu, Nadi, mmHg, Pernafasan : 20 – 26 4. Bina hubungan saling proses perawatan.
Tekanan Darah, Pernafasan x/menit (tanda-tanda vital percaya antara perawat,
(sesuai dengan data yang dalam batas normal). pasien dan keluarga 5. Dengan relaksasi memungkinkan suplai O2
ditemukan). pasien. sampai ke jaringan sehingga mengendorkan
otot-otot, mengurangi ketegangan otot.

5. Ajarkan tehnik relaksasi. 6. Pengalihan perhatian dengan bermain,


mendengarkan musik, atau cerita dapat
membantu pasien untuk beradaptasi dengan
lingkungan / ruang perawatan.
6. Ajak pasien untuk
bermain dan 7. Situasi lingkungan yang nyaman membantu
mendengarkan musik / pasien dalam beradaptasi dengan situasi
cerita-cerita. baru.

7. Ciptakan lingkungan yang


tenang dan nyaman bagi
pasien.

3
Diagnosa Perawatan Tujuan /
No Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkam
8. Berikan kesempatan pada 8. Kecemasan yang tidak diungkapkan dapat
pasien dan keluarga untuk menjadi beban dan memperberat tingkat
mengungkapkan keluhan / kecemasan.
kecemasannya.
9. Informasi yang diberikan secara jujur,
9. Jawab semua pertanyaan jelas, benar dan dapat dipahami oleh pasien
pasien dan keluarga / keluarga akan membuka wawasannya
dengan jujur dan benar. sehingga dapat mengurangi kecemasan
yang berlebihan.

10. Kolaborasi medik untuk 10. Program pengobatan dan perawatan yang
pemberian terapi sesuai tepat akan mempercepat proses
indikasi. penyembuhan.

2. Kurang pengetahuan keluarga Tujuan Jangka Panjang : 1. Kaji pemahaman keluarga 1. Mengetahui tingkat pemahaman keluarga
mengenai apa yang akan untuk menentukan intervensi yang tepat
tentang prosedur pre dan post dialami pasien selama sesuai kebutuhan.
Keluarga paham dan dapat
dirawat.
mengutarakan rencana persiapan
operasi berhubungan dengan 2. Minat belajar mempengaruhi keberhasilan
oerasi, perawatan setelah operasi
2. Kaji kesiapan belajar dari informasi baru yang diberikan kepada
dan hal-hal yang akan dialami
kurangnya informasi. keluarga. keluarga pasien.
pasien setelah operasi.
3. Mengetahui perilaku yang kurang baik /
Tujuan Jangka Pendek :
salah dan meluruskan persepsi yang salah.
Data Subjektif : Dalam waktu 2 x 60 menit :
3. Observasi tingkah laku
 Keluarga bertanya tentang apa  Pengetahuan keluarga
verbal dan non verbal 4. Penjelasan sebelum dilakukan tindakan
yang akan dialami oleh pasien tentang prosedur pre dan
selama proses perawatan. dapat membuat keluarga lebih kooperatif
selama di rawat. post operasi bertambah.
dan mencegah kecemasan.
 Keluarga kooperatif selama
4. Beritahukan bahwa
Data Objektif : proses perawatan.
setelah operasi pasien 5. Mencegah terjadinya kebocoran dan
 Ekspresi wajah keluarga tegang.  Ekspresi wajah keluarga
akan memakai kateter disposisi kateter, untuk mempercepat
 Keluarga kurang kooperatif rileks.
urine. proses penyambuhan.
dalam program perawatan.

4
Diagnosa Perawatan Tujuan /
No Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkam

5. Anjurkan agar pasien


tidak mengejan,
memegang atau menarik
kateter.
6. Beri kesempatan pada 6. Perlu evaluasi tentang pemahaman
keluarga untuk bertanya keluarga.
dan mengulangi informasi
yang telah diberikan.

7. Berikan pujian dan 7. Suport sistem dapat meningkatkan rasa


dukungan atas kemajuan percaya diri dan kemauan pasien untuk
dan ketertiban keluarga sembuh.
dan pasien, dalam proses
perawatan.
8. Keluarga sebagai orang terdekat bagi
8. Anjurkan keluarga tetap pasien sangat berpengaruh terhadap
optimis dalam perkembangan mental pasien.
mendampingi pasien.
9. Informasi yang diberikan dengan jelas dan
benar dapat membuat keluarga lebih
9. Kolaborasi medik untuk kooperatif dalam usaha memotivasi pasien
pemberian informasi untuk sembuh.
tentang persiapan, waktu
pelaksanaan, keadaan
pasien setelah operasi dan
program perawatannya.
Post Op. :

1. Nyeri berhubungan dengan efek dari Tujuan Jangka Panjang : 1. Kaji keluhan nyeri, 1. Menilai tingkat permasalahan pasien
Nyeri hilang. karakteristik dan sebagai indikator untuk pemberian
tindakan pembedahan. intensitas nyeri. intervensi.
Tujuan Jangka Pendek :
Dalam waktu 3 x 60 menit : 2. Observasi keteter dan 2. Adanya rembesan / disposisi

5
Diagnosa Perawatan Tujuan /
No Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkam
Data Subjektif :  Keluhan nyeri berkurang. posisi kateter. mengindikasikan adanya masalah yang
 Pasien mengatakan sakit pada  Intensitas nyeri berkurang. harus diatasi.
daerah operasi.  Pasien dapat istirahat
 Keluarga mengatakan pasien tenang. 3. Anjurkan pasien untuk 3. Pergerakan dapat menyebabkan pergeseran
kesakitan. tidak banyak bergerak. letak kateter.

Data Objektif :  Pasien dapat 4. Ajarkan dan anjurkan 4. Relaksasi tarik nafas dalam memungkinkan
 Pasien rewel. mendemonstrasikan cara pasien melakukan suplai oksigen sampai ke jaringan sehingga
 Tampak adanya luka operasi mengurangi rasa nyeri / relaksasi saat nyeri meregangkan otot-otot dan menekan rasa
pada : (lokasi luka operasi, beradaptasi dengan nyeri. timbul. nyeri.
sesuai dengan data yang
ditemukan). 5. Berikan posisi yang 5. Posisi yang sesuai dapat membantu pasien
 Ekspresi wajah pasien meringis nyaman menurut pasien. dalam beradaptasi dengan rasa nyeri.
menahan sakit.
6. Libatkan keluarga untuk 6. Pengalihan perhatian dengan kegiatan yang
mengajak pasien bercerita, sesuai minat pasien, akan membantu pasien
ngobrol, atau untuk tidak terfokus pada rasa nyeri.
mendengarkan musik.
7. Efek dari obat analgetik dapat menekan
7. Kolaborasi medik untuk rasa nyeri.
pemberian analgetik.

2. Gangguan pola eliminasi urine Tujuan Jangka Panjang : 1. Kaji perubahan pola 1. Mengidentifikasi masalah untuk
berhubungan dengan dampak dari Pola eliminasi urine normal. eliminasi BAK pasien, menentukan intervensi yang tepat sesuai
pemasangan kateter. misalnya : adanya keluhan kebutuhan pasien.
Tujuan Jangka Pendek : nyeri saat BAK / disuria,
Data Subjektif : Dalam waktu 7 x 24 jam : inkontinensia, dan lain-
 Keluarga mengatakan pasien  Urine lancar dan jernih. lain.
kencing melalui selang.  Pasien dapat BAK spontan. 2. Mengetahui adanya perubahan pada warna
 Pasien menatakan sakit saat  Kateter dilepas tanpa adanya 2. Kaji warna dan kepekatan dan kepekatan urine.
kencing. iritasi. urine, tiap shift.

6
Diagnosa Perawatan Tujuan /
No Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkam
3. Mengetahui keadekuatan fungsi kateter
Data Objektif : 3. Observasi posisi kateter. yang menunjukkan keberhasilan operasi.
 Tampak pasien terpasang
keteter menetap. 4. Support pasien untuk 4. Hidrasi yang adekuat sangat penting dan
minum 1,5 liter / 24 jam berpengaruh dalam urineren.
atau sesuai berat badan,
bila tidak ada
kontraindikasi.

 Jumlah urine : (jumlah urine per 5. Monitor intake dan 5. Pencatatan cairan masuk dan keluar
24 jam, sesuai dengan data yang output. berguna untuk mengevaluasi keseimbangan
ditemukan). cairan tubuh pasien.

6. Libatkan keluarga untuk 6. Keterlibatan keluarga dalam


memberikan laporan bila menyampaikan informasi yang tepat dan
terjadi perubahan pada : cepat dapat mencegah terjadinya
warna urine, rasa sakit komplikasi.
yang bertambah hebat,
urine yang macet.

7. Kolaborasi medik dalam 7. Untuk mendapatkan terapi yang tepat dan


pemberian terapi yang cepat guna memulihkan urineren pasien.
tepat bila urine kurang
dari 1 cc/Kg BB/4 jam
pertama.

3. Potensial infeksi berhubungan Tujuan Jangka Panjang : 1. Kaji keadaan luka operasi 1. Deteksi dini adanya infeksi, sebagai dasar
Infeksi tidak terjadi. dan kateter. untuk menentukan intervensi yang tepat.
dengan masuknya kuman melalui
Tujuan Jangka Pendek : 2. Observasi tanda-tanda 2. Perubahan nilai tanda vital, khususnya
luka operasi dan pemasangan Dalam waktu 3 x 24 jam : vital, terutama suhu tubuh. suhu tubuh dapat mengindikasikan adanya
 Tidak ada tanda-tanda proses infeksi.

7
Diagnosa Perawatan Tujuan /
No Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkam
kateter. infeksi. 3. Observasi karakteristik
 Luka operasi bersih. urine. 3. Untuk menilai adanya ketidaknormalan.
 Urine jernih dan tidak
berbau. 4. Anjurkan pasien untuk 4. Mencegah iritasi yang dapat mencetuskan
Data Subjektif :
 Keluarga mengatakan pasien  Suhu : 36 – 37 C, Nadi : tidak menggaruk daerah infeksi.
80 – 90 x/menit, Tekanan sekitar luka operasi.
kencing pakai selang.
 Pasien mengatakan kencingnya Darah : 100/60 – 110/70
mmHg, Pernafasan : 20 – 5. Letakkan urine bag di
masih pakai selang.
26 x/menit (tanda-tanda bawah vesika urinaria. 5. Mencegah refluks urine.
Data Objektif : vital dalam batas normal).
 Tampak pasien terpasang
kateter.
 Tampak adanya luka operasi 6. Gunakan tehnik aseptik 6. Tehnik perawatan yang tepat akan
pada : (lokasi luka operasi, dalam perawatan luka mempercepat proses penyembuhan.
sesuai dengan data yang operasi, kateter dan
ditemukan). mengosongkan keteter.
 Tampak luka operasi : (apakah 7. Partisipasi keluarga dapat mencegah
bersih, kotor, merah, sesuai 7. Libatkan keluarga untuk kontaminasi dan pertumbuhan
dengan data yang ditemukan). tetap menjaga personal mikroorganisme.
 Warna urine : (sesuai dengan hygiene pasien.
data yang ditemukan). 8. Efek obat antibiotik dapat membunuh
 Tanda-tanda vital : Suhu, Nadi, 8. Kolaborasi medik dalam mikroorganisme.
Tekanan Darah, Pernafasan pemberian antibiotik.
(sesuai dengan data yang
ditemukan).

4. Resiko tinggi kurang cairan tubuh Tujuan Jangka Panjang : 1. Kaji adanya keluhan 1. Untuk mengidentifikasi masalah dan
berhubungan dengan puasa, mual, Tidak terjadi dehidrasi. mual, muntah dan menentukan intervensi yang tepat sesuai
muntah, perdarahan. perdarahan pada luka atau kebutuhan pasien.
Tujuan Jangka Pendek : saat BAK.
Data Subjektif : Dalam waktu 4 x 60 menit :
 Pasien mengatakan air kemih  Keluhan mual dan muntah 2. Observasi keadaan kulit 2. Adanya penurunan turgor kulit dan
bercampur darah. berkurang. dan membran mukosa membran mukosa kering mengindikasikan
 Keluarga mengatakan keluar  Urine lancar dan warnanya mulut. adanya gejala dari dehidrasi.

8
Diagnosa Perawatan Tujuan /
No Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkam
darah pada luka operasi pasien. jernih.
 Tidak terjadi perdarahan 3. Untuk menilai keadaan umum pasien.
pada daerah luka operasi. 3. Observasi tanda-tanda
 Mukosa mulut lembab, vital. 4. Mengupayakan suplai oksigen maksimal ke
turgor kulit elastis. dalam jaringan untuk mengendorkan otot
4. Anjurkan pasien dan menekan rasa mual.
melakukan tehnik
relaksasi saat terasa mual.
 Keluarga mengatakan air kemih  Suhu : 36 – 37 C, Nadi : 80 5. Monitor cairan masuk 5. Keseimbangan cairan terdeteksi dari
pasien masih bercampur darah. – 90 x/menit, Tekanan dan keluar secara ketat. evaluasi pada cairan yang masuk dan
 Pasien mengeluh terasa mual. Darah : 100/60 – 110/70 keluar.
 Keluarga mengatakan pasien mmHg, Pernafasan : 20 – 26 6. Catat frekwensi dan
muntah. x/menit (tanda-tanda vital volume muntah. 6. Banyak cairan yang akan terbuang pada
dalam batas normal). saat muntah sehingga perlu intervensi yang
Data Objektif : cepat dan tepat.
 Tampak luka operasi : (apakah
basah, kering, bersih, kotor, 7. Berikan makanan yang 7. Memungkinkan masukan yang adekuat
sesuai dengan data yang tidak merangsang mual untuk mencegah dehidrasi.
ditemukan). dan muntah, sesuai diet
 Urineren pasien berwarna : pasien.
(warna urine, sesuai dengan 8. Kehadiran keluarga diharapkan dapat
data yang ditemukan). 8. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam makan dan minum
 Mukosa mulut : (apakah mendampingi dan untuk mencegah terjadinya dehidrasi.
lembab, kering, sesuai dengan memotivasi pasien untuk
data yang ditemukan). makan dan minum. 9. Efek dari obat antiemetik dapat
 Turgor kulit : (sesuai dengan mengurangi rasa mual.
data yang ditemukan). 9. Kolaborasi medik untuk
 Frekwensi muntah : (sesuai pemberian obat 10. Sebagai evaluasi adanya gejala dehidrasi.
dengan data yang ditemukan). antiemetik.
 Berat badan : (sesuai dengan
data yang ditemukan). 10. Kolaborasi medik untuk
pemeriksaan
Laboratorium : Elektrolit.

9
Diagnosa Perawatan Tujuan /
No Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkam
 Tanda-tanda vital : Suhu, Nadi,
Tekanan Darah, Pernafasan
(sesuai dengan data yang
ditemukan).

10
11

Anda mungkin juga menyukai