BUNUH DIRI
I. Definisi
Perilaku merusak diri merupakan suatu kegiataan yang dapat menimbulkan
kematian baik secara langsung maupun tidak langsung yang sebenarnya dapat
dicegah.
Perilaku bunuh diri merupakan respon terhadap krisis yang dihadapi seseorang
dengan cara menghancurkan dirinya sendiri ,atau dengan cara mengakhiri hidupnya.
Perilaku tersebut biasanya didasari oleh perasaan marah terhadap dirinya sendiri.
ADAPTIF MALADAPTIF
1
C. Teori Dinamika keluarga
Teori ini mempertimbangkan pola – pola kelainan disfungsi di dalam system
keluarga sebagai faktor predisposisi pada kelainan penyesuaian selama tahun –
tahun remaja. Pola – pola disfungsi yang telah terlihat meliputi :
1. Batas – batas ego yang tidak jelas diantara anggota – anggota keluarga
mengakibatkan peran – peran yang tumpang tindi atau terbalik difusi yang
cepat ansietas dari satu individu terhadap semua anggota keluarga.
2. Kekakuan yang berlebihan tidak adanya atau tidak konsistennya pola dalam
disiplin.
3. Harapan – harapan yang tidak realistis dari anak atas orang tuanya.
4. Ketidakmampuan anggota keluarga untuk mengomunikasikan perasaan –
perasaannya secara jujur.
5. Kurangnya pengetahuan tentang tahap – tahap pertumbuhan dan
perkembangan normal.
6. Ketidakefektifan keterampilan pemecahan masalah.
2
4. Tidak mempunyai pekerjaan
5. Menderita penyakit kronis atau terminal
6. Mengalami depresi, halusinasi dan delusi
7. Tersedia alat yang dapat dipakai bunuh diri.
8. Mempunyai rencana yang pasti.
9. Mengalami intoksikasi zat atau mengalami gangguan pemakaian zat.
VII. Pengkajian
A. Fisik
1. Gelisah
2. Ekspresi muka murung
3. Menolak makan
4. Berat badan menurun atau meningkat
5. Sulit tidur atau sering terbangun, kadang – kadang tidak bisa tidur lagi
sampai pagi.
6. Menderita penyakit kronis atau terminal
3
7. Menolak mengikuti tindakan medik
8. Tidak mengikuti program pengobatan atau menolak secara tersamar gejala
penyakit yang di derita.
B. Emosi
1. Tidak mampu mengungkapkan perasaan kecewa.
2. Perasaan kehilangan orang atau obyek yang berarti
3. Perasaan berdosa, tidak dihargai, tidak dicintai dan di asingkan.
4. Kurang spontan dalam mengungkapkan perasaan.
C. Sosial
1. Menarik diri atau isolasi diri
2. Mengundurkan diri dari peran social
3. Gagal beradaptasi
4. Tidak mampu mengendalikan stress
D. Intelektual
1. Tidak mampu berpikir secara realistik
2. Cara berpikir tidak logis
3. Mengalami gangguan persepsi
4. Mengalami gangguan orentasi
5. Kadang sulit membedakan antara khayalan dan kenyataan.
E. Spiritual
1. Tidak mempedulikan kehidupan beragama
2. Merasa ragu terhadap kenyakinan yang selama ini dianut.
4
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN PERILAKU BUNUH DIRI
Diagnosa Perawatan Tujuan /
No. Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkan
1. Potensial bunuh diri Tujuan Jangka Panjang : 1. Bina hubungan saling percaya 1. Penerimaan terhadap pasien meningkatkan
berhubungan dengan Tindakan bunuh diri antara pasien dengan perawat. perasaannya terhadap nilai diri.
perasaan bersalah dan tidak terjadi.
perasaan rendah diri. 2. Hadirnya seseorang yang dapat dipercaya
Tujuan Jangka pendek : 2. Dampingi pasien jika tingkat memberikan rasa aman.
Data Subjektif : Dalam waktu 1 x 24 kegelisahan dan ketegangan
Pasien mengatakan jam : mulai meningkat.
dirinya tidak berguna. Pasien akan membina 3. Kebanyakan pasien yang mencoba untuk
Pasien mengatakan lebih hubungan saling 3. Observasi perilaku – perilaku bunuh diri telah menyampaikan
baik mati saja. percaya dengan yang mengarah pada tindakan maksudnya baik secara verbal atau non
Pasien mengatakan tidak perawat. bunuh diri pernyataan verbal verbal.
ada yang bisa diajak Pasien akan seperti : saya akan bunuh diri.
bicara dan memahami mengungkapkan 4. Keamanan pasien adalah prioritas
perasaannya. pikiran – pikiran dan 4. Ciptakan suasana lingkungan keperawatan.
perasaan – yang nyaman untuk pasien ,
Data Objektif : perasaanya. singkirkan semua benda –
Pasien tampak menarik Pasien benda yang mungkin
diri. mengidentifikasi membahayakan pasien.
Pasien tidak mau bicara aspek – aspek positif 5. Pasien – pasien pada resiko tinggi untuk
dengan orang lain. dari dirinya. 5. Amati perilaku pasien sesering melakukan pelanggaran memerlukan
Ekspresi wajah pasien Pasien mengetahui, mungkin, lakukan ini melalui pengamatan yang seksama untuk
tampak tegang. mengungkapkan, dan aktifitas sehari – hari dan mencegah tindakan membahayakan bagi
Pasien tampak gelisah. menerima interaksi untuk menghindari diri sendiri.
kemungkinan timbulnya rasa waspada dan
konsekwensi dari kecurigaan.
perilaku maladaptif
diri sendiri.
5
Diagnosa Perawatan Tujuan /
No. Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkan
6. Anjurkan pasien untuk 6. Perilaku depresi, bunuh diri dapat
mengekspresikan perasaan digambarkan sebagai kemarahan yang
marahnya dalam batasan yang ditujukan kepada diri sendiri. Jika
sesuai. kemarahan ini dapat dinyatakan secara
verbal, dalam suatu lingkungan yang tidak
mengancam pasien akan mampu untuk
menyelesaikan perasaan ini, tanpa
menghiraukan ketidaknyamanan yang ada.
7
Diagnosa Perawatan Tujuan /
No. Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkan
Data Subjektif : Tujuan Jangka Pendek : 2. Identifikasi bersama pasien hal 2. Untuk menggali atau mengetahui faktor
Pasien mengatakan Dalam waktu 2 x 24
– hal yang menyebabkan pencetus sehingga dapat memberi
dirinya tidak berguna. perasaan putus asa atau tidak tindakan yang cepat dan tepat.
jam :
Pasien mengatakan putus berdaya.
Pasien mampu
asa dengan keadaan mengatakan
dirinya. 3. Berikan penguatan positif 3. Penguatan positif meningkatkan harga diri
alternatif, yang dapat untuk mekanisme koping dan mendorong perilaku yang diharapkan.
diterima oleh sosial adaptif yang di identifikasi
Data Objektif : dan keterampilan
Pasien tampak gelisah. atau digunakan.
koping yang tepat
Pasien tampak cemas. yang ia rencanakan 4. Bantu pasien menyusun tujuan 4. Keberhasilan dapat meningkatkan harga
Ekspresi wajah tegang. untuk digunakan pada realitas, konkrit dan diri.
respons terhadap menentukan tindakan yang
stres. tepat untuk memenuhi tujuan
Pasien mampu tersebut.
memecahkan masalah
dan melakukan 5. Evaluasi kemampuan pasien 5. Karena keterbatasan dalam kemampuan
aktifitas kehidupan untuk menggunakan koping memecahkan masalah, bantuan mungkin
sehari – hari secara yang efektif dalam mengatasi dibutuhkan untuk mengkaji ulang dan
mandiri. stres. mengembangkan strategi, dalam peristiwa
Pasien tidak yang menentukan metode – metode
memanipulasi orang koping baru terbukti ketidakefektifannya.
lain untuk
kesenangan sendiri. 6. Libatkan keluarga dalam 6. Partisipasi keluarga dapat mempercepat
proses keperawatan. proses penyembuhan dan pengobatan.
8
Diagnosa Perawatan Tujuan /
No. Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkan
3. Isolasi sosial berhubungan Tujuan Jangka Panjang : 1. Kembangkan hubungan 1. Kehadiran perawat, penerimaan dan
dengan fungsi tubuh terapeutik perawat pasien penghargaan yang positif akan
Hubungan sosial dapat
yang menurun dan kembali membaik. melalui kontak yang sering, meningkatkan harga diri pasien.
perasaan tidak berguna. singkat dan sikap menerima.
Tujuan Jangka Pendek :
Data Subjektif : 2. Luangkan waktu bersama 2. Kehadiran perawat akan menolong
Dalam waktu 7 x 24 jam
Pasien mengatakan : pasien, mungkin berarti hanya meningkatkan persepsi pasien tentang
jarang bergaul dengan Pasien duduk diam beberapa saat. dirinya sebagai seorang yang berharga.
dapat
orang lain. berinteraksi dengan
Pasien mengatakan tidak cara yang sesuai 3. Tawarkan diri untuk tetap 3. Kehadiran seseorang yang dipercaya
ada orang yang mau bersama selama permulaan memberikan rasa aman.
dengan perawat
bergaul dengannya. selama satu minggu. interaksi dengan orang lain di
unit.
Pasien mencari
Data Objektif : anggota staf untuk
Pasien tampak menarik 4. Nyatakan secara verbal 4. Pengetahuan ketidakhadiran pasien akan
interaksi terapeutik. menguatkan rasa berharga pasien.
diri. ketidakhadiran pasien dalam
Pasien telah aktifitas kelompok.
Pasien tampak diam dan membentuk, dan
tidak mau bicara dengan secara memuaskan
orang lain. 5. Ajarkan pasien tehnik asertif, 5. Pengetahuan dan penggunaan tehnik
mempertahankan satu interaksi dengan orang lain asertif akan meningkatkan rasa percaya
hubungan antar mungkin merupakan hal yang diri dan meningkatkan hubungan pasien
pribadi dengan pasien menakutkan untuk pasien dengan orang lain.
yang lainnya. dengan perilaku pasif atau
Pasien dengan agresif.
sukarela
berpartisipasi dalam 6. Berikan situasi – situasi 6. Melalui interaksi kelompok ini, dimana
aktifitas kelompok. kelompok bagi pasien. pasien akan mempelajari perilaku yang
dapat diterima secara sosial, dengan
umpan balik yang positif dan negatif dari
orang – orang disekitarnya.
9
yang diharapkan.
10
perlahan – lahan
selama di rawat di
rumah sakit.
Diagnosa Perawatan Tujuan /
No. Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkan
7. Libatkan keluarga untuk 7. Dengan partisipasi keluarga dapat
memotivasi pasien untuk menambah semangat pasien untuk makan.
makan.
5. Harga diri rendah Tujuan Jangka Panjang : 1. Terima pasien dengan 1. Suatu sikap menerima akan meningkatkan
berhubungan dengan negatifismenya. harga diri pasien.
Harga diri pasien
kurangnya umpan balik meningkat.
positif. 2. Sampaikan perhatian tanpa 2. Komunikasi terhadapnya sebagai makluk
syarat bagi pasien. hidup yang berguna dapat meningkatkan
Tujuan Jangka Pendek :
Data Subjektif : penghargaan diri.
Dalam waktu 7 x 24
Pasien mengatakan jam :
dirinya tidak berharga. 3. Sediakan waktu bersama 3. Hal ini untuk menyatakan bahwa pasien
Pasien mampu pasien. berharga bagi waktu kita.
menyebut aspek –
Data Objektif : aspek positif dari 4. Bantu pasien untuk mengenali
Pasien tampak menarik 4. Harga diri ditingkatkan oleh pengakuan
dirinya. dan berfokus pada kekuatan – dan diskusi tentang aspek – aspek positif
diri. Pasien mampu
Saat bicara pasien kurang kekuatan, prestasi – prestasi mengenai dirinya.
berkomunikasi secara dan pengalaman – pengalaman
kontak mata. asertif dengan orang yang menciptakan perasaan
lain. yang baik tetap dirinya sendiri.
Pasien
mengekspresikan 5. Bantu pasien mengurangi 5. Penguatan positif membantu
beberapa optimisme penggunaan penyangkalan meningkatkan harga diri dan
dan harapan untuk sebagai suatu mekanisme sikap meningkatkan penggunaan perilaku –
masa depan. defenitif dan beri bantuan yang perilaku yang dapat diterima oleh pasien.
positif bagi identifikasi
masalah dalam pengembangan
dari perilaku – perilaku koping
11
yang lebih adaptif.
10. Ajarkan tehnik asertif, 10. Harga diri ditingkatkan oleh kemampuan
kemampuan untuk memgenal berinteraksi dengan orang lain dalam
perbedaan diantara perilaku suatu cara yang asertif.
pasif, asertif, agresif,
pentingnya menghargai hak –
hak asasi dirinya.
12
Diagnosa Perawatan Tujuan /
No. Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkan
11. Bantu pasien melakukan aspek 11. Keberhasilan dalam meraih suatu prestasi
– aspek perawatan diri sesuai dan umpak balik positif meningkatkan
yang dibutuhkan. Berikan harga diri dan mendorong pengulangan
umpan balik positif untuk perilaku positif.
tugas – tugasnya yang
dikerjakan secara mandiri.
13. Kolaborasi medik dalam 13. Terapi yang tepat dapat mempercepat
pemberian terapi yang tepat. proses penyembuhan.
13
Diagnosa Perawatan Tujuan /
No. Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkan
6. Libatkan keluarga untuk turut 6. Partisipasi keluarga sangat penting dalam
menciptakan suasana menciptakan suasana lingkungan yang
lingkungan yang tenang dan tenang sehingga mempermudah pasien
nyaman. untuk tidur.
7. Gangguan komunikasi Tujuan Jangka Panjang : 1. Kembangkan hubungan 1. Kehadiran perawat, penerimaan dan
interpersonal berhubungan terapeutik perawat dan pasien penghargaan yang positif akan
Komunikasi pasien
dengan perasaan tidak kembali normal. melalui kontak yang sering, meningkatkan harga diri pasien.
berharga atau bersalah. singkat dan sikap menerima.
Tujuan Jangka Pendek :
Data Subjektif : 2. Kehadiran perawat akan menolong
Dalam waktu 3 x 24 2. Luangkan waktu bersama
Keluarga mengatakan jam : pasien mungkin berarti hanya meningkatkan persepsi pasien tentang
pasien tidak mau bicara. duduk diam beberapa saat. dirinya sebagai seorang yang berharga.
Pasien mampu
berkomunikasi 3. Hal ini memudahkan kepercayaan dan
Data Objektif : dengan cara yang 3. Pertahankan konsistensi tugas
Pasien tidak mau bicara staf. kemampuan untuk memahami tindakan –
dimengerti oleh orang tindakan dan komunikasi pasien.
saat diajak komunikasi. lain.
Pasien tampak diam. Pesan – pesan non
verbal pasien sesuai 4. Tehnik ini digunakan untuk memastikan
4. Gunakan tehnik validasi
dengan akurasi dari pesan yang diterima,
konsensual dan mencari
pengungkapan verbal. menjelaskan pengertian yang tersembunyi
klarifikasi untuk menguraikan
Pasien mulai interaksi kode pola – pola komunikasi. didalam pesan, hati –hati untuk tidak
verbal dan non verbal berbicara atas nama pasien tanpa
dengan orang lain. seizinnya.
14
Diagnosa Perawatan Tujuan /
No. Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkan
5. Gunakan pendekatan muka 5. Kontak mata mengekspresikan minat yang
(berhadap – hadapan, murni dan hormat pada seseorang.
bertatapan) untuk
menyampaikan ekspresi –
ekspresi non verbal yang benar
dengan menggunakan contoh.
15