Anda di halaman 1dari 9

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN

GASTROSKISIS

I. Definisi
Gastroskisis adalah suatu herniasi pada isi usus dalam fetus yang terjadi pada
salah satu samping umbilical cord. Organ viscera posisinya diluar kapasitas
abdomen saat lahir.

II. Patofisiologi
Selama perkembangan embrio, ada suatu kelemahan yang terjadi dalam dinding
abdomen semasa embrio yang mana menyebabkan herniasi pada isi usus, pada
salah satu samping umbilikus (yang biasanya pada samping kanan). Hal ini
menyebabkan organ viscera abdomen keluar dari kapasitas abdomen dan tidak
tertutup oleh kantong. Terjadi malrotasi dan menurunnya kapasitas abdomen yang
dianggap sebagai anomali.
Gastroskisis terbentuk akibat kegagalan fusi somite dalam pembentukan dinding
abdomen sehingga dinding abdomen sebagian tetap terbuka. Letak defek
umumnya di sebelah kanan umbilikus yang berbentuk normal. Usus sebagian
besar berkembang di luar rongga abdomen janin. Akibatnya usus menjadi tebal
dan kaku karena pengendapan dan iritasi cairan amnion dalam kehidupan
intrauterine. Usus juga tampak pendek, rongga abdomen janin sempit. Usus-usus,
viscera dan seluruh permukaan organ abdomen berhubungan dengan dunia luar
menyebabkan penguapan dan pancaran panas dari tubuh cepat berlangsung,
sehingga terjadi dehidrasi dan hipotermi, kontaminasi usus dengan kuman juga
dapat terjadi dan menyebabkan sepsis, aerofagi menyebabkan usus-usus distensi
sehingga mempersulit koreksi pemasukan intestine ke rongga abdomen pada
waktu pembedahan.

III. Tanda dan Gejala


A. Adanya defek / jaringan di lur abdomen.
B. Badan dingin.
C. Sesak nafas.
D. Cianosis.

IV. Pemeriksaan Dignostik


A. Pemeriksaan fisik.
B. Prenatal Ultrasonografi.

1
V. Penatalaksanaan
A. Pemasangan NGT dan penghisapan yang continue untuk mencegah distensi
usus-usus yang mempersulit pembedahan.
B. Terapi cairan intravena untuk hidrasi.
C. Penggunaan bahan sintetik (silastik) untuk menutup usus atau menutup
dengan kassa steril lembab dengan cairan NaCl steril untuk mencegah
kontaminasi.
D. Antibiotik dengan spektrum luas secara intravena.
E. Pembedahan.
F. Pengembalian secara perlahan ke kapasitas abdomen di atas 2 – 8 hari atau
lebih lama bila defeknya besar.

VI. Pengkajian
A. Data Subyektif
1. Riwayat kelainan sejak lahir.
2. Pasien rewel.
3. Sesak nafas.
4. Kedinginan.

B. Data Obyektif
1. Tampak defek di luar abdomen.
2. Pasien sesak.
3. Cianosis.
4. Badan teraba dingin.

VII. Diagnosa Keperawatan yang mungkin timbul


Pre Operasi
1. Tidak efektifnya termoregulasi berhubungan dengan hilangnya panas akibat
intestine yang keluar.
2. Kurangnya volume cairan dalam tubuh berhubungan dengan status puasa
sekunder.
3. Cemas berhubungan dengan kurang informasi tentang kondisi dan tindakan
pembedahan yang akan dilakukan.
4. Potensial infeksi berhubungan dengan masuknya kuman melalui defek
abdomen yang berada di luar.

Post Operasi
1. Tidak efektifnya pola pernafasan berhubungan dengan peningkatan tekanan
intra abdomen akibat kembalinya defek / jaringan ke kapasitas peritoneal.

2
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN
PRE DAN POST OP. OMFALOKEL / GASTROSKISIS
Diagnosa Perawatan Tujuan /
No. Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkan
Pre Op. :
1. Tidak efektifnya Tujuan Jangka Panjang : 1. Kaji kestabilan suhu tubuh 1. Untuk mengetahui sejauh mana terjadi
termoregulasi berhubungan Termoregulasi kembali efektif. pasien. stress dingin, sebagai dasar untuk
dengan hilangnya panas menentukan intervensi.
akibat intestine yang Tujuan Jangka pendek :
keluar. Dalam waktu 3 x 60 menit : 2. Penurunan jumlah urine menunjukkan
 Pasien bebas dari stress 2. Kaji pengeluaran urine. adanya penurunan fungsi ginjal selama
Data Subjektif : dingin. periode stress dingin.
 Keluarga mengatakan  Badan teraba hangat.
badan pasien dingin.  Pasien tidak apnea. 3. Penurunan suhu tubuh menunjukkan
 Suhu : 36 – 37 C, Nadi : 3. Observasi tanda-tanda vital. adanya stress dingin.
Data Objektif : 120 – 130 x/menit,
 K/U pasien lemah. Pernafasan : 30 – 40 4. Mempertahankan lingkungan
 Badan teraba dingin. x/menit (tanda-tanda vital 4. Tidurkan pasien di dalam termonetral dan membantu mencegah
 Tampak intestine dalam batas normal). inkubator / ruangan yang terjadinya stress dingin.
keluar. hangat.
 Tanda-tanda vital : 5. Peningkatan suhu tubuh yang cepat
Suhu, Nadi, Pernafasan 5. Berikan penghangatan secara dapat menyebabkan konsumsi oksigen
(sesuai dengan data bertahap. yang berlebihan, dapat mengakibatkan
yang ditemukan). pasien apnea.

6. Beri tutup dengan doek steril 6. Mencegah hilangnya panas melalui


pada bagian intestine yang penguapan.
keluar.

7. Ganti pakaian atau linen 7. Menurunkan kehilangan panas melalui


tempat tidur bila basah. evaporasi.

8. Timbang berat badan setiap 8. Penambahan berat badan dapat


hari, bila memungkinkan. mempertahankan suhu tubuh.

3
Diagnosa Perawatan Tujuan /
No. Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkan
9. Libatkan keluarga untuk 9. Keterlibatan keluarga sebagai sistem
selalu menunggu pasien. pendukung dapat membantu dalam
proses pengobatan dan penyembuhan
pasien.
10. Kolaborasi medik dalam
pemberian cairan Dextrose. 10. Mencegah dehidrasi dan hypoglikemi.

11. Kolaborasi medik dalam


pemberian oksigen. 11. Memaksimalkan sediaan O2, mencegah
terjadinya apnea.
12. Kolaborasi medik dalam
pemberian Natrium 12. Untuk memperbaiki asidosis.
Bikarbonat.

2. Kurang volume cairan Tujuan Jangka Panjang :


dalam tubuh berhubungan Hidrasi dalam tubuh dapat 1. Kaji tanda-tanda dehidrasi. 1. Deteksi dini terjadinya dehidrasi
dengan status puasa sebagai dasar untuk menentukan pilihan
sekunder. dipertahankan. intervensi yang tepat.
2. Kaji jumlah pengeluaran
urine. 2. Penurunan jumlah urine menunjukkan
Data Subjektif :
adanya penurunan perfusi ginjal.
 Keluarga mengatakan Tujuan Jangka Pendek :
pasien tidak boleh Dalam waktu 3 x 60 menit :
3. Observasi tanda-tanda vital. 3. Untuk mengetahui perubahan keadaan
diberi minum.  K/U pasien membaik.
umum pasien.
 Membran mukosa lembab.
Data Objektif :  Turgor kulit elastis.
4. Observasi penurunan turgor 4. Menunjukkan kurangnya volume cairan
 K/U pasien lemah.  Berat badan sesuai dengan
kulit dan pengisian kapiler dalam tubuh / dehidrasi.
 Tampak membran umur.
yang lambat.
mukosa kering.  Suhu : 36 – 37 C, Nadi :
5. Untuk mengetahui keseimbangan cairan
 Turgor kulit anelastis. 120 – 130 x/menit,
5. Catat intake dan output. dalam tubuh.
 Berat badan : (sesuai Pernafasan : 30 – 40
dengan kondisi pasien). x/menit(atanda-tanda vital
6. Timbang BB tiap hari. 6. Untuk memantau keefektifan terapi.
dalam batas normal).

4
Diagnosa Perawatan Tujuan /
No. Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkan
 Tanda-tanda vital : 7. Libatkan keluarga untuk 7. Keterlibatan keluarga sebagai sistem
Suhu, Nadi, Pernafasan mendampingi pasien. pendukung dapat membantu dalam
(sesuai dengan data proses pengobatan dan penyembuhan
yang ditemukan). penyakit.
8. Kolaborasi medik dalam
pemberian cairan intravena. 8. Untuk mempertahankan keseimbangan
cairan dalam tubuh.
9. Kolaborasi medik dalam
pemberian nutrisi parenteral. 9. Memungkinkan sediaan nutrisi secara
intravena, karena secara oral tidak
10. Kolaborasi medik dalam memungkinkan.
pemberian antibiotik.
10. Efek obat antibiotik untuk mencegah
infeksi dan komplikasi lanjut.

3. Tujuan Jangka Panjang : 1. Kaji adanya tanda-tanda 1. Deteksi dini adanya infeksi sebagai
Potensial infeksi Infeksi tidak terjadi. infeksi. dasar untuk menentukan intervensi yang
berhubungan dengan tepat.
masuknya kuman melalui Tujuan Jangka Pendek :
defek abdomen yang Dalam waktu 3 x 24 jam : 2. Observasi tanda-tanda vital, 2. Peningkatan suhu tubuh merupakan
berada di luar.  K/U pasien membaik. khususnya suhu tubuh. salah satu gejala infeksi.
 Tidak terjadi nekrosis pada
isi abdomen. 3. Observasi perubahan warna 3. Menunjukkan adanya tanda-tanda
Data Subjektif :  Suhu : 36 – 37 C, Nadi : infeksi yang memerlukan penanganan
pada defek / jaringan
 (data sesuai dengan 120 – 130 x/menit, dengan segera.
abdomen, misalnya : warna
keluhan pasien / Pernafasan : 30 – 40 jaringan kehitaman.
keluarga yang x/menit (tanda-tanda vital
menunjang diagnosa dalam batas normal). 4. Gunakan doek steril / kassa 4. Meminimalkan resiko infeksi.
keperawatan)
steril untuk menutupi isi
abdomen yang keluar.
Data Objektif :
 K/U pasien lemah.
5. Gunakan tehnik steril pada 5. Mencegah kontaminasi dengan
 Tampak isi abdomen mikroorganisme.
saat memegang defek /
keluar.
jaringan.

5
Diagnosa Perawatan Tujuan /
No. Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkan
 Tanda-tanda vital : 6. Berikan larutan garam 6. Mencegah mengeringnya dinding
Suhu, Nadi, Pernafasan fisiologis untuk membasahi jaringan / defek.
(sesuai dengan data bagian isi abdomen yang
yang ditemukan). keluar.
 Hasil Laboratorium : 7. Pertisipasi keluarga dapat mencegah
Leukosit : (sesuai 7. Libatkan keluarga untuk kontaminasi dan pertumbuhan
dengan hasil menjaga personal hygiene mikroorganisme.
pemeriksaan). pasien.
8. Efek obat antibiotik dapat menekan
8. Kolaborasi medik dalam infeksi.
pemberian antibiotik.
4. Cemas keluarga Tujuan Jangka Panjang : 1. Kaji tingkat kecemasan 1. Mengidentifikasi sejauh mana
berhubungan dengan Cemas hilang. keluarga. kecemasan keluarga sebagai dasar untuk
kurang informasi tentang menentukan intervensi yang tepat.
kondisi dan tindakan Tujuan Jangka Pendek : 2. Observasi respon keluarga
pembedahan yang akan Dalam waktu 1x 24 jam : terhadap kondisi dan 2. Untuk mengetahui sejauh mana
dilakukan.  Keluarga mengatakan tindakan yang akan penerimaan keluarga terhadap kondidi
cemas berkurang. dilakukan. dan tindakan yang akan diberikan.
Data Subjektif :  Ekspresi wajah keluarga
 Keluarga mengatakan rileks. 3. Beri kesempatan pada 3. Pengungkapan perasaan secara terbuka
cemas dengan kondisi  Keluarga kooperatif keluarga untuk dapat mengurangi rasa cemas.
pasien. terhadap tindakan mengungkapkan
 Keluarga mengatakan pengobatan dan perawatan perasaannya. 4. Memudahkan pemahaman keluarga
takut dilakukan operasi pasien. tentang kondisi dan tindakan yang akan
terhadap pasien.  Keluarga mengerti tentang 4. Beri informasi tentang dilakukan pada pasien, sehingga
kondisi dan tindakan kondisi pasien secara jelas keluarga kooperatif.
Data Objektif : operasi yang akan dan dengan bahasa yang
 Keluarga tampak dilakukan pada pasien. sederhana. 5. Tindakan operasi perlu persiapan fisik
gelisah. dan mental yang akan mempengaruhi
 Ekspresi wajah 5. Siapkan kondisi pasien untuk proses penyembuhan.
keluarga tegang. dilakukan pembedahan.
6. Mengikutsertakan keluarga dalam
6. Libatkan keluarga dalam program perawatan yang dijalankan.
pengambilan keputusan dan
perencanaan perawatan pas.

6
Diagnosa Perawatan Tujuan /
No. Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkan
 Tampak keluarga 7. Kolaborasi medik dalam 7. Informasi yang jelas dan tepat dapat
bertanya tentang pemberian penjelasan tentang meningkatkan koping terhadap realitas.
kondisi dan rencana prosedur pembedahan yang
operasi pasien. akan dilakukan.
 Tampak keluarga sulit 8. Untuk memberikan rasa pasrah pada
untuk mengambil 8. Kolaborasi dengan bagian Tuhan dan keseimbangan mental dalam
keputusan terhadap Pastoral Care untuk mengikuti program pengobatan.
tindakan pengobatan pemberian pendampingan
yang akan diberikan. rohani pada pasien dan
keluarga.

Post Op. :

1. Tidak efektifnya pola Tujuan Jangka Panjang : 1. Kaji status pernafasan 1. Untuk mengetahui derajat distress
pernafasan berhubungan Pola nafas efektif. pasien, terutama frekuensi pernafasan.
dengan peningkatan dan kedalamannya.
tekanan intra abdomen Tujuan Jangka Pendek :
akibat kembalinya defek /Dalam waktu 1 x 60 menit : 2. Observasi tanda-tanda vital.
jaringan ke  K/U pasien membaik.
kapasitas 2. Untuk mengetahui perubahan keadaan
peritoneal.  Pasien tidak sianosis. umum pasien.
 Akral hangat. 3. Observasi warna kulit,
Data Subjektif :  Suhu : 36 – 37 C, Nadi : kelembaban, suhu dan masa 3. Warna kulit pucat, dingin, kulit lembab,
 Keluarga mengatakan 120 – 130 x/menit, pengisian kapiler. pengisian kapiler yang lambat,
pasien sesak. Pernafasan : 30 – 40 mencerminkan penurunan curah
x/menit (tanda-tanda vital jantung.
Data Objektif : dalam batas normal). 4. Beri posisi ekstensi pada
 K/U pasien lemah. kepala. 4. Memungkinkan ekspansi paru dan
 Pasien tampak sesak memudahkan untuk bernafas.
nafas.
 Tampak pasien 5. Berikan oksigen tambahan 5. Memaksimalkan sediaan O2 dalam
sianosis. sesuai indikasi. tubuh.

7
Diagnosa Perawatan Tujuan /
No. Rencana Tindakan Rasionalisasi
Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkan
 Akral teraba dingin. 6. Libatkan keluarga untuk 6. Keterlibatan keluarga sebagai system
 Tanda-tanda vital : mendampingi pasien. pendukung dapat membantu dalam
Suhu, Nadi, Pernafasan proses asuhan keperawatan yang akan
(sesuai dengan data diberikan, sehingga program
yang ditemukan). pengobatan dapat tercapai.
7. Kolaborasi medik dalam
pemberian oksigen. 7. Perbaikan kadar oksigen dapat
meningkatkan fungsi pernafasan.
8. Kolaborasi medik dalam
pemberian Natrium 8. Untuk memperbaiki asidosis.
bikarbonat.

9. Kolaborasi medik dalam 9. Meningkatkan aktivitas pusat


pemberian Aminophyllin. pernafasan dan menurunkan sensitifitas
terhadap karbon dioksida, menurunkan
frekuensi apnea.

8
9

Anda mungkin juga menyukai