Anda di halaman 1dari 11

VINDI ERYANDWI PUTRI (14/368613/FI/03982)

FITRIADI (14/368651/FI/03986)
NURINA ULFAH (14/368657/FI/03988)
SAEFUL BAKHRI (14/368659/FI/03990)
SYAHRIL ASWI(14/368682/FI/03994)
 Menurut Bapak Notonegoro arti dari sila
kelima yang abstrak umum universal
didasarkan pada pengertian hakikat adil. Hal
itu dikarenakan sila kelima merupakan suatu
tujuan keempat sila yang mendahuluinya dan
pandangannya tentang kefilsafatan
demokrasi yang meliputi demokrasi dan
ekonomi.
 Adil merupakan suatu kewajiban yang ada di
dalam hubungan masyarakat.
 Sifat adil harus lebih diutamakan dari pada
penuntutan hak.
 Keadilan sosial masyarakat, bangsa, dan
negara mengandung keadilan segitiga.
Keadilan bertaat
(legal)

Keadilan membagi Keadilan timbal balik


(distributif) (komulatif)
Distributif : masyarakat, bangsa, dan negara sebagai pihak yang
mempunyai wajib memenuhi hak terhadap warga-warganya.
Legal : warga-warga sebagai pihak yang mempunyai wajib memenuhi hak
terhadap masyarakat, bangsa, dan negara.
Komulatif : antara warga-warga, masyarakat, bangsa, dan negara
mempunyai keadilan sama-sama timbal balik.
Manusia harus mempunyai hubungan
hidup dengan sesama manusia dan
Tuhannya. Dengan demikian keadilan
dalam hubungan dengan Tuhan harus
dipenuhi.
Keadilan sosial juga menyatakan bahwa
nilai-nilai yang bersifat kodrat, moral,
ideal dan lain-lain yang bersifat religius
didasarkan oleh Firman Tuhan.
 Keadilan Sosial menjelaskan hubungan hidup dan
hubungan keadilan sesama manusia. Selain itu
didalamnya juga menjelaskan tentang keadilan
dalam hubungan dengan Tuhan, yaitu keadilan
religius, serta keadilan dalam hubungan hidup
terhadap diri sendiri atau keadilan pribadi agar
terlaksana penjelmaan segenap unsur hakikat
manusia dalam kesatuan monopluralis.
 Keadilan Sosial mempunyai bentuk perwujudan
yaitu sosialisme indonesia.
 Sosialisme Indonesia adalah perpaduan antara
unsur sosialisme, yaitu keadilan sosial dan
kesejahteraan dengan unsur kepribadian
indonesia, yaitu kekeluargaan dan gotong-
royong.
Hubungan keadilan tersebut menjelaskan
hubungan tentang kemanusiaan yaitu:
1. Hubungan terhadap diri sendiri.
2. Hubungan antara sesama manusia atau
kepentingan sosial.
3. Hubungan terhadap Tuhan atau kepentingan
relegius.
Pada alinea keempat pembukaan UUD 1945
menyebutkan bahwa dalam membentuk
suatu pemerintahan Negara Indonesia
bertujuan untuk melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Pada alinea ini menerangkan bahwa
keadilalan sosial bukan hanya milik indonesia
tetapi milik semua manusia. Artinya negara
indonesia mengatasi segala paham golongan
dan segala paham perseorangan yang
tujuannya untuk menciptakan keadilan.
 Memelihara kepentingan umum yang khusus tentang
kepentingan negara sendiri sebagai negara.
 Memelihara kepentingan bersama para warga negara yang
tidak dapat dilakukan oleh para warga sendiri.
 Memelihara kepentingan bersama warga negara
perseorangan yang tidak dapat seluruhnya dapat
dilakukan oleh para warga negara sendiri dalam
bentukbantuan dari negara.
 Memelihara kepentingan warga negara yang tidak dapat
seluruhnya diselenggarakanoleh warga negara sendiri
dalam bentuk bantuan negara.
 Melindungi suku bangsa, golongan warga negara,
keluarga, dan warga negara perorangan.
 Harus ada kesejahteraan dan martabat kehidupan tinggi
bagi setiap suku bangsa, dan warga negara perorangan.
 Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia mengandung cita-cita kemanusian yang
memenuhi hakikat adil. Sila tersebut unsur-
unsurnya dapat dikembalikan kepada sifat kodrat
monodualis manusia, yaitu sifat perseorangan
dan makhluk sosial dalam keseimbangan yang
dinamis.
 Hakikat adil adalah dipenuhinya segala sesuatu
yang telah menjadi hak di dalam hidup bersama.
Sebagai sifat hubungan antara satu orang dengan
pihak lain, maka keadilan mengakibatkan bahwa
suatu kewajiban untuk memenuhi setiap hak
dalam hubungan antara pihak satu dengan pihak
lain.
 Sila kelima berkaitan dengan aktualisasi
pemerataan pendidikan di Indonesia.
Berdasarkan pada bab XIII mengenai
pendidikan dan kebudayaan dalam UUD 1945,
pasal 31 ayat 1 menyatakan, “setiap warga
negara berhak mendapatkan pendidikan”.

Anda mungkin juga menyukai