Anda di halaman 1dari 15

Menghargai Persamaan Kedudukan Warga Negara

Dalamm kebhidupan bermasyarakat, kedudukan setiap warga negara adalah sama, yaitu menjadi
anggota yang memiliki hak dan kewajiban tanpa harus dibeda-bedakan.
Menghargai persamaan kedudukan dapat menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia.
Menghargai persamaan kedudukan dapat menumbuhkan dan mengembangkan sikap tegang rasa dan
tepo seliro. Sikap tegang rasa dapat diartikan sebagai sikap menghargai dan menghormati perasaan
orang lain, sedangkan sikap tepo seliro berarti merasakan perasaan atau beban pikiran orang lain
sehingga tidak menyinggung perasaan orang lain.

a. Pembukaan UUD 1945


Pada alinea pembukaan UUD 1945 disebutkan bawa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala
bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan
perikemanusian dan perikeadilan. Kalimat tersebut mengandung makna adanya pengakuan jaminan
persamaan hidup bagi bangsa beradab mana pun di dunia, karena tak satu pun bangsa yang mau di jajah
oleh bangsa lain.
Dalam alinea ke- 4 Pembukaan UUD 1945, dinyatakan: “……….. Negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social, …… Kalimat “melindungi segenap bangsa dan
seluruh tumpah darah Indonesia” . Jadi, jelaslah bahwa perial jaminan persamaan hidup di
Indonesiasecara konstitusional termaktub di dalam pembukaan UUD 1945. Jaminan persamaan
kehidupan telah secara eksplisit dinyatakan untuk selanjutnya diimplementasikan kedalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

b. Sila-sila Pancasila
Pengakuan jaminan persamaan hidup dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di
Indonesia juga telah dirumuskan secara fisolofis dalam dasar Negara Pancasila melalui sila-sila Pancasila
sebagai berikut :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

Bahwa segala agama dan kepercayaan yang beradab di Indonesiaterpusat pada Ketuhanan Yang Maha
Esa. Oleh sebab itu, makna utama dalam sila pertama ini yaitu adanya pengakuan persamaan jaminan
hidup bagi warga Negara Indonesia untuk beragama dan melaksanakan ajaran agamanya sesuai dengan
keyakinan mesing-masing.
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

Menunjukan ekspresi bangsa Indonesia yang mempunyai keinginan kuat bahwa dalam aspek-aspek
hubungan antar manusia adanya jaminan persamaan hidup dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, berdasrkan moralitas yang adil dan beradab.

3. Persatuan Indonesia

Dengan dasar persatuan dan kesatuan Indonesia, maka setiap bangsa Indonesia mampu meletakan
kepentingan diri sendiri dan golongan.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan


Merupakan keinginan hidup berbangsa dan bernegara yang demokratis baik dalam arti formal maupun
material berdasarkan dalam permusyawaratn / perwakilan. Ketuhanan Yang Maha Esa dan moralitas
kemanusiaan yang adil dan beradab dengan senantiasa menjunjung tinggi persatuam dan kesatuan
bangsa.

5. Keadilan sosial bagi seluruhrakyat Indonesia

Dimaksudkan dalam rangka pengaturan hubungan manusia dalam kehidupan bermasyarakat,


berbangsa, dan bernegara untuk mencapai masyarakat adil dan makmur, material maupun spiritual.
c. UUD 1945 dan Peraturan Perundangan Lainnya

Bila memperhatikan komitmen bangsa Indonesia dalam penyelenggaraan Negara yang ingin
mewujudkan “jaminan persamaan hidup” dalam kehidupan bermasyarakn, berbangsa, danbernegara,
sudah sangat jelas bahwa hal tersebut ingin segera diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pasal 27 ayat (1) sampai ayat (3) prinsipnya mengatur tentang Kedudukan warga negara , Penghidupan dan pembelaan terhadap negara.
Warga negara adalah sama kedudukannya, hak dan kewajibannya. Setiap individu mendapat perlakuan yang sama dari negara. Ketentuan
ini secara tegas termuat dalam konstitusi tertinggi kita, yaitu UUD 1945 Bab X sampai Bab XIV pasal 27 sampai pasal 34. berikut ini
dijelaskan secara lebih rinci terntang persamaan kedudukan warga negara, dalam berbagai bidang kehidupan.
1. Persamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintah
Pasal 27 ayat (1) menyatakan bahwa “segala warga negara bersamaan kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.” Pasal ini juga memperlihatkan kepada kita adanya kepedulian
adanya hak asasi dalam bidang hukum dan politik.
2. Persamaan atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan (ekonomi)
Pasal 27 ayat (2) menyatakan bahwa “tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.” Pasal
ini memencarkan persamaan akan keadilan sosial dan kerakyatan. Ini berarti hak asasi ekonomi warga negara dijamin dan diatur
pelaksanaanya.
3. Persamaan dalam hal kemerdekaan berserikat dan berkumpul (politik)
Pasal 28 E ayat (3) menetapkan warga negara dan setiap orang untuk berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat. Pasal ini
mencerminkan bahwa negara Indonesia bersifat demokratis dan memberi kebebasan yang bertanggung jawab bagi setiap warga negaranya
untuk melaksanakan hak dan kewajibannya dalam bidang politik.
4. Persamaan dalam HAM
Dalam Bab X A tentang hak asai manusia dijelaskan secara tertulis bahwa negara memberikan dan mengakui persamaan setiap warga
negara dalam menjalankan HAM. Mekanisme pelaksanaan HAM secara jelas ditetapkan melalui pasal 28 A sampai dengan pasal 28 J.
5. Persamaan dalam agama
Pasal 29 ayat (2) UUD 1945 menyatakan bahwa “negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.” Berdasar pasal ini tersurat jelas bahwa begara menjamin
persamaan setiap penduduk untuk memeluk agama sesuai dengan keinginannya. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME dijalankan
tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
6. Persamaan dalam upaya pembelaan negara
Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 menyatakan bahwa “setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.” Lebih
lanjut, pasal 30 UUD 1945 memuat ketentuan pertahanan dan keamanan negara. Kedua pasal tersebut secara jelas dapat kita ketahui
bahwa negara memberikan kesempatan yang sama kepada setiap warga negara yang ingin membela Indonesia.
7. Pesamaan dalam bidang pendidikan dan kebudayaan
Pasal 31 dan 32 UUD 1945 menyatakan bahwa setiap warga negara mempunyai hak dan kedudukan yang sama dalam masalah pendidikan
dan kebudayaan. Kedua pasal ini menunjukan bahwa begitu konsen dan peduli terhadap pendidikan dan kebudayaan warga negara
Indonesia. Setiap warga negara mendapat porsi yang sama dalam kedua masalah ini.
8. Persamaan dalam perekonomian dan kesejahteraan sosial
Persamaan kedudukan warga negara dalam perekonomian dan kesejahteraan diatur dalam Bab XIV pasal 33 dan 34. pasal 33 mengatur
masalah perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasar atas asas kekeluargaan dengan prinsip demokrasi ekonomi untuk
kemakmuran rakyat secara keseluruhan. Selanjutnya pasal 34 memuat ketentuan tentang kesejahteraan sosial dan jaminan sosial diman
fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara (pasal 1) dan negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak (pasal 3).
Menghargai Persamaan Kedudukan Warga Negara di Indonesia
Dalam NKRI, semua warga negar mempunyai kedudukan yang sama dalam bidang ekonomi, politik, hukum, sosial, budaya, agama dan
pertahanan keamanan.
Berikut ini dijelaskan lebih lanjut wujud persamaan kedudukan warga negara di indonesia dalam berbagai bidang kehidupan.
1. Bidang ekonomi
Setiap individu memiliki kesamaan untuk melakukan usaha ekonomi seperti berdagang, bertani, berkebun, menjual jasa, dsb. Untuk
memenuhi dan meningkatkan taraf hidupnya.
2. Bidang budaya
Setiap warga negara mempunyai kesamaan hak dalam mengembangkan seni, misalnya berkreasi dalam seni tari, seni lukisseni musik seni
pahat seni bangunan dsb.
3. Bidang politik
Setiap orang memiliki hak politik yang sama, yakni individu berhak memilih, menjadi anggota salah satu partai, atau mendirikan partai politik.
4. Bidang hukum setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama, yakni berhak untuk mengadakan pembelaan, penuntutan, berperkara
di depan pengadilan, dsb.
5. Bidang agama setiap warga negara di berikan kedudukan yang sama dalam memeluk agama, menjalankan ibadah dan ritual
keagamaannya, berpindah agama ataupun belajar tentang agama tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.

Kedudukan Warga Negara di Indonesia


Dalam sistem kewarganegaraan di Indonesia, Kedudukan warga negara pada dasarnya adalahsebagai
pilar terwujudnya Negara. Sebagai sebuah negara yang berdaulat dan merdeka Indonesiamempunyai
kedudukan yang sama dengan negara lain di dunia, pada dasarnya kedudukan warganegara bagi negara
Indonesia diwujudkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan tentangkewarganegaraan, yaitu :

1. UUD 1945
Dalam konteks UUD 1945, Kedudukan warga negara dan penduduk diatur dalam pasal 26 yaitu :
1.Yang menjadi warga negara ialah orang-orang warga Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan dengan UU sebagai warga negara.
2.Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang tinggal di Indonesai.
3.Hal-hal mengenai warga negara penduduk di atur dengan UU.
2.UU No. 3 tahun 1946
Undang-undang No.3 ialah tentang warga negara dan penduduk negara adalah peraturan
derivasidibawah dibawah UU 1945 yang digunakan untuk menegakan kedudukan Negara RI
denganwarga negaranya dan kedudukan penduduk negara RI.

3.UU No. 62 tahun 1958


UU No.62 tahun 1958 merupakan penyempurnaan dari UU tentang kewarga negaraan yangterdahulu. UU
No. 62 tahun 1958 tenang kewarganegaraan RI merupakan produk hukumderivasi dari pasal 5 dan 144
UUD RI 1950 yang sampai saat ini masih berlaku dan tetapdigunakan sebagai sumber hakum yang
mengatur masalah kewarganegaraan di Indonesai setelahkurang lebih 48 tahun berlaku, dan saat ini
dinilai sudah tidak sesuai lagi. Pernasalahankewarganegaraan yang semakin kompleks ternyata tidak
mampu ditampung oleh undang-undangini.

4.UU No.12 tahun 2006


RUU Kewarganegaraan yang baru ini memuat beberapa subtansi dasar yang lebih revolusioner
dan aspiratif, seperti :
1.Siapa yang mnjadi warga negara Indonesia
2.Syarat dan tata cara memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia
3.Kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
4.Syarat dan tata cara memperoleh kembali kewarganegaraan Republik Indonesia
5.Ketentuan pidana

Persamaan Kedudukan Warga Negara Indonesia


Warga negara adalah sama kedudukannya, hak dan kewajibannya. Setiap individu mendapatperlakuan
yang sama dari negara. Ketentuan ini secara tegas termuat dalam konstitusi tertinggikita, yaitu UUD 1945
Bab X sampai Bab XIV pasal 27 sampai pasal 34. berikut ini dijelaskansecara lebih rinci terntang
persamaan kedudukan warga negara, dalam berbagai bidang kehidupan.
1.Persamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintah
Pasal 27 ayat (1) menyatakan bahwa “segala warga negara bersamaan kedudukannya didalamhukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak adakecualinya.” Pasal
ini juga memperlihatkan kepada kita adanya kepedulian adanya hak asasidalam bidang hukum dan
politik.

2.Persamaan atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan(ekonomi)


Pasal 27 ayat (2) menyatakan bahwa “tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan danpenghidupan yang
layak bagi kemanusiaan.” Pasal ini memencarkan persamaan akan keadilansosial dan kerakyatan. Ini
berarti hak asasi ekonomi warga negara dijamin dan diaturpelaksanaanya.

3.Persamaan dalam hal kemerdekaan berserikat dan berkumpul (politik)


Pasal 28 E ayat (3) menetapkan warga negara dan setiap orang untuk berserikat, berkumpul,
danmengeluarkan pendapat. Pasal ini mencerminkan bahwa negara Indonesia bersifat demokratisdan
memberi kebebasan yang bertanggung jawab bagi setiap warga negaranya untukmelaksanakan hak dan
kewajibannya dalam bidang politik.

4.Persamaan dalam HAM


Dalam Bab X A tentang hak asai manusia dijelaskan secara tertulis bahwa negara memberikandan
mengakui persamaan setiap warga negara dalam menjalankan HAM. Mekanismepelaksanaan HAM
secara jelas ditetapkan melalui pasal 28 A sampai dengan pasal 28 J.

5.Persamaan dalam agama


Pasal 29 ayat (2) UUD 1945 menyatakan bahwa “negara menjamin kemerdekaan tiap-tiappenduduk
untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dankepercayaannya
itu.” Berdasar pasal ini tersurat jelas bahwa begara menjamin persamaan setiappenduduk untuk
memeluk agama sesuai dengan keinginannya. Agama dan kepercayaan terhadapTuhan YME dijalankan
tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

6.Persamaan dalam upaya pembelaan negara


Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 menyatakan bahwa “setiap warga negara berhak dan wajib ikutserta dalam
upaya pembelaan negara.” Lebih lanjut, pasal 30 UUD 1945 memuat ketentuanpertahanan dan keamanan
negara. Kedua pasal tersebut secara jelas dapat kita ketahui bahwanegara memberikan kesempatan yang
sama kepada setiap warga negara yang ingin membelaIndonesia.

7.Pesamaan dalam bidang pendidikan dan kebudayaan


Pasal 31 dan 32 UUD 1945 menyatakan bahwa setiap warga negara mempunyai hak dankedudukan yang
sama dalam masalah pendidikan dan kebudayaan. Kedua pasal ini menunjukanbahwa begitu konsen dan
peduli terhadap pendidikan dan kebudayaan warga negara Indonesia.Setiap warga negara mendapat
porsi yang sama dalam kedua masalah ini.

8.Persamaan dalam perekonomian dan kesejahteraan sosial


Persamaan kedudukan warga negara dalam perekonomian dan kesejahteraan diatur dalam BabXIV pasal
33 dan 34. pasal 33 mengatur masalah perekonomian nasional yang diselenggarakanberdasar atas asas
kekeluargaan dengan prinsip demokrasi ekonomi untuk kemakmuran rakyatsecara keseluruhan.
Selanjutnya pasal 34 memuat ketentuan tentang kesejahteraan sosial danjaminan sosial diman fakir
miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara (pasal 1) dannegara bertanggung jawab atas
penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayananumum yang layak (pasal 3).

Menghargai Persamaan Kedudukan Warga Negara di Indonesia


Dalam NKRI, semua warga negar mempunyai kedudukan yang sama dalam bidang ekonomi,
politik, hukum, sosial, budaya, agama dan pertahanan keamanan.
Berikut ini dijelaskan lebih lanjut wujud persamaan kedudukan warga negara di indonesia dalam
berbagai bidang kehidupan.
1.Bidang ekonomi
Setiap individu memiliki kesamaan untuk melakukan usaha ekonomi seperti berdagang,bertani,
berkebun, menjual jasa, dsb. Untuk memenuhi dan meningkatkan taraf hidupnya.

2.Bidang budaya
Setiap warga negara mempunyai kesamaan hak dalam mengembangkan seni, misalnya
berkreasi dalam seni tari, seni lukisseni musik seni pahat seni bangunan dsb.
3.Bidang politik
Setiap orang memiliki hak politik yang sama, yakni individu berhak memilih, menjadi
anggota salah satu partai, atau mendirikan partai politik.
4.Bidang hukum setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama, yakni berhak untuk
mengadakan pembelaan, penuntutan, berperkara di depan pengadilan, dsb.
5.Bidang agama setiap warga negara di berikan kedudukan yang sama dalam memeluk
agama, menjalankan ibadah dan ritual keagamaannya, berpindah agama ataupun belajar
tentang agama tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.
Sebagai warga negara yang baik serta guna terwujudnya persamaan harkat dan martabatwarga negara
sebagai manusia, secara bersama-sama kita wajib saling menghargai ,menghormati prinsip persamaan
kedudukan sesama warga negara.

BERBAGAI ASPEK PERSAMAAN KEDUDUKAN SETIAP WARGA NEGARA


1. Aspek kehidupan Ideologi: yaitu terkai dengan dasar negara/ideologi negara Indonesia yaitu Pancasila. Setiap warga negara
berkewajiban untuk mendukung dan meyakini kebenaran serta mengamalkan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
2. Aspek kehidupan Politik: sebagaimana yang diatur dalam UUD 1945 pasal : 27 ayat (1); 28; 28 D ayat (1); 28 D ayat (3); 28 E ayat
(3)
3. Aspek kehidupan Sosial: sebagaimana yang diatur dalam UUD 1945 pasal : 27 ayat (2); 28 H; 28 I; 34.
4. Aspek Ekonomi : sebagaimana yang diatur dalan UUD 1945 pasal : 33.
5. Aspek Pertahanan dan keamanan : sebagaimana yang diatur dalan UUD 1945 pasal : 27 ayat (3); 30 ayat (1).
6. Aspek pendidikan dan kebudayaan : sebagaiman yang diatur dalam UUD 1945 pasal : 28 E; 31; 32.
7. Aspek kehidupan beragama : sebagaimana yang diatur dalam UUD 1945 pasal : 29.

MENGHARGAI PERSAMAAN KEDUDUKAN WARGA NEGARA TANPA


MEMBEDAKAN SARA
Menghargai persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan ras, agama, gender, golongan, budaya dan suku.

Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman suku bangsa, agama, ras, dan budaya. Berikut ini akan dijelaskan mengenai keanekaragaman
tersebut.

1. Suku bangsa
Suku bangsa merupakan kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari kesatuan sosial lain berdasarkan kesadaran akan identitas budaya, khususnya
bahasa. Indonesia memiliki beraneka ragam suku bangsa yang tersebar dari sabang hingga merauke yang disebut dengan istilah nusantara.
Tiap – tiap suku memiliki ciri budaya dan bahasa yang berbeda – beda namun mereka disatukan dengan semboyan “bhineka tunggal ika, hal tersebut
menunjukkan bahwa bangsa indonesia mengakui persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan suku bangsa, karena semua suku bangsa yang
ada di indonesia adalah satu yaitu dalam kesatuan NKRI. Untuk menyatukan suku bangsa yang sangat majemuk tersebut perlu dibangun tumbuhny rasa
kesadaran nasional. Karena kesadaran nasional merupakan hal yang paling besar dalam menyatukan bangsa indonesia ini.

2. Agama
Indonesia bukanlah negara agama, namun bangsa indonesia merupakan bangsa beragama. Hal tersebut dapat kita buktikan dari sejarah pembentukan
bangsa indonesia. Dan kemudian tercermin dalam dasar negara dan ideologi negara Pancasila di mana dalam sila yang pertama disebutkan “ketuhanan
yang maha esa” selain itu dalam pembukaan UUD 45 juga disebutkan “dengan rahmat tuhan yang maha esa dan dengan didorong oleh keinginan luhur....”.
hal tersebut membuktikan bahwa bangsa indonesia adalah bangsa yang beragama.

3. Kebudayaan
Kebudayaan diartikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan besarta
pengalamannya dan dijadikan pedoman tingkah laku serta amal perbuatan.
Dalam hidup berbangsa dan bernegara, kebudayaan daerah menjadi kerangka dasar ayng saling berintegrasi menuju kesatuan budaya bangsa atau disebut
budaya nasional. Adapun kebudayaan menjadi kerangka dasar untuk mewujudkan integrasi bangsa atau nasional yang kuat dan tangguh, integrasi nasional
sendiri diartikan sebgagai prosses penyatuan berbagai kelompok sosial budaya ke dalam kesatuan wilayah dan pembetukan suatu identitas nasional.

4. Ras
Menurut Koentjaningrat, ras merupakan suatu golongan manusia yang menunjukkan berbagai ciri tubuh tertentu dengan frekuensi yang besar.
Indonesia merupakan negara yang terdiri dari beberapa ras, yaitu Malaya Mongoloid yang sebagian besar tinggal di Jawa, ras Negroid yang tinggal di
Papua, serta ras Veddoid yang tinggal di Sulawesi Selatan.
Keanekaragaman ras menjadi salah satu kekayaan bangsa indonesia dan harus disikapi dengan arif bijaksana, karena perbedaan ras sering kali menjadi
benih – benih konflik jika tidak disikapi secara bijaksana. Hal mendasar yang harus diingat adalah bahwa setiap ras memiliki kedudukan yang sama.

5. Gender
Gender merupakan pembedaan pria dan wanita dalam aspek budaya. Pembedaan ini lahir dari proses sosialisasi (penanaman nilai-nilai) yang terjadi dalam
masyarakat yang dipengaruhi oleh beberapa adanya asumsi yang berkebag di dalamnya.
Seiring dengan perkembangan zaman, lahir keinginan kuat untuk menyamakan kedudukan antara pria dan wanita. Hak-hak wanita yang selama ini
dianggap membelenggu mulai dikendurkan sehingga wanita memiliki hak yang sama dengan pria.
Sebagai negara yang multikultural, tiap warga negara harus memiliki kesadaran akan pentingya mengenai kedudukan warga negara tanpa membedakan ras.
Agama, gender, golongan, budaya, maupun suku. Hal tersebut dapat dilakukan dengan adanya toleransi dan empati serta menghilangkan segala bentuk
diskriminasi sehingga tercipta multikulturalisme.
Toleranasi adalah sikap menghargai, (membiarkan, membolehkan), pendirian (pendapat, pandangan,kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya)
yang berbeda atau berlainan dengan pendirian sendiri. Kunci dari toleransi adalah penghargaan terhadap perbedaan yang ada sehingga toleransi sosial
dimaknai sebagai sikap yang menghargai perbedaan sosial yang terdapat dalam masyarakat baik ras, agama, gender, golongan, budaya mupun suku.
Sebagai bentuk penghargaan terhadap penghargaan hak dan kedudukan yang dimiliki oleh setiap orang atau warga negara.

Adapun empati adalah kedaan mental yang membuat seseorang turut merasakan perasaan, pikiran, atau keadan orang atu kelompok lain. Dengan empati,
seseorang berusaha memahami perbedaan kelompok yang berbeda. Dengan demikian diharapkan setiap warga negara akan berpiir ulang jika akan terjadi
pada dirinya sehingga hal tersebut tidaj terjadi.

Sedangkan yang dimaksud dengan diskriminasi adalah tindakan yang tidak adil terhadap seseorang atau sekelopok orang, akibat adanya karakteristik
tertentu dalam seseorang atau sekelompok orang tersebut. Karakteristik tersebut dapat berupa ras, agama, budaya, golongan, suku, maupun status sosial dan
ekonomi seseorang.

Tindakan diskriminatif merupakan tindakan yang tidak dibenarkan, karena hal tersebut sama artinya dengan tidak menghargai hak asasi orang lain,
meskipu orang tersebut berbeda dengan kita.

Apabila seluruh waga dapat menerapkan sikap toleransi, empati, dan menghilangkan segala betuk diskriminasi maka akan terciptalah multikulturalisme,
yaitu kebijakan publik yang mendorong seluruh kelompok budaya dalam masyarakat untuk bersedia dan menerima berinteraksi dengan kelompok lain
secara sederajat, tanpa memerlukan perbedaan ras, agama,budaya, golongan, etnik, dan gender. Seain itu, aparat pemerintah juga harus memberikan teladan
dalam mewujudkan tegaknya prinsip persamaan kedudukan warga negara dengan penciptaan dan penerapan hukum secara konsisten sebagaimana yang
amanatkan konstitusi.

Selain hal-hal diatas, dala rangka menghargai persamaan kedudukan bagi setiap warga negara perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Regulasi yang dilakukan oleh lembaga legislatif maupun eksekutif
2. Sosialisasi atas peraturan dan kebijaksanaan yang telah dibuat agar masyarakat mengetahui dan merasa dilibatkan dalam pelaksanaan kehidupan
berbangsa dan benegara, hingga rakyatpun turut berpartisipasi.
3. Implementsi suatu kebijakan atau aturan yang profesional dan sesuai dengan apa yang talah ditetapkan
4. Adanya pembelajaran bagi mansyarakat atas pentingnya kesadaran hukum dan tertib hukum maupun segala peraturan birokrasi yang berlaku.
5. Penanaman nilai-nilai dan keteladanan melalui pembelahjaran yang berkelanjutan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.
6. Adanya kesiapan dan langkah-langkah antisipasi terhadap potensi-potensi konflik yang disebabkan oleh adanya perbedaan ras, golongan, agama,
budaya, dan suku bangsa.

CONTOH PERILAKU YANG MENAMPILKAN PERSAMAAN KEDUDUKAN WARGA NEGARA.


1. Dalam bidan hukum : setiap orang yang menjadi terdakwa berhak mendapatkan bantuan hukum
2. Dalam bidang Pemerintah : setiap orang berhak untuk mendaftarkan diri menjadi pegawai negeri
3. Dalam bidang politik : setiap orang berhak untuk menyampaikan pendapat.
4. Dalam bidang ekonomi : setiap orang berhak untuk berusaha dan mendapatkan pekerjaan
5. Dalam bidan sosial budaya : setiap orang berhak mengembangkan kebudayaan,
6 Dalam bidang pertahanan dan keamanan : setiap orang berhak untuk mengikuti pendidikan militer.
A. Persamaan Kedudukan Warga Negara
Dalam negara demokrasi, persamaan kedudukan warga negara amat penting. Karena hal itu merupakan
prasyarat atau fondasi bagi berlangsungnya demokrasi. Tanpa adanya persamaan kedudukan warga
negara, maka mustahil ada demokrasi. Itulah sebabnya di negara-negara demokrasi, hal persamaan
kedudukan warga negara diatur secara eksplisit dalam konstitusi. UUD 1945 pun mengatur secara
eksplisit mengenai hal ini.
Dalam bahasa ilmu politik, persamaan kedudukan warga negara biasa disebut dengan istilah ‘persamaan
politik’ (poticial equality). Persamaan politik dapat didefinisikan sebagai keadaan di mana setiap
anggota masyarakat memiliki kesempatan yang sama sebagaimana yang lainnya untuk berpatisipasi
dalam proses pembuatan keputusan politik negara (Ranney, 1982:280).
Demikianlah, penekanan prinsip persamaan politik adalah persamaan kesempatan untuk berpatisipasi,
bukan persamaan partisipasi nyata warga masyarakat. Sebab, pertisipasi nyata warga masyarakat yang
satu dengan yang lain tentu saja berbeda, tergantung pada kemampuan dan kemauan untuk
berpatisipasi masing-masing pihak. Namun, berbagai perbedaan tersebut tidak boleh menjadi alasan
adanya perbedaan dalam hal kesempatan untuk ikut-serta dalam proses pembuatan keputusan politik,
harus mempunyai kedudukan sama; dalam arti, mereka harus diberi kesempatan yang sama untuk ikut-
serta/berpatisipasi menentukan jalannya kehidupan negara. Itulah prinsip mendasar demokrasi.
Dalam hal ini, baik kiranya kita catat dua makna prinsip persamaan menurut Harold J. Laski.
Menurutnya, prinsip persamaan kedudukan warga negara memiliki dua dimensi, yaitu:
· Tidak adanya keistimewaan khusus; dan
· Kesempatan yang sama diberikan kepada setiap orang.
Sebagai warga negara Indonesia kita memiliki hak dan kewajiban. Hak dan kewajiban warga negara
Indonesia dijamin oleh UUD 1945. Jaminan yang diberikan oleh UUD 1945 menjadi landasan bagi kita
untuk menjalankan hak dan kewajiban dalam lingkup kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Selain itu, warga negara Indonesia memiliki persamaan kedudukan. Bagaimana hakikat
persamaan kedudukan warga negara? Dalam hal apa sajakah persamaan kedudukan warga negara?
Mari kita simak uraiannya berikut ini.
1. Hakikat Persamaan Kedudukan Warga Negara
Sebagai manusia dan warga negara kita memiliki hak asasi. Hak asasi tersebut tidak dapat dicabut atau
dihilangkan oleh siapa pun. Hak ini tidak dapat dipisahkan dari manusia karena hak tersebut telah
melekat dan ada pada diri manusia karena ia adalah manusia. Secara garis besar, hak asasi manusia
meliputi hak hidup, hak persamaan, dan hak kemerdekaan. Hak-hak tersebut selanjutnya
berkembangsesuai dengan teingkat kemajuan dan kebudayaan Indonesia. Manusia mempunyai
kedudukan sebagai subjek mertabat, derajat, hak, dan kewajiban.
Dari uraian diatas dapat kira pahami bahwa hakikat persamaan kedudukan warga negara sebagai
berikut.
a. Persamaan sebagai subjek dalam negara.
b. Persamaan sebagai manusia yang memiliki harkat, martabat, derajat, hak, dan kewajiban yang sama.
c. Persamaan sebagai manusia yang memiliki harga diri.

2. Landasan Hukum Persamaan Kedudukan Warga Negara


a. Landasan ideal. Landasan ideal persamaan kedudukan warga negara adalah Pancasila sebagai dasar
negara yang terdiri atas lima sila.
b. Landasan konstitusional adalah UUD yang menjamin persamaan kedudukan dan batang tubuh atau
pasal-pasal UUD 1945, yaitu pasal 27-34
c. Landasan operasional, meliputi :
1) UU No 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara;
2) UU No 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman;
3) UU No 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia; dan
4) UU No 27 Tahun 2009 tentang Pemilu Anggota MPR,DPR,DPD, dan DPRD.
5) UU No 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas UU No 2 tahun 2008 tentang Partai Politik.
3. Alasan Perlunya Prinsip Persamaan Kedudukan Warga Negara
Menurut Franz Magnis-Suseno (1982:115), gagasan tentang prinsip persamaan kedudukan warga
negara muncul sebagai respons atas bentuk masyarakat feodal dalam sejarah kenegaraan Eropa abad
ke-16.
Pendek kata, prinsip ketidaksamaan kedudukan warga negara dalam masyarakat feodal Eropa ketika itu
menjadikan kekuasaan antarwarga masyarakat tampil secara kasar, sepenuhnya tidak manusiawi. Si
kuat senantiasa menjadi serigala bagi si lemah (homo homini lupus).
Karena itulah, muncul upaya untuk membuat agar kekuasaan tidak berpihak kepada si kuat. Melainkan,
kekuasaan dibuat sedemikian rupa agar menjadi lebih manusiawi, dalam arti mampu memberikan
keadilan. Hal itu dilakukan dengan cara: menciptakan hukum berdasarkan prinsip persamaan, sehingga
perbedaan antara si kuat dan si lemah tidak operatif, terutama dalam urusan-urusan yang paling
penting.
Itulah inti dari prinsip persamaan. Melalui prinsip tersebut, hukum dibuat untuk menjamin suatu
kedudukan dasar yang sama bagi semua anggota masyarakat dalam merealisasikan harapan hidup
mereka.
Secara lebih rinci, Robert A Dahl (2001) mengemukakan dua alasan utama mengapa prinsip persamaan
kedudukan warga negara itu penting. Kedua alasan itu adalah sebagai berikut:
a. Secara intrinsil semua manusia memang diciptakan sama, yaitu bahwa mereka dikaruniai oleh Sang
Pencipta dengan hak-hak asasi.
b. Setiap orang dewasa yang tuduk pasa hukum suatu negara seharusnya dianggap cukup memenuhi
syarat untuk dapat terlibat (berpatisipasi) dalam proses demokratis pemerintahan negara itu.
Lebih lanjut menurut Dahl, alasan intrinsik bahwa semua manusia diciptakan sama dan dikaruniai oleh
Sang Pencipta dengan hak-hak asasi bukanlah gagasan yang mengada-ada. Pandangan itu memiliki dasar
argumentasi kuat. Dasar argumentasi tersebut bertolak dari kenyataan-kenyataan berikut:
· Prinsip persamaan intrinsik itu sesuai dengan kepercayaan etika yang paling fundamental yang
diterima oleh banyak orang di seluruh dunia. Ajaran agama-agama besar di dunia menerima prinsip
tersebut (alasan etika);
· Kebalikan dari prinsip persamaan intrinsik, pernyataan bahwa saya atau kelompok saya lebih unggul
daripada orang lain atau kelompok lain tidak memadai apabila digunakan sebagai dasar untuk
memerintah negara;
· Prinsip persamaan intrinsik memungkinkan orang bertindak bijaksana dalam melaksanakan
pemerintahan. Sebaliknya, prinsip bahwa saya atau kelompok saya lebih unggul dariapada orang lain
atau kelompok lain tidak mungkin membuat orang bertindak bijaksana dalam memerintah (alasan
kebijaksanaan);
· Prinsip persamaan intrinsik lebih mungin diterima oleh orang banyak. Sebaliknya, prinsip bahwa saya
atau kelompok saya lebih unggul daripada orang lain atau kelompok lain pasti akan ditolak banyak orang
(alasan penerimaan/akseptabilitas).
Berikutnya, alasan bahwa setiap orang dewasa yang tunduk pada hukum suatu negara seharusnya
dianggap cukup memenuhi syarat untuk dapat terlibat (berpatisipasi) dalam proses demokratis
pemerintahan negara. Menurut Dahl, alasan tersebut layak diterima setidaknya karena dua
pertimbangan:
1) Klaim ekslusif bahwa hanya kelompok tertentu (orang-orang ahli) saja yang benar-benar dapat
menjalankan pemerintahan dengan baik tidak pernah terbukti dalam sejarah. Sejarah menunjukkan,
orang-orang ahli ketika memerintah tanpa kontrol secara memadai akhirnya jatuh lalim juga. Kenyataan
ini menunjukkan bahwa di antara orang dewasa tidak ada orang-orang yang pasti lebih memenuhi
syarat daripada yang lainnya untuk dapat memerintah sehingga mereka begitu saja diberikan otoritas
secara lengkap dan menentukan pemerintahan suaau negara (alasan kemampuan warga negara untuk
memerintah).
2) Jika suara/pendapat seseorang dianggap sebagai pendapat yang tidak setara dengan yang lainnya,
kepentingan orang tersebut pastilah tidak akan memperoleh perhatian setara dengan pendapat lainnya.
Karena itu, harus ada prinsip persamaan, dimana dengan prinsip itu pendapat setiap orang harus
dianggap setara (alasan pencakupan/inklusi).
Demikianlah, ada alasan-alasan kuat untuk menerima berlakunya prinsip persamaan kedudukan warga
negara. Dilihat dari berbagai segi (etika dan agama, sejarah, hukum, dan jalannya pemerintahan), prinsip
persamaan kedudukan warga negara jauh lebih memadai ketimbang prinsip ketidaksamaan kedudukan
warga negara.
Pendek kata, berdasarkan alasan filosofis, historis, dan praktis, prinsip persamaan warga negara jauh
lebih menjamin terciptanya keadaan sosial daripada prinsip ketidaksamaan warga negara. Prinsip
tersebut merupakan satu-satunya pilihan yang paling masuk akal untuk mewujudkan kebaikan bersama.

B. Prinsip Persamaan Kedudukan Warga Negara di Berbagai Bidang


Di Indonesia, prinsip persamaan kedudukan warga negara secara eksplisit dinyatakan dalam Konstitusi
Republik Indonesia, yakni pasal 27 ayat (1) UUD 1945 pasal 28 ayat 2.
Dalam pasal 27 ayat 1 dikatakan, ”Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan waijb menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”.
Sedangkan dalam pasal 28 I ayat 2 dinyatakan, “Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat
diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang
bersifat diskriminatif itu”.
Bersamaan kedudukan di dalam hukum berarti bahwa secara hukum semua warga negara memiliki hak
dan kewajiban yang sama selaku warga negara. Sedangkan bersamaan kedudukan di dalam
pemerintahan berarti bahwa dalam urusan pemerintahan semua warga negara memiliki kedudukan
yang sama sehingga memliki hak dan kewajiban yang sama.
UUD 1945 menjamin persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Dari jaminan yang diberikan oleh UUD 1945 kita dapat memahami berbagai aspek
persamaan kedudukan warga negara Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Secara garis besar persamaan kedudukan warga negara dibagi dalam beberapa bidang
seperti berikut.
a. Persamaan Kedudukan Warga Negara Indonesia dalam Bidang Ekonomi
Persamaan kedudukan warga negara Indonesia dalam bidang ekonomi ditegaskan dalam UUD 1945
pasal 27 ayat (2) dan pasal 33. Pasal 27 ayat (2) berbunyi, “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.” Dari bunyi pasal di atas kita mengetahui bahwa setiap
warga negara berhak memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak.
Setiap warga negara berhak mendapatkan kesempatan dalam lapangan pekerjaan untuk memperbaiki
taraf hidupnya. Secara umum, persamaan kedudukan warga negara di bidang ekonomi mengandung
makna sebagai berikut.
1) Setiap individu memiliki hak yang sama untuk melakukan usaha ekonomi seperti berdagang, bertani,
berkebun, dan lain-lain.
2) Persamaan kedudukan di bidang ekonomi untuk menciptakan sistem ekonomi kerakyatan yang
berkeadila, efisien, produktif, berdaya saing, serta mengembangkan kehidupan yang layak bagi anggota
masyarakat.
3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan dalam lapangan kerja atau perbaikan taraf
hidup ekonomi dan menikmati hasil-hasilnya secara adil sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan
darmabaktinya yang diberikan kepadanya masyarakat, bangsa, dan negara.
Persamaan kedudukan warga negara di bidang ekonomi hendaknya menjadikan bersemangat untuk
bekerja. Bekerja dilakukan untuk memperbaiki taraf hidup sehingga kebutuhan hidup bisa tercukupi.
Dengan demikian, kesempatan atau persamaan kedudukan di bidang lain, seperti di bidang kesempatan
memperoleh pendidikan dapat dilaksanakan dengan baik.

b. Persamaan Kedudukan Warga Negara Indonesia dalam Bidang Hukum dan Politik
Dalam bidang hukum dan politik, tidak boleh ada pengistimewaan demikian pula diskriminasi terhadap
warga negara, baik selaku individu maupun kelompok (apa pun ras, agama, jender, golongan, budaya,
dan sukunya) dalam berbagai urusan hukum dan politik. Di sisi lain, semua warga negara harus
memperoleh perlindungan hukum yang sama dan kesempatan yang sama untuk menjalankan berbagai
aktivitas politik.
Hal itu, misalnya, tercermin dalam UUD 1945 pasal 28 D ayat 1 (setiap orang berhak atas perlakuan,
jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum);
pasal 28 G (setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat).
Contoh perwujudan prinsip persamaan dalam bidang hukum adalah adanya ketentuan yang sama bagi
semua warga negara mengenai berbagai proses hukum: misalnya ketentuan mengenai proses keadilan,
proses perizinan, pengurusan perjanjian, dan sebagainya. Sedangkan contoh perwujudan prinsip
persamaan dalam bidang politik adalah adanya ketentuan yang sama bagi semua warga negara
mengenai pemilihan umum, pemilihan kepala daerag, dan sebagainya.
c. Persamaan Kedudukan Warga Negara di Bidang Pertahanan dan Keamanan
Dalam bidang pertahanan dan keamanan warga negara memiliki kedudukan yang sama. Setiap warga
negara wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Persamaan kedudukan warga negara Indonesia
dalam bidang pertahanan dan keamanan ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 27 ayat (3) yang berbunyi,
“Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.”
Berdasarkan bunyi pasal 27 ayat (3) tersebut kita ketahui bahwa setiap warga negara tanpa pandang
bulu berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Dengan demikian, upaya pembelaan
negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara tanpa membedakan asal usul, bahasa, suku
bangsa, dan agama. Selain itu, persamaan kedudukan warga negara Indonesia dapat ditemukan pada
pasal 30 ayat (1) yang berbunyi, “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikutserta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.”
UUD 1945 pasal (1) diatas menjelaskan persamaan kedudukan warga negara di bidang pertahanan dan
keamanan. Pasal tersebut menegaskan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara. Tidak ada diskriminasi dalam hak dan kewajiban ikut serta
dalam pertahanan dan keamanan. Hak dan kewajiban ikut serta dalam pertahanan dan keamanan
negara menjadi tugas dan tanggung jawab seluruh warga negara tanpa membedakan status sosial,
agama, suku bangsa dan lainnya.
d. Persamaan Kedudukan Warga Negara Indonesia dalam Bidang Sosial dan Kebudayaan
UUD 1945 telah menegaskan tentang persamaan kedudukan warga negara Indonesia dalam bidang
sosial dan kebudayaan. Penegasan tersebut dapat kita temukan dalam pasal 31 ayat (1) dan pasal 32
ayat (1). Pasal 31 ayat (1) berbunyi, “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.” Dari pasal
tersebut dapat kita ketahui bahwa memperoleh pendidikan merupakan hak bagi setiap warga negara
Indonesia tanpa melihat perbedaan yang ada.
Pasal 32 ayat (1) berbunyi, “Negara memajukan kebudayaan nasional di tengah peradaban dunia dengan
menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai Indonesia tanpa
melihat perbedaan yang ada.
Selain dalam kedua pasal di atas, persamaan kedudukan warga negara dalam bidang sosial dan
kebudayaan juga tercermin dalam pasal 34 ayat (1) dan ayat (2). Pasal 34 ayat (1) memberijaminan bagi
fakir miskin dan anak-anak terlantar. Dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa fakir miskin dan anak-anak
terlantar dipelihara oleh negara. Pasal 34 ayat (2) menjelaskan adanya tanggung jawab negara untuk
menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Dari kedua pasal
yang telah disebutkan kita dapat mengetahui kedudukan yang sama untuk memperoleh perhatian dari
negara dalam hal kesejahteraan sosialnya.

C. Menghargai Persamaan Kedudukan Warga Negara


Upaya mewujudkan persamaan kedudukan warga negara bukanlah upaya sekali selesai. Meskipun
konstitusi dan berbagai peraturan perundang-undangan telah mengatur hal itu, prinsip tersebut belum
terwujud secara optimal. Dalam kehidupan sehari-hari masih bisa ditemui tindakan-tindakan
diskriminatif.
Diskriminasi merujuk pada tindakan yang tidak adil terhadap individu, akibat adanya karasterisik
tertentu pada individu tersebut. Karateristik itu bisa berupa agama, jender, golongan, budaya, suku,
pendidikan, status sosial ekonomi, maupun kondisi fisik seseorang. Tindakan diskriminasi bisa berbentuk
diskriminasi langsung maupun diskriminasi tidak langsung. Diskriminasi langsung terjadi apabila ada
aturan hukum atau kebijakan yang ada jelas-jelas menghambat peluang seseorang atas dasar
karateristik tertentu. Sedangkan diskriminasi tidak langsung terjadi apabila ada penyimpangan
peraturan yang dilakukan untuk menghambat peluang seseorang atas dasar karaterisktik tertentu.
Terkait dengan hal itu, kita bisa mencatat sejumlag peluang dan hambatan untuk mewujudkan prinsip
persamaan kedudukan warga negara di Indonesia. Adapun peluang itu antara lain:
1. Kini konstitusi kita, yaitu UUD 1945 hasil amandemen, dan berbagai perundang-undangan yang ada
makin memberikan dasar yang kuat bagi upaya pemajuan prinsip persamaan kedudukan warga negara
di berbagai bidang kehidupan;
2. Kini demokrasi semakin diterima, diyakini, dan diperjuangkan oleh makin banyak warga masyarakat
sebagai pilihan terbaik bagi bangsa Indonesia;
3. Iklim kehidupan pers bebas dan bertanggung jawab yang sedang dikembangkan bangsa Indonesia
sekarang ini merupakan sarana efektif untuk makin memasyarakatkan gagasan tentang pentingnya
prinsip persamaan kedudukan warga negara;
4. Keterbukaan politik yang ada sekarang ini merupakan media pembelajaran konkret yang sangat baik
bagi seluruh warga negara untuk belajar mengenai pentingnya prinsip persamaan kedudukan warga
negara;
5. Makin menguatnya aktor penting dalam pemajuan prinsip persamaan kedudukan warga negara,
yaitu berbagai elemen civil society (masyarakat madani) yang gigih memperjuangkan gagasan
multikulturalisme.
Di sisi lain, kita juga melihat adanya berbagai hambatan dalam upaya menegakkan dan memajukan
prinsip persamaan kedudukan warga negara dalam berbagai bidang kehidupan. Hambatan itu antara
lain adalah:
· Masih adanya individu maupun kelompok masyarakat yang merasa diri lebih tinggi kedudukannya
daripada kelompok masyarakat lainnya, sehingga mereka cenderung menuntut perlakuan istimewa di
berbagai bidang kehidupan;
· Masih kuatnya budaya politik patron-klien, dimana elite politik yang menjadi patron akan cenderung
memberikan perlakuan istimewa kepada klien mereka;
· Masih kuatnya kecenderungan KKN di berbagai tingkatan pemerintah, sehingga mendorong orang
untuk bertindak diskriminatif, terutama kepada mereka yang lemah secara sosial-ekonomi-politik;
· Berbagai kelemahan sistem hukum di Indonesia, seperti mafia peradilan misalnya, cenderung
mendorong orang untuk bertindak diskriminatif;
· Masih adanya pandangan-pandangan dan gerakan-gerakan ekstrem, radikal, dan intoleran dalam
masyarakat kadang memicu munculnya sikap-sikap dan tindakan-tindakan diskriminatif dalam
masyarakat;
· Masih adanya sikap diskriminatif sejumlah oknum penegak hukum, sehingga memicu munculnta
sikap diskriminatif masyarakat terhadap kelompok-kelompok tertentu.
Peluang dan hambatan tersebut menyadarkan kita, bahwa mewujudkan prinsip persamaan kedudukan
warga negara merupakan upaya sepanjang hayat. Upaya itu akan terus ada dan memang harus terus
ada. Dalam hal ini berlaku prinsip, bahwa selalu masih ada hal yang bisa diperbaiki agar semakin menjadi
lebih baik lagi. Untuk tiu, ada sejumlah upaya yang bisa dilakukan guna makin memasyarakatnya prinsip
persamaan warga negara.Hal-hal yang perlu dipahami dalam upaya mengembangkan sikap menghargai
persamaan kedudukan warga negara sebagai berikut.
1. Kemajemukan Bangsa Indonesia
a. Ras
Ras merupakan golongan bangsa berdasar ciri-ciri fisik tertentu atau tubuh yang khas dan tertentu.
Kekhususan tersebut terdapat pada bebepara anggota tubuh seperti warna kulit, bentuk hidung, bentuk
mata, dan warna rambut. Perbedaan ras hendaknya tidak menyebabkan kita bersikap diskriminatif.
Perbedaan ras merupakan anugerah Tuhan yang harus kita syukuri. Di balik perbedaan ras tersebut
terdapat banyak hikmah. Oleh karena itu, tidak seharusnya kita menjadikan perbedaan ras sebagai alat
utnuk bersikap diskriminatif terhadap orang lain.
b. Gender
Gender merupakan jenis kelamin. Tuhan menciptakan manusia dengan salah satu perbedaan, yaitu jenis
kelamin. Perbedaan jenis kelamin menyebabkan perbedaan hak dan kewajiban. Perbedaan gender
hendaknya menjadikan kita belajar menghargai dan menghormati perbedaan tersebut. Perbedaan
gender menyebabkan hidup terasa lengkap dan lebih berwarna. Perbedaan gender menyebabkan kita
bisa saling melengkapi kekurangan masing-masing.
c. Golongan
Di negara Indonesia yang sangat luas wilayahnya ini terdapat banyak golongan. Golongan-golongan
tersebut ada yang berbasis agama, partai politik, profesi, dan organisasi. Jika setiap golongan
beranggapan bahwa golongannya yang paling benar dan baik, perselisihan akan muncul. Bagaimana kita
bersikap terhadap perbedaan golongan?
Menghargai dan menghormati perbedaan tiap golongan yang ada merupakan sikap tepat dalam
menghadapi perbedaan tersebut. Selain itu, tiap golongan hendaknya tidak merasa golongannya yang
paling baik dan benar dengan menganggap remeh atau memandang rendah golongan yang lain.

d. Agama
Ada enam agama yang paling banyak penganutnya di negara Indonesia, yaitu Islam, Kristen (protestan),
Katolik, Hindu, Budha dan Konghuchu. Tiap-tiap agama memiliki pemeluk masing-masing. Perbedaan
antara satu agama dengan agama lain dalam hal tata cara beribadag maupun hal-hal lain pasti ada.
Bagaimana sikap kita bersikap terhadap perbedaan agama?
Dalam keseharian kita sering berinteraksi dengan pemeluk agama lain. Sikap menghormati, menghargai
dan toleransi agama yang dianut merupakan sikap yang tepat untuk menghadapi perbedaan agama dan
keyakinan.
e. Budaya dan Suku
Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa. Setiap suku bangsa memiliki kebudayaan dan adat
istiadat tersebut berbeda-beda antara satu suku bangsa dengan suku bangsa yang lain. Selain itu bahasa
yang digunakan pun beraneka ragam. Meskipun demikian, kita memiliki bahasa persatuan, yaitu Bahasa
Indonesia.
Perbedaan budaya dan suku bangsa menyebabkan keragaman dan kita bisa saling mengenal satu sama
lain. Perbedaan budaya dan suku bangsa menyebabkan kita bisa memahami baudaya dan adat istiadat
suku bangsa lainnya. Oleh karena itu, perbedaan budaya dan suku bangsa hendaknya tidak meyebabkan
kita bersikap diskriminatif. Keragaman budaya dan suku bangsa hendaknya semakin mempererat
persatuan dan kesatuan kita sebagai bangsa Indonesia.
2. Peran Pemerintah dalam Menghargai Persamaan Kedudukan Warga Negara Indonesia
Meskipun berbeda-beda, warga negara Indonesia memiliki persamaan kedudukan di berbagai bidang.
Menyikapi perbedaan dan keberagaman bangsa Indonesia harus dikembangkan sikap saling
menghormati dan menghargai tanpa membedakan suku bangsa, agama, ras dan sebagainya. Perbedaan
bukan sebagai jurang pemisah, melainkan sebagai alat pemersatu bangsa Indonesia. Perbedaan yang
ada pada warga negara dapat melengkapi kekurangan warga negara yang lain. Dengan semikian,
perbedaan menyebabkan segala sesuatu menjadi lengkap.
Pemerintah Indonesia memiliki peran strategis dalam mendukung dan menghargai upaya persamaan
kedudukan warga negara Indonesia. Secara umum, peran pemerintah dalam upaya untuk menghargai
persamaan kedudukan warga negara dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Setiap kebijakan pemerintah hendaknya bertumpu pada persamaan dan menghargai pluralitas
b. Pemerintah harus terbuka dan membuka ruang kepada masyarakat
c. Produk hukum dan Perpu harus menjamin persamaan kedudukan warga negara
d. Partisipasi masyarakat dalam politik harus memperhatikan kesetaraan sara dan gender
Demikianlah di antara peran penting yang dapat dilakukan pemerintah dalam mendukung upaya
meghormati persamaan kedudukan warga negara Indonesia.
3. Contoh Sikap Warga Negara dalam Menghormati Persamaan Kedudukan Antarwarga Negara
Sebagai warga negara Indonesia sudah sepatutnya jika kita mendukung upaya menghormati persamaan
kedudukan warga negara. Prinsip-prinsip dalam upaya menghormati persamaan kedudukan warga
negara sebagai berikut.
a. Menghormati dan menghargai agama yang dianut orang lain dan tidak memaksakan suatu agama
dan kepercayaan kepada orang lain.
b. Menghormati tata cara veribadah pemeluk agama lain.
c. Mengakui dan memberlakukan manusia sesuai dengan harkat dan mertabatnya sebagai makhluk
Tuhan YME.
d. Mengembangkan sikap welas asih terhadap sesama manusia.
e. Menjaga keseimbangan anatara hak dan kewajiban.

Demikianlah beberapa prinsip yang dapat kita tanamkan dalam diri untuk mendukung upaya
menghormati persamaan kedudukan warga negara. Upaya yang Anda lakukan tidak akan sia-sia dan
pasti mendatangkan manfaat. Prinsip-prinsip tersebut dapat kita wujudkan dalam beberapa sikap
sebagai berikut.
a. Saling membantu dalam bidang kemanusiaan atau sosial
b. Memberi kesempatan kepada pemeluk agama lain untuk melaksanakan ibadah
c. Menciptakan suasana damai dan tentram dalam kehidupan
d. Meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan
e. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
Apabila upaya-upaya tersebut dilaksanakan dengan sungguh-sunggu niscaya kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara di Indonesia akan makin sesuai dengan prinsip persamaan kedudukan warga
negara.

Anda mungkin juga menyukai