Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN NEGARA DENGAN WARGANEGARA

DAN PENDUDUK

KELOMPOK 3

Fadlun Tobamba (E1123006)


Pratiwi Daud (E1123019)
Rizki Amalia (E1123001)
Riyanti Adisty Tegela (E1123011)
Siti Nurain Manulit (E1123037)
Pengertian warga negara indonesia

Definisi umum WNI ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-
orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga
negara. Yang dimaksud dengan bangsa Indonesia asli dalam hal ini ialah
orang Indonesia yang menjadi WNI sejak lahir dan tidak pernah menjadi
WNA atas kemauan sendiri.
Siapa sajakah yang menjadi warga negara Indonesia atau
WNI menurut UU Nomor 12 Tahun 2006

1. setiap orang yang sebelum berlakunya UU tersebut telah menjadi WNI


2. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI
3. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu warga negara asing (WNA), atau sebaliknya
4. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan ayah yang tidak memiliki kewarganegaraan atau hukum negara asal sang
ayah tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut
5. anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah, dan ayahnya itu seorang WNI
6. anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI
7. anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang diakui oleh seorang ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan
sebelum anak tersebut berusia 18 tahun atau belum kawin
8. anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
9. anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui
10. anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui
keberadaannya
11. anak yang dilahirkan di luar wilayah Republik Indonesia dari ayah dan ibu WNI, yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut
dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan
12. anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
Persamaan di hadapan hukum

Persamaan di hadapan hukum adalah asas di mana setiap orang tunduk pada hukum peradilan
yang sama (proses hukum). Hukum juga menimbulkan persoalan penting dan kompleks tentang
kesetaraan, kewajaran, dan keadilan. Kepercayaan pada persamaan di hadapan hukum disebut
egalitarianisme hukum.

Pasal 7 dari Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menyatakan bahwa "Semua orang sama
di hadapan hukum dan berhak atas perlindungan hukum yang sama tanpa diskriminasi apapun." [1]
Dengan demikian, setiap orang harus diperlakukan sama di bawah hukum tanpa memandang ras,
gender, kebangsaan, warna kulit, etnis, agama, difabel, atau karakteristik lain, tanpa hak istimewa,
diskriminasi, atau bias.

Dalam konstitusi Indonesia dengan tegas memberikan jaminan adanya persamaan kedudukan.
Hal tersebut dijelaskan dalam Pasal 27 ayat (1) ”Segala warga negara bersamaan kedudukannya di
dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya”.
Hak dan Kewajiban Warga Negara

1. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : “Tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan” (Pasal 27 ayat 2).
2. Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan : “setiap orang berhak untuk hidup serta berhak
mempertahankan hidup dan kehidupannya.”(Pasal 28A).
3. Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah” (Pasal 28B ayat 1).
4. Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang”.
5. Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan berhak mendapat pendidikan,
ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan
hidup manusia.” (Pasal 28C ayat 1)
6. Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat,
bangsa, dan negaranya.” (Pasal 28C ayat 2).
7. Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di depan
hukum.” (Pasal 28D ayat 1).
8. Hak untuk mempunyai hak milik pribadi. Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran
dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan
hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak
dapat dikurangi dalam keadaan apapun.” (Pasal 28I ayat 1)
Pasal Kemerdekaan Berserikat dan
Berkumpul serta Mengeluarkan Pikiran

Kemerdekaan berserikat dan berkumpul serta mengeluarkan pikiran ketentuan dalam UUD 1945 Pasal 28 dan
Pasal 28E ayat (3) yang berbunyi:

Pasal 28
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya
ditetapkan dengan undang-undang.

Pasal 28E ayat (3)


Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.
Lebih lanjut, aturan tentang kemerdekaan berserikat dan berkumpul diatur di dalam UU HAM yang merupakan
payung dari seluruh peraturan perundang-undangan tentang hak asasi manusia (“HAM”).

Pasal 24 ayat (1)


UU HAM menjamin kemerdekaan berserikat dan berkumpul yang berbunyi:
Setiap orang berhak untuk berkumpul, berapat, dan berserikat untuk maksud-maksud damai.
KEMERDEKAAN MEMELUK AGAMA

Pasal 18 Deklarasi Universal HAM menyatakan setiap orang berhak atas


berpikir, berkeyakinan, dan beragama. Hal ini, menurut Yasonna, selaras dengan UUD
NRI 1945 yang menempatkan HAM dalam porsi yang cukup signifikan sebagaimana
tercantum dalam Pasal 28A sampai 28J.

Pasal 28E ayat satu menegaskan bahwa setiap orang bebas memeluk agama dan
beribadat menurut agamanya. Hak kebebasan beragama juga dijamin dalam Pasal 29 ayat
dua UUD NRI 1945, yang menyatakan negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk
untuk memeluk agamanya masing-masing, dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu.
Hak dan Kewajiban Bela Negara

Konsepsi hukum bela negara di Indonesia sudah ada. Dan itu sudah tercantum dan
mendasarkan kepada Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 khususnya Pasal 27 ayat (3) yang
menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya Pembelaan Negara.

Lalu Pasal 30 ayat (1) menjelaskan bahwa tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Dari kedua ketentuan tersebut dapat dipahami bahwa
bela negara merupakan hak dan kewajiban konstitusional warga negara Indonesia.

Konsepsi Bela Negara ini secara substansial mengandung lima nilai yaitu: cinta tanah air,
sadar berbangsa dan bernegara, yakin Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa
dan negara, dan memiliki kemampuan awal bela negara.

Kemudian hak dan kewajiban konstitusional tersebut selanjutnya dijabarkan di dalam Undang-
Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002
tentang Pertahanan Negara.
Hak Warga Negara untuk Mendapatkan
Pendidikan

Pendidikan merupakan hak asasi manusia setiap warga negara yang dijamin dengan
UUD 1945. Pasal 28C Ayat 1 berbunyi, “Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui
pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi
kesejahteraan umat manusia.”Selain itu, setiap warga negara berhak mendapat dan mengikuti
pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.

Pernyataan ini merupakan bunyi Pasal 31 Ayat 1 dan 2. Pasal 31 Ayat 1 UUD 1945
berbunyi, “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.” Pentingnya pendidikan
menjadikan pendidikan dasar bukan hanya menjadi hak warga negara, namun juga kewajiban
negara. UUD 1945 melalui Pasal 31 Ayat 2 bahkan mewajibkan pemerintah untuk membiayai
pendidikan dasar.
Kebudayaan Nasional Indonesia

Menurut Koentjaraningrat dalam buku Kebudayaan, Mentalitas, dan


Pembangunan (2004), kebudayaan nasional adalah suatu kebudayaan yang didukung oleh sebagian
besar warga suatu negara, memiliki syarat mutlak yang khas dan dibanggakan, serta memberikan
identitas terhadap negara dan warga negara.

Apabila dikaitkan dengan negara Indonesia, maka kebudayaan nasional Indonesia adalah
budaya yang dihasilkan oleh bangsa Indonesia sejak zaman dahulu hingga kini sebagai suatu karya
yang khas dan dibanggakan, serta mencerminkan jati diri dan identitas bangsa Indonesia. Kebudayaan
nasional Indonesia sesungguhnya dibentuk oleh berbagai kebudayaan lokal. Jadi,

kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak kebudayaan lokal yang ada di seluruh
daerah Indonesia. Meskipun begitu, tidak semua kebudayaan lokal bisa menjadi kebudayaan nasional
Indonesia. Kebudayaan lokal bisa diangkat menjadi kebudayaan nasional apabila kebudayaan tersebut
bisa mengakumulasi nilai atau dapat diterima masyarakat secara nasional .
Kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan Sosial merupakan suatu kondisi yang harus


diwujudkan bagi seluruh warga negara di dalam pemenuhan
kebutuhan material, spiritual, dan sosial agar dapat hidup layak
dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan
fungsi sosialnya.
Kesimpulan

Definisi umum WNI ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang
disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Yang dimaksud dengan bangsa Indonesia asli
dalam hal ini ialah orang Indonesia yang menjadi WNI sejak lahir dan tidak pernah menjadi WNA atas
kemauan sendiri.

Persamaan di hadapan hukum adalah asas di mana setiap orang tunduk pada hukum peradilan
yang sama (proses hukum). Hukum juga menimbulkan persoalan penting dan kompleks tentang
kesetaraan, kewajaran, dan keadilan. Kepercayaan pada persamaan di hadapan hukum disebut
egalitarianisme hukum.

kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak kebudayaan lokal yang ada di seluruh daerah
Indonesia. Meskipun begitu, tidak semua kebudayaan lokal bisa menjadi kebudayaan nasional Indonesia.
Kebudayaan lokal bisa diangkat menjadi kebudayaan nasional apabila kebudayaan tersebut bisa
mengakumulasi nilai atau dapat diterima masyarakat secara nasional .
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai