Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH HUKUM DAGANG

PASAR MODAL

DISUSUN OLEH:

Nadia Syarifah Muslim Zainuddin (A021191023)

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang maha esa, karena dengan

rahmat dan karunianya yang telah memberikan saya kesehatan dan kesempatan

untuk dapat menyelesaikan makalah ini dengan lengkap, dan tepat waktu. Yang

berjudul “PASAR MODAL”. Saya berharap makalah ini dapat berguna bagi para

pembaca, dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang

Penyusunan Rencana Bisnis.

Makassar, 28 November 2020

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………...3

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...4

1.1 LATAR BELAKANG ...................…………………………………………...4

1.2 RUMUSAN MASALAH……………………………………………………...7

1.3 TUJUAN PENELITIAN………………………………………………………7

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………............9

2.1 KEJAHATAN DI PASAR MODAL……….………………………………..10

2.2 HUKUM YANG BERLAKU DI INDONESIA UNTUK MENGADILI

KEJAHATAN DI PASAR MODAL.....................................................................11

BAB III PENUTUP.............................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….......17

2
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Pasar modal merupakan salah satu bentuk kegiatan dari lembaga keuangan

nonbank sebagai sarana untuk memperluas sumber-sumber pembiayaan

perusahaan. Aktivitas ini terutama ditujukan bagi perusahaan yang membutuhkan

dana dalam jumlah besar dan penggunaannya diperlukan untuk jangka panjang

(Sutedi, 2009). Aktivitas pasar modal memiliki peranan yang penting dalam

menumbuhkembangkan perekonomian nasional. Dukungan sektor swasta menjadi

kekuatan nasional sebagai dinamisator aktivitas perekonomian nasional. Di

Indonesia, pasar modal masih didominasi oleh pemodal asing. Pasar modal

idealnya ada keseimbangan antara pemodal asing dengan pemodal lokal.

Indonesia memiliki dua bursa efek, yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan

Bursa Efek Surabaya (BES), yang masing-masing dijalankan oleh perseroan

terbatas. Pada September 2007, Bursa Efek Jakarta dan Surabaya digabungkan

(merger) menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI). Melalui merger ini diharapkan

dapat makin memberikan peluang bagi perusahaan ke pasar modal.

Struktur pasar modal di Indonesia tertinggi berada pada Menteri Keuangan

yang menunjuk Bapepam sebagai lembaga pemerintah yang melakukan

pembinaan, pengaturan dan pengawasan pasar modal. Sementara itu, bursa efek

bertindak sebagai pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem atau

sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak lain dengan

tujuan untuk memperdagangkan efek di antara mereka (Sari, 2007).

3
Dalam bidang ekonomi, arah kebijakan pengembangarmya adalah :

“Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang tertumpu pada mekanisme

pasar yang berkeadilan dengan prinsip persaingan sehat dan memperhatikan

pertumbuhan ekonomi, nilai-nilai keadilan, kepentingan sosial, kualitas hidup,

pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan sehingga terjamin

kesempatan yang sama dalam berusaha dan bekerja, perlindungan hak-hak

konsumen, serta perlakuan yang adil bagi seluruh masyarakat” (Hadipermana,

2009).

Dalam rangka mencapai sasaran tersebut diperlukan berbagai sarana

penunjang, antara lain berupa tatanan hukum yang mendorong, menggerakkan,

dan menciptakan berbagai kegiatan di bidang ekonomi. Salah satu tatanan hukum

yang diperlukan dalam upaya meningkatkan pembangunan ekonomi yang

berkelanjutan tersebut adalah dengan mengembangkan pasar modal yang sehat,

transparan, dan efisien. Pasar modal mempunyai peran strategis dalam

pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan,

dan stabilitas ekonomi nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat.

Berdasarkan hal ini, pemerintah mempunyai alasan untuk ikut serta mengatur

jalannya dinamika pasar modal. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, pasar

modal mempunyai peran strategis sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi

dunia usaha dan wahana investasi masyarakat kecil dan menengah.

Keberadaan pasar modal menyebabkan semakin maraknya kegiatan

ekonomi, menimbulkan pula kegiatan kegiatan yang ilegal yang menjurus kepada

kejahatan, yang sekarang ini lebih populer dengan sebutan kejahatan pasar modal.

4
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, Penulis membuat makalah yang

berjudul “Kejahatan di Pasar Modal dan Hukum yang Berlaku di Indonesia untuk

Mengadili Kejahatan di Pasar Modal”.

B.     Rumusan Masalah

1. Apa saja kejahatan di pasar modal?

2. Bagaimana hukum yang berlaku di Indonesia untuk mengadili kejahatan di

pasar modal?

C.    Tujuan

1.   Untuk mengetahui jenis-jenis atau berbagai macam kejahatan di pasar modal.

2.   Untuk mengetahui hukum yang berlaku di Indonesia untuk mengadili kejahatan di

pasar modal.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A.      Kejahatan di Pasar Modal

Sutedi (2009)) mengatakan ada sepuluh macam praktik curang yang sering

terjadi di pasar modal, yaitu.

a)      Pengunaan Saham Nominee

Penggunaan saham nominee adalah praktik penggunaan saham dengan

atas nama orang lain yang bersedia pasang badan dengan imbalan tertentu. Jadi,

praktik jual beli saham dilakukan broker dengan memakai nama orang lain.

Sesuai dengan undang-undang penanaman modal asing, hukum penggunaan

saham atas nama (saham nominee atau saham pinjam nama) dilarang untuk orang

asing atau perusahaan asing untuk memiliki saham seratus persen dalam

penanaman modal asing di Indonesia.

Saham nominee diciptakan melalui kerja sama antara investor asing dan pihak

lokal untuk membobol larangan hukum atas prosentase maksimal yang berkenaan

untuk memiliki pemegang saham “fiktif” dimana mitra lokal diciptakan,

dimunculkan, dan bertindak seakan-akan merupakan pemegang saham lokal,

padahal sebenarnya modal yang dimasukkan adalah modal investor asing itu

sendiri. Melalui penyelundupan hukum ini maka komposisi presentase

kepemilikan saham atas penanaman modal asing yang terdiri dari investor asing

dan lokal akan dapat dipenuhi sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-

undangan Indonesia.

6
Dampak yang timbul dari penggunaan saham nominee adalah investor

asing akan memegang seluruh peranan untuk mengelola perusahaan tersebut,

sedangkan pemegang saham nominee hanya muncul namanya saja dan tidak

mengambil peranan sama sekali dalam menjalankan perusahaan tersebut.

b)   Insider Trading

Insider trading adalah perdagangan saham oleh “orang dalam’ untuk

memanipulasi harga saham atau perdagangan saham dengan memanfaatkan

informasi orang dalam. Penjelasan Pasal 95 UU Pasar Modal menyebutkan bahwa

yang termasuk orang dalam adalah direksi, komisaris, pemegang saham utama,

pegawai, atau orang perorangan yang karena kedudukannya atau profesinya atau

karena hubungan usahanya dengan emiten memiliki peluang untuk memperoleh

informasi yang sifatnya masih rahasia.

Oleh karena informasi ini milik orang dalam, investor publik lain tentu

belum tahu, dan ketika informasi ini tersebar, harga saham itu bisa berubah drastis

dan menimbulkan potensi keuntungan luas biasa bagi si pemilik informasi. Jelas,

masyarakat banyak bisa dirugikan karena ada orang yang mengambil keuntungan

yang tidak fair. Oleh karena itu, di seluruh dunia, perdagangan berdasarkan info

orang dalam ini dilarang. Larangan insider trading, antara lain bertujuan agar

tercipta pasar modal yang sehat melalui penetapan harga pasar yang wajar.

c)      Permainan Harga Saham

Untuk kepentingan menaikan atau menurunkan harga saham, orang

melakukan pemusatan semua saham itu dan penyelesainnya dilakukan di luar

7
bursa. Modus yang sering dimainkan adalah menaikan atau menurunkan harga

saham tertentu, yang bertujuan memusatkan semua saham itu ke tangan satu atau

sekelompok orang. Modus mengoleksi saham dengan cara ini biasanya tidak

melalui bursa melainkan melalui penyelesaian atau settlement di luar bursa.

d)     Manipulasi Harga Saham

Manipulasi (penurunan) harga saham atau perdagangan semu dengan

teknik penjualan saham dengan hanya satu lot saham pada akhir sesi perdagangan

sehingga besoknya, ketika perdagangan itu dibuka kembali, muncul harga yang

murah. Mereka memperoleh keuntungan dari manipulasi harga saham atau

perdagangan semu dengan cara menjual saham hanya satu lot pada saat akhir sesi

perdagangan, tujuannya agar harga saham itu turun. Walaupun hanya satu lot,

karena dilakukan di akhir sesi, ia bisa secara efektif menurunkan harga. Alhasil,

ketika sesi perdagangan dibuka lagi pada keesokan harinya, praktis harga saham

dimulai dengan harga yang lebih murah.

e)      Pengaturan Indeks Saham

Pengaturan harga indeks saham dilakukan dengan pertaruhan besarnya

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) oleh sekelompok orang menjelang

penutupan sesi perdagangan saham. Menjelang penutupan sesi perdagangan

saham (baik sesi siang maupun sore), kerap sebagian pelaku bursa bertaruh berapa

nilai IHSG pada saat penutupan. Ini sepertinya tidak mungkin, tetapi nyatanya

bisa dilakukan. Jika benar, praktis sudah ada kekuatan yang mampu mengatur

pergerakan IHSG. Jika indeks bisa diatur, berarti tak ada lagi mekanisme pasar

dan persaingan yang fair.

8
f)       Sarana Money Politics

Adanya pelaku-pelaku modal yang menjadikan pasar saham sebagai

sarana money politics, bisanya dilakukan menjelang pemilihan umum (Pemilu).

Disinyalir, sering terjadi, broker yang membujuk orang partai politik untuk

menempatkan danaya di pasar modal.

g)      Sarana Pencucian Uang

Pasar modal sering dijadikan tempat pencucian uang atau money

laundering. Para pengusaha yang mendapatkan “uang panas” atau dana yang tidak

jelas seperti perdagangan ilegal atau bisnis perjudian atau hasil dari korupsi

kemudian menanamkannya di pasar modal, dengan cara membeli saham-saham

dari perusahaan yang diperdagangkan.

h)      Praktik Late Trading

Praktik late trading di reksa dana adalah perdagangan untuk kepentingan

reksa dana yang dilakukan di luar bursa. Disini terjadi eksekusi pembelian saham

untuk kepentingan reksa dana setelah sesi perdagangan ditutup. Setelah bursa

resmi ditutup, masih ada transaksi di luar bursa. Ini jelas sama saja dengan

perdagangan gelap yang bisa merugikan investor reksa dana saham.

i)        Praktik Market Timing

Praktik market timing di reksa dana adalah adanya keuntungan yang tidak

ditransfer ke nilai aktiva bersih (NAB) perdagangan perusahaan. Jadi, terjadi

perdaganan jangka pendek (short term trading) ketika harga reksa dana turun dan

keuntungannya tidak ditransfer ke NAB. Ini sangat merugikan investor karena

9
menggunakan uang investor untuk memperoleh keuntungan dan keuntungan

tersebut tidak diberikan kepada investor.

j)        Menyamakan Produk Reksa Dana seperti Deposito

Perusahaan pengelola reksa dana (dan bekerja sama dengan bank)

menjanjikan keuntungan pasti atau penghasilan tetap untuk produk reksa dana.

Selain praktik curang yang dilakukan di pasar modal, terdapat pula pratik

pelanggaran dan tindak pidana di pasar modal (Sutedi, 2009).

1.      Pelanggaran Adminstratif dan Perdata

Pelanggaran di bidang pasar modal merupakan pelanggaran yang sifatnya

teknis administratif, yang dapat dilihat dari tiga pola yaitu (a) pelanggaran yang

dilakukan secara individual; (b) pelanggaran yang dilakukan secara kelompok; (3)

pelanggaran yang dilakukan secara langsung atau berdasarkan perintah atau

pengaruh pihak lain.

M. Irsan Nasarudin dan Indera Surya mengemukakan bahwa pelanggaran

pasar modal dapat dibagi menjadi 2 yaitu: (1) pelanggaran yang bersifat

administratif (Pasal 25 s/d 89), yang berkaitan dengan kewajiban menyampaikan

laporan atau dokumen tertentu kepada Bapepam dan atau masyarakat serta (2)

pelanggaran yang bersifat teknis yang menyangkut masalah perizinan,

persetujuan, dan pendaftaran di Bapepam.

2. Tindak Pidana Pasar Modal

a. Penipuan

Tindak pidana penipuan di pasar modal adalah dengan cara membuat

pernyataan tidak benar mengenai fakta material atau tidak mengungkapakan fakta

10
material agar pernyataan yang dibuat tidak menyesatkan mengenai keadaan yang

terjadi pada saat pernyataan dibuat dengan maksud untuk menguntungkan atau

menghindarkan kerugian untuk diri sendiri atau pihak lain, atau dengan tujuan

mempengaruhi pihak lain untuk membeli atau menjual efek. Tindak pidana

penipuan pada kegiatan pasar modal berhubungan dengan kegiatan perdagangan

efek yang meliputi kegiatan penawaran, pembelian, dan atau penjualan efek yang

terjadi dalam rangka penawaran umum atau terjadi di bursa efek maupun luar

bursa efek atas efek emiten atau perusahaan publik.

b. Manipulasi Pasar

UUPM Pasal 91 menjelaskan gambaran semu mengenai kegiatan

perdagangan, keadaan pasar, atau harga efek, antara lain adalah (1) melakukan

transaksi efek yang tidak mengakibatkan perubahan pemilikan, atau (2)

melakukan penawaran jual atau penawaran beli efek pada harga tertentu, dimana

pihak tersebut juga telah bersengkokol dengan pihak lain yang melakukan

penawaran beli atau penawaran jual efek yang sama pada harga yang kurang lebih

sama.

M. Irsan nasarudin dan Indera Surya mengemukakan beberapa kegiatan

sebagai bentuk manipulasi pasar, yaitu sebagai berikut.

1). Making the close  merekayasa harga permintaan atau penawaran efek pada

saat atau mendekati saat penutupan perdagangan dengan tujuan membentuk harga

efek atau harga pembukaan yang lebih tinggi pada hari perdagangan berikutnya.

11
2). Painting the tape  merekayasa kegiatan perdagangan antara rekening efek

yang satu dengan rekening efek yang lain yang masih berada dalam penguasaan

satu pihak atau mempunyai keterikatan sedemikian rupa sehingga tercipta

perdagangan semu. Pada dasarnya, kegiatan ini mempunyai kemiripan dengan

making the clise, namun dapat dilakukan setiap saat.

3). Pembentukan harga berkaitan dengan merger, konsolidasi, atau akuisisi.

Penggabungan dua kekuatan atau lebih di dalam kegiatan ekonomi merupakan

yang lazim dilakukan untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Tindakan merger,

konsolidasi, dan akuisisi merupakan suatu tindakan yang strategis untuk mencapai

sasaran pokok menguasai pasar, baik pangsa pasar hasil produksi maupun pangsa

pasar sumber bahan baku. Kegiatan ini berlatar belakang atau murni berawal dari

konsep manajerial dan tujuannya ekonomi semata-mata.

3. Tindak Pidana Pencucian Uang

Berdasarkan UU No. 15 tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian

Uang sebagaimana diubah dengan UU No. 25 Tahun 2003, kegiatan pencucian

uang adalah suatu proses atau perbuatan yang bertujuan untuk menyembunyikan

atau menyamarkan asal-usul uang atau harta kekayaan yang diperoleh dari hasil

tindak pidana yang kemudian diubah menjadi harta kekayaan yang seolah-olah

berasal dari kegiataan yang sah. Secara umum, proses pencucian uang terdiri dari

tiga tahap berikut.

         Tahap placement yaitu upaya penempatan dana yang dihasilkan dari suatu

kegiatan tindak pidana ke dalam suatu sistem keuangan.

12
         Tahap layering yaitu memisahkan hasil tindakan pidana dari sumbernya melalui

beberapa tahap transaksi keuangan dengan tujuan untuk menyembunyikan

ataupun menyamarkan asal-usul dana.

         Tahap integration yaitu upaya menggunakan harta kekayaan yang telah tampak

sah, baik untuk dinikmati langsung, diinvestasikan ke dalam berbagai bentuk

kekayaaan material maupun keuangan, dipergunakan untuk membiayai kegiatan

bisnis yang sah, ataupun untuk membiayai kembali kegiatan tindak pidana.

Pencucian melalui pasar modal cenderung lebih merupakan tahapan

layering ataupun integration daripada placement. Namun demikian, hal ini bukan

berarti tidak ada transaksi uang tunai di pasar modal. Penempatan uang tunai

dalam kegiatan pasar modal dimungkinkan pada saat: (1) setoran awal pembukaan

rekening nasabah; (2) kewajiban penyetoran tunai pada saat memenuhi margin

call; (3) masuknya uang tunai dari pembeli siaga dalam proses right issue; (4)

transaksi luar bursa.

Adapun proses layering dan atau integration di pasar modal dapat

dilakukan melalui: (1) transaksi bursa; (2) transaki luar bursa; (3) penggunaan

perusahaan special purpose vehicle dalam transaksi.

4.  Tindak Pidana Lainnya

a. Tindak pidana administrasi

Setiap pihak yang tanpa izin, persetujuan atau pendaftaran melakukan

kegiatan di bidang pasar modal.

13
b. Manajer investasi dan pihak terafiliasi yang menerima imbalan dari pihak

lain dalam bentuk apapun, langsung mapun tidak untuk melakukan pembelian

atau penjualan efek.

c. Emiten atau perusahaan publik melakukan penawaran umum, namun tidak

menyampaikan pernyataan pendaftaraan atau pernyataan pendaftarannya belum

dinyatakan efektif oleh Bapepam.

d. Siapa saja yang melakukan penipuan, menyesatkan Bapepam,

menghilangkan, memusnahkan, menghapuskan, mengubah, menaburkan,

menyembunyikan, atau memalsukan catatan dari pihak yang memperoleh izin,

persetujuan, dan pendaftaran dari Bapepam.

e. Pihak yang langsung atau mempengaruhi pihak lain untuk melakukan

pelanggaran pasal-pasal UUPM diancam pidana seperti ditentukan Pasal 103, 104,

105, 106, 107 (Pasal 108).

B. Hukum yang Berlaku di Indonesia untuk Mengadili Kejahatan di

Pasar Modal

Berdasarkan UUPM No 8 Tahun 1995 sanksi melakukan kejahatan di

pasar modal tanpa izin, persetujuan, atau pendaftaran dari Bapepam adalah

sebagai berikut.

14
Tindakan Pidana Sanksi
Pihak melakukan kegiatan di pasar Pidana penjara paling lama 5 tahun

modal tanpa izin, persetujuan atau dan denda paling banyak Rp 5 miliar

pendaftaran dari bapepam : (Pasal 103 ayat (1) UUPM)

perusahaan efek; penasihat investasi;

lembaga penunjang; profesi

penunjang (Pasal 103 ayat (1) UUPM)


Pidana penjara paing lama 1 tahun
Pihak melakukan kegiatan di pasar dan denda paling banyak Rp 1 miliar

modal tanpa izin perseorangan dari (Pasal 103 ayat (2) UUPM)

bapepam : wakil perantara pedagang

efek; wakil penjamin emisi efek;

wakil manajer investasi (Pasal 103

ayat (2) UUPM.

Berdasarkan UUPM No 8 Tahun 1995 sanksi melakukan kejahatan di

pasar modal berupa penipuan adalah sebagai berikut.

Tindak Pidana Sanksi


Dalam kegiatan perdagangan efek

membuat pernyataan tidak benar

mengenai fakta yang material, atau

tidak mengungkapkan fakta yang

material agar pernyataan yang dibuat

tidak menyesatkan dengan tujuan:

menguntungkan atau menghindarkan

15
kerugian untuk diri sendiri atau pihak

lain; mempengaruhi pihak lain untuk

membeli atau menjual efek. (Pasal 90

UUPM)

Berdasarkan UUPM No 8 Tahun 1995 sanksi melakukan kejahatan di

bidang pasar modal yang lain adalah sebagai berikut.

Tindak Pidana Sanksi


Pihak dengan sengaja bertujuan Pidana kurungan paling lama 3

menipu pihak lain/bapepam: tahun dan denda paling banyak Rp 5

menghilangkan, memusnahkan, miliar (Pasal 107 UUPM)

menghapuskan, mengubah,

mengaburkan menyembunyikan, atau

memalsukan catatan dari pihak yang

memperoleh izin, persetujuan, atau

pendaftaran, termasuk emiten dan

perusahaan publik. (Pasal 107 UUPM)

16
BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Definisi pasar modal menurut Kamus Pasar Uang dan Modal adalah pasar

konkret atau abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan

memerlukan dana jangka panjang, yaitu jangka satu tahun ke atas. Umumnya

yang termasuk pihak penawar adalah perusahaan asuranssi, dana pensiun, bank-

bank tabungan sedangkan yang termasuk peminat adalah pengusaha, pemerintah

dan masyarakat umum.

DAFTAR PUSTAKA

Ang, Robert (1997), Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Jakarta, Mediasoft Indonesia.

Rank J.Fabozzi, 1999,  Manajemen Investasi, buku satu, Salemba empat,Grand Wijaya
Center Blok D No.7 Jl.Wjaya 2, Jakarta

17

Anda mungkin juga menyukai