Anda di halaman 1dari 16

Keadilan merupakan hal vital dalam ekonomi atau bisnis.

Karena keduanya sama-


Sama terkait dengan pembagian barang dan jasa yang terbatas pada semua orang.
Baik ekonomi maupun keadilan sama-sama bertitik tolak dari terjadinya kelangkaan
Atau keterbatasan. Karena kelangkaan perlu ekonomi dan karena kelangkaan pula
Perlu pembagian distribusi secara adil. Jika barang berlimpah maka tidak perlu lagi
Ada ekonomi dan juga tidak perlu keadilan. Semakin barang langka maka semakin
Besar problem distiribusinya, dan semakin besar problem keadilan yang ditimbulkan.
A. Hakikat Keadilan
EKONOMI DAN KEADILAN
Keadilan juga merupakan topik penting dalam etika. Karena sebagaimana
Dikemukakan Bertens, “sulit sekali untuk dibayangkan orang atau instansi yang
Berlaku etis tetapi tidak mempraktekkan keadilan atau bersikap tak acuh pada
Ketidakadilan” (Bertens, 2000: 85).
C.
Keadilan pada hakikatnya adalah memberikan kepada setiap orang apa yang
Menjadi haknya (to give everybody his own). Definisi ini popular pada masa roma
Kuno sebagaimana diungkapkan oleh Celcus (175 M).
Keadilan mempunyai tiga unsur hakiki :
Pertama, keadilan selalu tertuju pada orang lain. Masalah keadilan hanya bisa timbul
Dalam konteks antar manusia, dengan kata lain konteks keadilan kita selalu
Berurusan dengan orang lain.
B. Pembagian Keadilan
Kedua, keadilan harus ditegakkan atau dilaksanakan. Keadilan tidak hanya
Diharapkan atau dianjurkan tapi mengikat kita, sehingga kita mempunyai kewajiban.
Dalam konteks keadilan kita selalu berurusan dengan hak orang lain.
Ketiga, keadilan menuntut persamaan (equality ). Atas dasar keadilan kita harus
Memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi haknya tanpa kecuali.
1. Pembagian Klasik
Keadilan berdasarkan pada pembagian klasik ada tiga macam.
a. Keadilan umum (general justice)
Berdasarkan keadilan ini para anggota masyarakat diwajibkan untuk memberi
Kepada masyarakat (negara) apa yang menjadi haknya.
b. Keadilan distributif (distributive justice)
Berdasarkan keadilan ini negara (pemerintah) harus membagi segalanya dengan
Cara yang sama kepada para anggota masyarakat.
Keadilan komutatif (commutative justice)
Berdasarkan keadilan ini setiap orang harus memberikan kepada orang lain apa
Yang menjadi haknya. Hal itu berlaku pada taraf individual maupun sosial.
2. Pembagian Pengarang Modern
Menurut John Boatright dan Manuel Velasques, keadilan dibagi menjadi tiga :
a. Keadilan Distributif (distributive justice)
Benefits and burdens, hal-hal yang enak untuk didapat dan hal-hal yang
menuntut
Pengorbanan harus dibagi dengan adil.
b. Keadilan Retributif (retributive justice)
Berkaitan dengan terjadinya kesalahan. Hukuman atau denda yang diberikan
Kepada orang yang bersalah harus bersifat adil.
Ada tiga syarat yang harus dipenuhi supaya hukuman dapat dinilai adil, yaitu :
Orang atau instansi yang dihukum harus tahu apa yang dilakukannya dan
harus
Dilakukannya dengan bebas.
Harus dipastikan bahwa orang yang dihukum benar-benar melakukan
perbuatan
Yang salah dan kesalahannya harus dibuktikan dengan meyakinkan.
Hukuman harus konsisten dan proporsional dengan pelanggaran yang
dilakukan.
C. Keadilan Kompensatoris (compensatory justice)
Menyangkut juga kesalahan yang dilakukan, tetapi menurut aspek lain.
Berdasarkan
Keadilan ini orang mempunyai kewajiban moral untuk memberikan
kompensasi atau
Ganti rugi kepada orang atau instansi yang dirugikan.
Kewajiban kompensasi akan berlaku jika terpenuhi tiga syarat :
Tindakan yang mengakibatkan kerugian harus salah atau disebabkan kelalaian.
Perbuatan seseorang harus sungguh-sungguh menyebabkan kerugian.
Kerugian harus disebabkan oleh orang yang bebas.
3. Keadilan Individual dan Keadilan Social
Dua macam keadilan ini berbeda, karena pelaksanaannya berbeda.
Pelaksanaan
Keadilan individual tergantung pada kemauan atau keputusan satu orang (atau
bisa
Juga beberapa orang) saja. Sedangkan palaksanaan keadilan sosial, satu orang
Atau beberapa orang saja tidak berdaya. Pelaksanaan keadilan sosial
tergantung
Dari struktur-struktur masyarakat dibidang sosial ekonomi, politik budaya dan
Sebagainya. Keadilan individual terlaksana bila hak-hak individual terpenuhi.
Keadilan sosial terlaksana bila hak-hak sosial terpenuhi. Keadilan individual
sering
Dapat dilakukan secara sempurna, namun keadilan sosial tidak pernah dapat
Dilakukan secara sempurna karena kompleksitas masyarakat modern.
Keadilan sosial menjadi penting khususnya di negara berkembang dimana
Kesenjangan tampak nyata di masyarakat. Kesenjangan antara masyarakat
Kalangan atas dan masyarakat kalangan bawah. Kesenjangan seperti ini dapat
Menimbulkan gejolak sosial, akibat ketidakadilan yang dirasakan oleh
kalangan
Bawah yang mayoritas. Keadilan sosial diperlukan untuk mempersempit atau
Meminimalisir terjadinya kesenjangan antara masyarakat kalangan atas dan
Masyarakat kalangan bawah. Dengan demikian, maka gejolak sosial bisa
dihindari.
D. Keadilan Distributif pada Khususnya
Dalam teori etika modern sering disebut dua macam prinsip untuk keadilan
Distributif: prinsip formal dan prinsip material. Prinsip formal hanya ada satu,
yang
Menyatakan bahwa kasus-kasus yang sama harus diperlakukan dengan cara
yang
Sama sedangkan kasus-kasus yang tidak sama boleh saja diperlakukan dengan
Cara yang tidak sama (equals ought to be treated equally and unequals may be
Treated unequally). Prinsip material keadilan distributif melengkapi prinsip
formal.
Prinsip material menunjuk pada salah satu aspek relevan yang bisa menjadi
dasaruntuk membagi dengan adil hal-hal yang dicari oleh pelbagai orang.
Menurut
Beauchamp dan Bowie ada enam prinsip material.
Keadilan distributif terwujud kalau setiap orang diberikan :
Bagian yang sama
Prinsip ini kita membagi dengan adil jika kita membagi rata: kepada semua
orang
yang berkepentingan diberi bagian yang sama.
2. Kebutuhan
Prinsip ini menekankan bahwa kita berlaku adil jika kita membagi sesuai
kebutuhan.
3. Hak
Hak merupakan hal yang penting bagi keadilan pada umumnya, termasuk
keadilan
distributive.
4. Usaha
Mereka yang mengeluarkan banyak usaha dan keringat untuk mencapai suatu
tujuan pantas diperlakukan dengan cara lain daripada orang yang tidak
berusaha.
5. Kontribusi kepada masyarakat
Orang yang karena kontribusinya besar kepada masyarakat.
6. Jasa
Jasa menjadi alasan untuk memberikan sesuatu kepada satu orang yang tidak
diberikan kepada orang lain.
Berdasarkan prinsip material tersebut, dibentuk tiga teori keadilan
distributive :
1. Teori Egalitarianism
Teori egalitarianisme berdasar atas prinsip yang pertama, bahwa kita baru
membagi
dengan adil bila semua orang mendapat bagian yang sama (equal).
2. Teori Sosialistis
Teori sosialistis tentang keadilan distributif memilih prinsip kebutuhan sebagai
dasarnya. Masyarakat diatur dengan adil jika kebutuhan semua warganya
terpenuhi.
3. Teori Liberalistis
Liberalisme menolak pembagian atas dasar kebutuhan sebagai tidak adil.
Karena
manusia adalah mahluk bebas, kita harus membagi menurut usaha-usaha bebas
dari individu-individu bersangkutan. Yang tidak berusaha tidak mempunyai
hak pula
untuk memperoleh sesuatu.
Dalam teori liberalisme tentang keadilan distributif digarisbawahi pentingnya
dari
prinsip hak, prinsip usaha, khususnya prinsip jasa atau prestasi.
D. John Rawls Tentang Keadilan Distributive
Menurut pandangan Rawls, yang harus dibagi dengan adil dalam masyarakat
adalah
the social primary goods (nilai-nilai social yang primer). Artinya hal-hal yang
sangat
dibutuhkan untuk bisa hidup pantas sebagai manusia dan warga masyarakat.
Yang
termasuk nilai-nilai sosial primer adalah kebebasan-kebebasan dasar,
kebebasan
bergerak dan kebebasan memilih profesi, kuasa dan keuntungan yang
berkaitan
dengan jabatan-jabatan dan posisi-posisi yang penuh tanggung jawab,
pendapatan
dan milik serta dasar-dasar sosial dari harga diri (self respect).
Adapun prinsip-prinsip keadilan menurut Rawls :
1. Prisnsip pertama
Kebebasan yang sedapat mungkin berlaku sama untuk semua. Contoh
kebebasan
Beragama.
2. Prinsip kedua
a. Disebut prinsip perbedaan. Untuk mengatur masyarakat secara adil, tidak
perlu
semua orang mendapat hal-hal yang sama. Contoh: memberikan kursus
ketrampilan
hanya pada mereka yang miskin.
Disebut prinsip persamaan peluang yang fair. Artinya, setiap orang harus
mendapat
Peluang yang sama dalam meraih sesuatu.
b.
E. Robert Nozick Tentang Keadilan Distributive
Teorinya tentang keadilan distributive disebutnya “entitlement theory” atau
landasan
Hak. Menurutnya, memiliki sesuatu dengan adil jika pemilikan itu berasal dari
Keputusan yang memiliki landasan hak. Ada tiga kemungkinan yang
menelurkan tiga
Prinsip :
1. Prinsip transfer (Principle of Transfer)
Apapun yang diperoleh secara adil dapat ditransfer dengan bebas.
2. Prinsip perolehan awal yang adil (principle of just initial acquision)
Penilaian tentang bagaimana orang pada awalnya sampai memiliki sesuatu
yang
Dapat ditransfer menurut prinsip pertama.
3. Prinsip pembetulan ketidakadilan (principle of rectification of injustice)
Bagaimana berhubungan dengan pemilikan (holding) jika hal ini diperoleh
atau
Ditransfer melalui cara yang tidak adil.Nozick mengkritik pendapat Rawls
sebagai
Ahistoris dan memiliki pola yang ditentukan sebelumnya (patterned).
Sementara
Ketiga teori Nozick tersebut bersifat historis, karena tidak hanya
mempertimbangkan
Hasil tetapi juga memperhatikan proses. Rawls hanya melihat keadaan aktual
dari
Masyarakat yang minimal beruntung, tidak memperhatikan mengapa mereka
sampai
Terjerat dalam keadaan itu. Sebagai contoh, bisa saja seseorang menjadi
miskin
Karena malas atau bermain judi.
Selanjutnya, menurut Nozick pola patterned hanya bisa dipakai pada keadaan
awal,
Ketika masing-masing orang ada dalam kondisi yang sama. Namun ketika
situasi
Sudah berbeda, dimana masing-masing orang memiliki kekayaan yang
berbeda,
Pola ini tidak dapat dilakukan.
E. Keadilan Ekonomis
Keadilan memiliki peran yang sangat penting dalam ekonomi dan bisnis.
Karena
Menyangkut barang yang diincar banyak orang untuk memiliki atau memakai.
Dalam
Sejarahnya, wacana keadilan ekonomi mengalami pasang surut. Pada zaman
kuno
Keadilan ekonomis mendapat tempat yang amat penting khususnya pada
Aristoteles. Perhatian serupa juga tampak pada zaman pertengahan, khususnya
Pada tokoh Thomas Aquinas. Keadilan dalam relasi-relasi ekonomis dianggap
Sebagai sesuatu yang harus diusahakan, karena tidak terjadi secara otomatis.
Pada
Masa modern, keadilan ekonomis tidak mendapat perhatian hingga pada abad
ke-19
Dan mencapai puncaknya pada abad ke-20. Ketidakadilan merupakan akibat
ulah
Manusia, oleh karenanya harus diperbaiki oleh manusia sendiri.
Masyarakat tidak mungkin dikatakan well ordered (teratur dengan baik) kalau
tidak
Ada keadilan. Masyarakat yang makmur sekalipun belum dikatakan baik jika
terjadi
Ketidakadilan. Keadilan, sebagaimana kemakmuran merupakan tujuan yang
dicita-
Citakan dan terus-menerus diupayakan. Karena keadilan sosial tidak mungkin
Mencapai kesempurnaan.
Masyarakat bisa hidup dengan baik jika memberi tempat kepada nilai-nilai
moral.
Dan dalam konteks ekonomi dan bisnis salah satu nilai moral terpenting
adalah
Keadilan.
LIBERALISME DAN SOSIALISME SEBAGAI PERJUANGAN MORAL
1. Tinjauan Historis
1.1. John Locke dan Milik Pribadi
John Locke (1632-1704) diakui sebagai orang yang pertama kali mendasarkan
teori
Liberalisme tentang milik. Menurut Locke manusia mempunyai tiga “hak
kodrat”
(natural rights): “life, freedom, and property”. Yang paling penting adalah hak
atas
Milik kerena kehidupan dan kebebasan kita miliki juga.
Manusia adalah tuan serta penguasa penuh atas kepribadiannya, tubuhnya, dan
Tenaga kerja yang berasal dari tubuhnya. Dengan menambahkan pekerjaanya,
Manusia membuat sesuatu menjadi miliknya sendiri. Bila sesuatu yang tidak
bertuan
Diolah oleh pekerjaan manusia, maka dengan itu ia menjadi pemiliknya.
Tetapi ada
Pembatasan bagi cara menjadi pemilik. Dari bahan tidak bertuan orang hanya
boleh
Mengambil sebanyak dapat dikonsumsi oleh orang itu sendiri (dan keluarga)
Sehingga masih tertinggal cukup banyak dan sama baik mutunya untuk orang
lain.
Dengan adanya uang keadaan pemilikan berubah. Karena uang tidak bisa
busuk,
Alasan untuk membatasi milik yang disediakan oleh alam tidak berlaku lagi.
Dengan
Adanya uang milik dapat diakumulai sehingga manusia dapat mengumpulkan
Kekayaan tanpa batas.
Dalam pandangan Locke ini, sudah tampak beberapa ciri kapitalisme liberal
yang
Dengan tegas akan ditolak Karl Mark. Pertama, Locke mengandaikan begitu
saja
Bahwa pekerjaanpun harus diukur atas dasar nilai tukarnya, artinya sebagai
Komoditas di pasaran. Kedua, Locke mengandaikan juga bahwa hasil kerja
Karyawan menjadi milik sah dari pemilik tanah atau pemilik sarana produksi
lain.
1.2. Adam Smith dan Pasar Bebas
Smith (1723-1790) menjadi terkenal karena gigih membela pasar bebas di
bidang
Ekonomi. Ia memerangi apa yang disebut “merkantilisme” yang menandai
Inggris
Pada waktu itu: peraturan dan regulasi berlebihan tentang perdagangan yang
Banyak dikeluarkan oleh pemerintah Inggris. Seperti Locke, Smith
memandang
Pekerjaan sebagai sumber hak milik. Karena itu ia melihat tenaga kerja
sebagai
“milik yang paling suci dan tidak boleh diganggu gugat”. Manusia secara
khusus
Memiliki produktivitas dari pekerjaannya, dan produktivitas kerja itulah yang
Menghasilkan kemakmuran. Smith menggarisbawahi pentingnya pembagian
kerja.
Kegiatan ekonomis di pasar bukan saja menguntungkan bagi pihak-pihakyang
Langsung terlibat di dalamnya, tetapi bermanfaat juga untuk masyarakat
sebagai
Keseluruhan. Smith menekankan bahwa dengan mengejar kepentingan diri
masing-
Masing dalam sistem pasar para anggota masyarakat mewujudkan
kesejahteraan
Umum yang paling besar.
Menerima pasar bebas, Smith menerima juga kompetisis sebagai cara yg
efisien
Untuk mewujudkan kebebasan di bidang ekonomi. Tetapi supaya benar-benar
Terwujud, kompetisi Dengan perlu ditandai persamaan (equality), artinya
semua
Peserta harus bisa berangkat dari posisi yang sama.
1.3. Marxisme dan kritiknya atas milik pribadi
Marxisme merupakan ajaran social -ekonomi -politik yang sangat kompleks
dan
Tidak mudah untuk disingkatkan tanpa mengorbankan cukup banyak unsure
yang
Sebenarnya hakiki juga. Kita memandang Marxisme sebagai kritik atas teori
Liberalisme tentang milik yang serentak, juga merupakan usaha untuk
menyajikan
Suatu alternative. Usaha tersebut meliputi dua aspek, yaitu: aspek ilmiah dan
aspek
Etis.
Ilmu pengetahuan selalu berbicara tentang hokum-hukum tetap, dan atas
hokum-
Hukum itu dapat dilakukan prediksi, yang berartu kita dapat meramalkan apa
yang
Terjadi, jika beberapa syarat terpenuhi. Teori marxisme mempunyai sutu segi
etis
Juga. Inti kritik etis itu adalah paham “alienasi” atau “keterasingan”. Menurut
Kodratnya manusia adalah makhluk yang bekerja, yang meliputi dua hal: di
satu
Pihak, ia menjadi manusia yang sungguh-sungguh dengan bekerja, ia sendiri
Dihumanisasikan dengan mengolah alam kerena pekerjaannya, dan di lain
pihak ia
Menghumanisasikan alam dengan pekerjaanya, ian membuat alam bersahabat
Dengan manusia.
Mark dan Engels menekankan, sama sekali tidak memaksudkan
dihapuskannya
Milik pribadi yang diperlakukan dengan bekerja keras, seperti hasil kerja dari
petani
Kecil atau tukang. Mereka justru membela kaum kecil itu. Tetapi, kapitalisme
sendiri
Menghindarkan orang-orang kecil menikmati buah hasil dari kerja keras
mereka.
Kapital dihasilkan karena pekerjaan kita semua dalam masyarakat dan juga
Memungkinkan kita semua untuk bekerja. Ciri kapitalisme yang paling jelek
adalah
Bahwa mereka mempekerjakan orang lain untuk memperkaya diri. Menurut
Marxisme, lembaga milik pribadi pada dasrnya merupakan penindasan atau
Eksploitasi kaum pekerja.
2. Pertengan dari Perdamaian antara Liberalisme dan Sosialisme
Setelah mempelajari beberapa sumber filosofis untuk liberalism dan
sosialisme,
Sekarang kami ingin melukiskan liberalisme dan sosialisme sebagai dua
ideology
Yang untuk sebagian besar menentukan keadaan di bidang ekonomi-politik
selama
Abad ke-19 dan ke-20. Liberalisme menekankan hak untuk mempunyai milik
pribadi
Sebagai suatu kegiatan dasar bagi setiap manusia, sedangkan sosialisme
menilai
Masyarakat diatur tidak adil, terutama karena lembaga milik pribadi.
1. Liberalisme
Inti pemikiran liberalism adalah tekanannya pada kebebasan Individual.
Negara
Harus menjaga agar warganya beserta miliknya dalam keadaan aman sehingga
Tidak akan terjadi tindakan yang meresahkan masyarakat, seperti perampokan
atau
Pencurian. Selain itu, Negara member kesempatan seluas-luasnya kepada
Warganya untuk menjalankan kebebasannya sendiri. Di bidang ekonomi pun,
Liberalism mrngagungkan kebebasan pribadi. Keadaan ekonomi pali baik
akan
Tercapai bila mekanisme pasar dapat menentukan semua hal: harga jual,
besarnya
Gaji, kesempatan kerja, volume produksi, dan lain-lain.
Liberalisme yang murni atau tanpa campur tangan Negara, tentu belum pernah
Terwujud sepanjang sejarah. Pda abad ke-19 Inggris menjadi Negara adikuasa
yang
Paling penting di dunia. William Gladstone(1809-1898) sebagai Perdana
Menteri
Sampai empat kali memimpin cabinet berhaluan liberal. Kemudian Inggris dan
Negara-negara modern lain juga, campur tangan Negara dalam urusan
ekonomi
Semakin bertambah, khususnya sesudah resesi tahun 1930-an, krisis ekonomi
Paling dahsyat yang pernah dialami dunia.
2. Sosisalisme
Sebaiknya sosialisme dilihat sebagai reaksi atas ketidakberesan dalam
masyarakat
Yang disebabkan oleh liberalisme. Bentuk sosialisme yang dianggap penting :
1. Sosialisme Komunitis
Sosialisme Komunitis atau komunisme menolak milik pribadi. Menurut
mereka, milik
Pribadi harus menjadi milik bersama atau milik kolektif. Misalnya,
komunisme tidak
Berkeberatan bila orang mempunyai rumah sendiri dan pekarangan dimana
Dihasilkan buah-buahan dan sayur-sayuran untuk pemakaian pribadi bersama
Dengan keluarga dan kenalan. Yang tidak boleh jadi milik pribadi adalah
pabrik dan
Tanah. Akhirnya, kapital atau modal juga tidak boleh menjadi milik pribadi
sebab
Yang memiliki modal dapat juga menjadi pemilik pabrik dan tanah. Tinggal ia
Membeli pabrik atau tanah, atau membangun pabrik baru dengan uangnya.
Dengan
Amat tepat system ekonomi komunitas sering disebut planned
economy,”ekonomi
Berencana”. Di negara-negara komunis, ekonomi direncanakan dengan ketat
dari
Atas harga jual, besarnya gaji dan upah, volume produksi, dan semua factor
Ekonomi lain dikomando oleh pemerintah. Bleh dibilang, ekonomi komunistis
Merupakan kebalikan dari system ekonomi pasar bebas.
2. Sosialisme Demokratis
Sosialisme demokratis juga menempatkan masyarakat di atas individu. Tetapi,
Berbeda dengan komunisme, mereka tidak bersedia mengorbankan sistem
Pemerintahan demokratis mereka anggap sebagai sebuah perolehan modern
yang
Sangat berharga. Karena itu, mereka ingin mewujudkan cita-cita sosialitas
melalui
Jalan demokratis. Contoh terkemuka adalah Labour Party di Inggris. Partai
sosialis
Ikut dalam pemlihan umum. Jika menang, mereka membentuk kabinet yang
Mengatur politik dan ekonom menurut cita-cita sosialistis.
Salah satu program pokok bagi pemerintah sosialistis adalah nasionalisasi
industri
Yang penting, di satu pihak industri dasar, seperti pabrik baja, bahan kimia,
semen,
Pupuk buatan dan sebagainya, artinya industri yang dibutuhkan oleh industri
lain,
Dan di lain pihak industri lain yang mengusai hajat hidup orang banyak,
seperti
Telekomunikasi, energi, transportasi, dan sebagainya. Nasionalisasi adalah
kebalikan
Dari privatisasi.
9 Usaha sosialisme demokratis antara lain :
1. Memperbaiki kesejahteraan kaum pekerja melalui perundangan-undangan
Social.
2. Kesehjateraan dan keselamatan kerja ditingkatkan.
3. Ditentukan syarat-syarat untuk memberhentikan para pekerja.
4. Dibangun sistem jaminan sosial untuk mereka yang suda tidak bisa bekerja
Lagi karena sakit atau sudah tua.
5. Ditetapkan upah minimum.
1. Kekuatan dan Kelemahan
~ Kekuatan Liberalisme adalah bahwa milik pribadi diakui sebagai cara
penting
Untuk mewujudkan kebebasan pribadi. Kita semua menyetujui, kebebasan
Merupakan suatu nilai sangat hakiki bagi manusia.
~ Kelemahan Liberalisme adalah bahwa mereka kurang memperhatikan nasib
kaum
Miskin dan orang yang kurang beruntung dalam perjuangan hidup, seperti
kaum
Buruh dalam masyarakat berindustri. Kalau dirumuskan agak ekstrem, bagi
Liberalism miskin sama dengan malas.
Sosialisme mempunyai kekuatan yaitu mereka menemukan dimensi
transindividual
Dari milik. Milik selalu mempunyai suatu fungsi sosial dan tidak pernah boleh
dibatasi
Pada kepentingan pribadi saja.
Sosialisme juga mempunyai kelemahan yang terasa cukup besar bahkan
menjadi
Fatal untuk sistem pemerintahan sosialistis. Ekonomi yang dijalankan menurut
Pandangan sosialisme demokratis memiliki nasib yang sama.
3. Menuju Perdamaian
Liberalisme dan sosialisme dapat dilihat sebagai dua ideologi antagonis yang
Berjuang merebut hegemoni di panggung politik-ekonomi selama kira-kira
satu
Setengah abad. Pada saat sekarang dua ideologi ini tampaknya mencapai titik
Perdamaian. Saat pergantian abad sekarang, liberalisme dan sosialisme dua-
duanya
Gagal dan serentak juga berhasil, dua-duanya kalah dan serentak juga menang.
Situasi ini mencuat di negara-negara industri di mana pertentangan historis
antara
Liberalisme dan sosialisme berlangsung sekian lama. Sosialisme gagal karena
harus
Mengakui keunggulan sistem ekonomi pasar bebas.
Sosialisme demokratis belum mati, tetapi mengalami banyak kesulitan dan
Sebenarnya kehilangan arah. Di negara-negara industri, serikat-serikat buruh
dalam
Keadaan lesu dan jumlah anggota mereka menurun drastis. Salah satu sebab
utama
Adalah bahwa cita-cita kaum buruh sebagian besar sudah tercapai.
Sosialisme berhasil karena negara-negara industri modern sudah menjadi
welfare
State atau negara kesejahteraan. Dengan welfare state dimaksudkan negara-
negara
Memasang sebuah social safety net atau jaring pengaman sosial. Negara
Kesejahteraan mewujudkan sebuah gagasan etis yang selalu sudah
menggerakkan
Sosialisme, yaitu perhatian kaum buruh dan mereka yang kecil dan sial dalam
Perjuangan hidup. Karena itu, negara kesejahteraan bisa dilihat sebagai
Keberhasilan sosialisme demokratis. Sistem welfare state didasarkan atas
solidaritas
Antara angkatan kerja dan mereka yang tidak bisa bekerja (lagi) karena saklt,
Menganggur atau sudah tua.
Sistem negara kesejahteraan bisa dilihat sebagai koreksian sosial atas akibat-
akibat
Negatif ekonomi pasar bebas, seperti misalnya pengangguran mendadak.
*Kesulitan terbesar yang mengancam kelangsungan negara kesejahteraan
adalah
Pembiayaannya.Jumlah orang tua bertambah besar dan umur mereka semakin
Tinggi. Mereka yang tidak bekerja berjumlah semakin besar dan jaminan
sosial
Mereka harus di bayar dengan premi sosial dari angkatan kerja yang semakin
kecil
Jumlahnya.Premi sosial yang semakin tinggi akan mengakibatkan pekerjaan
menjadi
Terlalu mahal. Hal itu akan mendorong naik angka pengangguran.
*Kelemahan lain adalah bahwa sistem negara kesejahteraan mudah disalah
Gunakan. Banyak karyawan pura-pura sakit dan gaji mereka dibayar terus.
Tentu saja selalu ada kontrol,tetapi menjalankan kontrol yang lebih efektif dan
Intensif dengan menambahinspektur sosial akan berarti juga membuat sistem
Menjadi lebih mahal lagi. Dengan adanya welfare state dalam
liberalisme ,campur
Tangan negara dalam bidang sospol dimana seluruh sisten jaminan sosial
Direncanakan dan diselenggarakan oleh negara. Kemenangan liberalisme yaitu
Diakuinya keunggulan sisten ekonomi pasar.
Sosialisme sistem ekonomi pasar bebas
Liberalisme welfare state
4. Kapitalisme dan Demokratisasi
Ideologi di belakang kapitalisme adalah leberalisme, yang dapat menjelaskan
3
Unsur hakikinya lembaga milik pribadi,pencarian untung,dan dimanfaatkan
Kompetisi dalam sistem ekonomi pasar bebas. Melalui cara berproduks
Industri,modal untuk memperoleh laba sebesar-besarnya yang kemudian di
Investasikan lagi dalam usaha produktif sehingga dapat menghasilkan
kekayaan
Yang lebih besar.
Mempelajari keberhasilan negara-negara industri barat, sulit untuk disangkal
bahwa
Demokrasi dapat berfungsi sebagai koreksian antas segi-sei negatif dari kuasa
Ekonomis yang terwujud dalam kapitalisme. Kapitalisme mengakibatkan
Ketidaksamaan sedangkan demokrasi cenderung memajukan persamaan.
Fenomena demokratisasi yang di jalankan secara kapitalis di negara-negara
industri
:
1. Sistem pemerintahan demokratis berhasil mengoreksi beberapa akses
Kapitalisme.contoh, terbentuknya welfare state yang dihasilkan oleh
Perjuangan demokratis menyebabkan pengangguran atau penyakit
Mendadak tidak akan lagi mencelakakan para pekerja. Demokrasi merupakan
Jaminan paling baik untuk mengimbangi keserakahan ekonomi yang bersedia
Mengirbankan apa saja,termasuk juga lingkungan hidup dan generasi-
Generasi yang akan datang.
2. Antagonisme abtara kelas-kelas ,dalam sistem pemerintahan demokratis
Cukup teratasi. Kaum majikan tidak lagi berpolarisasi dngan kaum majikan
Karena mereka menyadari banyak kepentingan bersama.
3. Pemilikan sarana produksi semakin merata
Di Negara-negara Eropa barat lainnya dan juga di Amerika Serikat kita
menyaksikan
Gejala yang sama. Saham-saham menjadi semakim milik masyarakat. Dengan
Demikian, wajah kapitalisme berubah radikal dan berbeda jauh dengan
gambaran
Yang dilukiskan dulu oleh Karl Marx. Salah satu kritik mendasar atas
kebijakan
Pemerintah Margaret Thatcher adalah bahwa golongan miskin tidak sempat
Berpartisipasi dalam kemajuan ekonomi yang menyeluruh. Perbedaan
pendapatan
Dan perbedaan kekayaan masih menandai banyak Negara kapitalistis,
khususnya
Amerika Serikat. Rupanya demokrasi merupakan jalan terbaik untuk
mewujudkan
Pemerataan pendapatn dan kekayaan itu. Solidaritas merupakan prinsip lain
lagi
Yang tidak kalah pentingnya.
4. Etika Pasar Bebas
David Gauthiar pernah mengemukakan pendapat bahwa pasar yang sempurna
tidak
Membutuhkan moralitas. Denagn pasar sempurna dimaksudkan pasar dimana
Kompetisi berjalan dengan sempurna. Mekanisme pasar berjalan dengan
sendirinya.
Semua orang mengambil keputusan rasional yang selalu cocok dengan
keputusan
Rasional yang tepat dari orang lain. Moralitas baru di parlukan bila pasar
gagal atau
Mempunyai kekurangan-kekuragan.
Salah satu alasan yang penting kompetisi pasar tidak pernah sempurna adalah
Bahwa bidang ekonomi selalu bisa ditemukan apa yang oleh para ekonom
disebut
Externalities. Alasan lain mengapa kompetisi dalam pasar tidak sempurna
adalah
Bahwa tidak semua orang menduduki tempat yang sama agar dapt memainkan
Perannya masing-masing.
Sistem pasar bebas yang bisa dijalankan sekarang tetap merupakan system
Ekonomi yang paling unggul, karena menjamin efisiensi ekonomi dengan cara
paling
Memuaskan.
Pentingnya etika tampak dalam dua segi. Pertama, dari segi keadilan social,
supay
Kepada semua peserta dalam kompetisi di pasar diberikan kesempatan yang
sama.
Kedua, sebagaimana lazimnya dalam etika,tuntutan moral inibisa dirumuskan
Dengan cara positif dan negative.
Sifat fair merupakan tuntutan etis yang menandai kompetisi dalam konteks
olahraga
Maupun bisnis. Kompetisi dalam olah raga sering disebut zero sum, yang
artinya jika
Yang satu menang, yang lainnya kalah. Dalam bisnis kadang-kadang juga
tarjadi
Begitu, contohnya adlah tender. Pemenang tender hanya bisa satu orang atau
Perusahaan. Dalam konteks kompetisi tidak brtentangan dengan kerjasama.
Kompetisi pasti bertentangan dengfan monopoli atau oligopoly, tetapi tidak
dengan
Kerelaan atau bekerjasama denagan pihak lain. Sebaliknya kompetisi dalam
bisnis
Menuntut adanya kerjasama. Karena itu, dalam bisnis, mutual benefit sering
menjadi
Suatu nilai etis yang khusus: kedua balah pihak memperoleh manfaat dengan
Kegiatan bisnis.
Orang yang terjun ke pasar bebas dengan sndirinya harus menyetujui aturan-
aturan
Main yang berlaku disitu. Hal itu memunyai implikasi yang kadang-kadang
sungguh
Tidak menyenangkan. Jika ia tidak berhasil memprodksi dengan efisien, bisa
saja
Perusahaannya tidak bertahan hidup Dinamika pasar bebas mengakibatkan
bahwa pebisnis tidak pernah akan tenang dan selalu siap menghadapi
perubahan. Perusahaan-perusahaan kecil dan menengah mempunyai
fleksibilitas lebih besar sehingga dapat lebih mudah menanggapi situasi pasar
yang berubah. Tetapi, bagaimanapun juga, restrukturisasi selalau akan
mengakibatkan korban jatuh. Krena itu, pemeintah negara bersangkutan
menyiapkan jarring pengaman sosialnya dan tindakan-tindakan korektif lain
untuk mengimbangi efek-efek negative. Keuntungan Sebagai Tujuan
Perusahaan Kuntungan termasuk definisi bisnis. Sebab, apa itu bisnis? Frngan
cara sederhana atapi cuup jelas, bisnis sering dilakukan sebagai "to provide
product or sevices for profit". Tidak bisa dikatakan juga bahwa setiap kegiatan
ekonomis menghasilkan keuntungan. Keuntungan atau profit baru muncul
dengan kegiatan ekonomi yang memakai sistem keuntungan. Profit selalu
berkaitan dengan kegiatan ekonomi, dimana kedua belah pihak menggunakan
uang. Karena hubungan dengan uang itu, perolehan profit secara khusus
berlangsung dalam konteks kapitalisme. Keterkeikatan dengan keuntungan itu
merupakan suatu alas an khusus mengapa bisnis selalu ekstra rawan dari sudut
pandang etika. Tentu saja, organisasi yang non for profit pun pasti sewakt
waktu berurusan dengan etika. 1. Maksimalisasi keuntungan sebagai cita-cita
kapitalisme liberal Profit maximimization atau maksimalisasi keuntungan
merupakan tema penting dalam ilmu manajemen ekonomi. Kalau
memaksimalkan keuntungan menjadi satu- satunya tujuan perusahaan, dengan
sendirinya akan timbul keadaan yang tidak etis. Jika keuntungan menjadi satu-
satunya tujuan itu, semua karyawan dikerahkan dan dimanfatkan demi
tercapainya tujuan itu, termasuk juga karyawan yang bekerja dalam
perusahaan. Akan tetapi memperalat karyawan karena alasan apa saja berarti
tidak menghormati mereka sebagai manusia. Studi sejarah menunjukan bahwa
maksimalisasi keuntungan sebagai tujuan usaha ekonomi memang bisa
membawa akibat kurang etis. 2. Masalah pekerja anak Tidak perlu diragukan,
pekerja yang dilakukan oleh anak (child labor) merupakan topic dengan
banyak implikasi etis, tetai masalah ini sekaligus juga sangat kompleks, karena
faktor-faktor ekonomis di sini dengan dengan aneka macam cara bercampur
baur dengan faktor-faktor budaya dan social. Dalam Convention on the Right
of the Child yang diterima dalam siding umum PBB pada 1989 siserahkan
pada masing-masing Negara anggota untuk menetapkan usia minimum atau
usia rata-rata minimum untuk dapat memasuki lapangan kerja" [Pasal 32,2(a)].
Yang dianggap pekerjaan yang dilakukan anak dianggap tidak etis karena
pertama, adalah pekerjaan itu melanggar hak para anak. Anak itu belum
dewasa karena itu harus diperlakukan begitu pula. Karena belum dewasa,
seorang anak juga belum bebas atau sanggup menjalankan kebebasannya.
Lagipula, anak yang bekerja tidak mendapat pendidikan di sekolah dan karena
itu mereka dirugikan untuk seumur hidup. Oleh sebab itu pekerjaan yang
dilakukan oleh anak melangar juga hak anak, karena mengekploitasi tenaga
mereka. Alasan kedua menegaskan bahwa memperkejakan anak merupakan
cara berbisnis yang tidak fair. Sebab, dengan cara itu pebisnis berusaha
menekan biaya produksi dan dengan melibatkan diri dalam kompetisi kurang
fair terhadap rekan-rekan pebisnis yang tidak mau menggunakan tenaga anak,
karena menganggap hal itu cara berproduksi yang tidak etis. Bagaimana cara
kita mengatasi masalah tersebut? Yang pertama: kesadaran dan aksi dari pihak
public konsumen. kedua adalah kode etik yang dibuat dan ditegakkan juga
oleh perusahaan dimana antara lain ditegaskan bahwa perusahaan tidak akan
mengijinkan produknya dibuat dengan memanfaatkan tenaga anak di bawah
umur. Yang ketiha melengkapi garmen atau produk lain dengan No Sweat
Label, yang menjamin produk itu tidak dibuat dengan menggunakan tenaga
anaka atau dengan kondisi kerja yang tidak pantas. 3. Relativasi keuntungan
Tidak bisa disangkal, pertimbangan etis mau tidak mau membatasi peranan
keuntungan dalam bisnis. Seandainya keuntungan merupakan faktor satu-
satunya yang menentukan sukses dalam bisnis, perdagangan heroin, kokain,
atau obat terlarang lainnya harus dianggap sebagai good business, karena
sempat membawa untung yang sangat banyak. Bisnis menjadi tidak etis, kalau
perolehan untung dimutlakkan dan segi moral dikesampingkan. Di satu pihak
perlu diakui, bisnis tanpa tujuan profit bukan bisnis lagi. Dengan demikian dan
banyak cara lain lagi dapat dijelaskan relativitas keuntungan dalam usaha
bisnis. Tetapi, bagaimanapun juga, keuntungan dalam bisnis tetap perlu.
Hanya tidak bisa dikatakan lagi bahwa maksimalisasi keuntungan merupakan
tujuan bisnis atau profit merupakan satu-satunya tujuan bagi bisnis. Beberapa
cara lain lagi untuk melukiskan relativitas keuntungan dalam bisnis, sambil
tidak mengabaikan perlunya adalah sebagai berikut : a. Keuntungan merupak
tolak ukur untuk menilai kesehatan perusahaan atau efisiensi manajemen
dalam perusahaan; b. Keuntungan adalah pertanda yang menunjukaan bahwa
produk atau jasanya dihargai oleh masyarakat; C. d. Keuntungan dalah
cambuk untuk meningkatkan usaha; Keuntungan merupakan syarat
kelangsungan perusahaan; Keuntungan mengimbangi risiki dalam perusahaan.
e. 4. Manfaat bagi stakeholder Yang dimaksud stakeholders adalah orang atau
instansi yang berkepentingan dengan suatu bisnis atau perusahaan. Dalam
bahasa Indonesia kini sering dipakai terjemahan "pihak yang berkepentingan"
Stakeholder adalah semua pihak yang berkepntingan yang berkepentingan
dengan kegiatan suatu perusahaan. Stockholder tentu termasuk Stockholders.
Kadang-kadang stakeholders dbagi lagi atas pihak berkepentingan internal dan
eksternal. Pihak berkepentingan internal adalah "orang dalam" dari suatu
perusahaan: orang atau instansi yang secara langsung terlibat dalam kegiatan
perusahaan, seperti pemegang saham, manajer, dan karyawan. Pihak
berkepentingan eksternal adalah "orang luar" dari suatu perusahaan: orang
yang tidak secara langsung terlibat dalam kegiatan perusahaan, seperti para
konsumen, masyarakat, pemerintah lingkungan hidup. Paham stakeholders ini
membuka perspektif baru untuk mendekati masalah tujuan perusahaan. Kita
bisa mengatakan bahwa tujuan perusahaan adalah manfaat semua stakeholder

Anda mungkin juga menyukai