Keadilan merupakan hal vital dalam ekonomi atau bisnis.
Karena keduanya sama-
Sama terkait dengan pembagian barang dan jasa yang terbatas pada semua orang. Baik ekonomi maupun keadilan sama-sama bertitik tolak dari terjadinya kelangkaan Atau keterbatasan. Karena kelangkaan perlu ekonomi dan karena kelangkaan pula Perlu pembagian distribusi secara adil. Jika barang berlimpah maka tidak perlu lagi Ada ekonomi dan juga tidak perlu keadilan. Semakin barang langka maka semakin Besar problem distiribusinya, dan semakin besar problem keadilan yang ditimbulkan. A. Hakikat Keadilan EKONOMI DAN KEADILAN Keadilan juga merupakan topik penting dalam etika. Karena sebagaimana Dikemukakan Bertens, “sulit sekali untuk dibayangkan orang atau instansi yang Berlaku etis tetapi tidak mempraktekkan keadilan atau bersikap tak acuh pada Ketidakadilan” (Bertens, 2000: 85). C. Keadilan pada hakikatnya adalah memberikan kepada setiap orang apa yang Menjadi haknya (to give everybody his own). Definisi ini popular pada masa roma Kuno sebagaimana diungkapkan oleh Celcus (175 M). Keadilan mempunyai tiga unsur hakiki : Pertama, keadilan selalu tertuju pada orang lain. Masalah keadilan hanya bisa timbul Dalam konteks antar manusia, dengan kata lain konteks keadilan kita selalu Berurusan dengan orang lain. B. Pembagian Keadilan Kedua, keadilan harus ditegakkan atau dilaksanakan. Keadilan tidak hanya Diharapkan atau dianjurkan tapi mengikat kita, sehingga kita mempunyai kewajiban. Dalam konteks keadilan kita selalu berurusan dengan hak orang lain. Ketiga, keadilan menuntut persamaan (equality ). Atas dasar keadilan kita harus Memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi haknya tanpa kecuali. 1. Pembagian Klasik Keadilan berdasarkan pada pembagian klasik ada tiga macam. a. Keadilan umum (general justice) Berdasarkan keadilan ini para anggota masyarakat diwajibkan untuk memberi Kepada masyarakat (negara) apa yang menjadi haknya. b. Keadilan distributif (distributive justice) Berdasarkan keadilan ini negara (pemerintah) harus membagi segalanya dengan Cara yang sama kepada para anggota masyarakat. Keadilan komutatif (commutative justice) Berdasarkan keadilan ini setiap orang harus memberikan kepada orang lain apa Yang menjadi haknya. Hal itu berlaku pada taraf individual maupun sosial. 2. Pembagian Pengarang Modern Menurut John Boatright dan Manuel Velasques, keadilan dibagi menjadi tiga : a. Keadilan Distributif (distributive justice) Benefits and burdens, hal-hal yang enak untuk didapat dan hal-hal yang menuntut Pengorbanan harus dibagi dengan adil. b. Keadilan Retributif (retributive justice) Berkaitan dengan terjadinya kesalahan. Hukuman atau denda yang diberikan Kepada orang yang bersalah harus bersifat adil. Ada tiga syarat yang harus dipenuhi supaya hukuman dapat dinilai adil, yaitu : Orang atau instansi yang dihukum harus tahu apa yang dilakukannya dan harus Dilakukannya dengan bebas. Harus dipastikan bahwa orang yang dihukum benar-benar melakukan perbuatan Yang salah dan kesalahannya harus dibuktikan dengan meyakinkan. Hukuman harus konsisten dan proporsional dengan pelanggaran yang dilakukan. C. Keadilan Kompensatoris (compensatory justice) Menyangkut juga kesalahan yang dilakukan, tetapi menurut aspek lain. Berdasarkan Keadilan ini orang mempunyai kewajiban moral untuk memberikan kompensasi atau Ganti rugi kepada orang atau instansi yang dirugikan. Kewajiban kompensasi akan berlaku jika terpenuhi tiga syarat : Tindakan yang mengakibatkan kerugian harus salah atau disebabkan kelalaian. Perbuatan seseorang harus sungguh-sungguh menyebabkan kerugian. Kerugian harus disebabkan oleh orang yang bebas. 3. Keadilan Individual dan Keadilan Social Dua macam keadilan ini berbeda, karena pelaksanaannya berbeda. Pelaksanaan Keadilan individual tergantung pada kemauan atau keputusan satu orang (atau bisa Juga beberapa orang) saja. Sedangkan palaksanaan keadilan sosial, satu orang Atau beberapa orang saja tidak berdaya. Pelaksanaan keadilan sosial tergantung Dari struktur-struktur masyarakat dibidang sosial ekonomi, politik budaya dan Sebagainya. Keadilan individual terlaksana bila hak-hak individual terpenuhi. Keadilan sosial terlaksana bila hak-hak sosial terpenuhi. Keadilan individual sering Dapat dilakukan secara sempurna, namun keadilan sosial tidak pernah dapat Dilakukan secara sempurna karena kompleksitas masyarakat modern. Keadilan sosial menjadi penting khususnya di negara berkembang dimana Kesenjangan tampak nyata di masyarakat. Kesenjangan antara masyarakat Kalangan atas dan masyarakat kalangan bawah. Kesenjangan seperti ini dapat Menimbulkan gejolak sosial, akibat ketidakadilan yang dirasakan oleh kalangan Bawah yang mayoritas. Keadilan sosial diperlukan untuk mempersempit atau Meminimalisir terjadinya kesenjangan antara masyarakat kalangan atas dan Masyarakat kalangan bawah. Dengan demikian, maka gejolak sosial bisa dihindari. D. Keadilan Distributif pada Khususnya Dalam teori etika modern sering disebut dua macam prinsip untuk keadilan Distributif: prinsip formal dan prinsip material. Prinsip formal hanya ada satu, yang Menyatakan bahwa kasus-kasus yang sama harus diperlakukan dengan cara yang Sama sedangkan kasus-kasus yang tidak sama boleh saja diperlakukan dengan Cara yang tidak sama (equals ought to be treated equally and unequals may be Treated unequally). Prinsip material keadilan distributif melengkapi prinsip formal. Prinsip material menunjuk pada salah satu aspek relevan yang bisa menjadi dasaruntuk membagi dengan adil hal-hal yang dicari oleh pelbagai orang. Menurut Beauchamp dan Bowie ada enam prinsip material. Keadilan distributif terwujud kalau setiap orang diberikan : Bagian yang sama Prinsip ini kita membagi dengan adil jika kita membagi rata: kepada semua orang yang berkepentingan diberi bagian yang sama. 2. Kebutuhan Prinsip ini menekankan bahwa kita berlaku adil jika kita membagi sesuai kebutuhan. 3. Hak Hak merupakan hal yang penting bagi keadilan pada umumnya, termasuk keadilan distributive. 4. Usaha Mereka yang mengeluarkan banyak usaha dan keringat untuk mencapai suatu tujuan pantas diperlakukan dengan cara lain daripada orang yang tidak berusaha. 5. Kontribusi kepada masyarakat Orang yang karena kontribusinya besar kepada masyarakat. 6. Jasa Jasa menjadi alasan untuk memberikan sesuatu kepada satu orang yang tidak diberikan kepada orang lain. Berdasarkan prinsip material tersebut, dibentuk tiga teori keadilan distributive : 1. Teori Egalitarianism Teori egalitarianisme berdasar atas prinsip yang pertama, bahwa kita baru membagi dengan adil bila semua orang mendapat bagian yang sama (equal). 2. Teori Sosialistis Teori sosialistis tentang keadilan distributif memilih prinsip kebutuhan sebagai dasarnya. Masyarakat diatur dengan adil jika kebutuhan semua warganya terpenuhi. 3. Teori Liberalistis Liberalisme menolak pembagian atas dasar kebutuhan sebagai tidak adil. Karena manusia adalah mahluk bebas, kita harus membagi menurut usaha-usaha bebas dari individu-individu bersangkutan. Yang tidak berusaha tidak mempunyai hak pula untuk memperoleh sesuatu. Dalam teori liberalisme tentang keadilan distributif digarisbawahi pentingnya dari prinsip hak, prinsip usaha, khususnya prinsip jasa atau prestasi. D. John Rawls Tentang Keadilan Distributive Menurut pandangan Rawls, yang harus dibagi dengan adil dalam masyarakat adalah the social primary goods (nilai-nilai social yang primer). Artinya hal-hal yang sangat dibutuhkan untuk bisa hidup pantas sebagai manusia dan warga masyarakat. Yang termasuk nilai-nilai sosial primer adalah kebebasan-kebebasan dasar, kebebasan bergerak dan kebebasan memilih profesi, kuasa dan keuntungan yang berkaitan dengan jabatan-jabatan dan posisi-posisi yang penuh tanggung jawab, pendapatan dan milik serta dasar-dasar sosial dari harga diri (self respect). Adapun prinsip-prinsip keadilan menurut Rawls : 1. Prisnsip pertama Kebebasan yang sedapat mungkin berlaku sama untuk semua. Contoh kebebasan Beragama. 2. Prinsip kedua a. Disebut prinsip perbedaan. Untuk mengatur masyarakat secara adil, tidak perlu semua orang mendapat hal-hal yang sama. Contoh: memberikan kursus ketrampilan hanya pada mereka yang miskin. Disebut prinsip persamaan peluang yang fair. Artinya, setiap orang harus mendapat Peluang yang sama dalam meraih sesuatu. b. E. Robert Nozick Tentang Keadilan Distributive Teorinya tentang keadilan distributive disebutnya “entitlement theory” atau landasan Hak. Menurutnya, memiliki sesuatu dengan adil jika pemilikan itu berasal dari Keputusan yang memiliki landasan hak. Ada tiga kemungkinan yang menelurkan tiga Prinsip : 1. Prinsip transfer (Principle of Transfer) Apapun yang diperoleh secara adil dapat ditransfer dengan bebas. 2. Prinsip perolehan awal yang adil (principle of just initial acquision) Penilaian tentang bagaimana orang pada awalnya sampai memiliki sesuatu yang Dapat ditransfer menurut prinsip pertama. 3. Prinsip pembetulan ketidakadilan (principle of rectification of injustice) Bagaimana berhubungan dengan pemilikan (holding) jika hal ini diperoleh atau Ditransfer melalui cara yang tidak adil.Nozick mengkritik pendapat Rawls sebagai Ahistoris dan memiliki pola yang ditentukan sebelumnya (patterned). Sementara Ketiga teori Nozick tersebut bersifat historis, karena tidak hanya mempertimbangkan Hasil tetapi juga memperhatikan proses. Rawls hanya melihat keadaan aktual dari Masyarakat yang minimal beruntung, tidak memperhatikan mengapa mereka sampai Terjerat dalam keadaan itu. Sebagai contoh, bisa saja seseorang menjadi miskin Karena malas atau bermain judi. Selanjutnya, menurut Nozick pola patterned hanya bisa dipakai pada keadaan awal, Ketika masing-masing orang ada dalam kondisi yang sama. Namun ketika situasi Sudah berbeda, dimana masing-masing orang memiliki kekayaan yang berbeda, Pola ini tidak dapat dilakukan. E. Keadilan Ekonomis Keadilan memiliki peran yang sangat penting dalam ekonomi dan bisnis. Karena Menyangkut barang yang diincar banyak orang untuk memiliki atau memakai. Dalam Sejarahnya, wacana keadilan ekonomi mengalami pasang surut. Pada zaman kuno Keadilan ekonomis mendapat tempat yang amat penting khususnya pada Aristoteles. Perhatian serupa juga tampak pada zaman pertengahan, khususnya Pada tokoh Thomas Aquinas. Keadilan dalam relasi-relasi ekonomis dianggap Sebagai sesuatu yang harus diusahakan, karena tidak terjadi secara otomatis. Pada Masa modern, keadilan ekonomis tidak mendapat perhatian hingga pada abad ke-19 Dan mencapai puncaknya pada abad ke-20. Ketidakadilan merupakan akibat ulah Manusia, oleh karenanya harus diperbaiki oleh manusia sendiri. Masyarakat tidak mungkin dikatakan well ordered (teratur dengan baik) kalau tidak Ada keadilan. Masyarakat yang makmur sekalipun belum dikatakan baik jika terjadi Ketidakadilan. Keadilan, sebagaimana kemakmuran merupakan tujuan yang dicita- Citakan dan terus-menerus diupayakan. Karena keadilan sosial tidak mungkin Mencapai kesempurnaan. Masyarakat bisa hidup dengan baik jika memberi tempat kepada nilai-nilai moral. Dan dalam konteks ekonomi dan bisnis salah satu nilai moral terpenting adalah Keadilan. LIBERALISME DAN SOSIALISME SEBAGAI PERJUANGAN MORAL 1. Tinjauan Historis 1.1. John Locke dan Milik Pribadi John Locke (1632-1704) diakui sebagai orang yang pertama kali mendasarkan teori Liberalisme tentang milik. Menurut Locke manusia mempunyai tiga “hak kodrat” (natural rights): “life, freedom, and property”. Yang paling penting adalah hak atas Milik kerena kehidupan dan kebebasan kita miliki juga. Manusia adalah tuan serta penguasa penuh atas kepribadiannya, tubuhnya, dan Tenaga kerja yang berasal dari tubuhnya. Dengan menambahkan pekerjaanya, Manusia membuat sesuatu menjadi miliknya sendiri. Bila sesuatu yang tidak bertuan Diolah oleh pekerjaan manusia, maka dengan itu ia menjadi pemiliknya. Tetapi ada Pembatasan bagi cara menjadi pemilik. Dari bahan tidak bertuan orang hanya boleh Mengambil sebanyak dapat dikonsumsi oleh orang itu sendiri (dan keluarga) Sehingga masih tertinggal cukup banyak dan sama baik mutunya untuk orang lain. Dengan adanya uang keadaan pemilikan berubah. Karena uang tidak bisa busuk, Alasan untuk membatasi milik yang disediakan oleh alam tidak berlaku lagi. Dengan Adanya uang milik dapat diakumulai sehingga manusia dapat mengumpulkan Kekayaan tanpa batas. Dalam pandangan Locke ini, sudah tampak beberapa ciri kapitalisme liberal yang Dengan tegas akan ditolak Karl Mark. Pertama, Locke mengandaikan begitu saja Bahwa pekerjaanpun harus diukur atas dasar nilai tukarnya, artinya sebagai Komoditas di pasaran. Kedua, Locke mengandaikan juga bahwa hasil kerja Karyawan menjadi milik sah dari pemilik tanah atau pemilik sarana produksi lain. 1.2. Adam Smith dan Pasar Bebas Smith (1723-1790) menjadi terkenal karena gigih membela pasar bebas di bidang Ekonomi. Ia memerangi apa yang disebut “merkantilisme” yang menandai Inggris Pada waktu itu: peraturan dan regulasi berlebihan tentang perdagangan yang Banyak dikeluarkan oleh pemerintah Inggris. Seperti Locke, Smith memandang Pekerjaan sebagai sumber hak milik. Karena itu ia melihat tenaga kerja sebagai “milik yang paling suci dan tidak boleh diganggu gugat”. Manusia secara khusus Memiliki produktivitas dari pekerjaannya, dan produktivitas kerja itulah yang Menghasilkan kemakmuran. Smith menggarisbawahi pentingnya pembagian kerja. Kegiatan ekonomis di pasar bukan saja menguntungkan bagi pihak-pihakyang Langsung terlibat di dalamnya, tetapi bermanfaat juga untuk masyarakat sebagai Keseluruhan. Smith menekankan bahwa dengan mengejar kepentingan diri masing- Masing dalam sistem pasar para anggota masyarakat mewujudkan kesejahteraan Umum yang paling besar. Menerima pasar bebas, Smith menerima juga kompetisis sebagai cara yg efisien Untuk mewujudkan kebebasan di bidang ekonomi. Tetapi supaya benar-benar Terwujud, kompetisi Dengan perlu ditandai persamaan (equality), artinya semua Peserta harus bisa berangkat dari posisi yang sama. 1.3. Marxisme dan kritiknya atas milik pribadi Marxisme merupakan ajaran social -ekonomi -politik yang sangat kompleks dan Tidak mudah untuk disingkatkan tanpa mengorbankan cukup banyak unsure yang Sebenarnya hakiki juga. Kita memandang Marxisme sebagai kritik atas teori Liberalisme tentang milik yang serentak, juga merupakan usaha untuk menyajikan Suatu alternative. Usaha tersebut meliputi dua aspek, yaitu: aspek ilmiah dan aspek Etis. Ilmu pengetahuan selalu berbicara tentang hokum-hukum tetap, dan atas hokum- Hukum itu dapat dilakukan prediksi, yang berartu kita dapat meramalkan apa yang Terjadi, jika beberapa syarat terpenuhi. Teori marxisme mempunyai sutu segi etis Juga. Inti kritik etis itu adalah paham “alienasi” atau “keterasingan”. Menurut Kodratnya manusia adalah makhluk yang bekerja, yang meliputi dua hal: di satu Pihak, ia menjadi manusia yang sungguh-sungguh dengan bekerja, ia sendiri Dihumanisasikan dengan mengolah alam kerena pekerjaannya, dan di lain pihak ia Menghumanisasikan alam dengan pekerjaanya, ian membuat alam bersahabat Dengan manusia. Mark dan Engels menekankan, sama sekali tidak memaksudkan dihapuskannya Milik pribadi yang diperlakukan dengan bekerja keras, seperti hasil kerja dari petani Kecil atau tukang. Mereka justru membela kaum kecil itu. Tetapi, kapitalisme sendiri Menghindarkan orang-orang kecil menikmati buah hasil dari kerja keras mereka. Kapital dihasilkan karena pekerjaan kita semua dalam masyarakat dan juga Memungkinkan kita semua untuk bekerja. Ciri kapitalisme yang paling jelek adalah Bahwa mereka mempekerjakan orang lain untuk memperkaya diri. Menurut Marxisme, lembaga milik pribadi pada dasrnya merupakan penindasan atau Eksploitasi kaum pekerja. 2. Pertengan dari Perdamaian antara Liberalisme dan Sosialisme Setelah mempelajari beberapa sumber filosofis untuk liberalism dan sosialisme, Sekarang kami ingin melukiskan liberalisme dan sosialisme sebagai dua ideology Yang untuk sebagian besar menentukan keadaan di bidang ekonomi-politik selama Abad ke-19 dan ke-20. Liberalisme menekankan hak untuk mempunyai milik pribadi Sebagai suatu kegiatan dasar bagi setiap manusia, sedangkan sosialisme menilai Masyarakat diatur tidak adil, terutama karena lembaga milik pribadi. 1. Liberalisme Inti pemikiran liberalism adalah tekanannya pada kebebasan Individual. Negara Harus menjaga agar warganya beserta miliknya dalam keadaan aman sehingga Tidak akan terjadi tindakan yang meresahkan masyarakat, seperti perampokan atau Pencurian. Selain itu, Negara member kesempatan seluas-luasnya kepada Warganya untuk menjalankan kebebasannya sendiri. Di bidang ekonomi pun, Liberalism mrngagungkan kebebasan pribadi. Keadaan ekonomi pali baik akan Tercapai bila mekanisme pasar dapat menentukan semua hal: harga jual, besarnya Gaji, kesempatan kerja, volume produksi, dan lain-lain. Liberalisme yang murni atau tanpa campur tangan Negara, tentu belum pernah Terwujud sepanjang sejarah. Pda abad ke-19 Inggris menjadi Negara adikuasa yang Paling penting di dunia. William Gladstone(1809-1898) sebagai Perdana Menteri Sampai empat kali memimpin cabinet berhaluan liberal. Kemudian Inggris dan Negara-negara modern lain juga, campur tangan Negara dalam urusan ekonomi Semakin bertambah, khususnya sesudah resesi tahun 1930-an, krisis ekonomi Paling dahsyat yang pernah dialami dunia. 2. Sosisalisme Sebaiknya sosialisme dilihat sebagai reaksi atas ketidakberesan dalam masyarakat Yang disebabkan oleh liberalisme. Bentuk sosialisme yang dianggap penting : 1. Sosialisme Komunitis Sosialisme Komunitis atau komunisme menolak milik pribadi. Menurut mereka, milik Pribadi harus menjadi milik bersama atau milik kolektif. Misalnya, komunisme tidak Berkeberatan bila orang mempunyai rumah sendiri dan pekarangan dimana Dihasilkan buah-buahan dan sayur-sayuran untuk pemakaian pribadi bersama Dengan keluarga dan kenalan. Yang tidak boleh jadi milik pribadi adalah pabrik dan Tanah. Akhirnya, kapital atau modal juga tidak boleh menjadi milik pribadi sebab Yang memiliki modal dapat juga menjadi pemilik pabrik dan tanah. Tinggal ia Membeli pabrik atau tanah, atau membangun pabrik baru dengan uangnya. Dengan Amat tepat system ekonomi komunitas sering disebut planned economy,”ekonomi Berencana”. Di negara-negara komunis, ekonomi direncanakan dengan ketat dari Atas harga jual, besarnya gaji dan upah, volume produksi, dan semua factor Ekonomi lain dikomando oleh pemerintah. Bleh dibilang, ekonomi komunistis Merupakan kebalikan dari system ekonomi pasar bebas. 2. Sosialisme Demokratis Sosialisme demokratis juga menempatkan masyarakat di atas individu. Tetapi, Berbeda dengan komunisme, mereka tidak bersedia mengorbankan sistem Pemerintahan demokratis mereka anggap sebagai sebuah perolehan modern yang Sangat berharga. Karena itu, mereka ingin mewujudkan cita-cita sosialitas melalui Jalan demokratis. Contoh terkemuka adalah Labour Party di Inggris. Partai sosialis Ikut dalam pemlihan umum. Jika menang, mereka membentuk kabinet yang Mengatur politik dan ekonom menurut cita-cita sosialistis. Salah satu program pokok bagi pemerintah sosialistis adalah nasionalisasi industri Yang penting, di satu pihak industri dasar, seperti pabrik baja, bahan kimia, semen, Pupuk buatan dan sebagainya, artinya industri yang dibutuhkan oleh industri lain, Dan di lain pihak industri lain yang mengusai hajat hidup orang banyak, seperti Telekomunikasi, energi, transportasi, dan sebagainya. Nasionalisasi adalah kebalikan Dari privatisasi. 9 Usaha sosialisme demokratis antara lain : 1. Memperbaiki kesejahteraan kaum pekerja melalui perundangan-undangan Social. 2. Kesehjateraan dan keselamatan kerja ditingkatkan. 3. Ditentukan syarat-syarat untuk memberhentikan para pekerja. 4. Dibangun sistem jaminan sosial untuk mereka yang suda tidak bisa bekerja Lagi karena sakit atau sudah tua. 5. Ditetapkan upah minimum. 1. Kekuatan dan Kelemahan ~ Kekuatan Liberalisme adalah bahwa milik pribadi diakui sebagai cara penting Untuk mewujudkan kebebasan pribadi. Kita semua menyetujui, kebebasan Merupakan suatu nilai sangat hakiki bagi manusia. ~ Kelemahan Liberalisme adalah bahwa mereka kurang memperhatikan nasib kaum Miskin dan orang yang kurang beruntung dalam perjuangan hidup, seperti kaum Buruh dalam masyarakat berindustri. Kalau dirumuskan agak ekstrem, bagi Liberalism miskin sama dengan malas. Sosialisme mempunyai kekuatan yaitu mereka menemukan dimensi transindividual Dari milik. Milik selalu mempunyai suatu fungsi sosial dan tidak pernah boleh dibatasi Pada kepentingan pribadi saja. Sosialisme juga mempunyai kelemahan yang terasa cukup besar bahkan menjadi Fatal untuk sistem pemerintahan sosialistis. Ekonomi yang dijalankan menurut Pandangan sosialisme demokratis memiliki nasib yang sama. 3. Menuju Perdamaian Liberalisme dan sosialisme dapat dilihat sebagai dua ideologi antagonis yang Berjuang merebut hegemoni di panggung politik-ekonomi selama kira-kira satu Setengah abad. Pada saat sekarang dua ideologi ini tampaknya mencapai titik Perdamaian. Saat pergantian abad sekarang, liberalisme dan sosialisme dua- duanya Gagal dan serentak juga berhasil, dua-duanya kalah dan serentak juga menang. Situasi ini mencuat di negara-negara industri di mana pertentangan historis antara Liberalisme dan sosialisme berlangsung sekian lama. Sosialisme gagal karena harus Mengakui keunggulan sistem ekonomi pasar bebas. Sosialisme demokratis belum mati, tetapi mengalami banyak kesulitan dan Sebenarnya kehilangan arah. Di negara-negara industri, serikat-serikat buruh dalam Keadaan lesu dan jumlah anggota mereka menurun drastis. Salah satu sebab utama Adalah bahwa cita-cita kaum buruh sebagian besar sudah tercapai. Sosialisme berhasil karena negara-negara industri modern sudah menjadi welfare State atau negara kesejahteraan. Dengan welfare state dimaksudkan negara- negara Memasang sebuah social safety net atau jaring pengaman sosial. Negara Kesejahteraan mewujudkan sebuah gagasan etis yang selalu sudah menggerakkan Sosialisme, yaitu perhatian kaum buruh dan mereka yang kecil dan sial dalam Perjuangan hidup. Karena itu, negara kesejahteraan bisa dilihat sebagai Keberhasilan sosialisme demokratis. Sistem welfare state didasarkan atas solidaritas Antara angkatan kerja dan mereka yang tidak bisa bekerja (lagi) karena saklt, Menganggur atau sudah tua. Sistem negara kesejahteraan bisa dilihat sebagai koreksian sosial atas akibat- akibat Negatif ekonomi pasar bebas, seperti misalnya pengangguran mendadak. *Kesulitan terbesar yang mengancam kelangsungan negara kesejahteraan adalah Pembiayaannya.Jumlah orang tua bertambah besar dan umur mereka semakin Tinggi. Mereka yang tidak bekerja berjumlah semakin besar dan jaminan sosial Mereka harus di bayar dengan premi sosial dari angkatan kerja yang semakin kecil Jumlahnya.Premi sosial yang semakin tinggi akan mengakibatkan pekerjaan menjadi Terlalu mahal. Hal itu akan mendorong naik angka pengangguran. *Kelemahan lain adalah bahwa sistem negara kesejahteraan mudah disalah Gunakan. Banyak karyawan pura-pura sakit dan gaji mereka dibayar terus. Tentu saja selalu ada kontrol,tetapi menjalankan kontrol yang lebih efektif dan Intensif dengan menambahinspektur sosial akan berarti juga membuat sistem Menjadi lebih mahal lagi. Dengan adanya welfare state dalam liberalisme ,campur Tangan negara dalam bidang sospol dimana seluruh sisten jaminan sosial Direncanakan dan diselenggarakan oleh negara. Kemenangan liberalisme yaitu Diakuinya keunggulan sisten ekonomi pasar. Sosialisme sistem ekonomi pasar bebas Liberalisme welfare state 4. Kapitalisme dan Demokratisasi Ideologi di belakang kapitalisme adalah leberalisme, yang dapat menjelaskan 3 Unsur hakikinya lembaga milik pribadi,pencarian untung,dan dimanfaatkan Kompetisi dalam sistem ekonomi pasar bebas. Melalui cara berproduks Industri,modal untuk memperoleh laba sebesar-besarnya yang kemudian di Investasikan lagi dalam usaha produktif sehingga dapat menghasilkan kekayaan Yang lebih besar. Mempelajari keberhasilan negara-negara industri barat, sulit untuk disangkal bahwa Demokrasi dapat berfungsi sebagai koreksian antas segi-sei negatif dari kuasa Ekonomis yang terwujud dalam kapitalisme. Kapitalisme mengakibatkan Ketidaksamaan sedangkan demokrasi cenderung memajukan persamaan. Fenomena demokratisasi yang di jalankan secara kapitalis di negara-negara industri : 1. Sistem pemerintahan demokratis berhasil mengoreksi beberapa akses Kapitalisme.contoh, terbentuknya welfare state yang dihasilkan oleh Perjuangan demokratis menyebabkan pengangguran atau penyakit Mendadak tidak akan lagi mencelakakan para pekerja. Demokrasi merupakan Jaminan paling baik untuk mengimbangi keserakahan ekonomi yang bersedia Mengirbankan apa saja,termasuk juga lingkungan hidup dan generasi- Generasi yang akan datang. 2. Antagonisme abtara kelas-kelas ,dalam sistem pemerintahan demokratis Cukup teratasi. Kaum majikan tidak lagi berpolarisasi dngan kaum majikan Karena mereka menyadari banyak kepentingan bersama. 3. Pemilikan sarana produksi semakin merata Di Negara-negara Eropa barat lainnya dan juga di Amerika Serikat kita menyaksikan Gejala yang sama. Saham-saham menjadi semakim milik masyarakat. Dengan Demikian, wajah kapitalisme berubah radikal dan berbeda jauh dengan gambaran Yang dilukiskan dulu oleh Karl Marx. Salah satu kritik mendasar atas kebijakan Pemerintah Margaret Thatcher adalah bahwa golongan miskin tidak sempat Berpartisipasi dalam kemajuan ekonomi yang menyeluruh. Perbedaan pendapatan Dan perbedaan kekayaan masih menandai banyak Negara kapitalistis, khususnya Amerika Serikat. Rupanya demokrasi merupakan jalan terbaik untuk mewujudkan Pemerataan pendapatn dan kekayaan itu. Solidaritas merupakan prinsip lain lagi Yang tidak kalah pentingnya. 4. Etika Pasar Bebas David Gauthiar pernah mengemukakan pendapat bahwa pasar yang sempurna tidak Membutuhkan moralitas. Denagn pasar sempurna dimaksudkan pasar dimana Kompetisi berjalan dengan sempurna. Mekanisme pasar berjalan dengan sendirinya. Semua orang mengambil keputusan rasional yang selalu cocok dengan keputusan Rasional yang tepat dari orang lain. Moralitas baru di parlukan bila pasar gagal atau Mempunyai kekurangan-kekuragan. Salah satu alasan yang penting kompetisi pasar tidak pernah sempurna adalah Bahwa bidang ekonomi selalu bisa ditemukan apa yang oleh para ekonom disebut Externalities. Alasan lain mengapa kompetisi dalam pasar tidak sempurna adalah Bahwa tidak semua orang menduduki tempat yang sama agar dapt memainkan Perannya masing-masing. Sistem pasar bebas yang bisa dijalankan sekarang tetap merupakan system Ekonomi yang paling unggul, karena menjamin efisiensi ekonomi dengan cara paling Memuaskan. Pentingnya etika tampak dalam dua segi. Pertama, dari segi keadilan social, supay Kepada semua peserta dalam kompetisi di pasar diberikan kesempatan yang sama. Kedua, sebagaimana lazimnya dalam etika,tuntutan moral inibisa dirumuskan Dengan cara positif dan negative. Sifat fair merupakan tuntutan etis yang menandai kompetisi dalam konteks olahraga Maupun bisnis. Kompetisi dalam olah raga sering disebut zero sum, yang artinya jika Yang satu menang, yang lainnya kalah. Dalam bisnis kadang-kadang juga tarjadi Begitu, contohnya adlah tender. Pemenang tender hanya bisa satu orang atau Perusahaan. Dalam konteks kompetisi tidak brtentangan dengan kerjasama. Kompetisi pasti bertentangan dengfan monopoli atau oligopoly, tetapi tidak dengan Kerelaan atau bekerjasama denagan pihak lain. Sebaliknya kompetisi dalam bisnis Menuntut adanya kerjasama. Karena itu, dalam bisnis, mutual benefit sering menjadi Suatu nilai etis yang khusus: kedua balah pihak memperoleh manfaat dengan Kegiatan bisnis. Orang yang terjun ke pasar bebas dengan sndirinya harus menyetujui aturan- aturan Main yang berlaku disitu. Hal itu memunyai implikasi yang kadang-kadang sungguh Tidak menyenangkan. Jika ia tidak berhasil memprodksi dengan efisien, bisa saja Perusahaannya tidak bertahan hidup Dinamika pasar bebas mengakibatkan bahwa pebisnis tidak pernah akan tenang dan selalu siap menghadapi perubahan. Perusahaan-perusahaan kecil dan menengah mempunyai fleksibilitas lebih besar sehingga dapat lebih mudah menanggapi situasi pasar yang berubah. Tetapi, bagaimanapun juga, restrukturisasi selalau akan mengakibatkan korban jatuh. Krena itu, pemeintah negara bersangkutan menyiapkan jarring pengaman sosialnya dan tindakan-tindakan korektif lain untuk mengimbangi efek-efek negative. Keuntungan Sebagai Tujuan Perusahaan Kuntungan termasuk definisi bisnis. Sebab, apa itu bisnis? Frngan cara sederhana atapi cuup jelas, bisnis sering dilakukan sebagai "to provide product or sevices for profit". Tidak bisa dikatakan juga bahwa setiap kegiatan ekonomis menghasilkan keuntungan. Keuntungan atau profit baru muncul dengan kegiatan ekonomi yang memakai sistem keuntungan. Profit selalu berkaitan dengan kegiatan ekonomi, dimana kedua belah pihak menggunakan uang. Karena hubungan dengan uang itu, perolehan profit secara khusus berlangsung dalam konteks kapitalisme. Keterkeikatan dengan keuntungan itu merupakan suatu alas an khusus mengapa bisnis selalu ekstra rawan dari sudut pandang etika. Tentu saja, organisasi yang non for profit pun pasti sewakt waktu berurusan dengan etika. 1. Maksimalisasi keuntungan sebagai cita-cita kapitalisme liberal Profit maximimization atau maksimalisasi keuntungan merupakan tema penting dalam ilmu manajemen ekonomi. Kalau memaksimalkan keuntungan menjadi satu- satunya tujuan perusahaan, dengan sendirinya akan timbul keadaan yang tidak etis. Jika keuntungan menjadi satu- satunya tujuan itu, semua karyawan dikerahkan dan dimanfatkan demi tercapainya tujuan itu, termasuk juga karyawan yang bekerja dalam perusahaan. Akan tetapi memperalat karyawan karena alasan apa saja berarti tidak menghormati mereka sebagai manusia. Studi sejarah menunjukan bahwa maksimalisasi keuntungan sebagai tujuan usaha ekonomi memang bisa membawa akibat kurang etis. 2. Masalah pekerja anak Tidak perlu diragukan, pekerja yang dilakukan oleh anak (child labor) merupakan topic dengan banyak implikasi etis, tetai masalah ini sekaligus juga sangat kompleks, karena faktor-faktor ekonomis di sini dengan dengan aneka macam cara bercampur baur dengan faktor-faktor budaya dan social. Dalam Convention on the Right of the Child yang diterima dalam siding umum PBB pada 1989 siserahkan pada masing-masing Negara anggota untuk menetapkan usia minimum atau usia rata-rata minimum untuk dapat memasuki lapangan kerja" [Pasal 32,2(a)]. Yang dianggap pekerjaan yang dilakukan anak dianggap tidak etis karena pertama, adalah pekerjaan itu melanggar hak para anak. Anak itu belum dewasa karena itu harus diperlakukan begitu pula. Karena belum dewasa, seorang anak juga belum bebas atau sanggup menjalankan kebebasannya. Lagipula, anak yang bekerja tidak mendapat pendidikan di sekolah dan karena itu mereka dirugikan untuk seumur hidup. Oleh sebab itu pekerjaan yang dilakukan oleh anak melangar juga hak anak, karena mengekploitasi tenaga mereka. Alasan kedua menegaskan bahwa memperkejakan anak merupakan cara berbisnis yang tidak fair. Sebab, dengan cara itu pebisnis berusaha menekan biaya produksi dan dengan melibatkan diri dalam kompetisi kurang fair terhadap rekan-rekan pebisnis yang tidak mau menggunakan tenaga anak, karena menganggap hal itu cara berproduksi yang tidak etis. Bagaimana cara kita mengatasi masalah tersebut? Yang pertama: kesadaran dan aksi dari pihak public konsumen. kedua adalah kode etik yang dibuat dan ditegakkan juga oleh perusahaan dimana antara lain ditegaskan bahwa perusahaan tidak akan mengijinkan produknya dibuat dengan memanfaatkan tenaga anak di bawah umur. Yang ketiha melengkapi garmen atau produk lain dengan No Sweat Label, yang menjamin produk itu tidak dibuat dengan menggunakan tenaga anaka atau dengan kondisi kerja yang tidak pantas. 3. Relativasi keuntungan Tidak bisa disangkal, pertimbangan etis mau tidak mau membatasi peranan keuntungan dalam bisnis. Seandainya keuntungan merupakan faktor satu- satunya yang menentukan sukses dalam bisnis, perdagangan heroin, kokain, atau obat terlarang lainnya harus dianggap sebagai good business, karena sempat membawa untung yang sangat banyak. Bisnis menjadi tidak etis, kalau perolehan untung dimutlakkan dan segi moral dikesampingkan. Di satu pihak perlu diakui, bisnis tanpa tujuan profit bukan bisnis lagi. Dengan demikian dan banyak cara lain lagi dapat dijelaskan relativitas keuntungan dalam usaha bisnis. Tetapi, bagaimanapun juga, keuntungan dalam bisnis tetap perlu. Hanya tidak bisa dikatakan lagi bahwa maksimalisasi keuntungan merupakan tujuan bisnis atau profit merupakan satu-satunya tujuan bagi bisnis. Beberapa cara lain lagi untuk melukiskan relativitas keuntungan dalam bisnis, sambil tidak mengabaikan perlunya adalah sebagai berikut : a. Keuntungan merupak tolak ukur untuk menilai kesehatan perusahaan atau efisiensi manajemen dalam perusahaan; b. Keuntungan adalah pertanda yang menunjukaan bahwa produk atau jasanya dihargai oleh masyarakat; C. d. Keuntungan dalah cambuk untuk meningkatkan usaha; Keuntungan merupakan syarat kelangsungan perusahaan; Keuntungan mengimbangi risiki dalam perusahaan. e. 4. Manfaat bagi stakeholder Yang dimaksud stakeholders adalah orang atau instansi yang berkepentingan dengan suatu bisnis atau perusahaan. Dalam bahasa Indonesia kini sering dipakai terjemahan "pihak yang berkepentingan" Stakeholder adalah semua pihak yang berkepntingan yang berkepentingan dengan kegiatan suatu perusahaan. Stockholder tentu termasuk Stockholders. Kadang-kadang stakeholders dbagi lagi atas pihak berkepentingan internal dan eksternal. Pihak berkepentingan internal adalah "orang dalam" dari suatu perusahaan: orang atau instansi yang secara langsung terlibat dalam kegiatan perusahaan, seperti pemegang saham, manajer, dan karyawan. Pihak berkepentingan eksternal adalah "orang luar" dari suatu perusahaan: orang yang tidak secara langsung terlibat dalam kegiatan perusahaan, seperti para konsumen, masyarakat, pemerintah lingkungan hidup. Paham stakeholders ini membuka perspektif baru untuk mendekati masalah tujuan perusahaan. Kita bisa mengatakan bahwa tujuan perusahaan adalah manfaat semua stakeholder
Pengambilan keputusan dalam 4 langkah: Strategi dan langkah operasional untuk pengambilan keputusan dan pilihan yang efektif dalam konteks yang tidak pasti