Anda di halaman 1dari 23

JOHN RAWLS:

TEORI KEADILAN

FA H R U D D I N FA I Z
JUSTICE IS THE FIRST VIRTUE OF
SOCIAL INSTITUTIONS, AS TRUTH IS OF
SYSTEMS OF THOUGHT. A THEORY
HOWEVER ELEGANT AND ECONOMICAL
MUST BE REJECTED OR REVISED IF IT IS
UNTRUE; LIKEWISE LAWS AND
INSTITUTIONS NO MATTER HOW
EFFICIENT AND WELL-ARRANGED MUST
BE REFORMED OR ABOLISHED IF THEY
ARE UNJUST.
DASAR TEORI

 LIBERALISME
 TEORI KONTRAK SOSIAL
 UTILITARIANISME
 INTUISIONISME
 Sebagai alternatif, baik atas utilitarianisme maupun
intuisionisme, Rawls beranggapan bahwa teori keadilan yang
dirumuskannya lebih ungggul dari keduanya karena bertitik-
tolak dari sebuah justifikasi yang ia sebut sebagai “ekuilibrium
reflektif” (reflective equilibrium), yakni titik-temu antara
keyakinan intuitif dan konstruksi teoritis.
 Pada satu sisi, dapat memenuhi suatu keyakinan intuitif
berupa rasa keadilan (sense of justice); serta di lain sisi,
berifat rasional karena didasarkan pada sebuah argumen
teoritik berupa argumen kontrak sosial dalam rumusan “posisi
asal” (original position).

REFLECTIVE EQUILIBRIUM
RANAH KEADILAN
• Bidang utama prinsip keadilan: struktur dasar masyarakat
(basic structure of society) yang meliputi institusi sosial, politik,
hukum, ekonomi, karena struktur institusi itu mempunyai
pengaruh mendasar terhadap prospek kehidupan individu.
• Prinsip keadilan haruslah berdasar pada asas hak, bukan
manfaat. Jika asas manfaat yang menjadi dasar maka ia akan
mengabaikan prosedur yang fair:
• Prinsip keadilan yang berdasarkan pada asas hak akan
melahirkan prosedur yang fair karena berdasar pada hak-hak
(individu) yang tak boleh dilanggar.
The natural distribution is neither just nor
unjust; nor is it unjust that persons are
born into society at some particular
position. These are simply natural facts.
What is just and unjust is the way that
institutions deal with these facts.
JUSTICE AS FAIRNESS
• Rawls mengemas teorinya dalam konsep justice as fairness, bukan karena ia
mengartikan keadilan sama dengan fairness, tapi karena dalam konsep itu
terkandung gagasan bahwa prinsip-prinsip keadilan bagi struktur dasar
masyarakat merupakan objek persetujuan asal dalam posisi simetris dan fair.
• Suatu masyarakat tertata benar (well-ordered) apabila tidak hanya dirancang
untuk memajukan nilai yang-baik (the good) warganya, melainkan apabila
dikendalikan secara efektif oleh konsepsi publik mengenai keadilan, yaitu:
• Setiap orang menerima dan tahu bahwa yang lain juga menerima prinsip keadilan yang
sama, dan
• Institusi-institusi sosial dasar umumnya puas dan diketahui dipuaskan oleh prinsip-
prinsip ini.
PRASYARAT KERJASAMA DEMI
KEADILAN
• Pertama, anggota masyarakat tidak memandang tatanan sosial masyarakat tidak berubah.
Masyarakat harus menuju keadilan, sehingga masyarakat terbuka pada perubahan,
terutama perubahan struktur sosial.
• Kedua, kerjasama dibedakan dengan aktifitas yang terkoordinasi (coordinated activity):
1. Kerjasama berpijak pada keadilan sedangkan coordinated activity berpijak pada efektifitas/ efisiensi.
2. Dalam Kerjasama aturan dibuat untuk mengatur anggota-anggotanya (mengikat, mengatur kepentingan-
kepentingan anggota), sedangkan dalam coordinated activity aturan dibuat untuk kepentingan yang
membuat aturan.
3. Dalam kerjasama harus sah secara publik (harus disepakati oleh partisipan) sedangkan dalam
coordinated activity tidak ada organisasi, aturan tidak harus sah secara publik
• Ketiga, gagasan kerjasama yang fair mengandaikan kebaikan akan keuntungan partisipan (partisipan
punya gagasan sendiri dan bertemu dengan gagasan lainnya dengan cara rasionalitas) bukan masing-
masing pihak melepaskan kepentingan tapi masing-masing ingin punya keuntungan yang rasional
• Karena ingin mendapatkan untung maka ada kerjasama, kalau saling mengalah tidak akan tercapai
kerjasama.
• Resiprositas dalam kerjasama yang Fair mempunyai arti bukan meninggalkan kepentingan pribadi untuk
kepentingan bersama dan juga bukan merumuskan aturan berdasarkan kekinian dan ekspektasinya.
JUSTICE AS FAIRNESS

• Rawls mengemas teorinya dalam konsep justice as fairness, bukan karena ia


mengartikan keadilan sama dengan fairness, tapi karena prinsip-prinsip
keadilan bagi struktur dasar masyarakat merupakan objek persetujuan
dalam posisi simetris dan fair.
• Suatu masyarakat tertata benar (well-ordered) apabila tidak hanya
dirancang untuk memajukan nilai yang-baik (the good) warganya, melainkan
apabila dikendalikan secara efektif oleh konsepsi publik mengenai keadilan,
yaitu: (1) setiap orang menerima dan tahu bahwa yang lain juga menerima
prinsip keadilan yang sama, dan (2) institusi-institusi sosial dasar umumnya
puas dan diketahui dipuaskan oleh prinsip-prinsip ini.
PRINSIP-PRINSIP KEADILAN
1. PRINSIP KEBEBASAN DASAR YANG SAMA (EQUAL LIBERTY):
Setiap orang mempunyai hak yang sama atas kebebasan-kebebasan
dasar yang paling luas yang dapat dicocokkan dengan kebebasan-
kebebasan yang sejenis untuk semua orang
• Ketidaksamaan-ketidaksamaan sosial dan ekonomi ditata sedemikian
rupa sehingga:
2. PRINSIP KESAMAAN KESEMPATAN YANG ADIL (EQUAL OPPORTUNITY)
Posisi-posisi dan jabatan-jabatan terbuka bagi semua di bawah syarat
kesamaan kesempatan yang fair.
3. PRINSIP PERBEDAAN (EQUAL DISTRIBUTION) Paling menguntungkan
bagi yang paling tertinggal)
EQUAL LIBERTY PRINSIPLE
• Kemerdekaan berpolitik (political of liberty),
• Kebebasan berpendapat dan mengemukakan ekspresi (freedom
of speech and expression),
• Kebebasan personal (liberty of conscience and though).
• Kebebasan untuk memiliki kekayaan (freedom to hold property)
• Kebebasan dari tindakan sewenang-wenang.
PRINSIP
KETIDAKSAMAAN/PERBEDAA
N
Ada satu pabrik sepatu dengan lima pekerja, masing-masing digaji
10000 per-tahun. Salah satu dari pekerja ini mendapat tugas yang
agak sulit, membutuhkan skill khusus dan membutuhkan waktu
lebih lama untuk selesai. Demi kelancaran proses kerja yang lain,
pekerja khusus ini ditambah gajinya menjadi 13.000 pertahun.
Akhirnya penghasilan perusahaan sekarang menjadi 60000
pertahun, masih tersisa ‘surplus’ 7000 (setelah dipotong 5
pekerja). Surplus ini kemudian bisa dibagikan lagi di antara empat
pekerja lainnya sehingga upah mereka naik lagi menjadi 11.750.
LEXICAL ORDER

 Seluruh prinsipkeadilan Rawls dihadirkan di dalam lexical order. Artinya


seluruh prinsip ditata dan dikelola sesuai urutannya. Prinsip kebebasan
dasar yang sama harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum prinsip kedua
dilibatkan dan prinsip kesamaan kesempatan yang adil harus dipenuhi
sebelum prinsip perbedaan dijalankan.
 Meski keadilan sosial harus didasarkan pada prinsip kesamaan—kesamaan
kemerdekaan, kesamaan distribusi, kesamaan kesempatan—tapi
kesamaan kemerdekaan (equal liberty) diprioritaskan atas, atau
mendahului, prinsip kesamaan yang lain (equal opportunity, equal
distribution, dll).
“Properly understood, then, the desire to
act justly derives in part from the desire
to express most fully what we are or can
be, namely free and equal rational beings
with the liberty to choose”
ORIGINAL POSITION
• Situasi yang sama dan setara antara tiap-tiap orang di dalam masyarakat
• Tidak ada pihak yang memiliki posisi lebih tinggi antara satu dengan yang lainnya.
• Pada keadaan ini orang-orang dapat melakukan kesepakatan dengan pihak lainnya secara seimbang.
• Ada tiga ciri dasar posisi asali: rasionalitas (rationalitiy), kebebasan (freedom), dan kesetaraan (equality).
Ketiga ciri dasar tersebut memerlukan dua hal: pertama, selubung ketidaktahuan (veil of ignorance), dan
kedua, sikap saling tak memihak-berkepentingan (mutually disinterested attitude).
• Di dalam Original Position, masyarakat memiliki dua tugas penting yang harus diselesaikan: Pertama
adalah memilih prinsip-prinsip yang akan mengatur struktur dasar masyarakat. Kedua adalah memilih
prinsip-prinsip untuk diterapkan pada individu.
• Untuk melaksanakan tugas ini ada dua syarat: Pertama, mereka adalah individu yang setara. Kedua
mereka diselubungi ketidaktahuan akan kedudukan sosialnya, sukunya, konsepsi kebaikannya,
keturunannya, kondisi khusus nya, kemampuannya, atau kemampuannya (veil of ignorance)
VEIL OF IGNORANCE
Orang-orang yang melakukan kontrak dalam original position itu bukanlah
merupakan wakil-wakil warga dari garis keluarga dan dari generasi yang sama. Mereka
adalah orang-orang rasional, insan moral, yang bebas dan sederajat. Namun demikian,
tidak boleh dilupakan bahwa meski merupakan kerja sama, bagaimanapun masyarakat
ditandai oleh konflik kepentingan yang berbeda-beda. Jika dibiarkan begitu saja, sulit
dibayangkan mereka akan mencapai persetujuan apapun karena selalu dihalangi oleh
benturan kepentingan masing-masing. Jadi, apa yang harus dilakukan agar kontrak atau
persetujuan dapat dilakukan?
Rawls: isolasikan mereka dari dari segala informasi dengan mengandaikan bahwa
mereka berada di balik “cadar ketidaktahuan” atau apa yang disebut dengan veil of
ignorence. Di balik “cadar” tersebut, dibayangkan mereka yang berkumpul dalam posisi
awal itu dibebaskan dari segala kontingensi sosial dan kodrati, dibersihkan dari segala
unsur yang menyebabkan persetujuan tidak bisa dibuat (karena perbedaan informasi
mengenai yang diketahui dan yang tidak diketahui, status, motivasi dan tujuan
berkumpul, rasionalitas).
KRITERIA PRINSIP KEADILAN

 Prinsip itu haruslah umum bentuknya,


 Universal aplikasinya,
 Diakui secara publik,
 Berurutan secara leksikal,
 Rujukan terakhir bagi klaim-klaim person moral.
STRATEGI MENYUSUN PRINSIP
KEADILAN
 “rasionalitas asas maximin”(“dapatkan maksimum pada keadaan
minimun”)
 RASIONALITAS: Meskipun berada dalam veil of ignorence, mereka
yang terlibat dalam kontrak bukanlah orang-orang yang kehilangan
rasionalitas serta masih mempunyai perangkat preferensi yang
koheren di antara pilihan-pilihan yang terbuka buat mereka. Dengan
kata lain, mereka mengetahui bagaimana mengurutkan pilihan-
pilihan, serta tahu bahwa mereka harus melindungi kemerdekaan,
meluaskan kesempatan, meningkatkan cara guna memajukan
tujuan-tujuan. Misalnya, adalah rasional bahwa mereka tidak akan
mengusulkan memberi hak-hak istimewa karena alasan etnis atau
asal kelahiran karena mereka tidak mengetahui apakah mereka
kelak akan menjadi bagian dari kelompok yang diuntungkan atau
justru dirugikan oleh adanya hak-hak istimewa tersebut.
STRATEGI MENYUSUN PRINSIP
KEADILAN
Berdasarkan asas rasionalitas dalam memilih tersebut, akan ditemukan prinsip Maximin :
“dapatkan maksimum pada keadaan minimun”.

KELAS SOSIAL
PILIHAN A B C

1 -7 9 12
2 -8 7 14
3 5 6 8
“AN INJUSTICE IS TOLERABLE ONLY WHEN IT IS
NECESSARY TO AVOID AN EVEN GREATER INJUSTICE”
MANY OF OUR MOST SERIOUS CONFLICTS ARE
CONFLICTS WITHIN OURSELVES. THOSE WHO
SUPPOSE THEIR JUDGEMENTS ARE ALWAYS
CONSISTENT ARE UNREFLECTIVE OR DOGMATIC.
An intolerant sect has no right
to complain when it is denied
an equal liberty. ... A person’s
right to complain is limited to
principles he acknowledges
himself.

Anda mungkin juga menyukai